2018
Nazhifah, Hayatun
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/11792
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN LIP BALM DARI
MINYAK BIJI ANGGUR (Grapeseed Oil)
SEBAGAI PELEMBAB BIBIR
SKRIPSI
OLEH:
HAYATUN NAZHIFAH
NIM 141501055
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
OLEH:
HAYATUN NAZHIFAH
NIM 141501055
Bismillaahirrohmaanirrohiim,
Sediaan Lip Balm dari Minyak Biji Anggur (Grapeseed Oil) Sebagai Pelembab
Bibir”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
satu komposisi lip balm adalah minyak. Minyak biji anggur mengandung asam
lemak tak jenuh seperti linoleat, vitamin E dan antioksidan. Penelitian ini
bertujuan untuk memformulasikan minyak biji anggur dalam sediaan lip balm.
diformulasikan dalam sediaan lip balm dan dapat memberikan kelembaban pada
bibir. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan kajian untuk pembuatan lip balm.
Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara, Bapak Drs. Suryanto, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan waktu, bantuan, tenaga, bimbingan dan nasihat selama
penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini, dan juga kepada Bapak Drs.
Agusmal Dalimunthe, M.S., Apt., dan Ibu T. Ismanelly Hanum, S. Si., M. Si.,
Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan saran, arahan, kritik dan
masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
iv
Universitas Sumatera Utara
disampaikan kepada Ibu Prof. Dr. Anayanti Arianto, M.Si., Apt., selaku penasehat
akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama
ini, serta Bapak dan Ibu staf pengajar Fakultas Farmasi Universitas Sumatera
kepada kedua orang tua, Ayahanda Drs. Mahmud Khudri, M. Hum dan Ibunda
Zulfianti Lubis, serta kepada Febri Mahyani Afif S. IP., selaku Kakak, Zulkarnain
Ikhwani S.Kom., selaku Abang, Saidatul Khairiyah dan Muhammad Arifin Ilham,
selaku Adik yang tak pernah berhenti mendoakan demi kelancaran dan
khususnya Ade dan Elsya yang selalu berbagi selama masa perkuliahan dan
penelitian, yang selalu memberikan doa, dorongan dan pengorbanan baik moril
Hayatun Nazhifah
NIM 141501055
v
Universitas Sumatera Utara
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya dan dalam
keadaan sehat.
Hayatun Nazhifah
NIM 141501055
vi
Universitas Sumatera Utara
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN LIP BALM DARI MINYAK
BIJI ANGGUR (GRAPESEED OIL) SEBAGAI PELEMBAB BIBIR
ABSTRAK
Latar belakang: Minyak biji anggur banyak mengandung vitamin E sebagai
antioksidan yang berfungsi untuk menjaga kelembaban kulit dan melindungi kulit
dari kerusakan akibat pengaruh lingkungan. Lip balm merupakan sediaan
perawatan yang diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan kelembaban bibir.
Oleh karena itu perlu dibuat sediaan lip balm yang mengandung minyak biji
anggur sebagai pelembab bibir.
Tujuan: Untuk memformulasi sediaan lip balm yang mengandung minyak biji
anggur sebagai pelembab bibir dan keefektifannya sebagai pelembab bibir.
Metode: Penelitian dilakukan secara eksperimental. Sediaan lip balm dibuat
dengan menambahkan minyak biji anggur ke dalam formula dasar sediaan lip
balm. Pengujian terhadap sediaan lip balm meliputi pemeriksaan mutu fisik
sediaan yaitu pemeriksaan organoleptis, pemeriksaan homogenitas, suhu lebur, uji
stabilitas sediaan dan uji iritasi sediaan, uji efektivitas kelembaban sediaan, serta
uji kesukaan (hedonic test) terhadap variasi sediaan yang dibuat. Pemakaian lip
balm terhadap sukarelawan dilakukan selama empat minggu dengan
mengaplikasikan sediaan lip balm pada bibir setiap hari secara rutin pagi dan
malam hari. Data analisis dengan menggunakan SPSS 25.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak biji anggur dapat
diformulasikan dalam sediaan lip balm yang memiliki susunan yang homogen, pH
yang sesuai (5,5-6,2), suhu lebur yang baik (55-64◦C), stabil dalam penyimpanan
dan tidak mengiritasi kulit bibir sukarelawan. Semakin tinggi konsentrasi minyak
biji anggur dalam sediaan lip balm menunjukkan perubahan kondisi kulit bibir
menjadi lebih baik dengan konsentrasi tertinggi yaitu 10% mampu meningkatkan
kelembaban kulit bibir dengan persen pemulihan 52%. Berdasarkan nilai
kesukaan untuk setiap sediaan, sediaan yang paling disukai adalah sediaan lip
balm dengan konsentrasi 7,5%.
Kesimpulan: Sediaan lip balm minyak biji anggur dengan konsentrasi 10%
paling baik sebagai pelembab bibir dan konsentrasi 7,5% yang paling disukai
vii
Universitas Sumatera Utara
FORMULATION AND EVALUATION OF THE PREPARATION LIP
BALM FROM GRAPESEED OIL AS LIP MOISTURIZER
ABSTRACT
Background: Grape seed oil contains vitamin E as an antioxidant that functions
to maintain skin moisture and protect the skin from skin damage due to
environmental influences. Lip balm is a treatment preparation needed to maintain
and increase lip moisture. Therefore it is necessary to make a lip balm containing
grape seed oil as a lip moisturizer.
Purpose: To formulate a lip balm containing grape seed oil as a lip moisturizer
and its effectiveness as lip moisturizer.
Methods: The study was conducted experimentally. The preparation of lip balm
is made by adding grape seed oil to the basic formula for the preparation of lip
balm. Testing of lip balm preparations includes physical quality inspection of the
preparation, namely organoleptic examination, homogeneity examination, melting
temperature, preparation stability test, and irritation test, test the effectiveness of
the preparation, humidity effectiveness test, as well as a hedonic test. The use of
lip balm for volunteers was carried out for four weeks by applying lip balm
preparations every day routinely morning and evening. Data analysis using SPSS
25.
Results: The results showed that grape seed oil could be formulated in the
preparation of lip balm which had a homogeneous arrangement, the appropriate
pH (5.5-6.2), good melting temperature (55-64◦C), stable in storage, and did not
irritate the lips of volunteers. The higher the concentration of grape seed oil in lip
balm preparations showed the change in lip skin conditions became better with the
highest concentration of 10% able to increase the moisture of lip skin with a
recovery percentage of 52%. Based on the preference value for each preparation,
the most preferred preparation is the preparation of lip balm with a concentration
7,5%.
Conclusion: The preparation of grape seed oil lip balm with a concentration of
10% is best as lip moisturizer and the preferred 7.5% concentration
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ix
Universitas Sumatera Utara
3.5.3 Modifikasi Formula ..................................................................................... 23
3.5.4 Prosedur Pembuatan Sediaan ....................................................................... 24
3.6 Pemeriksaan Mutu Fisik Sediaan ................................................................... 24
3.6.1 Uji Homogenitas Sediaan ............................................................................ 24
3.6.2 Uji Suhu Lebur ............................................................................................ 25
3.6.3 Uji pH Sediaan ............................................................................................ 25
3.6.4 Uji Stabilitas sediaan ................................................................................... 25
3.7 Uji Iritasi, Uji Efektivitas dan Uji Kesukaan Sediaan .................................... 25
3.7.1Uji Iritasi Sediaan ......................................................................................... 25
3.7.2 Uji Efektivitas Sediaan ................................................................................ 26
3.7.3 Uji Kesukaan Sediaan ................................................................................. 27
3.8 Analisin Data .................................................................................................. 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 29
4.1 Hasil Orientasi Formula ................................................................................. 29
4.1.1 Hasil Formulasi Sediaan ............................................................................. 29
4.2 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Sediaan .......................................................... 29
4.2.1 Homogenitas Sediaan .................................................................................. 29
4.2.2 Suhu Lebur Sediaan .................................................................................... 30
4.2.3 Uji pH Sediaan ............................................................................................ 31
4.2.4 Uji Stabilitas Fisik Sediaan ......................................................................... 32
4.3 Hasil Uji Iritasi, Uji Efektivitas dan Uji Kesukaan Sediaan .......................... 32
4.3.1 Uji Iritasi Sediaan ........................................................................................ 32
4.3.2 Uji Efektivitas Sediaan ................................................................................ 33
4.3.3 Uji Kesukaan Sediaan ................................................................................. 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 39
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 39
5.2 Saran................................................................................................................ 39
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 40
LAMPIRAN .......................................................................................................... 42
x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
sekitar 3 sampai 4 lapis dan sangat tipis dibanding kulit wajah biasa. Kulit bibir
tidak memiliki folikel rambut dan tidak ada kelenjar keringat yang berfungsi
Masalah yang paling sering terjadi pada bibir adalah chapping atau bibir
penyebabnya adalah sering menjilat bibir, dehidrasi dan sinar matahari. Namun,
memproduksi keratin yang menghasilkan lapisan luar bibir. Seperti halnya kulit,
bibir juga dapat terbakar dan terkelupas. Sel yang rusak tersebut akan terpisah
terkelupas dan jatuh. Saat bibir kehilangan sel-sel ini, bibir menjadi pecah-pecah
(Jacobsen, 2011).
Selain lipstik dan lip gloss kosmetik bibir yang sering digunakan wanita
adalah lip balm. Fungsi penggunaan lip balm berbeda dengan lipstik dan lip gloss.
Tujuan penggunaan lip balm lebih pada perawatan bibir dari pada untuk tujuan
riasan. Lip balm memang dirancang untuk melindungi dan menjaga kelembaban
bibir. Kandungan yang terdapat dalam lip balm adalah zat pelembab dan vitamin
1
Universitas Sumatera Utara
Lip balm atau salep bibir adalah lilin substansi yang dioleskan pada bibir
dari mulut. Tujuannya untuk melembabkan bibir agar tidak mudah kering dan
proteksi, umpamanya pada keadaan kelembaban udara yang rendah atau karena
suhu yang terlalu dingin, untuk mencegah penguapan air dan sel-sel epitel mukosa
Salah satu komposisi lip balm adalah minyak. Khususnya, minyak yang
memiliki kandungan asam lemak tak jenuh tinggi seperti asam oleat, linoleat,
Selain asam lemak, minyak juga memiliki kandungan vitamin E yang berfungsi
sebagai antioksidan dalam melindungi sel dari kerusakan oksidasi dan radikal
bebas, menjaga integritas serat elastin antara dermis dan kolagen sehingga
Minyak biji anggur adalah minyak alami yang berasal dari biji anggur
Vitis vinifera yang banyak tumbuh di Spanyol, Italia, Prancis. Anggur jenis ini
dari anggur segar). Minyak dengan warna kekuningan dan bau tidak menyengat
ini memiliki kandungan asam linoleat (omega 6) yang tinggi yaitu 60-76%, asam
oleat 12-27%, asam stearat 3-6%, asam palmitat 6-8%, serta antioksidan yang
kuat sehingga baik digunakan dalam formulasi kosmetik. Minyak biji buah anggur
diperoleh dari ekstraksi biji anggur dengan metode cold pressed (Martinez, 2006).
sebagai sediaan kosmetik dengan berbagai jenis dan konsentrasi yang dibuat.
anggur dalam formulasi masker wajah dari minyak biji anggur (Grapeseed Oil)
2
Universitas Sumatera Utara
sebagai anti-aging. Hasil formulasi sediaan masker wajah dengan konsentrasi 1%,
2,5%, 5%, 7,5%, dan 10%, diperoleh bahwa sediaan masker wajah menggunakan
minyak biji anggur mampu memberikan efek sebagai anti-aging yang mampu
mengurangi noda pada kulit. Pada penelitian Chandra dan Purba, (2015)
tabir surya dari okibenzon dan oktilmetoksisinamat dalam basis vanishing cream.
anggur dalam formulasi dan uji efektivitas sediaan krim yang mengandung
minyak biji anggur (Grapeseed Oil). Hasil formulasi sediaan krim menggunakan
minyak biji anggur dengan konsentrasi 5%, 10%, 15% dan 20% dengan dasar
krim tipe minyak dalam air, diperoleh bahwa semua sediaan krim homogen, stabil
dengan konsentrasi 20% memberikan efek anti-aging paling baik. Semua sediaan
krim minyak biji anggur tidak mengiritasi kulit. Sedangkan pada penelitian Fitri
dan Lubis, (2017) menggunakan minyak biji anggur dalam formulasi sediaan
pelembab bibir minyak biji anggur (Grapeseed Oil). Hasil formulasi sediaan
konsentrasi yaitu 20%, 30%, 40%, 50%, 60% dan 70%, diperoleh bahwa sediaan
3
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk memformulasikan
a. Apakah minyak biji anggur dapat diformulasikan dalam sediaan lip balm?
b. Apakah perbedaan konsentrasi minyak biji anggur dalam sediaan lip balm
c. Apakah sediaan lip balm minyak biji anggur yang dihasilkan dapat
c. Sediaan lip balm minyak biji anggur yang dihasilkan dapat meningkatkan
4
Universitas Sumatera Utara
1.4 Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
c. Untuk mengetahui apakah sediaan lip balm minyak biji anggur yang
tentang minyak biji anggur yang diformulasikan dalam sediaan lip balm yang
5
Universitas Sumatera Utara
1.6 Kerangka Pikir
6
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anggur
Buah anggur atau yang sering disebut juga grape, bukan tanaman asli dari
(Irak sekarang). Penyebaran anggur pertama kali bukan dalam bentuk buah segar
Secara umum ada dua varietas anggur yang umum dibudidayakan dan bisa
dikonsumsi, yaitu Vitis vinifera dan Vitis labrusca. Selain jenis anggur dari dua
spesies ini, masih banyak spesies lainnya, termasuk anggur liar. Anggur yang
sudah lazim kita kenal termasuk jenis Vitis, dari keluarga Vitaceae yang
jumlahnya lebih 60 jenis. Jenis Vitis vinifera, atau yang dikenal dengan anggur
Eropa, adalah jenis anggur yang paling banyak ditanam. Alasannya jenis Vitis
vinifera ini lebih disukai, karena rasanya lebih enak dan lebih lezat. Jenis lain
yang juga banyak ditanam orang, terutama di Amerika adalah jenis Vitis labrusca
(Setiadi, 1995).
Minyak biji anggur telah menarik banyak perhatian bagi industri makanan,
kosmetik dan farmasi karena sifat-sifatnya. Kandungan utama dalam minyak biji
anggur terletak pada kadar yang tinggi dari asam lemak tak jenuh seperti asam
linoleat dan vitamin E yang sangat penting pada kesehatan manusia. Minyak biji
anggur terdiri dari trigliserida, yang kaya akan asam lemak tak jenuh, seperti asam
olet dan linoleat, dibandingkan dengan minyak lainnya (Da Silva dkk., 2008).
7
Universitas Sumatera Utara
Minyak biji anggur mengandung 75% asam linoleat, 15% asam oleat, 6%
pasam palmitat, 3% asam stearat dan 1% asam linolenat (Maheswari dan Rao,
2005).
Minyak biji buah anggur diperoleh dari ekstraksi biji anggur dengan
metode cold pressed. Metode ini sederhana, tidak melibatkan pemanasan ataupun
zat kimia. Menggunakan suatu alat dengan cara memasukkan biji ke alat tersebut,
kemudian ditekan sampai menghasilkan minyak dan ampas yang sudah terpisah
(Martinez, 2006).
merawat kulit. Antioksidan yang terdapat di dalamnya yaitu vitamin E dan juga
bebas yang merusak jaringan kulit. OPC dapat memperbaiki kolagen yang telah
(Sarvanthi dkk., 2013). Kandungan vitamin E dalam minyak biji buah anggur juga
2.3 Kosmetik
menghias, mengatur. Jadi kosmetik pada dasarnya adalah campuran bahan yang
diaplikasikan pada anggota tubuh bagian luar seperti epidermis kulit, kuku,
rambut, bibir, gigi dan sebagainya dengan tujuan untuk menambah daya tarik,
8
Universitas Sumatera Utara
Dalam peraturan menteri kesehatan RI no. 445/Menkes/Permenkes/1998/
Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan
pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian
luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik,
Bila dasar kecantikan adalah kesehatan, maka penampilan kulit yang sehat
adalah bagian yang langsung dapat kita lihat, karena kulit merupakan organ tubuh
yang paling luar dan berfungsi sebagai pembungkus tubuh. Dengan demikian
pemakaian kosmetika yang tepat untuk perawatan kulit, rias atau dekoratif akan
kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make up, meningkatkan rasa
percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan
sinar UV, polusi dan faktor lingkungan yang lain, mencegah penuaan dan secara
1997).
Pada dasarnya, lip balm hanya dirancang untuk melindungi dan merawat
bibir dari kekeringan. Namun, belakangan ini para pengguna lip balm kemudian
menyadari bahwa lip balm juga memberikan manfaat ekstra. Tidak hanya pada
9
Universitas Sumatera Utara
area bibir, akan tetapi juga pada bagian tubuh yang lain. Berikut adalah manfaat
a. Sendi
Area sendi, buku-buku jari dan siku adalah area paling rentan dengan
gejala kekeringan dan kulit bersisik. Kulit kering dan bersisik ini merupakan
salah satu permasalahan kulit. Ternyata, lip balm juga berkhasiat mengatasi
kekeringan pada area buku jari, siku, lutut dan telapak kaki.
b. Kutikula
Felicia alva, ahli kecantikan belisensi dan make up artis di Los Angels
itu, lip balm juga sangat mungkin digunakan sebagai pelembab kutikula.
Lakukan pemijatan kutikula kering dan keras dengan menggunakan lip balm
setiap selesai mandi, maka kutikula yang kering dan keras akan kembali
c. Kelopak mata
Lip balm juga bisa digunakan untuk mempertegas make up, khususnya
oleskan lip balm secara tipis pada kelopak mata agar hasilnya berkilau.
d. Rambut
Lip balm tidak hanya sekedar pelembab bibir, lip balm adalah pelembab
serbaguna yang bisa diaplikasikan pada seluruh anggota tubuh. Lip balm
juga bisa diaplikasikan pada ujung-ujung rambut ketika cuaca dingin. Lip
dan kasar. Terutama pada jenis rambut keriting dan butuh perhatian ekstra.
10
Universitas Sumatera Utara
e. Alis
Lip balm juga bisa berfungsi untuk menjinakkan alis yang sulit diatur.
Cukup oleskan sedikit lip balm pada bagian alis yang berantakan, kemudian
rapikan dengan sikat alis. Maka, alis akan mudah dibentuk atau diatur sesuai
keinginan.
f. Hidung
terutama jika terlalu sering menyapu hidung. Lip balm bisa dijadikan untuk
utama yaitu kosmetika perawatan kulit (skin care) dan kosmetika dasar (tata rias/
Jenis kosmetik ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit.
11
Universitas Sumatera Utara
2. Kosmetik Riasan (dekoratif atau make-up)
Jenis kosmetik ini diperlukan untuk merias dan menutupi cacat pada
Kosmetik pelembab perlu dipakaikan terutama pada kulit yang kering atau
normal cenderung kering. Kosmetika pelembab dibedakan atas dua tipe yaitu:
di permukaan kulit untuk mencegah penguapan air kulit dan menyebabkan kulit
membentuk lapisan yang bersifat higroskopis yang akan menyerap uap air dari
nampak lebih halus dan mencegah dehidrasi lapisan stratum corneum kulit
2.4 Bibir
Kulit bibir mengandung sel melanin yang sangat sedikit, pembuluh darah
lebih jelas terlihat melalui kulit bibir yang memberi warna bibir kemerahan yang
indah. Lapisan korneum pada kulit biasanya memiliki 15 sampai 16 lapisan untuk
dan sangat tipis dibanding kulit wajah biasa. Kulit bibir tidak memiliki folikel
12
Universitas Sumatera Utara
rambut dan tidak ada kelenjar keringat yang berfungsi untuk melindungi bibir dari
pada bibir. Penyebab umum terjadinya bibir kering dan pecah-pecah yaitu
kerusakan sel keratin karena sinar matahari dan dehidrasi. Sel keratin merupakan
sel yang melindungi lapisan luar pada bibir. Paparan sinar matahari menyebabkan
pecahnya lapisan permukaan sel keratin. Sel keratin yang pecah akan rusak. Sel
yang rusak akan terjadi secara terus menerus sampai sel tersebut terkelupas dan
Selain itu, penyebab bibir kering dan pecah-pecah adalah dehidrasi. Air
terjadi karena asupan cairan yang tidak cukup atau kehilangan cairan yang
13
Universitas Sumatera Utara
2.5 Lip Balm
lilin, lemak dan minyak dari ekstrak alami atau yang disintesis dengan tujuan
Aplikasi lip balm tidak memberikan efek warna seperti lipstik. Lip balm
hanya memberikan sedikit kesan basah dan cerah pada bibir. Lip balm memang
terdapat dalam lip balm adalah zat pelembab dan vitamin untuk bibir (Sulastomo,
2013).
untuk rehidrasi melalui akumulasi kelembaban pada antar muka lip balm-stratum
a. Lip balm memberikan nutrisi yang dibutuhkan agar bibir tetap lembut
dan sehat
c. Produk lip balm membantu melindungi bibir dari keadaan luka, kering,
di atas bibir untuk melindungi lendir labial yang rentan terhadap faktor
14
Universitas Sumatera Utara
e. Penggunaan kosmetik bibir alami untuk memperbaiki penampilan
1. Lilin
Secara kimia, wax (lilin) adalah campuran hidrokarbon dan asam lemak
yang kompleks dikombinasikan dengan ester. Lilin lebih keras, kurang berminyak
dan lebih rapuh daripada lemak. Lilin sangat tahan terhadap kelembaban, oksidasi
dan bakteri. Ada empat kategori dari lilin sebagai berikut: (a) Lilin hewani,
contohnya yaitu lilin lebah, lanolin, spermaceti; (b) Lilin nabati, contohnya yaitu
carnauba, candelilla, jojoba; (c) Lilin mineral, contohnya yaitu ozokerite, parafin,
acrawax, stearon. Lilin yang paling banyak digunakan untuk kosmetik adalah lilin
lebah (beeswax), carnauba dan candelilla wax. Secara fisik, lilin ditandai dengan
titik leleh tinggi (50-100◦C). Lilin yang paling banyak digunakan adalah beeswax
yang merupakan emolien yang bagus dan pengental. Dua wax alami lainnya
sering digunakan dalam kosmetik adalah lilin carnauba dan candelilla. Keduanya
lebih keras dan memiliki titik leleh yang lebih tinggi membuat mereka lebih stabil
2. Lemak
Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang berfungsi
untuk membentuk lapisan film pada bibir, memberi tekstur yang lembut,
mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lip balm. Fungsi yang lain dalam
proses pembuatan lip balm adalah sebagai pengikat dalam basis antara fase
minyak dan fase lilin dan sebagai bahan pendispersi untuk pigmen. Lemak padat
15
Universitas Sumatera Utara
yang biasa digunakan dalam basis lip balm adalah lemak coklat, lanolin, lesitin,
3. Minyak
Asam lemak dapat berupa asam lemak jenuh atau tidak jenuh yang
menentukan stabilitas dari minyak. Minyak dengan asam lemak jenuh tingkat
tinggi (laurat, miristat, palmitat dan asam stearat) termasuk minyak kelapa,
minyak biji kapas dan minyak kelapa sawit. Minyak dengan tingkat asam lemak
tak jenuh yang tinggi (asam oleat, arakidonat, linoleat) misalnya minyak canola,
minyak zaitun, minyak jagung, minyak almond, minyak jarak dan minyak alpukat.
Minyak dengan asam lemak jenuh lebih stabil dan tidak menjadi tengik secepat
minyak tak jenuh. Namun, minyak dengan asam lemak tidak jenuh lebih halus,
lebih mahal, kurang berminyak dan mudah diserap oleh kulit (Kadu dkk., 2014).
Zat tambahan dalam lip balm adalah zat yang ditambahkan dalam formula
lip balm untuk menghasilkan lip balm yang baik, yaitu dengan cara menutupi
kekurangan yang ada tetapi dengan syarat zat tersebut harus inert, tidak toksik,
tidak menimbulkan alergi, stabil dan dapat bercampur dengan bahan lain dalam
formula lip balm. Zat tambahan yang digunakan yaitu pengawet dan humektan
(Butler, 2000).
1. Pengawet
Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh di dalam sediaan lip balm
sebenarnya sangat kecil karena lip balm tidak mengandung air. Akan tetapi ketika
16
Universitas Sumatera Utara
itu, perlu ditambahkan pengawet di dalam formula lip balm. Pengawet yang sering
2. Humektan
yang tinggi. Humektan dapat menggerakkan air dari atmosfer. Humektan yang
untuk hidrasi kulit. Contoh humektan adalah gliserin, sorbitol dan propilen glikol.
Pemeriannya yaitu hablur padat, berwarna putih, berbau khas dan lemah.
Kelarutannya praktis tidak larut dalam air dan propilen glikol, mudah larut dalam
2. Cera Flava
Cera flava atau lilin kuning adalah hasil pemurnian malam dari sarang
madu lebah Apis mellifera Linne. Pemeriannya yaitu padatan berwarna kuning
sampai coklat keabuan, berbau enak seperti madu, agak rapuh bila dingin dan
patah membentuk granul, patahan non-hablur, menjadi lunak oleh suhu tangan
Cera flava digunakan pada produk obat dan kosmetik. Cera flava
bahan pengeras. Cera flava dianggap sebagai bahan yang tidak toksik dan tidak
mengiritasi baik pada sediaan topikal maupun sediaan oral (Rowe dkk., 2009).
3. Cocoa Butter
Cocoa butter atau lemak coklat merupakan lemak alami yang diperoleh
dari biji kakao. Lemak kakao terdiri dari sejumlah gliserida dari asam-asam lemak
17
Universitas Sumatera Utara
stearat, palmitat, oleat dan sedikit linoleat. Lemak kakao berwarna kuning muda,
pada suhu kamar berbentuk padat namun rapuh/getas, titik lelehnya 34-38◦C
(Romalawati, 2012).
4. Gliserin
Pemeriannya yaitu cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis,
hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak), higroskopis dan netral
terhadap lakmus. Kelarutannya yaitu dapat bercampur dengan air dan etanol,
praktis tidak larut dalam kloroform, eter, minyak lemak dan minyak menguap
sediaan oral, telinga, mata, topikal dan parenteral. Pada sediaan topikal dan
kosmetik, gliserin digunakan sebagai humektan dan emolien (Rowe dkk., 2009).
5. Nipagin
Nipagin atau metil paraben memiliki pemerian yaitu hablur kecil, tidak
berwarna, tidak berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar.
Kelarutannya yaitu sukar larut dalam air dan benzen, mudah larut dalam etanol
dan dalam eter, larut dalam minyak, propilen glikol dan dalam gliserol. Suhu
6. Lanolin
Lanolin atau lemak bulu domba adalah zat serupa lemak yang dimurnikan,
diperoleh dari bulu domba Ovis aries Linne yang dibersihkan dan dihilangkan
18
Universitas Sumatera Utara
warna dan baunya. Pemeriannya yaitu massa seperti lemak, lengket, warna kuning
7. Oleum cacao
Oleum cacao atau lemak coklat merupakan padatan yang diperoleh dengan
pemerasan panas biji Theobroma cacao L. yang telah dikupas dan dipanggang.
Pemeriannya yaitu lemak padat, putih kekuningan, bau khas aromatik, rasa khas
lemak dan agak rapuh. Suhu lebur yaitu 31-34◦C (Ditjen POM, 1979).
19
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
organoleptis, pemeriksaan homogenitas, suhu lebur, uji pH, uji stabilitas sediaan
dan uji iritasi sediaan, uji efektivitas sediaan, serta uji kesukaan (hedonic test)
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : Alat-alat gelas,
batang pengaduk, cawan penguap, kaca objek, kertas perkamen, moistue checker
(Aram), neraca analitik (Mottler Toledo), oven (Dynamica), penangas air, penjepit
tabung, pH indikator universal (Merck), pipet tetes, spatula, sudip, tisu dan wadah
lip balm.
3.1.2 Bahan
Minyak biji buah anggur dibeli di Smarco Superstore dengan merk Pietro
Coricelli 1939, produk dari Italia dan dalam kemasan botol kaca ukuran 1L
20
Universitas Sumatera Utara
3.3 Sukarelawan
kelembaban yang rendah dengan kriteria sebagai berikut: (Ditjen POM, 1985).
Kelapa Sawit (PPKS) dengan alamat Jl. Bridgen Katamso No. 51, Kampung Baru,
Formula dasar yang dipilih pada pembuatan lip balm dalam penelitian ini
adalah:
R/ Gliserin 5%
Nipagin 0, 18%
Nipasol 0, 02%
BHT 0, 05%
21
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan formula dasar di atas dilakukan modifikasi formula basis
pelembab bibir minyak biji anggur dalam berbagai perbandingan. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan basis pelembab bibir yang baik dalam tekstur dan
(1) R/ Gliserin 5%
Cera Flava 10 %
Nipagin 0, 2 %
BHT 0, 05 %
Lanolin 10 %
(2) R/ Gliserin 5%
Cera Flava 8%
Nipagin 0, 2 %
BHT 0, 05 %
Lanolin 8%
(3) R/ Gliserin 5%
Cera Flava 7%
Nipagin 0, 2 %
BHT 0, 05 %
Lanolin 6%
Cocoa Butter 5%
22
Universitas Sumatera Utara
3.5.3 Modifikasi Formula
R/ Gliserin 5%
Cera Flava 7%
Nipagin 0, 2 %
BHT 0, 05 %
Lanolin 5%
Cocoa Butter 10 %
orientasi terhadap penggunaan minyak biji anggur pada sediaan lip balm diperoleh
Konsentrasi (%)
Bahan F0 F1 F2 F3 F4
Minyak biji anggur - 2,5 5 7,5 10
BHT 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
Cera Flava 7 7 7 7 7
Cocoa Butter 10 10 10 10 10
Gliserin 5 5 5 5 5
Lanolin 5 5 5 5 5
Nipagin 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
Oleum Cacao ad 100 100 100 100 100
Keterangan:
F0 : Formula lip balm tanpa Minyak biji anggur (blanko)
F1 : Formula lip balm dengan konsentrasi Minyak biji anggur 2,5%
F2 : Formula lip balm dengan konsentrasi Minyak biji anggur 5 %
F3 : Formula lip balm dengan konsentrasi Minyak biji anggur 7,5 %
F4 : Formula lip balm dengan konsentrasi Minyak biji anggur 10%
23
Universitas Sumatera Utara
3.5.4 Prosedur Pembuatan Sediaan
penelitian ini yaitu lemak coklat (oleum cacao) dilelehkan pada suhu lelehnya
yaitu sekitar 31-34◦C. Lemak coklat dimasukkan ke dalam cawan penguap, diaduk
sampai seluruh lemak coklat meleleh sempurna. Ditimbang cera flava kemudian
Ditimbang minyak biji anggur dan BHT kemudian dimasukkan terakhir sambil
diaduk. Setelah itu dimasukkan ke dalam wadah lip balm lalu dibiarkan pada suhu
bau dari sediaan, pemeriksaan homogenitas, suhu lebur, uji pH, uji stabilitas
sediaan, uji iritasi dan uji efektivitas sediaan terhadap kulit dengan menggunakan
alat moisture checker, serta uji kesukaan sediaan (Ratih dkk., 2014).
Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan
transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen
24
Universitas Sumatera Utara
3.6.2 Pengamatan Titik Lebur
memasukkan lip balm ke dalam oven dengan suhu awal 50◦C selama 15 menit,
diamati apakah melebur atau tidak, setelah itu dinaikkan 1◦C setiap 15 menit dan
diamati pada suhu berapa lip balm mulai melebur (Linda, 2012).
cara: Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar
netral (pH 7,01) dan larutan dapar asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan harga
dilarutkan dalam akuades hingga 100 mL, lalu dipanaskan. Setelah suhu larutan
Uji iritasi sediaan dilakukan terhadap sediaan lip balm yang mengandung
minyak biji buah anggur dengan maksud untuk mengetahui bahwa lip balm yang
dibuat dapat menimbulkan iritasi pada bibir atau tidak. Iritasi dapat dibagi
25
Universitas Sumatera Utara
menjadi 2 kategori yaitu iritasi primer yang akan segera timbul sesaat setelah
terjadi pelekatan atau penyentuhan pada kulit dan iritasi sekunder yang reaksinya
baru timbul beberapa jam setelah penyentuhan atau pelekatan pada kulit (Ditjen
POM, 1985).
Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah metode uji tempel
terbuka (open patch) pada bagian lengan bawah bagian dalam terhadap 10 panelis
yang bersedia dan menulis surat pernyataan. Contoh surat pernyataan dapat dilihat
pada lampiran 14. Uji tempel terbuka dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan
pada lokasi lekatan dengan luas tertentu (2,5 x 2,5 cm), dibiarkan terbuka dan
diamati reaksi yang terjadi. Uji ini dilakukan sebanyak 3 kali sehari selama dua
edema. Menurut Ditjen POM (1985), tanda – tanda untuk mencatat reaksi uji
2. Eritema +
26
Universitas Sumatera Utara
c) kelompok III : 3 orang panelis menggunakan konsentrasi minyak
biji anggur 5%
d) kelompok IV : 3 orang panelis menggunakan konsentrasi minyak
biji anggur 7,5%
e) kelompok V : 3 orang panelis menggunakan konsentrasi minyak
biji anggur 10%
checker. Sediaan lip balm dioleskan pada bibir panelis lalu dibiarkan 20 menit.
panelis diminta untuk mengoleskan formula sediaan yang dibuat pada bibir
menuliskan 1 bila sangat tidak suka, 2 bila tidak suka, 3 bila netral, 4 bila suka
dan 5 bila sangat suka. Parameter pengamatan pada uji kesukaan adalah
Product and Service Solution) 25. Langkah pertama data dianalis dengan
27
Universitas Sumatera Utara
menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov untuk menentukan homogenitas dan
diantara kelompok. Jika terdapat perbedaan, dilanjutkan dengan uji Post Hoc
Tukey HSD untuk melihat perbedaannya antar perlakuan. Sedangkan jika data
28
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
sediaan lip balm dari minyak biji anggur, didapatkan konsentrasi terendah yang
digunakan adalah 2,5% dan tertinggi 10%. Hasil tersebut diambil karena pada saat
yang diperoleh masih bertekstur sangat keras dan belum memberikan efek
kelembaban yang baik pada kulit bibir, sedangkan konsentrasi tertinggi 10%
12,5% didapat bahwa sediaan lip balm setelah penyimpanan 2 hari, mengalami
menghasilkan perbedaan tekstur sediaan lip balm. Lip balm dengan konsentrasi
minyak biji anggur 2,5% dan 5% memiliki tekstur sedikit keras, konsentrasi 7,5%
memiliki tekstur lembut dan konsentrasi 10% memiliki tekstur yang sangat
lembut. Aroma lip balm yang dihasilkan adalah aroma khas Oleum cacao dan
berwarna Lemonchiffon.
dibuat memiliki susunan yang homogen. Hal ini ditandai dengan tidak adanya
29
Universitas Sumatera Utara
butir-butir kasar pada saat sediaan dioleskan pada kaca transparan (Ditjen POM,
1979).
Hasil pemeriksaan suhu lebur lip balm menunjukkan bahwa sediaan lip
balm minyak biji anggur berkisar antara 55-64◦C. Hal tersebut menunjukkan
bahwa sediaan lip balm dengan konsentrasi minyak biji anggur telah memenuhi
persyaratan suhu lebur. Perbedaan suhu lebur sediaan disebabkan oleh perbedaan
minyak biji anggur yang digunakan pada sediaan lip balm, maka suhu lebur
sediaan semakin rendah. Hal ini dikarenakan semakin berkurangnya basis yang
digunakan pada sediaan dan minyak yang terdapat pada sediaan akan memberikan
Suhu lebur lip balm yang ideal sesungguhnya diatur hingga suhu yang
suhu daerah tropis, suhu lebur lip balm dibuat lebih tinggi, yaitu berkisar 55-75◦C
agar tidak meleleh apabila disimpan pada suhu ruang dan mempertahankan
2013). Data hasil pemeriksaan suhu lebur dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.
30
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
F0: Sediaan tanpa minyak biji anggur (blanko)
F1: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 2,5%
F2: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 5%
F3: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 7,5%
F4: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 10%
biji anggur memiliki pH yaitu 5,2. Sedangkan sediaan yang dibuat dengan
disebabkan oleh perbedaan konsentrasi minyak biji anggur yang digunakan, maka
kulit yaitu 4,5-6,5. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan lip balm yang dibuat
Semakin alkalis atau semakin asam bahan yang mengenai kulit, semakin
sulit kulit untuk menetralisirnya dan kulit dapat menjadi kering, pecah-pecah,
sensitif dan mudah terkena infeksi. Oleh karena itu pH kosmetika diusahakan
sama atau sedekat mungkin dengan pH fisiologis kulit yaitu antara 4,5-6,5
(Tranggono dan Latifah, 2007). Hasil pengukuran pH sediaan dapat dilihat pada
No Sediaan pH
1 F0 5,2
2 F1 5,5
3 F2 5,7
4 F3 5,9
5 F4 6,2
Keterangan:
F0: Sediaan tanpa minyak biji anggur (blanko)
F1: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 2,5%
F2: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 5%
31
Universitas Sumatera Utara
F3: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 7,5%
F4: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 10%
4.2.4 Uji Stabilitas Fisik Sediaan
Hasil uji stabilitas sediaan lip balm menunjukkan bahwa sediaan yang
dibuat tetap stabil dalam penyimpanan pada suhu kamar selama 28 hari
pengamatan. Parameter yang diamati dalam uji kestabilan fisik ini meliputi
perubahan bentuk, warna dan bau sediaan. Berdasarkan hasil pengamatan bentuk,
diketahuin bahwa seluruh sediaan lip balm yang dibuat memiliki bentuk dan
konsistensi yang baik yaitu tidak meleleh pada penyimpanan suhu kamar. Warna
dan bau lip balm juga stabil dalam penyimpanan selama 28 hari pengamatan pada
suhu kamar. Hasil pengamatan stabilitas sediaan dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Formula
Minggu ke- F0 F1 F2 F3 F4
B W B B W b B W b B W b B W b
1 - - - - - - - - - - - - - - -
2 - - - - - - - - - - - - - - -
3 - - - - - - - - - - - - - - -
4 - - - - - - - - - - - - - - -
Keterangan:
- : Tidak terjadi perubahan
+ : Terjadi perubahan
B : Bau b: Bentuk
W : Warna
F0 : Sediaan tanpa minyak biji anggur (blanko)
F1 : Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 2,5%
F2 : Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 5%
F3 : Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 7,5%
F4 : Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 10%
4.3 Hasil Uji Iritasi, Uji Efektivitas dan Uji Kesukaan Sediaan
Berdasarkan hasil uji iritasi yang dilakukan pada 10 orang panelis yang
dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan lip balm pada kulit lengan bawah
32
Universitas Sumatera Utara
bagian dalam selama 2 hari berturut-turut, menunjukkan bahwa semua panelis
tidak menunjukkan reaksi terhadap parameter reaksi iritasi yang diamati yaitu
adanya eritema, papula, ataupun adanya vesikula. Dari hasil uji iritasi tersebut
dapat disimpulkan bahwa sediaan lip balm yang dibuat aman untuk digunakan
(Tranggono dan Latifah, 2007). Hasil uji iritasi dapat dilihat pada Tabel 4.4
berikut ini.
Reaksi Panelis
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Eritema - - - - - - - - - -
Eritema dan papula - - - - - - - - - -
Eritema, papula, dan vesikula - - - - - - - - - -
Edema dan vesikula - - - - - - - - - -
Keterangan:
- : Tidak ada reaksi
+ : Eritema
++ : Eritema dan papula
+++ : Eritema, papula, dan vesikula
++++ : Edema dan vesikula
4.3.2 Uji efektivitas Sediaan
moisture checker. Data yang diperoleh pada hasil kelembaban bibir akan
perawatan dengan pemberian sediaan lip balm setiap hari pada pagi dan malam
33
Universitas Sumatera Utara
hari secara rutin, kelembaban pada bibir panelis mengalami peningkatan terutama
Tabel 4.5 Data hasil pengukuran kelembaban (moisture) pada bibir panelis
34
Universitas Sumatera Utara
F3: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 7,5%
F4: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 10%
bibir panelis dan diperoleh nilai p < 0,05 pada penggunaan minggu ke-1, ke-2, ke-
3 dan ke-4 yang menunjukkan bahwa perubahan kelembaban pada kulit bibir
signifikan.
Grafik pengaruh pemakaian lip balm dari minyak biji buah anggur
terhadap kelembaban bibir panelis selama empat minggu perawatan dapat dilihat
50
40 F0 (blanko)
FI (2.5%)
30
F2 (5%)
Kelembaban
20 F3 (7.5%)
F4 (10%)
10
0
0 (kondisi 1 2 3 4
awal) Waktu (minggu )
Gambar 4.1 Grafik pengaruh perbedaan formula terhadap kelembaban pada bibir
panelis.
Kandungan air sangat menentukan elastisitas bagian atas kulit sehingga
kulit akan tampak lembut dan halus. Kurangnya kadar minyak pada permukaan
kulit mengakibatkan kandungan air yang berada pada bagian permukaan bawah
35
Universitas Sumatera Utara
Kondisi lingkungan juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
konsentrasi perfusi air dari kapiler dan penguapan dan konveksi dari permukaan
bibir. Saat lip balm dioleskan ke bibir, ia bertindak sebagai sealant mencegah
untuk rehidrasi melalui akumulasi kelembaban pada antarmuka lip balm stratum
Data yang diperoleh dari lembar penilaian ditabulasi dan ditentukan nilai
kesukaannya untuk setiap sediaan dengan mencari hasil rerata pada setiap panelis
sediaan, yaitu:
nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3,69 dibulatkan menjadi 4
(suka).
disukai adalah sediaan lip balm dengan konsentrasi minyak biji anggur 7,5%
36
Universitas Sumatera Utara
Sediaan lip balm dikatakan memiliki daya oles yang baik jika mampu
menempel pada kulit secara merata dengan 5 kali pengolesan pada tekanan
tertentu (Keithler, 1956). Hasil uji kesukaan dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut
ini.
Sediaan
Panelis
F1 F2 F3 F4
1 4 4 3 3
2 4 3 5 3
3 4 3 3 3
4 4 3 4 3
5 4 4 3 3
6 5 3 3 3
7 4 3 3 3
8 4 4 5 4
9 3 3 5 5
10 4 3 4 4
11 3 3 4 5
12 3 4 5 4
13 2 3 5 4
14 3 3 5 4
15 4 3 4 3
16 4 4 3 3
17 4 4 5 4
18 3 4 4 4
19 3 4 3 3
20 4 4 5 5
21 4 4 4 4
22 3 4 4 5
23 3 4 3 4
24 4 4 3 5
25 4 3 5 5
26 4 2 3 4
27 2 3 4 5
28 2 5 4 3
29 3 5 4 3
30 2 4 4 5
37
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
F1: Sediaan minyak biji anggur dengan konsentrasi 2, 5%
F2: Sediaan minyak biji anggur dengan konsentrasi 5%
F3: Sediaan minyak biji anggur dengan konsentrasi 7, 5%
F4: Sediaan minyak biji anggur dengan konsentrasi 10%
Nilai Kesukaan:
1. Sangat tidak suka
2. Tidak suka
3. Kurang Suka
4. Suka
5. Sangat Suka
38
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
a. Minyak biji anggur dapat diformulasikan dalam sediaan lip balm dan
mempunyai susunan yang homogen, pH yang sesuai (5,5-6,2), suhu lebur
yang baik (55-64◦C), tidak mengiritasi dan stabil dalam penyimpanan.
b. Perbedaan konsentrasi minyak biji anggur yang diformulasikan dalam
sediaan lip balm memberikan efektivitas sebagai pelembab bibir yang
berbeda. Semakin tinggi konsentrasi minyak biji anggur, maka semakin
tinggi efektivitas kelembabannya. Konsentrasi paling tinggi yang dipakai
adalah 10%.
c. Penggunaan sediaan lip balm yang mengandung minyak biji anggur
konsentrasi 10% selama 4 minggu menunjukkan perubahan kondisi kulit
bibir menjadi lebih baik dengan meningkatnya kelembaban pada kulit bibir
(persen pemulihan 52%).
5.2 SARAN
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat membuat formula
menggunakan minyak biji anggur sebagai sediaan tabir surya pada bibir.
39
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Aramo. 2012. Skin and hair diagnosis system. Sungnam: Aram Huvis Korea Ltd.
Hal. 1-10.
Archoni, K. 2012. Semua rahasia kulit cantik dan sehat ada disini. Yogyakarta:
Javalitera. Hal. 13-17, 95, 177.
Butler, H. 2000. Poucher’s perfumes, cosmetics and soaps tenth edition.
Netherlands: Kluwer Academic Publishers. Hal 210.
Da Silva, T.L., Bernardo, E.C., Nobre, B., Mendes, R.L., dan Reis, A. (2008).
Extraction of victoria and red globe grapeseed oil using supercritical
carbondioxide With and Without Ethanol. Journal of Food Lipids. 15:
356-357.
Ditjen POM. 1979. Farmakope indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 378, 153, 506.
Ditjen POM. 1995. Farmakope indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 57, 157, 186, 413.
Ditjen POM. 1985. Formularium kosmetika indonesia. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 82-105.
Fernandes, A.R., Michelli, F.D., Claudineia, A.S.O.P., Telma, M.K., Andre, R.B.,
Maria, V.R.V. 2013. Stability evaluation of organic lip balm. Brazilian
Journal of Pharmaceutical Sciences. 49(2). Hal. 294, 296.
Hutami, R.A.P., Joshita, D., Abdul, M. 2014. Pemanfaatan ekstrak kelopak bunga
rosella (Hibiscus sabdariffa L.) sebagai pewarna dan antioksidan alami
dalam formulasi lipsik dan sediaan oles bibir. Universitas Indonesia. Hal.
12
Jacobsen, P.L. 2011. The little lip book. USA: Carma Laboratories Incorporated.
Kadu, M., Suruchi, V., Sonia, S. 2014. Review on natural lip balm. International
Journal of Research in Cosmetic science. Hal. 1-2
Keithler, W.R. 1956. Formulation of cosmetic and cosmetic specialites. New
York: Drug and Cosmetic Industry. Hal. 153-155.
Kwunsiriwong, S. 2016. The study on the development and processing transfer of
lip balm products from virgin coconut oil: a case study. Official
Conference Proceedings of The Asian Conference on Sustainability,
Energy & The Environment 2016. Thailand: The International Academic
Forum. Hal. 1-2.
Linda. 2012. Formulasi sediaan lipstik menggunakan ekstrak angkak (Monascus
purpureus) sebagai pewarna. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara. Medan. Hal. 24.
Madans, A., Katie, P., Christine, P., Shailly, P. 2012. Ithaca got your lips
chapped: A Performance Analysis of Lip Balm. BEE 4530. Hal. 4-5.
Maheswari, M.U., dan Rao, P.G.M. 2005. Antihepototoxic effect of grape Seed
oil in rat. Indian Journal Pharmacology. 37(3):179.
Martinez, B. 2006. Grapeseed oil. Spanyol: Textron. Hal. 1-2.
Mitsui, T. 1997. Cosmetic and skin: new cosmetic science. Amsterdam: Elsevier.
Hal. 38-46.
Muliyawan, D., dan Suriana, N. 2013. A – Z Tentang kosmetik. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo. Hal. 134, 157 – 158.
40
Universitas Sumatera Utara
Ratih, H., Titta, H., Ratna, C. P. 2014. Formulasi lip balm minyak bunga kenanga
(Cananga Oil) sebagai emolien. Prosiding Simposium Penelitian.
Yogyakarta: Leutika Prio.
Rawlins, E. A. 2003. Bentley’s textbook of pharmaceutics. 18th Edition. London:
Bailierre Tindall. Hal. 22, 355.
Romalawati, M. 2012. Pabrik pengolahan biji kakao menjadi cokelat bubuk dan
lemak coklat. Skripsi. Fakultas Teknologi Industri Universitas
Pembangunan Nasional. Jawa Timur. Hal. 3-4.
Rowe, R.C., Paul, J.S., dan Marian, E.Q. 2009. Handbook of pharmaceutical
excipients. Edisi Keenam. London: Pharmaceutical Press and American
Pharmacists Association. Hal. 75, 283, 442, 742.
Sarvanthi, N., Unissa, R., Sudhakar, M., dan Prashant, Y. 2013. Grape seed
extract – a therapeutic review. Journal of Pharmacology. 3(2): 325.
Satheesh, M dan Abhay, P.Y. 2011. Lip: an impressive and idealistic platform for
drug delivery. Journal of Pharmacy research. 4(4). Hal. 1.
Setiadi, 1995. Bertanam anggur. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 1, 4.
Sulastomo, E. 2013. Kulit cantik dan sehat. mengenal dan merawat kulit. Jakarta:
Kompas. Hal. 134, 290.
Tranggono, R.I.S., dan Latifah, F. 2007. Buku pegangan ilmu pengetahuan
kosmetik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. 7-8, 93-96.
Wasitaatmadja, S.M., 1997. Penuntun ilmu kosmetik medik. Jakarta: UI-Press.
Hal. 16, 27, 199.
Wiryanta, B.T.W. 2004. Membuahkan anggur di dalam pot dan pekarangan.
Jakarta: Agro Media Pustaka. Hal. 5, 11-12.
41
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Sertifikat Hasil Uji Analisis Kandungan Minyak Biji Anggur
42
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Gambar Bahan
43
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Gambar Alat
Oven (Dynamica)
Neraca analitik
pH meter
44
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Perhitungan Modifikasi Formula Sediaan Lip Balm dari Minyak Biji
Anggur
- Gliserin 5% = x 100 g = 5 g
- Lanolin 5% = x 100 g = 5 g
- Gliserin 5% = x 100 g = 5 g
- Lanolin 5% = x 100 g = 5 g
- Gliserin 5% = x 100 g = 5 g
- Lanolin 5% = x 100 g = 5 g
45
Universitas Sumatera Utara
- Cocoa Butter 10% = x 100 g = 10 g
- Gliserin 5% = x 100 g = 5 g
- Lanolin 5% = x 100 g = 5 g
- Gliserin 5% = x 100 g = 5 g
- Lanolin 5% = x 100 g = 5 g
46
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Bagan Pembuatan Sediaan Lip Balm dari Minyak Biji Anggur
Ditimbang Ditimbang
Hasil
47
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Gambar Sediaan Lip Balm yang Mengandung Minyak Biji Anggur
F0 F0 F0 F0 F0
48
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Uji Efektivitas Sediaan Pada Bibir Panelis
- F0: Sediaan tanpa minyak biji anggur
Sebelum: Sesudah:
Kondisi kulit bibir panelis sebelum Kondisi kulit bibir panelis sesudah
pemberian Sediaan F0 yaitu normal pemberian sediaan F0 yaitu mengalami
cenderung kering peningkatan kelembaban ditandai dengan
tekstur kulit bibir sedikit lebih halus
Sebelum: Sesudah:
Kondisi kulit bibir panelis sebelum Kondisi kulit bibir panelis sesudah
pemberian Sediaan F1 yaitu normal pemberian Sediaan F1 yaitu
cenderung kering dan kulit mengelupas mengalami peningkatan kelembaban
titpis ditandai dengan tekstur kulit bibir
lebih halus
- F2: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 5%
Sebelum: Sesudah:
Kondisi kulit bibir panelis sebelum Kondisi kulit bibir panelis sesudah
pemberian Sediaan F2 yaitu normal pemberian Sediaan F2 yaitu
cenderung kering dan kulit mengelupas tipis mengalami peningkatan ditandai
dengan tekstur kulit bibir lebih halus dan
sedikit lebih cerah
49
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)
Sebelum: Sesudah:
Kondisi kulit bibir panelis sebelum Kondisi kulit bibir panelis sesudah
pemberian Sediaan F3 yaitu normal pemberian Sediaan F3 yaitu
cenderung kering dan kulit mengalami peningkatan kelembaban
mengelupas tipis ditandai dengan tekstur kulit bibir
lebih halus dan lebih cerah
Sebelum: Sesudah:
Kondisi kulit bibir panelis sebelum Kondisi kulit bibir panelis sesudah
pemberian Sediaan F4 yaitu kering dan gelap pemberian Sediaan F4 mengalami
peningkatan kelembaban ditandai
dengan tekstur kulit bibir lebih halus
dan lebih cerah
50
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Perhitungan Persen Pemulihan
F0 (blanko)
-
1. x 100% = 6,25 %
-
2. x 100% = 10 %
-
3. x 100% = 6,90 %
-
Rata – rata = x 100% = 7,68 %
F1
-
1. x 100% = 21,43 %
-
2. x 100% = 17,24 %
-
3. x 100% = 22,23 %
-
Rata – rata = x 100% = 20,21 %
F2
-
1. x 100% = 24,12 %
-
2. x 100% = 28,58 %
-
3. x 100% = 32,14 %
-
Rata – rata = x 100% = 28,24 %
F3
-
1. x 100% = 38,46 %
-
2. x 100% = 30 %
-
3. x 100% = 48 %
-
Rata – rata = x 100% = 38,26 %
51
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (lanjutan)
F4
-
1. x 100% = 58,33 %
-
2. x 100% = 50 %
-
3. x 100% = 48 %
-
Rata – rata = x 100% = 52 %
52
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Data Perhitungan Uji Kesukaan (Hedonic Test)
Untuk menghitung nilai uji kesukaan rerata dari setiap panelis digunakan rumus
sebagai berikut:
∑ni i- x
=
n
=√
Keterangan:
n : banyak panelis
2 : keragaman nilai kesukaan
1,96 : koefisien standar deviasi pada taraf 95%
𝑥 : nilai kesukaan rata-rata
𝑋𝑖 : nilai kesukaan dari panelis ke i, dimana i=1,2,3,...,n
s : simpangan baku nilai kesukaan
- Sediaan 1
∑
x =
= 3, 47
∑ni i- x
=
n
- - - - - -
=
= 0, 58
53
Universitas Sumatera Utara
=√
= 0,58
= 0,76
P ( x - ( 1,96 . s / n ) ( x + ( 1,96 . s / n ))
- Sediaan 2
∑
x =
= 3, 57
∑ x
=
= 0, 44
=√
= 0,44
= 0,66
P ( x - ( 1,96 . s / n ) ( x + ( 1,96 . s / n ))
54
Universitas Sumatera Utara
- Sediaan 3
∑
x =
= 3, 97
∑ x
=
= 0, 63
=√
= 0,63
= 0,79
P ( x - ( 1,96 . s / n ) ( x + ( 1,96 . s / n ))
- Sediaan 4
∑
x =
= 3, 8
∑ x
=
55
Universitas Sumatera Utara
=
= 0, 63
=√
= 0,63
= 0,79
P ( x - ( 1,96 . s / n ) ( x + ( 1,96 . s / n ))
56
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Data Nilai Kelembaban pada Skin Analyzer
Kondisi Awal
Minggu Ke – 1
Minggu Ke – 2
57
Universitas Sumatera Utara
Minggu Ke – 3
Minggu Ke – 4
58
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. Data Uji Statistik
1. Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Jenis Formula Statistic df Sig. Statistic df Sig.
KondisiAwal F0 .253 3 . .964 3 .637
F1 .175 3 . 1.000 3 1.000
F2 .385 3 . .750 3 .000
F3 .314 3 . .893 3 .363
F4 .175 3 . 1.000 3 1.000
Minggu Ke-1 F0 .175 3 . 1.000 3 1.000
F1 .253 3 . .964 3 .637
F2 .385 3 . .750 3 .000
F3 .219 3 . .987 3 .780
F4 .175 3 . 1.000 3 1.000
Minggu Ke-2 F0 .175 3 . 1.000 3 1.000
F1 .175 3 . 1.000 3 1.000
F2 .385 3 . .750 3 .000
F3 .292 3 . .923 3 .463
F4 .385 3 . .750 3 .000
Minggu Ke-3 F0 .175 3 . 1.000 3 1.000
F1 .175 3 . 1.000 3 1.000
F2 .385 3 . .750 3 .000
F3 .292 3 . .923 3 .463
F4 .385 3 . .750 3 .000
Minggu Ke-4 F0 .253 3 . .964 3 .637
F1 .385 3 . .750 3 .000
F2 .385 3 . .750 3 .000
F3 .253 3 . .964 3 .637
F4 .175 3 . 1.000 3 1.000
a. Lilliefors Significance Correction
59
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. (Lanjutan)
Test Statisticsa,b
KondisiAwal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4
Kruskal-Wallis H 8.815 6.646 8.452 8.452 11.658
Df 4 4 4 4 4
Asymp. Sig. .066 .156 .076 .076 .020
Test Statisticsa
KondisiAwal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4
Mann-Whitney U .500 1.500 4.500 4.500 2.500
Wilcoxon W 6.500 7.500 10.500 10.500 8.500
Z -1.771 -1.328 .000 .000 -.943
Asymp. Sig. (2-tailed) .077 .184 1.000 1.000 .346
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed .100 .200 1.000 1.000 .400b
Sig.)]
a. Grouping Variable: Jenis Formula
b. Not corrected for ties.
- F0 dengan F2
Test Statisticsa
KondisiAwal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4
Mann-Whitney U .500 3.500 .000 .000 .000
Wilcoxon W 6.500 9.500 6.000 6.000 6.000
Z -1.798 -.471 -1.993 -1.993 -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) .072 .637 .046 .046 .046
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed .100 .700 .100 .100 .100b
Sig.)]
a. Grouping Variable: Jenis Formula
b. Not corrected for ties.
60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. (Lanjutan)
- F0 dengan F3
Test Statisticsa
KondisiAwal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4
Mann-Whitney U 1.500 2.500 2.000 2.000 .000
Wilcoxon W 7.500 8.500 8.000 8.000 6.000
Z -1.328 -.886 -1.124 -1.124 -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .184 .376 .261 .261 .050
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed .200 .400 .400 .400 .100b
Sig.)]
a. Grouping Variable: Jenis Formula
b. Not corrected for ties.
- F0 dengan F4
Test Statisticsa
KondisiAwal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4
Mann-Whitney U .000 .000 .000 .000 .000
Wilcoxon W 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000
Z -1.964 -1.964 -1.993 -1.993 -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .050 .050 .046 .046 .050
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed .100 .100 .100 .100 .100b
Sig.)]
a. Grouping Variable: Jenis Formula
b. Not corrected for ties.
- F1 dengan F2
Test Statisticsa
KondisiAwal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4
Mann-Whitney U 3.500 1.000 .000 .000 .000
Wilcoxon W 9.500 7.000 6.000 6.000 6.000
Z -.471 -1.623 -1.993 -1.993 -2.023
Asymp. Sig. (2-tailed) .637 .105 .046 .046 .043
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed .700 .200 .100 .100 .100b
Sig.)]
a. Grouping Variable: Jenis Formula
b. Not corrected for ties.
61
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. (Lanjutan)
- F1 dengan F3
Test Statisticsa
KondisiAwal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4
Mann-Whitney U 3.000 4.500 2.000 2.000 .000
Wilcoxon W 9.000 10.500 8.000 8.000 6.000
Z -.655 .000 -1.124 -1.124 -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) .513 1.000 .261 .261 .046
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed .700 1.000 .400 .400 .100b
Sig.)]
a. Grouping Variable: Jenis Formula
b. Not corrected for ties.
- F1 dengan F4
Test Statisticsa
KondisiAwal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4
Mann-Whitney U .000 2.000 .000 .000 .000
Wilcoxon W 6.000 8.000 6.000 6.000 6.000
Z -1.964 -1.124 -1.993 -1.993 -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) .050 .261 .046 .046 .046
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed .100 .400 .100 .100 .100b
Sig.)]
a. Grouping Variable: Jenis Formula
b. Not corrected for ties.
- F2 dengan F3
Test Statisticsa
KondisiAwal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4
Mann-Whitney U 3.000 2.500 3.000 3.000 2.500
Wilcoxon W 9.000 8.500 9.000 9.000 8.500
Z -.664 -.899 -.664 -.664 -.943
Asymp. Sig. (2-tailed) .507 .369 .507 .507 .346
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed .700 .400 .700 .700 .400b
Sig.)]
a. Grouping Variable: Jenis Formula
b. Not corrected for ties.
62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. (Lanjutan)
- F2 dengan F4
Test Statisticsa
KondisiAwal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4
Mann-Whitney U .000 .000 4.500 4.500 .500
Wilcoxon W 6.000 6.000 10.500 10.500 6.500
Z -1.993 -1.993 .000 .000 -1.798
Asymp. Sig. (2-tailed) .046 .046 1.000 1.000 .072
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed .100 .100 1.000 1.000 .100b
Sig.)]
a. Grouping Variable: Jenis Formula
b. Not corrected for ties.
- F3 dengan F4
Test Statisticsa
KondisiAwal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4
Mann-Whitney U 2.000 3.000 3.000 3.000 3.000
Wilcoxon W 8.000 9.000 9.000 9.000 9.000
Z -1.124 -.674 -.664 -.664 -.674
Asymp. Sig. (2-tailed) .261 .500 .507 .507 .500
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed .400 .700 .700 .700 .700b
Sig.)]
a. Grouping Variable: Jenis Formula
b. Not corrected for ties.
63
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. Lembar Kuisioner untuk Uji Kesukaan
Nama :
Usia :
Nilai Kesukaan:
( )
64
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14.Surat Pernyataan Uji Iritasi
SURAT PERNYATAAN
Apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama uji iritasi, panelis
tidak akan menuntut kepada peneliti.
Demikian surat pernyataan ini dibuat, tanpa adanya paksaan dari
pihak manapun.
( )
65
Universitas Sumatera Utara