Anda di halaman 1dari 18

BAB I

DASAR TEORI

1.1. Pengertian Batuan Metamorf


Batuan banyak sekali jenisnya. Salah satu jenis dari batuan adalah batuan
Metamorf. Nama metamorf ini menjadi sebuah nama dari jenis batuan melengkapi
batuan beku dan batuan sedimen. Batuan metamorf ini sering disebut juga sebagai
batuan malihan. Batuan metamorf atau batuan malihan ini merupakan sekelompok
batuan yang merupakan hasil dari ubahan atau transformasi dari suatu tipe batuan
yang sudah ada sebelumnya (protolith)oleh suatu proses yang disebut dengan
metamorfosis atau mengalami perubahan bentuk.
1.2. Struktur Batuan Metamorf
Adalah kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran, bentuk atau orientasi
unit poligranular batuan tersebut. (Jacson, 1997). Secara umum struktur batuan
metamorf dapat dibadakan menjadi struktur foliasi dan nonfoliasi (Jacson, 1997).
1.2.1. Struktur Foliasi
Merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi ini
dapat terjadi karena adnya penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-
lapisan (gneissoty), orientasi butiran (schistosity), permukaan belahan planar
(cleavage) atau kombinasi dari ketiga hal tersebut (Jacson, 1970).
Struktur foliasi yang ditemukan adalah :
a. Slaty Cleavage
Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir sangat
halus (mikrokristalin) yang dicirikan oleh adanya bidang-bidang
belah planar yang sangat rapat, teratur dan sejajar. Batuannya
disebut slate (batusabak).
b. Phylitic
Struktur ini hampir sama dengan struktur slaty cleavage tetapi
terlihat rekristalisasi yang lebih besar dan mulai terlihat pemisahan
mineral pipih dengan mineral granular. Batuannya disebut phyllite
(filit)
1
c. Schistosic
Terbentuk adanya susunan parallel mineral-mineral pipih,
prismatic atau lentikular (umumnya mika atau klorit) yang
berukuran butir sedang sampai kasar. Batuannya disebut schist
(sekis).
d. Gneissic/Gnissose
Terbentuk oleh adanya perselingan., lapisan penjajaran mineral
yang mempunyai bentuk berbeda, umumnya antara mineral-mineral
granuler (feldspar dan kuarsa) dengan mineral-mineral tabular atau
prismatic (mioneral ferromagnesium). Penjajaran mineral ini
umumnya tidak menerus melainkan terputus-putus. Batuannya
disebut gneiss.
1.2.2. Struktur Non Foliasi
Terbentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan umumnya
terdiri dari butiran-butiran (granular). Struktur non foliasi yang umum
dijumpai antara lain:
a. Hornfelsic/granulose
Terbentuk oleh mozaic mineral-mineral equidimensional dan
equigranular dan umumnya berbentuk polygonal. Batuannya disebut
hornfels (batutanduk)
b. Kataklastik
Berbentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran
kasar dan umumnya membentuk kenampakan breksiasi. Struktur
kataklastik ini terjadi akibat metamorfosa kataklastik. Batuannya
disebut cataclasite (kataklasit).
c. Milonitic
Dihasilkan oleh adanya penggerusan mekanik pada
metamorfosa kataklastik. Cirri struktur ini adalah mineralnya
berbutir halus, menunjukkan kenampakan goresan-goresan searah
dan belum terjadi rekristalisasi mineral-mineral primer. Batiannya
disebut mylonite (milonit).
2
d. Phylonitic
Mempunyai kenampakan yang sama dengan struktur milonitik
tetapi umumnya telah terjadi rekristalisasi. Cirri lainnya adlah
kenampakan kilap sutera pada batuan yang ,mempunyai struktur ini.
Batuannya disebut phyllonite (filonit).
e. Struktur Flaser
Seperti struktur kataklastik, tetapi struktur batuan asal yang
berbentuk lensa atau lentikuler tertanam dalam massa milonit.
f. Struktur Augen
Seperti struktur flaser, hanya saja lensa-lensa nya terdiri dari
butir-butir mineral feldspar dalam massa dasar yang lebih halus.
g. Struktur Granulose
Struktur ini hampir sama dengan hornfelsi, tetapi ukuran
butirannya tidak sama besar.
h. Struktur Liniasi
Struktur yang diperlihatkan oleh adanya kumpulan mineral yang
berbentuk seperti jarum (fibrous).
1.3. Tekstur Batuan Metamorf
Tekstur pada batuan metamorf dibagi dalam dua golongan, yaitu tekstur
Kristaloblastik dan tekstur Palimpsest.
1.3.1. Tekstur Kristaloblastik
Tekstur pada batuan metamorf yang terjadi pada saat tumbuhnya
mineral dalam suasana padat dan bukan mengkristal dalam suasana cair.
Karena itu kristal yang terjadi disebut blastos. Tekstur batuan asalnya sudah
tidak lagi nampak, diganti dengan tekstur baru.
Tekstur Kristaloblastik dibagi menjadi 6, yaitu :
a. Tekstur Lepidoblastik
Ialah tekstur batuan metamorf yang didominasi oleh mineral
pipih dan memperlihatkan orienatsi sejajar, seperti mineral biotit,
muskovit, dll.
b. Tekstur Granoblastik
3
Ialah tekstur pada batuan metamorf yang terdiri dari mineral-
mineral yang membentuk butiran seragam, seperti mineral kuarsa,
kalsit. Garnet, dll.
c. Tekstur Nematoblastik
Ialah tekstur batuan metamorf yang terdiri dari mineral-mineral
yang berbentuk prismatik, menjarum, dan memperlihatka orientasi
sejajar. Contoh seperti pada mineral amphibol, silimanit, piroksen,
dll.
d. Tekstur Porfiroblastik
Ialah tekstur pada batuan metamorf dimana suatu kristal besar
(fenokristal) tertanam dalam massa dasar yang relatif halus. Identik
dengan tekstur porfiritik pada batuan beku.
e. Tekstur Idioblastik
Ialah tekstur pada batuan metamorf dimana bentuk mineral
penyusunnya euhedral.
f. Tekstur Xenoblastik
Ialah tekstur pada batuan metamorf dimana bentuk mineral
penyusunnya anhedral.
1.3.2. Tektur Palimpsest
Ialah tekstur sisa dari batuan asalnya yang masih dijumpai pada batuan
metamorf yang terbentuk. Tekstur ini dibagi menjadi 4, yaitu :
a. Tekstur Blastoporfiritik
Ialah tekstur sisa dari batuan asal yang bertekstur porifiritik.
b. Tekstur Blastopsefit
Ialah tekstur sisa dari batuan sedimen yang kuran butirnya lebih
besar dari pasir.
c. Tekstur Blastopsamit
Ialah tekstur sisa dari batuan sedimen yang ukuran butirnya sama
besar dengan pasir.
d. Tekstur Blastopellite

4
Ialah tekstur sisa dari batuan sedimen yang ukuran butirnya sama
besar dengan lempung.
1.4. Komposisi Batuan Metamorf
Pada hakekatnya komposisi mineral yang terdapat dalam batuan metamorf itu
dibagi menjadi dua golongan, yaitu : Mineral Stress dan Mineral Anti Stress
1.4.1 Mineral Stress
Adalah mineral yang stabil dalam kondisi tekanan, dimana mineral
ini dapat berbentuk pipih dan tabular, atau prismatik, maka mineral-mineral
tersebut akan tumbuh tegak lurus searah gayaatau akan membentuk foliasi
pada batuan tersebut. Cenderung kepada metamorfosa regional.
Contoh : Mika, Zeolite, Tremolite-Actinolite, Glaukofan, Hornblende,
Chlorite, Serpentin, dll.
1.4.2. Mineral Anti Stress
Adalah suatu mineral yang terbentuk bukan dalam kondisi tekanan.
Bentuk mineral ini pada umumnya equidimensional. Cenderung kepada
metamorfosa lokal (metamorf kontak).
Contoh : Kuarsa, Kalsit, Feldspar, Kordierit, Garnet, dll.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Lithology Batuan


2.1.1 Lithology Batuan Beku
a. Granit

Gambar 2.1 Granit


b. Andesite

Gambar 2.2 Andesite (Koleksi Pribadi. 2019)


c. Basalt

Gambar 2.3 Basalt (Koleksi Pribadi. 2019)


d. Gabro

Gambar 2.4 Gabro (Koleksi Pribadi. 2019)

6
e. Diorit

Gambar 2.5 Diorit (Koleksi Pribadi. 2019)


f. Batuan Beku Ekstrusiv (Vulcanic)

Gambar 2.6 Batuan Beku Ekstrusiv (Vulcanic) (Koleksi Pribadi.


2019)
g. Porfiri

Gambar 2.7 Porfiri (Koleksi Pribadi. 2019)


h. Peridotit

Gambar 2.8 Peridotit (Koleksi Pribadi. 2019)


i. Riolit

Gambar 2.9 Riolit (Koleksi Pribadi. 2019)


7
j. Syenit

Gambar 2.10 Syenit (Koleksi Pribadi. 2019)


2.1.2 Lithology Batuan Sedimen
a. Batupasir

Gambar 2.11 Batupasir (Koleksi Pribadi. 2019)


b. Batugamping

Gambar 2.12 Batugamping (Koleksi Pribadi. 2019)


c. Napal

Gambar 2.13 Napal (Koleksi Pribadi. 2019)


d. Dolomit

Gambar 2.14 Dolomit (Koleksi Pribadi. 2019)


8
e. Konglomerat

Gambar 2.15 Konglomerat (Koleksi Pribadi. 2019)


f. Gypsum

Gambar 2.16 Gypsum (Koleksi Pribadi. 2019)


g. Breksi

Gambar 2.17 Breksi(Koleksi Pribadi. 2019)


h. Serpih

Gambar 2.18 Serpih (Koleksi Pribadi. 2019)


i. Batubara

Gambar 2.19 Batubara (Koleksi Pribadi. 2019)

9
j. Tuff

Gambar 2.20 Tuff (Koleksi Pribadi. 2019)


2.1.3 Lithology Batuan Metamorf
a. Schist

Gambar 2.21 Schist (Koleksi Pribadi. 2019)


b. Gneiss

Gambar 2.22 Gneiss (Koleksi Pribadi. 2019)


c. Mica – Schist

Gambar 2.23 Mica – Schist (Koleksi Pribadi. 2019)


d. Marble

Gambar 2.24 Marble (Koleksi Pribadi. 2019)


10
e. Amphibolile

Gambar 2.25 Amphibolile (Koleksi Pribadi. 2019)


f. Mignatite

Gambar 2.26 Mignatite (Koleksi Pribadi. 2019)


g. Quartzire

Gambar 2.27 Quartzire (Koleksi Pribadi. 2019)


h. Slate

Gambar 2.28 Slate (Koleksi Pribadi. 2019)


i. Batu Metamorf

Gambar 2.29 Batu Metamorf (Koleksi Pribadi. 2019)


11
j. Marmer

Gambar 2.30 Marmer (Koleksi Pribadi. 2019)


2.2. Deskripsi Batuan Metamorf
2.2.1. Kuarsit

Gambar 2.31 Kuarsit (Koleksi Pribadi. 2019)


Kuarsit merupakan batuan metamorf kontak, berwarna putih dan
memiliki struktur non foliasi yaitu hornfelsik. Memiliki tekstur kristaloblastik
berupa granoblastik. Komposisi kuarsit terdiri dari mineral anti stress (kuarsa).
Terbentuk selama aktivitas pembentukan pegunungan dibatas lempeng
konvergen.
2.2.2. Serpentit

Gambar 2.32 Serpentit (Koleksi Pribadi. 2019)


Serpentit merupakan batuan metamorf hidrotemal, berwarna abu-abu
kehijauan dan memiliki struktur foliasi yaitu schistosa. Memiliki tekstur
kristaloblastik berupa lepidoblastik. Komposisi serpentit terdiri dari mineral
stress (serpentin). Terbentuk dari perubahan batuan ultrabasa penyusun kerak
samudera.
2.2.3. Sekis Mika

12
Gambar 2.33 Sekis Mika (Koleksi Pribadi. 2019)
Sekis Mika merupakan batuan metamorf regional, berwarna putih ke
abu-abu an dan memiliki struktur foliasi yaitu schistosa. Memiliki tekstur
kristaloblastik berupa lepidoblastik. Komposisi Sekis Mika terdiri dari mineral
stress (hornblende , biotit). Terbentuk pada saat batuan sedimen atau b atuan
beku yang terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan dan
temperatur yang tinggi.
2.2.4. Filit

Gambar 2.34 Filit (Koleksi Pribadi. 2019)


Filit merupakan batuan metamorf regional, berwarna hitam dan
memiliki struktur foliasi yaitu filitik. Memiliki tekstur kristaloblastik berupa
lepidoblastik. Komposisi Filit terdiri dari mineral anti stress (mika, kuarsa).
Terbentuk dari batusabak yang termetamorfosis lebihjauh dan menyebabkan
mika putih berbutir sangat halus.
2.2.5. Marmer

Gambar 2.35 Marmer (Koleksi Pribadi. 2019)


Marmer merupakan batuan metamorf termal, berwarna putih dan
memiliki struktur non foliasi. Memiliki tekstur kristaloblastik berupa

13
granoblastik. Komposisi marmer terdiri dari mineral anti stress (kalsit).
Terbentuk dari hasil metamorfosa batugamping.
2.2.6. Gneis

Gambar 2.36 Gneis (Koleksi Pribadi. 2019)


Gneiss merupakan batuan metamorf regional, berwarna abu-abu dan
memiliki struktur foliasi yaitu gnesossa. Memiliki tekstur kristaloblastik berupa
nematoblastik. Komposisi gneiss terdiri dari mineral anti stress (garnet).
Terbentuk dari metamorfosis batuserpih, dan berubah menjadi batusabak lalu
menjad filit, kemudian menjad sekis, dan akhirnya menjadi Gneiss.
2.2.7. Batusabak

Gambar 2.37 Batusabak


(www.flickr.com/photos/museummerapi/45021219372.2019)
Batusabak merupakan batuan metamorf dinamo, berwarna abu-abu dan
memiliki struktur foliasi yaitu slatycleavage. Memiliki tekstur kristaloblastik
berupa lepidoblastik. Komposisi batusabak terdiri dari mineral anti stress
(kuarsa). Terbentuk dari hasil metamorfosis batuserpih.

14
BAB III
KESIMPULAN

3.1. Lithology Batuan


3.1.1. Lithology Batuan Beku
a. Granit
b. Andesite
c. Basalt
d. Gabro
e. Diorit
f. Batuan Beku Ekstrusiv (Vulcanic)
g. Porfiri
h. Peridotit
i. Riolit
j. Syenit
3.1.2. Lithology Batuan Sedimen
a. Batupasir
b. Batugamping
c. Napal
d. Dolomit
e. Konglomerat
f. Gypsum
g. Breksi
h. Serpih
i. Batubara
j. Tuff
3.1.3. Lithology Batuan Metamorf
a. Schist
b. Gneiss
c. Mica – Schist
d. Marble
15
e. Amphibolile
f. Mignatite
g. Quartzire
h. Slate
i. Batu Metamorf
3.2. Deskripsi Batuan Metamorf
3.2.1. Kuarsit
Kuarsit merupakan batuan metamorf kontak, berwarna putih dan
memiliki struktur non foliasi yaitu hornfelsik. Memiliki tekstur kristaloblastik
berupa granoblastik. Komposisi kuarsit terdiri dari mineral anti stress
(kuarsa). Terbentuk selama aktivitas pembentukan pegunungan dibatas
lempeng konvergen.
3.2.2. Serpentit
Serpentit merupakan batuan metamorf hidrotemal, berwarna abu-abu
kehijauan dan memiliki struktur foliasi yaitu schistosa. Memiliki tekstur
kristaloblastik berupa lepidoblastik. Komposisi serpentit terdiri dari mineral
stress (serpentin). Terbentuk dari perubahan batuan ultrabasa penyusun kerak
samudera.
3.2.3. Sekis Mika
Sekis Mika merupakan batuan metamorf regional, berwarna putih ke
abu-abu an dan memiliki struktur foliasi yaitu schistosa. Memiliki tekstur
kristaloblastik berupa lepidoblastik. Komposisi Sekis Mika terdiri dari
mineral stress (hornblende , biotit). Terbentuk pada saat batuan sedimen atau
b atuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan
dan temperatur yang tinggi.
3.2.4. Filit
Filit merupakan batuan metamorf regional, berwarna hitam dan
memiliki struktur foliasi yaitu filitik. Memiliki tekstur kristaloblastik berupa
lepidoblastik. Komposisi Filit terdiri dari mineral anti stress (mika, kuarsa).
Terbentuk dari batusabak yang termetamorfosis lebihjauh dan menyebabkan
mika putih berbutir sangat halus.
16
3.2.5. Marmer
Marmer merupakan batuan metamorf termal, berwarna putih dan
memiliki struktur non foliasi. Memiliki tekstur kristaloblastik berupa
granoblastik. Komposisi marmer terdiri dari mineral anti stress (kalsit).
Terbentuk dari hasil metamorfosa batugamping.
3.2.6. Gneis
Gneiss merupakan batuan metamorf regional, berwarna abu-abu dan
memiliki struktur foliasi yaitu gnesossa. Memiliki tekstur kristaloblastik
berupa nematoblastik. Komposisi gneiss terdiri dari mineral anti stress
(garnet). Terbentuk dari metamorfosis batuserpih, dan berubah menjadi
batusabak lalu menjad filit, kemudian menjad sekis, dan akhirnya menjadi
Gneiss.
3.2.7. Batusabak
Batusabak merupakan batuan metamorf dinamo, berwarna abu-abu
dan memiliki struktur foliasi yaitu slatycleavage. Memiliki tekstur
kristaloblastik berupa lepidoblastik. Komposisi batusabak terdiri dari mineral
anti stress (kuarsa). Terbentuk dari hasil metamorfosis batuserpih.

17
DAFTAR PUSTAKA

1) Tim Asisten Dosen Mineralogi dan Petrologi. 2019 “Modul Deskripsi


Mineralogo dan Petrologi Praktikum Mineralogi dan Petrologi”. Yogyakarta.
2) Museum Merapi. 2018 “Batusabak”.
www.flickr.com/photos/museummerapi/45021219372, diakses pada 23 Mei
2019 pukul 02.27 WIB

18

Anda mungkin juga menyukai