TINJAUAN PUSTAKA
perhatikan karena, pada lapis dasar (subgrade) pada pada jalan sangat
diatasnya anatara lain lapis pondasi bawah (subbase course), lapisan sub base
(surface) dan yang terdapat pula bagian sisi kiri dan sisi kanan bagian jalan
(Sukirman,1999).
Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA) adalah campuran yang terdiri
dari agregat, asbuton butir, bahan peremaja dan bahan tambah lain yang
14
15
secara dingin dan panas. Pemadatan dilakukan pada suhu 30°C, 60°C, 90°C,
120°C, dan 150°C. Diperoleh hasil, kadar aspal residu optimum 7 %; suhu
3.0)%, yang lebih rendah dari spesifikasi. CPHMA yang dipadatkan pada
yang tidak memiliki AMP. Saat ini telah beredar di pasaran produk asbuton
campuran panas hampar dingin (cold paving hot mix asbuton), yang terdiri
dari agregat, asbuton butir, bahan peremaja dan bahan tambah lain bila
Sehingga produk ini juga bisa menjadi alternatif pilihan terutama untuk
tarik belah asbuton campuran panas hampar dingin (CPHMA) dengan LGA
sebagai bahan pengikat dan tambahan bahan peremaja dingin. Hasil dari
penelitan ini menunjukkan bahwa CPHMA memiliki rata-rata nilai kuat tekan
yang cendrung stabil pada umur penyimpanan 4 jam, 3 hari, dan 7 hari, yakni
sebesar 1.686 Mpa, 1.513 Mpa, 1.663 Mpa. Sedangkan nilai kuat tarik untuk
umur penyimpanan 4 jam, 3 hari, dan 7 hari sebesar 0.845 MPa, 0.815 MPa,
dan 0.322 Mpa. Selain itu, penelitian ini juga membandingkan capaian
2.3.1. Agregat
Aspalt Institute, 1983). Rongga ini sebagian akan diisi oleh aspal
sebagian.
2.3.2. Asbuton
Asbuton ini berupa lapisan yang terdiri dari aspal dan butiran
digunakan yaitu asbuton B5/20 dengan kadar bitumen 25% dan kadar
0
˗ Titik Lembek; C SNI 2434:2011 ˗
˗ Daktalitas pada 250C SNI 2434:2011 ˗
˗ Berat Jenis SNI 2441:2011 ˗
0
˗ Titik Nyala; C SNI 2433:2011 ˗
˗ Penurunan Berat (dengan TFOT): LOH (%) SNI 06-2440-1991 ˗
˗ Penetrasi aspal asbuton setelah LOH pada 250C 100g, 5 SNI 2456:2011 ˗
detik: % terhadap penetrasi awal ˗
1) Asbuton Murni
2) Asbuton Butir
sebagai berikut :
a) Keunggulan Asbuton
kecendrungan berikut:
b) Kelemahan Asbuton
dilapangan
mahal.
berikut:
24
2.4. Aspal
Aspal didefinisikan sebagai material berwarna hitam atau coklat tua, dengan
(cementitious) berwarna hitam atau coklat tua dalam bentuk solid, semisolid, atau
kental, alami atau buatan, yang terdiri dari molekul-molekul hydrocarbon dalam
berikut :
a) Aspal Padat
suhu ruang dan menjadi cair bil dipanaskan. Aspal padat dikenal
b) Aspal alam
aspal dari pulau Buton, yang dikenal dengan asbuton (Aspal Batu
Buton).
26
c) Aspal Minyak
base crude oil yang banyak mengandung paraffin, atau mixed base
d) Aspal Cair
cair pada suhu ruang. Aspal cair merupakan semen aspal yang
e) Aspal Emulasi
pencampur. Aspal emulsi sifatnya lebih cair dari aspal cair, dan
90. Prinsip dasar metode Marshall adalah pemeriksaan stabilitas dan kelelehan
01-2003).
campuran (VIM), rongga di antra mineral agregat (VMA) dan rongga yang
Bina Marga tahun 2010 revisi 3. Adapun untuk menghitung hasil pengujian
𝐺𝑚𝑏− 𝑃𝑠
VMA = 100 - …………………………………..(2.1)
𝐺𝑠𝑏
Dengan :
campuran
𝐺𝑚𝑚− 𝐺𝑚𝑏
VIM = 100 - …………………………………. (2.2)
𝐺𝑚𝑚
Dengan :
campuran
31
100 (𝑉𝑀𝐴−𝑉𝐼𝑀)
VFB = …………………………………. (2.3)
𝑉𝑀𝐴
Dimana :
campuran
campuran.
Number).
mesin.
2.6.3. Premium
agar didapat RON 88, namun isu lingkungan sejak era tahun 2006,
bakar lebih sempurna dan lebih cepat, nilai oktan diatas 92, 95,
2.6.4. Pertamax
2.6.5. Pertalite
yang hanya RON 88. Menururt Menteri Energi dan Sumber Daya
yang lebih bagus. serta diproduksi untuk cocok dengan segala jenis
kendaraan.
2015 sebagai varian baru bagi konsumen yang ingin BBM dengan
dengan Premium (pada waktu itu). Pertalite diuji coba di 101 SPBU
Tabel 2.9 Nilai Oktan dan Rasio Kompresi dari jenis Bahan Bakar