Anda di halaman 1dari 79

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Farmasi Skripsi Sarjana

2018

Formulasi dan Evaluasi Sediaan Lip


Balm dari Minyak Biji Anggur
(Grapeseed Oil) Sebagai Pelembab Bibir

Nazhifah, Hayatun
Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/11792
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN LIP BALM DARI
MINYAK BIJI ANGGUR (Grapeseed Oil)
SEBAGAI PELEMBAB BIBIR

SKRIPSI

OLEH:
HAYATUN NAZHIFAH
NIM 141501055

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

Universitas Sumatera Utara


FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN LIP BALM DARI
MINYAK BIJI ANGGUR (Grapeseed Oil)
SEBAGAI PELEMBAB BIBIR

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

OLEH:
HAYATUN NAZHIFAH
NIM 141501055

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim,

Alhamdulillah, penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Formulasi dan Evaluasi

Sediaan Lip Balm dari Minyak Biji Anggur (Grapeseed Oil) Sebagai Pelembab

Bibir”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Lip balm adalah sediaan yang diaplikasikan ke bibir untuk mencegah

pengeringan dan melindungi terhadap faktor lingkungan yang merugikan. Salah

satu komposisi lip balm adalah minyak. Minyak biji anggur mengandung asam

lemak tak jenuh seperti linoleat, vitamin E dan antioksidan. Penelitian ini

bertujuan untuk memformulasikan minyak biji anggur dalam sediaan lip balm.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa minyak biji anggur dapat

diformulasikan dalam sediaan lip balm dan dapat memberikan kelembaban pada

bibir. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan kajian untuk pembuatan lip balm.

Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu

Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sumatera Utara, Bapak Drs. Suryanto, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing

yang telah memberikan waktu, bantuan, tenaga, bimbingan dan nasihat selama

penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini, dan juga kepada Bapak Drs.

Agusmal Dalimunthe, M.S., Apt., dan Ibu T. Ismanelly Hanum, S. Si., M. Si.,

Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan saran, arahan, kritik dan

masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih juga

iv
Universitas Sumatera Utara
disampaikan kepada Ibu Prof. Dr. Anayanti Arianto, M.Si., Apt., selaku penasehat

akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama

ini, serta Bapak dan Ibu staf pengajar Fakultas Farmasi Universitas Sumatera

Utara yang telah mendidik penulis selama masa perkuliahan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus

kepada kedua orang tua, Ayahanda Drs. Mahmud Khudri, M. Hum dan Ibunda

Zulfianti Lubis, serta kepada Febri Mahyani Afif S. IP., selaku Kakak, Zulkarnain

Ikhwani S.Kom., selaku Abang, Saidatul Khairiyah dan Muhammad Arifin Ilham,

selaku Adik yang tak pernah berhenti mendoakan demi kelancaran dan

kesuksesan dalam penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini. Penulis

juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa/i stambuk 2014,

khususnya Ade dan Elsya yang selalu berbagi selama masa perkuliahan dan

penelitian, yang selalu memberikan doa, dorongan dan pengorbanan baik moril

maupun materil dalam penyelesaian skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap

semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Medan, 12 Desember 2018


Penulis,

Hayatun Nazhifah
NIM 141501055

v
Universitas Sumatera Utara
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Hayatun Nazhifah
Nomor Induk Mahasiswa : 141501055
Program Studi : Sarjana Farmasi
Judul Skripsi : Formulasi dan Evaluasi Sediaan Lip Balm dari
Minyak Biji Anggur (Grapeseed Oil) Sebagai
Pelembab Bibir
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat adalah asli karya sendiri
dan bukan plagiat. Apabila dikemudian hari diketahui skripsi saya tersebut
terbukti plagiat karena kesalahan sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun
oleh Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera
Utara. Saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.

Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya dan dalam
keadaan sehat.

Medan, 21 November 2018

Hayatun Nazhifah
NIM 141501055

vi
Universitas Sumatera Utara
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN LIP BALM DARI MINYAK
BIJI ANGGUR (GRAPESEED OIL) SEBAGAI PELEMBAB BIBIR

ABSTRAK
Latar belakang: Minyak biji anggur banyak mengandung vitamin E sebagai
antioksidan yang berfungsi untuk menjaga kelembaban kulit dan melindungi kulit
dari kerusakan akibat pengaruh lingkungan. Lip balm merupakan sediaan
perawatan yang diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan kelembaban bibir.
Oleh karena itu perlu dibuat sediaan lip balm yang mengandung minyak biji
anggur sebagai pelembab bibir.
Tujuan: Untuk memformulasi sediaan lip balm yang mengandung minyak biji
anggur sebagai pelembab bibir dan keefektifannya sebagai pelembab bibir.
Metode: Penelitian dilakukan secara eksperimental. Sediaan lip balm dibuat
dengan menambahkan minyak biji anggur ke dalam formula dasar sediaan lip
balm. Pengujian terhadap sediaan lip balm meliputi pemeriksaan mutu fisik
sediaan yaitu pemeriksaan organoleptis, pemeriksaan homogenitas, suhu lebur, uji
stabilitas sediaan dan uji iritasi sediaan, uji efektivitas kelembaban sediaan, serta
uji kesukaan (hedonic test) terhadap variasi sediaan yang dibuat. Pemakaian lip
balm terhadap sukarelawan dilakukan selama empat minggu dengan
mengaplikasikan sediaan lip balm pada bibir setiap hari secara rutin pagi dan
malam hari. Data analisis dengan menggunakan SPSS 25.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak biji anggur dapat
diformulasikan dalam sediaan lip balm yang memiliki susunan yang homogen, pH
yang sesuai (5,5-6,2), suhu lebur yang baik (55-64◦C), stabil dalam penyimpanan
dan tidak mengiritasi kulit bibir sukarelawan. Semakin tinggi konsentrasi minyak
biji anggur dalam sediaan lip balm menunjukkan perubahan kondisi kulit bibir
menjadi lebih baik dengan konsentrasi tertinggi yaitu 10% mampu meningkatkan
kelembaban kulit bibir dengan persen pemulihan 52%. Berdasarkan nilai
kesukaan untuk setiap sediaan, sediaan yang paling disukai adalah sediaan lip
balm dengan konsentrasi 7,5%.
Kesimpulan: Sediaan lip balm minyak biji anggur dengan konsentrasi 10%
paling baik sebagai pelembab bibir dan konsentrasi 7,5% yang paling disukai

Kata kunci: bibir, lip balm, minyak biji anggur, pelembab.

vii
Universitas Sumatera Utara
FORMULATION AND EVALUATION OF THE PREPARATION LIP
BALM FROM GRAPESEED OIL AS LIP MOISTURIZER

ABSTRACT
Background: Grape seed oil contains vitamin E as an antioxidant that functions
to maintain skin moisture and protect the skin from skin damage due to
environmental influences. Lip balm is a treatment preparation needed to maintain
and increase lip moisture. Therefore it is necessary to make a lip balm containing
grape seed oil as a lip moisturizer.
Purpose: To formulate a lip balm containing grape seed oil as a lip moisturizer
and its effectiveness as lip moisturizer.
Methods: The study was conducted experimentally. The preparation of lip balm
is made by adding grape seed oil to the basic formula for the preparation of lip
balm. Testing of lip balm preparations includes physical quality inspection of the
preparation, namely organoleptic examination, homogeneity examination, melting
temperature, preparation stability test, and irritation test, test the effectiveness of
the preparation, humidity effectiveness test, as well as a hedonic test. The use of
lip balm for volunteers was carried out for four weeks by applying lip balm
preparations every day routinely morning and evening. Data analysis using SPSS
25.
Results: The results showed that grape seed oil could be formulated in the
preparation of lip balm which had a homogeneous arrangement, the appropriate
pH (5.5-6.2), good melting temperature (55-64◦C), stable in storage, and did not
irritate the lips of volunteers. The higher the concentration of grape seed oil in lip
balm preparations showed the change in lip skin conditions became better with the
highest concentration of 10% able to increase the moisture of lip skin with a
recovery percentage of 52%. Based on the preference value for each preparation,
the most preferred preparation is the preparation of lip balm with a concentration
7,5%.
Conclusion: The preparation of grape seed oil lip balm with a concentration of
10% is best as lip moisturizer and the preferred 7.5% concentration

Keywords: lips, lip balm, grape seed oil, moisturizer.

viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i


HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT .......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................................... 4
1.3 Hipotesis............................................................................................................ 4
1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 5
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 5
1.6 Kerangka Pikir ................................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 7
2.1 Anggur ............................................................................................................. 7
2.2 Minyak Biji Anggur ......................................................................................... 7
2.3 Kosmetik ........................................................................................................... 8
2.3.1 Pengertian Kosmetik ..................................................................................... 8
2.3.2 Manfaat dan Tujuan Kosmetik ...................................................................... 9
2.3.3 Manfaat Ekstra .............................................................................................. 9
2.3.4 Penggolongan Kosmetik ............................................................................. 11
2.3.4.1 Kosmetik Pelembab ................................................................................. 12
2.4 Bibir ................................................................................................................ 12
2.4.1 Anatomi dan Fisiologi Kulit Bibir .............................................................. 12
2.4.2 Bibir Kering ................................................................................................ 13
2.5 Lip Balm ......................................................................................................... 14
2.5.1 Pengertian Lip Balm .................................................................................... 14
2.5.2 Fungsi dan Manfaat Lip Balm ..................................................................... 14
2.5.3 Komponen Lip Balm ................................................................................... 15
2.5.4 Zat Tambahan dalam Lip Balm ................................................................... 16
2.5.5 Komponen Lip Balm yang Digunakan ........................................................ 17
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 20
3.1 Alat dan Bahan ................................................................................................ 20
3.1.1 Alat ............................................................................................................... 20
3.1.2 Bahan ........................................................................................................... 20
3.2 Penyiapan Sampel ........................................................................................... 20
3.3 Sukarelawan .................................................................................................... 21
3.4 Uji Analisis Kandumgan Minyak Biji Anggur .............................................. 21
3.5 Prosedur Kerja ................................................................................................ 21
3.5.1 Formula Dasar .............................................................................................. 21
3.5.2 Orientasi Formula ........................................................................................ 22

ix
Universitas Sumatera Utara
3.5.3 Modifikasi Formula ..................................................................................... 23
3.5.4 Prosedur Pembuatan Sediaan ....................................................................... 24
3.6 Pemeriksaan Mutu Fisik Sediaan ................................................................... 24
3.6.1 Uji Homogenitas Sediaan ............................................................................ 24
3.6.2 Uji Suhu Lebur ............................................................................................ 25
3.6.3 Uji pH Sediaan ............................................................................................ 25
3.6.4 Uji Stabilitas sediaan ................................................................................... 25
3.7 Uji Iritasi, Uji Efektivitas dan Uji Kesukaan Sediaan .................................... 25
3.7.1Uji Iritasi Sediaan ......................................................................................... 25
3.7.2 Uji Efektivitas Sediaan ................................................................................ 26
3.7.3 Uji Kesukaan Sediaan ................................................................................. 27
3.8 Analisin Data .................................................................................................. 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 29
4.1 Hasil Orientasi Formula ................................................................................. 29
4.1.1 Hasil Formulasi Sediaan ............................................................................. 29
4.2 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Sediaan .......................................................... 29
4.2.1 Homogenitas Sediaan .................................................................................. 29
4.2.2 Suhu Lebur Sediaan .................................................................................... 30
4.2.3 Uji pH Sediaan ............................................................................................ 31
4.2.4 Uji Stabilitas Fisik Sediaan ......................................................................... 32
4.3 Hasil Uji Iritasi, Uji Efektivitas dan Uji Kesukaan Sediaan .......................... 32
4.3.1 Uji Iritasi Sediaan ........................................................................................ 32
4.3.2 Uji Efektivitas Sediaan ................................................................................ 33
4.3.3 Uji Kesukaan Sediaan ................................................................................. 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 39
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 39
5.2 Saran................................................................................................................ 39
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 40
LAMPIRAN .......................................................................................................... 42

x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

3.1 Komposisi Bahan dalam Lip Balm ................................................................. 23


4.1 Data Hasil Uji Suhu Lebur .............................................................................. 30
4.2 Data Hasil Uji pH ........................................................................................... 31
4.3 Data Hasil Uji Stabilitas Fisik Sediaan .......................................................... 32
4.4 Data Hasil Uji Iritasi Sediaan ......................................................................... 33
4.5 Data Hasil Pengukuran Kelembaban (Moisture) Pada Bibir Panelis ............. 34
4.6 Data Nilai Uji Kesukaan ................................................................................ 37

xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

2.1 Struktur Kulit Bibir ........................................................................................ 13


4.1 Grafik Pengaruh Perbedaan Formula Terhadap Kelembaban (Moisture)
Pada Bibir Panelis .......................................................................................... 35

xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN

1. Sertifikat Analisis Minyak Biji Anggur ......................................................... 42


2. Gambar Bahan ................................................................................................ 43
3. Gambar Alat ................................................................................................... 44
4. Perhitungan Modifikasi Formula Sediaan Lip Balm dari Minyak Biji
Anggur ............................................................................................................ 45
5. Bagan Pembuatan Sediaan Lip Balm dari Minyak Biji Anggur .................... 47
6. Gambar Sediaan Lip Balm dari Minyak Biji Anggur ..................................... 48
7. Gambar Hasil Uji Homogenitas ..................................................................... 48
8. Uji Efektivitas Sediaan Pada Bibir Panelis .................................................... 49
9. Perhitungan Persen Pemulihan ....................................................................... 51
10. Perhitungan Uji Kesukaan (Hedonic Test) ..................................................... 53
11. Data Nilai Kelembaban Pada Skin Analyzer .................................................. 57
12. Data Hasil Uji Statistik ................................................................................... 59
13. Kuisioner Uji Kesukaan ................................................................................. 64
14. Surat Pernyataan ............................................................................................. 65

xiii
Universitas Sumatera Utara
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bibir merupakan salah satu bagian pada wajah yang penampilannya

mempengaruhi persepsi estetis wajah. Lapisan korneum pada bibir mengandung

sekitar 3 sampai 4 lapis dan sangat tipis dibanding kulit wajah biasa. Kulit bibir

tidak memiliki folikel rambut dan tidak ada kelenjar keringat yang berfungsi

untuk melindungi bibir dari lingkungan luar (Kadu dkk., 2014).

Masalah yang paling sering terjadi pada bibir adalah chapping atau bibir

pecah-pecah yang disebabkan karena retaknya lapisan permukaan keratin. Faktor

penyebabnya adalah sering menjilat bibir, dehidrasi dan sinar matahari. Namun,

penyebab spesifiknya adalah kerusakan yang diakibatkan oleh paparan sinar UV

matahari. Paparan sinar UV yang berlebihan dapat merusak sel yang

memproduksi keratin yang menghasilkan lapisan luar bibir. Seperti halnya kulit,

bibir juga dapat terbakar dan terkelupas. Sel yang rusak tersebut akan terpisah

terkelupas dan jatuh. Saat bibir kehilangan sel-sel ini, bibir menjadi pecah-pecah

(Jacobsen, 2011).

Selain lipstik dan lip gloss kosmetik bibir yang sering digunakan wanita

adalah lip balm. Fungsi penggunaan lip balm berbeda dengan lipstik dan lip gloss.

Tujuan penggunaan lip balm lebih pada perawatan bibir dari pada untuk tujuan

riasan. Lip balm memang dirancang untuk melindungi dan menjaga kelembaban

bibir. Kandungan yang terdapat dalam lip balm adalah zat pelembab dan vitamin

untuk bibir (Muliyawan dan Suriana, 2013).

1
Universitas Sumatera Utara
Lip balm atau salep bibir adalah lilin substansi yang dioleskan pada bibir

dari mulut. Tujuannya untuk melembabkan bibir agar tidak mudah kering dan

pecah-pecah. Biasanya lip balm digunakan untuk bibir yang membutuhkan

proteksi, umpamanya pada keadaan kelembaban udara yang rendah atau karena

suhu yang terlalu dingin, untuk mencegah penguapan air dan sel-sel epitel mukosa

bibir (Ratih dkk., 2014).

Salah satu komposisi lip balm adalah minyak. Khususnya, minyak yang

memiliki kandungan asam lemak tak jenuh tinggi seperti asam oleat, linoleat,

arakidonat, berfungsi memberikan efek kelenturan, membuat kulit lebih sehat.

Selain asam lemak, minyak juga memiliki kandungan vitamin E yang berfungsi

sebagai antioksidan dalam melindungi sel dari kerusakan oksidasi dan radikal

bebas, menjaga integritas serat elastin antara dermis dan kolagen sehingga

kelenturan sel tetap terjaga (Tranggoro dan Latifah, 2007).

Minyak biji anggur adalah minyak alami yang berasal dari biji anggur

Vitis vinifera yang banyak tumbuh di Spanyol, Italia, Prancis. Anggur jenis ini

biasanya digunakan untuk pembuatan wine (minuman beralkohol hasil fermentasi

dari anggur segar). Minyak dengan warna kekuningan dan bau tidak menyengat

ini memiliki kandungan asam linoleat (omega 6) yang tinggi yaitu 60-76%, asam

oleat 12-27%, asam stearat 3-6%, asam palmitat 6-8%, serta antioksidan yang

kuat sehingga baik digunakan dalam formulasi kosmetik. Minyak biji buah anggur

diperoleh dari ekstraksi biji anggur dengan metode cold pressed (Martinez, 2006).

Minyak biji anggur telah banyak digunakan pada peneliti sebelumnya

sebagai sediaan kosmetik dengan berbagai jenis dan konsentrasi yang dibuat.

Peneliti sebelumnya, Putra dan Reveny, (2016) menggunakan minyak biji

anggur dalam formulasi masker wajah dari minyak biji anggur (Grapeseed Oil)

2
Universitas Sumatera Utara
sebagai anti-aging. Hasil formulasi sediaan masker wajah dengan konsentrasi 1%,

2,5%, 5%, 7,5%, dan 10%, diperoleh bahwa sediaan masker wajah menggunakan

minyak biji anggur mampu memberikan efek sebagai anti-aging yang mampu

meningkatkan kadar air, mengurangi kekasaran dikulit, mengecilkan pori-pori,

mengurangi noda pada kulit. Pada penelitian Chandra dan Purba, (2015)

menggunakan minyak biji anggur sebagai pengaruh penambahan minyak biji

anggur (Grapeseed Oil) terhadap efektifitas sediaan tabir surya kombinasi

okibenzon dan oktilmetoksisinamat basis vanishing cream. Hasil yang diperoleh

dengan penambahan minyak biji anggur dapat meningkatkan efektivitas sediaan

tabir surya dari okibenzon dan oktilmetoksisinamat dalam basis vanishing cream.

Pada penelitian Nasution dan Tanuwijaya, (2015) menggunakan minyak biji

anggur dalam formulasi dan uji efektivitas sediaan krim yang mengandung

minyak biji anggur (Grapeseed Oil). Hasil formulasi sediaan krim menggunakan

minyak biji anggur dengan konsentrasi 5%, 10%, 15% dan 20% dengan dasar

krim tipe minyak dalam air, diperoleh bahwa semua sediaan krim homogen, stabil

dalam penyimpanan 12 minggu, dan memiliki pH yang sesuai. Sediaan krim

dengan konsentrasi 20% memberikan efek anti-aging paling baik. Semua sediaan

krim minyak biji anggur tidak mengiritasi kulit. Sedangkan pada penelitian Fitri

dan Lubis, (2017) menggunakan minyak biji anggur dalam formulasi sediaan

pelembab bibir minyak biji anggur (Grapeseed Oil). Hasil formulasi sediaan

pelembab bibir menggunakan minyak biji anggur (Grapeseed Oil) dengan

konsentrasi yaitu 20%, 30%, 40%, 50%, 60% dan 70%, diperoleh bahwa sediaan

pelembab bibir dengan konsentrasi 70% menunjukkan efektivitas pelembab bibir

terbaik dan mendekati produk pasaran.

3
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk memformulasikan

minyak biji anggur (grapeseed oil) sebagai pelembab bibir.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Apakah minyak biji anggur dapat diformulasikan dalam sediaan lip balm?

b. Apakah perbedaan konsentrasi minyak biji anggur dalam sediaan lip balm

mempengaruhi efektivitas sebagai pelembab bibir?

c. Apakah sediaan lip balm minyak biji anggur yang dihasilkan dapat

meningkatkan kelembaban pada bibir?

1.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a. Minyak biji anggur dapat diformulasikan dalam sediaan lip balm.

b. Perbedaan konsentrasi minyak biji anggur dalam sediaan lip balm

mempengaruhi efektivitas sebagai pelembab bibir.

c. Sediaan lip balm minyak biji anggur yang dihasilkan dapat meningkatkan

kelembaban pada bibir.

4
Universitas Sumatera Utara
1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan hipotesis penelitian di atas maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui apakah minyak biji anggur dapat diformulasikan dalam

sediaan lip balm.

b. Untuk mengetahui apakah perbedaan konsentrasi minyak biji anggur

dalam sediaan lip balm mempengaruhi efektivitas sebagai pelembab bibir.

c. Untuk mengetahui apakah sediaan lip balm minyak biji anggur yang

dihasilkan dapat meningkatkan kelembaban pada bibir.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi ilmiah

tentang minyak biji anggur yang diformulasikan dalam sediaan lip balm yang

memiliki efek sebagai pelembab bibir.

5
Universitas Sumatera Utara
1.6 Kerangka Pikir

Latar belakang Tujuan Variabel bebas Variabel terikat Parameter

Minyak biji 1. Homogen


Stabilitas
anggur banyak itas
fisik lip
mengandung 2. pH
balm
vit. E sebagai 3. Suhu
antioksidan lebur
yang berfungsi Keaman
untuk menjaga 1. Eritema
Konsentrasi an pada
kelembaban Formulasi 2. Edema
minyak biji kulit
kulit dan sediaan lip 3. Vesikula
anggur (iritas)
melindungi balm yang 4. papula
mengandu (2,5%, 5%,
kulit dari
ng minyak 7,5% dan
kerusakan Uji Lembar
biji anggur 10%)
akibat kesukaan pertanyaan
pengaruh (Hedonic (kuisioner)
lingkungan. test)
Lip balm
merupakan
sediaan Efek
perawatan kelemb
yang Nilai
aban Moisture
diperlukan pada
untuk menjaga bibir
dan
meningkatkan
kelembaban
bibir. Oleh
karena itu
perlu dibuat
sediaan lip
balm yang
mengandung
minyak biji
anggur sebagai
pelembab
bibir.

6
Universitas Sumatera Utara
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anggur

Buah anggur atau yang sering disebut juga grape, bukan tanaman asli dari

Indonesia. Tanaman anggur berasal dari Timur Tengah, tepatnya Mesopotamia

(Irak sekarang). Penyebaran anggur pertama kali bukan dalam bentuk buah segar

melainkan dalam bentuk minuman atau wine (Wiryanta, 2004).

Secara umum ada dua varietas anggur yang umum dibudidayakan dan bisa

dikonsumsi, yaitu Vitis vinifera dan Vitis labrusca. Selain jenis anggur dari dua

spesies ini, masih banyak spesies lainnya, termasuk anggur liar. Anggur yang

sudah lazim kita kenal termasuk jenis Vitis, dari keluarga Vitaceae yang

jumlahnya lebih 60 jenis. Jenis Vitis vinifera, atau yang dikenal dengan anggur

Eropa, adalah jenis anggur yang paling banyak ditanam. Alasannya jenis Vitis

vinifera ini lebih disukai, karena rasanya lebih enak dan lebih lezat. Jenis lain

yang juga banyak ditanam orang, terutama di Amerika adalah jenis Vitis labrusca

(Setiadi, 1995).

2.2 Minyak Biji Anggur

Minyak biji anggur telah menarik banyak perhatian bagi industri makanan,

kosmetik dan farmasi karena sifat-sifatnya. Kandungan utama dalam minyak biji

anggur terletak pada kadar yang tinggi dari asam lemak tak jenuh seperti asam

linoleat dan vitamin E yang sangat penting pada kesehatan manusia. Minyak biji

anggur terdiri dari trigliserida, yang kaya akan asam lemak tak jenuh, seperti asam

olet dan linoleat, dibandingkan dengan minyak lainnya (Da Silva dkk., 2008).

7
Universitas Sumatera Utara
Minyak biji anggur mengandung 75% asam linoleat, 15% asam oleat, 6%

pasam palmitat, 3% asam stearat dan 1% asam linolenat (Maheswari dan Rao,

2005).

Minyak biji buah anggur diperoleh dari ekstraksi biji anggur dengan

metode cold pressed. Metode ini sederhana, tidak melibatkan pemanasan ataupun

zat kimia. Menggunakan suatu alat dengan cara memasukkan biji ke alat tersebut,

kemudian ditekan sampai menghasilkan minyak dan ampas yang sudah terpisah

(Martinez, 2006).

Minyak biji buah anggur mengandung antioksidan yang bermanfaat dalam

merawat kulit. Antioksidan yang terdapat di dalamnya yaitu vitamin E dan juga

oligomeric proanthocianidins (OPC). OPC ini berfungsi untuk menangkal radikal

bebas yang merusak jaringan kulit. OPC dapat memperbaiki kolagen yang telah

dirusak oleh radikal bebas, sehingga mencegah terjadinya kerutan di kulit

(Sarvanthi dkk., 2013). Kandungan vitamin E dalam minyak biji buah anggur juga

bermanfaaat bagi kulit, dimana vitamin E membantu melembabkan kulit,

memperbaiki elastisitas kulit dan mengurangi munculnya keriput (Archoni, 2012).

2.3 Kosmetik

2.3.1 Pengertian kosmetik

Kosmetik berasal dari kata kosmetikos (Yunani) yang artinya keterampilan

menghias, mengatur. Jadi kosmetik pada dasarnya adalah campuran bahan yang

diaplikasikan pada anggota tubuh bagian luar seperti epidermis kulit, kuku,

rambut, bibir, gigi dan sebagainya dengan tujuan untuk menambah daya tarik,

melindungi, memperbaiki, sehingga penampilannya lebih cantik dari semula

(Mulyawan dan Suriana, 2013).

8
Universitas Sumatera Utara
Dalam peraturan menteri kesehatan RI no. 445/Menkes/Permenkes/1998/

didefinisikan sebagai berikut:

Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan

pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian

luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik,

mengubah penampilan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik,

memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau

menyembuhkan suatu penyakit (Muliyawan dan suriana, 2013).

2.3.2 Manfaat dan Tujuan Kosmetik

Bila dasar kecantikan adalah kesehatan, maka penampilan kulit yang sehat

adalah bagian yang langsung dapat kita lihat, karena kulit merupakan organ tubuh

yang paling luar dan berfungsi sebagai pembungkus tubuh. Dengan demikian

pemakaian kosmetika yang tepat untuk perawatan kulit, rias atau dekoratif akan

sangat bermanfaat bagi seluruh tubuh (Wasitaatmadja, 1997).

Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat adalah untuk

kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make up, meningkatkan rasa

percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan

sinar UV, polusi dan faktor lingkungan yang lain, mencegah penuaan dan secara

umum membantu seseorang lebih menikmati dan menghargai hidup (Mitsui,

1997).

2.3.3 Manfaat Ekstra

Pada dasarnya, lip balm hanya dirancang untuk melindungi dan merawat

bibir dari kekeringan. Namun, belakangan ini para pengguna lip balm kemudian

menyadari bahwa lip balm juga memberikan manfaat ekstra. Tidak hanya pada

9
Universitas Sumatera Utara
area bibir, akan tetapi juga pada bagian tubuh yang lain. Berikut adalah manfaat

ekstra lip balm yang diketahui, yaitu:

a. Sendi

Area sendi, buku-buku jari dan siku adalah area paling rentan dengan

gejala kekeringan dan kulit bersisik. Kulit kering dan bersisik ini merupakan

salah satu permasalahan kulit. Ternyata, lip balm juga berkhasiat mengatasi

kekeringan pada area buku jari, siku, lutut dan telapak kaki.

b. Kutikula

Felicia alva, ahli kecantikan belisensi dan make up artis di Los Angels

berkata “jika lip balm bermanfaat mengembalikan kelembaban bibir,

seharusnya juga bisa mengembalikan kelembaban kutikula”. Oleh karena

itu, lip balm juga sangat mungkin digunakan sebagai pelembab kutikula.

Lakukan pemijatan kutikula kering dan keras dengan menggunakan lip balm

setiap selesai mandi, maka kutikula yang kering dan keras akan kembali

lembut dan halus.

c. Kelopak mata

Lip balm juga bisa digunakan untuk mempertegas make up, khususnya

make up untuk mata. Sebelum mengaplikasikan eye shadow, terlebih dahulu

oleskan lip balm secara tipis pada kelopak mata agar hasilnya berkilau.

d. Rambut

Lip balm tidak hanya sekedar pelembab bibir, lip balm adalah pelembab

serbaguna yang bisa diaplikasikan pada seluruh anggota tubuh. Lip balm

juga bisa diaplikasikan pada ujung-ujung rambut ketika cuaca dingin. Lip

balm dipercaya bermanfaat menghaluskan ujung-ujung rambut yang kering

dan kasar. Terutama pada jenis rambut keriting dan butuh perhatian ekstra.

10
Universitas Sumatera Utara
e. Alis

Lip balm juga bisa berfungsi untuk menjinakkan alis yang sulit diatur.

Cukup oleskan sedikit lip balm pada bagian alis yang berantakan, kemudian

rapikan dengan sikat alis. Maka, alis akan mudah dibentuk atau diatur sesuai

keinginan.

f. Hidung

Ujung hidung sangat rentan mengalami kekeringan pada saat flu,

terutama jika terlalu sering menyapu hidung. Lip balm bisa dijadikan untuk

mengembalikan kelembaban area sekitar ujung hidung. Lip balm disini

berfungsi untuk mengembalikan kehalusan kulit yang ada disekitar hidung.

2.3.4 Penggolongan Kosmetik

Berdasarkan penggolongannya, kosmetika dibagi menjadi 2 golongan

utama yaitu kosmetika perawatan kulit (skin care) dan kosmetika dasar (tata rias/

make up) (Tranggono dan Latifah, 2007).

1. Kosmetik Perawatan Kulit (Skin-care Cosmetik)

Jenis kosmetik ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit.

Termasuk di dalamnya adalah:

a. Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser): misalnya sabun,

cleansing cream, cleansing milk dan penyegar kulit (freshener).

b. Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer): misalnya,

moisturizing cream, night cream, anti-wrinkle cream, lip balm.

c. Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan sunscreen

foundation, sun blok cream / lotion.

d. Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling),

misalnya scrub cream.

11
Universitas Sumatera Utara
2. Kosmetik Riasan (dekoratif atau make-up)

Jenis kosmetik ini diperlukan untuk merias dan menutupi cacat pada

kulit sehingga menghasilkan penampilan yeng lebih menarik serta

menimbulkan efek psikologis yang baik.

2.3.4.1 Kosmetik Pelembab

Kosmetik pelembab perlu dipakaikan terutama pada kulit yang kering atau

normal cenderung kering. Kosmetika pelembab dibedakan atas dua tipe yaitu:

1. Kosmetika yang didasarkan pada lemak

Kosmetika yang didasarkan pada lemak akan membentuk lapisan lemak

di permukaan kulit untuk mencegah penguapan air kulit dan menyebabkan kulit

menjadi lembab dan lembut.

2. Kosmetika yang didasarkan pada gliserol atau humektan sejenis

Kosmetika yang didasarkan pada gliserol atau humektan sejenis akan

membentuk lapisan yang bersifat higroskopis yang akan menyerap uap air dari

udara dan mempertahankannya di permukaan kulit. Preparat ini membuat kulit

nampak lebih halus dan mencegah dehidrasi lapisan stratum corneum kulit

(Tranggono dan Latifah, 2007).

2.4 Bibir

2.4.1 Anatomi dan Fisiologi Kulit Bibir

Kulit bibir mengandung sel melanin yang sangat sedikit, pembuluh darah

lebih jelas terlihat melalui kulit bibir yang memberi warna bibir kemerahan yang

indah. Lapisan korneum pada kulit biasanya memiliki 15 sampai 16 lapisan untuk

tujuan perlindungan. Lapisan korneum pada bibir mengandung 3 sampai 4 lapisan

dan sangat tipis dibanding kulit wajah biasa. Kulit bibir tidak memiliki folikel

12
Universitas Sumatera Utara
rambut dan tidak ada kelenjar keringat yang berfungsi untuk melindungi bibir dari

lingkungan luar (Kadu dkk., 2014).

Gambar 2.1 Struktur Kulit Bibir (Satheesh dan Abhay, 2011).

2.4.2 Bibir Kering

Bibir kering dan pecah-pecah merupakan gangguan yang umum terjadi

pada bibir. Penyebab umum terjadinya bibir kering dan pecah-pecah yaitu

kerusakan sel keratin karena sinar matahari dan dehidrasi. Sel keratin merupakan

sel yang melindungi lapisan luar pada bibir. Paparan sinar matahari menyebabkan

pecahnya lapisan permukaan sel keratin. Sel keratin yang pecah akan rusak. Sel

yang rusak akan terjadi secara terus menerus sampai sel tersebut terkelupas dan

tumbuh sel yang baru (Jacobsen, 2011).

Selain itu, penyebab bibir kering dan pecah-pecah adalah dehidrasi. Air

merupakan material yang sangat penting terhadap kelembaban kulit. Dehidrasi

terjadi karena asupan cairan yang tidak cukup atau kehilangan cairan yang

berlebihan disebabkan oleh pengaruh lingkungan (Jacobsen, 2011).

13
Universitas Sumatera Utara
2.5 Lip Balm

2.5.1 Pengertian Lip Balm

Lip balm merupakan sediaan kosmetik dengan komponen utama seperti

lilin, lemak dan minyak dari ekstrak alami atau yang disintesis dengan tujuan

untuk mencegah terjadinya kekeringan dengan meningkatkan kelembaban bibir

dan melindungi pengaruh buruk lingkungan pada bibir (Kwunsiriwong, 2016).

Aplikasi lip balm tidak memberikan efek warna seperti lipstik. Lip balm

hanya memberikan sedikit kesan basah dan cerah pada bibir. Lip balm memang

dirancang untuk melindungi dan menjaga kelembaban bibir. Kandungan yang

terdapat dalam lip balm adalah zat pelembab dan vitamin untuk bibir (Sulastomo,

2013).

Saat lip balm dioleskan ke bibir, ia bertindak sebagai sealant mencegah

hilangnya kelembaban melalui penguapan. Perlindungan ini memungkinkan bibir

untuk rehidrasi melalui akumulasi kelembaban pada antar muka lip balm-stratum

corneum (Madans dkk., 2012).

2.5.2 Fungsi dan Manfaat lip balm

a. Lip balm memberikan nutrisi yang dibutuhkan agar bibir tetap lembut

dan sehat

b. Lip balm dapat digunakan oleh laki-laki maupun perempuan

c. Produk lip balm membantu melindungi bibir dari keadaan luka, kering,

pecah-pecah dan cuaca dingin dan kering.

d. Kontak produk dengan kulit tidak akan menyebabkan gesekan atau

kekeringan dan harus memungkinkan pembentukan lapisan homogen

di atas bibir untuk melindungi lendir labial yang rentan terhadap faktor

lingkungan seperti radiasi UV, kekeringan dan polusi.

14
Universitas Sumatera Utara
e. Penggunaan kosmetik bibir alami untuk memperbaiki penampilan

wajah dan kondisi kulit bibir (Fernandes dkk., 2013).

2.5.3 Komponen Lip Balm

Adapun komponen utama dalam lip balm terdiri dari:

1. Lilin

Secara kimia, wax (lilin) adalah campuran hidrokarbon dan asam lemak

yang kompleks dikombinasikan dengan ester. Lilin lebih keras, kurang berminyak

dan lebih rapuh daripada lemak. Lilin sangat tahan terhadap kelembaban, oksidasi

dan bakteri. Ada empat kategori dari lilin sebagai berikut: (a) Lilin hewani,

contohnya yaitu lilin lebah, lanolin, spermaceti; (b) Lilin nabati, contohnya yaitu

carnauba, candelilla, jojoba; (c) Lilin mineral, contohnya yaitu ozokerite, parafin,

mikrokristalin, ceresin; (d) Lilin sintesis, contohnya yaitu polyethylene, carbowax,

acrawax, stearon. Lilin yang paling banyak digunakan untuk kosmetik adalah lilin

lebah (beeswax), carnauba dan candelilla wax. Secara fisik, lilin ditandai dengan

titik leleh tinggi (50-100◦C). Lilin yang paling banyak digunakan adalah beeswax

yang merupakan emolien yang bagus dan pengental. Dua wax alami lainnya

sering digunakan dalam kosmetik adalah lilin carnauba dan candelilla. Keduanya

lebih keras dan memiliki titik leleh yang lebih tinggi membuat mereka lebih stabil

(Kadu dkk., 2014).

2. Lemak

Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang berfungsi

untuk membentuk lapisan film pada bibir, memberi tekstur yang lembut,

mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lip balm. Fungsi yang lain dalam

proses pembuatan lip balm adalah sebagai pengikat dalam basis antara fase

minyak dan fase lilin dan sebagai bahan pendispersi untuk pigmen. Lemak padat

15
Universitas Sumatera Utara
yang biasa digunakan dalam basis lip balm adalah lemak coklat, lanolin, lesitin,

minyak terhidrogenisasi dan lain-lain (Kadu dkk., 2014).

3. Minyak

Asam lemak dapat berupa asam lemak jenuh atau tidak jenuh yang

menentukan stabilitas dari minyak. Minyak dengan asam lemak jenuh tingkat

tinggi (laurat, miristat, palmitat dan asam stearat) termasuk minyak kelapa,

minyak biji kapas dan minyak kelapa sawit. Minyak dengan tingkat asam lemak

tak jenuh yang tinggi (asam oleat, arakidonat, linoleat) misalnya minyak canola,

minyak zaitun, minyak jagung, minyak almond, minyak jarak dan minyak alpukat.

Minyak dengan asam lemak jenuh lebih stabil dan tidak menjadi tengik secepat

minyak tak jenuh. Namun, minyak dengan asam lemak tidak jenuh lebih halus,

lebih mahal, kurang berminyak dan mudah diserap oleh kulit (Kadu dkk., 2014).

2.5.4 Zat Tambahan dalam Lip Balm

Zat tambahan dalam lip balm adalah zat yang ditambahkan dalam formula

lip balm untuk menghasilkan lip balm yang baik, yaitu dengan cara menutupi

kekurangan yang ada tetapi dengan syarat zat tersebut harus inert, tidak toksik,

tidak menimbulkan alergi, stabil dan dapat bercampur dengan bahan lain dalam

formula lip balm. Zat tambahan yang digunakan yaitu pengawet dan humektan

(Butler, 2000).

1. Pengawet

Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh di dalam sediaan lip balm

sebenarnya sangat kecil karena lip balm tidak mengandung air. Akan tetapi ketika

lip balm diaplikasikan pada bibir kemungkinan terjadi kontaminasi pada

permukaan lip balm sehingga terjadi pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena

16
Universitas Sumatera Utara
itu, perlu ditambahkan pengawet di dalam formula lip balm. Pengawet yang sering

digunakan yaitu metil paraben dan propil paraben.

2. Humektan

Humektan adalah material water soluble dengan kemampuan absorbsi air

yang tinggi. Humektan dapat menggerakkan air dari atmosfer. Humektan yang

baik memiliki kemampuan untuk meningkatkan absorbsi air dari lingkungan

untuk hidrasi kulit. Contoh humektan adalah gliserin, sorbitol dan propilen glikol.

2.5.5 Komponen Lip Balm yang Digunakan

1. BHT (Butil Hidroksi Toluen)

Pemeriannya yaitu hablur padat, berwarna putih, berbau khas dan lemah.

Kelarutannya praktis tidak larut dalam air dan propilen glikol, mudah larut dalam

etanol, dalam kloroform dan dalam eter (Ditjen POM, 1995).

2. Cera Flava

Cera flava atau lilin kuning adalah hasil pemurnian malam dari sarang

madu lebah Apis mellifera Linne. Pemeriannya yaitu padatan berwarna kuning

sampai coklat keabuan, berbau enak seperti madu, agak rapuh bila dingin dan

patah membentuk granul, patahan non-hablur, menjadi lunak oleh suhu tangan

(Ditjen POM, 1995).

Cera flava digunakan pada produk obat dan kosmetik. Cera flava

umumnya digunakan pada sediaan topikal dengan konsentrasi 5-20% sebagai

bahan pengeras. Cera flava dianggap sebagai bahan yang tidak toksik dan tidak

mengiritasi baik pada sediaan topikal maupun sediaan oral (Rowe dkk., 2009).

3. Cocoa Butter

Cocoa butter atau lemak coklat merupakan lemak alami yang diperoleh

dari biji kakao. Lemak kakao terdiri dari sejumlah gliserida dari asam-asam lemak

17
Universitas Sumatera Utara
stearat, palmitat, oleat dan sedikit linoleat. Lemak kakao berwarna kuning muda,

pada suhu kamar berbentuk padat namun rapuh/getas, titik lelehnya 34-38◦C

(Romalawati, 2012).

4. Gliserin

Pemeriannya yaitu cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis,

hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak), higroskopis dan netral

terhadap lakmus. Kelarutannya yaitu dapat bercampur dengan air dan etanol,

praktis tidak larut dalam kloroform, eter, minyak lemak dan minyak menguap

(Ditjen POM, 1995).

Gliserin digunakan secara luas pada formulasi farmasetikal meliputi

sediaan oral, telinga, mata, topikal dan parenteral. Pada sediaan topikal dan

kosmetik, gliserin digunakan sebagai humektan dan emolien (Rowe dkk., 2009).

5. Nipagin

Nipagin atau metil paraben memiliki pemerian yaitu hablur kecil, tidak

berwarna, tidak berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar.

Kelarutannya yaitu sukar larut dalam air dan benzen, mudah larut dalam etanol

dan dalam eter, larut dalam minyak, propilen glikol dan dalam gliserol. Suhu

leburnya antara 125-128◦C. Khasiatnya adalah sebagai zat tambahan (zat

pengawet) (Ditjen POM, 1979).

Metil paraben digunakan sebagai pengawet dalam sediaan topikal dalam

jumlah 0,02-0,3% (Rowe dkk., 2009).

6. Lanolin

Lanolin atau lemak bulu domba adalah zat serupa lemak yang dimurnikan,

diperoleh dari bulu domba Ovis aries Linne yang dibersihkan dan dihilangkan

18
Universitas Sumatera Utara
warna dan baunya. Pemeriannya yaitu massa seperti lemak, lengket, warna kuning

dan bau khas (Ditjen POM, 1995).

7. Oleum cacao

Oleum cacao atau lemak coklat merupakan padatan yang diperoleh dengan

pemerasan panas biji Theobroma cacao L. yang telah dikupas dan dipanggang.

Pemeriannya yaitu lemak padat, putih kekuningan, bau khas aromatik, rasa khas

lemak dan agak rapuh. Suhu lebur yaitu 31-34◦C (Ditjen POM, 1979).

19
Universitas Sumatera Utara
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental. Penelitian meliputi

formulasi sediaan, pemeriksaan mutu fisik sediaan meliputi pemeriksaan

organoleptis, pemeriksaan homogenitas, suhu lebur, uji pH, uji stabilitas sediaan

dan uji iritasi sediaan, uji efektivitas sediaan, serta uji kesukaan (hedonic test)

terhadap variasi sediaan yang dibuat.

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : Alat-alat gelas,

batang pengaduk, cawan penguap, kaca objek, kertas perkamen, moistue checker

(Aram), neraca analitik (Mottler Toledo), oven (Dynamica), penangas air, penjepit

tabung, pH indikator universal (Merck), pipet tetes, spatula, sudip, tisu dan wadah

lip balm.

3.1.2 Bahan

BHT (Butil Hidroksitoluen), cera flava, cocoa butter, gliserin, lanolin,

minyak biji anggur, nipagin, oleum cacao.

3.2 Penyiapan Sampel

Minyak biji buah anggur dibeli di Smarco Superstore dengan merk Pietro

Coricelli 1939, produk dari Italia dan dalam kemasan botol kaca ukuran 1L

dengan harga Rp. 120.000.

20
Universitas Sumatera Utara
3.3 Sukarelawan

Sukarelawan yang dijadikan panelis (subjek penelitian) adalah 30 orang

mahasiswi Fakultas Farmasi USU yang telah dianalisa bibirnya memiliki

kelembaban yang rendah dengan kriteria sebagai berikut: (Ditjen POM, 1985).

1. Wanita berbadan sehat

2. Usia antara 20-30 tahun

3. Tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan alergi

4. Bersedia menjadi sukarelawan.

3.4 Uji Analisis Kandungan Minyak Biji Anggur

Analisis kandungan minyak biji anggur dilakukan di Pusat Penelitian

Kelapa Sawit (PPKS) dengan alamat Jl. Bridgen Katamso No. 51, Kampung Baru,

Medan Maimun, Kota Medan, Sumatera Utara.

3.5 Prosedur Kerja

3.5.1 Formula Dasar (Ratih dkk., 2014).

Formula dasar yang dipilih pada pembuatan lip balm dalam penelitian ini

adalah:

R/ Gliserin 5%

Cera Alba 10%

Cera Flava 12%

Nipagin 0, 18%

Nipasol 0, 02%

BHT 0, 05%

Oleum cacao ad 100

21
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan formula dasar di atas dilakukan modifikasi formula basis

pelembab bibir minyak biji anggur dalam berbagai perbandingan. Hal ini

dilakukan untuk mendapatkan basis pelembab bibir yang baik dalam tekstur dan

kemampuan dalam melembabkan bibir.

3.5.2 Orientasi Formula

(1) R/ Gliserin 5%

Cera Flava 10 %

Nipagin 0, 2 %

BHT 0, 05 %

Lanolin 10 %

Oleum cacao ad 100

(2) R/ Gliserin 5%

Cera Flava 8%

Nipagin 0, 2 %

BHT 0, 05 %

Lanolin 8%

Oleum cacao ad 100

(3) R/ Gliserin 5%

Cera Flava 7%

Nipagin 0, 2 %

BHT 0, 05 %

Lanolin 6%

Cocoa Butter 5%

Oleum cacao ad 100

22
Universitas Sumatera Utara
3.5.3 Modifikasi Formula

Setelah dilakukan modifikasi formula, maka formula yang digunakan

dalam pembuatan sediaan lip balm pada penelitian ini adalah:

R/ Gliserin 5%

Cera Flava 7%

Nipagin 0, 2 %

BHT 0, 05 %

Lanolin 5%

Cocoa Butter 10 %

Oleum cacao ad 100

Selanjutnya dilakukan pengembangan formulasi sediaan lip balm yang

mengandung minyak biji anggur dengan berbagai konsentrasi. Berdasarkan hasil

orientasi terhadap penggunaan minyak biji anggur pada sediaan lip balm diperoleh

hasil bahwa konsentrasi 2,5% sediaan mampu memberikan kelembaban.

Tabel 3.1 Komposisi Bahan dalam Lip Balm

Konsentrasi (%)
Bahan F0 F1 F2 F3 F4
Minyak biji anggur - 2,5 5 7,5 10
BHT 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
Cera Flava 7 7 7 7 7
Cocoa Butter 10 10 10 10 10
Gliserin 5 5 5 5 5
Lanolin 5 5 5 5 5
Nipagin 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
Oleum Cacao ad 100 100 100 100 100
Keterangan:
 F0 : Formula lip balm tanpa Minyak biji anggur (blanko)
 F1 : Formula lip balm dengan konsentrasi Minyak biji anggur 2,5%
 F2 : Formula lip balm dengan konsentrasi Minyak biji anggur 5 %
 F3 : Formula lip balm dengan konsentrasi Minyak biji anggur 7,5 %
 F4 : Formula lip balm dengan konsentrasi Minyak biji anggur 10%

23
Universitas Sumatera Utara
3.5.4 Prosedur Pembuatan Sediaan

Ditimbang basis kemudian dilelehkan di atas hot plate. Basis dalam

penelitian ini yaitu lemak coklat (oleum cacao) dilelehkan pada suhu lelehnya

yaitu sekitar 31-34◦C. Lemak coklat dimasukkan ke dalam cawan penguap, diaduk

sampai seluruh lemak coklat meleleh sempurna. Ditimbang cera flava kemudian

dilelehkan pada suhu lelehnya 62-65◦C di atas penangas air, kemudian di

masukkan ke dalam lelehan basis tersebut. Ditimbang cocoa butter, lanolin,

nipagin, gliserin kemudian dimasukkan ke dalam lelehan basis sambil diaduk.

Ditimbang minyak biji anggur dan BHT kemudian dimasukkan terakhir sambil

diaduk. Setelah itu dimasukkan ke dalam wadah lip balm lalu dibiarkan pada suhu

ruangan sampai membeku (Ratih dkk., 2014).

3.6 Pemeriksaan Mutu Fisik Sediaan

Pemeriksaan mutu fisik sediaan dilakukan terhadap masing-masing

sediaan lip balm. Pemeriksaan mutu fisik sediaan meliputi: pemeriksaan

organoleptis yang mencakup pengamatan terhadap perubahan bentuk, warna dan

bau dari sediaan, pemeriksaan homogenitas, suhu lebur, uji pH, uji stabilitas

sediaan, uji iritasi dan uji efektivitas sediaan terhadap kulit dengan menggunakan

alat moisture checker, serta uji kesukaan sediaan (Ratih dkk., 2014).

3.6.1 Pemeriksaan Homogenitas Sediaan

Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan

transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen

dan tidak terlihat adanya butiran kasar (Ditjen POM, 1979).

24
Universitas Sumatera Utara
3.6.2 Pengamatan Titik Lebur

Metode pengamatan titik lebur lip balm dilakukan dengan cara

memasukkan lip balm ke dalam oven dengan suhu awal 50◦C selama 15 menit,

diamati apakah melebur atau tidak, setelah itu dinaikkan 1◦C setiap 15 menit dan

diamati pada suhu berapa lip balm mulai melebur (Linda, 2012).

3.6.3 Pengukuran pH Sediaan

Pengukuran pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter dengan

cara: Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar

netral (pH 7,01) dan larutan dapar asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan harga

pH tersebut. Kemudian elektroda dicuci dengan akuades, lalu dikeringkan dengan

tisu. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1% yaitu ditimbang 1 g sediaan dan

dilarutkan dalam akuades hingga 100 mL, lalu dipanaskan. Setelah suhu larutan

menurun, elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat

menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter

merupakan pH sediaan (Rawlin, 2003).

3.6.4 Uji Stabilitas sediaan

Sediaan lip balm dievaluasi selama 28 hari yang meliputi pengamatan

organoleptis (warna, bau, bentuk) apakah terjadi perubahan selama penyimpanan

pada suhu kamar (Ratih dkk., 2014).

3.7 Uji Iritasi, Uji Efektivitas dan Uji Kesukaan Sediaan

3.7.1 Uji Iritasi Sediaan

Uji iritasi sediaan dilakukan terhadap sediaan lip balm yang mengandung

minyak biji buah anggur dengan maksud untuk mengetahui bahwa lip balm yang

dibuat dapat menimbulkan iritasi pada bibir atau tidak. Iritasi dapat dibagi

25
Universitas Sumatera Utara
menjadi 2 kategori yaitu iritasi primer yang akan segera timbul sesaat setelah

terjadi pelekatan atau penyentuhan pada kulit dan iritasi sekunder yang reaksinya

baru timbul beberapa jam setelah penyentuhan atau pelekatan pada kulit (Ditjen

POM, 1985).

Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah metode uji tempel

terbuka (open patch) pada bagian lengan bawah bagian dalam terhadap 10 panelis

yang bersedia dan menulis surat pernyataan. Contoh surat pernyataan dapat dilihat

pada lampiran 14. Uji tempel terbuka dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan

pada lokasi lekatan dengan luas tertentu (2,5 x 2,5 cm), dibiarkan terbuka dan

diamati reaksi yang terjadi. Uji ini dilakukan sebanyak 3 kali sehari selama dua

hari berturut - turut (Tranggono dan Latifah, 2007).

Reaksi yang diamati adalah terjadinya eritema, papula, vesikula atau

edema. Menurut Ditjen POM (1985), tanda – tanda untuk mencatat reaksi uji

tempel adalah sebagai berikut:

1. Tidak ada reaksi -

2. Eritema +

3. Eritema dan papula ++

4. Eritema, papula dan vesikula +++

5. Edema dan vesikula ++++

3.7.2 Uji Efektivitas Sediaan

Pengujian efektivitas sediaan dilakukan terhadap 15 orang panelis.

Pengujian dilakukan pada daerah bibir. Pengelompokan dibagi menjadi:

a) kelompok I : 3 orang panelis menggunakan sediaan blanko


b) kelompok II : 3 orang panelis menggunakan konsentrasi minyak
biji anggur 2,5%

26
Universitas Sumatera Utara
c) kelompok III : 3 orang panelis menggunakan konsentrasi minyak
biji anggur 5%
d) kelompok IV : 3 orang panelis menggunakan konsentrasi minyak
biji anggur 7,5%
e) kelompok V : 3 orang panelis menggunakan konsentrasi minyak
biji anggur 10%

Pengujian dengan membandingkan keadaan bibir sebelum dan sesudah

pemakaian sediaan dengan nilai parameter kelembaban, dengan cara mengukur

kelembaban seluruh panelis sebelum perlakuan menggunakan alat moisture

checker. Sediaan lip balm dioleskan pada bibir panelis lalu dibiarkan 20 menit.

Dilakukan kembali pengecekan kondisi kelembaban bibir setelah pemakaian lip

balm. Pengukuran kelembaban bibir dilakukan setiap minggu selama empat

minggu dengan pemakaian secara rutin pagi dan malam hari.

3.7.3 Uji Kesukaan (Hedonic Test) Sediaan

Uji kesukaan dilakukan secara visual terhadap 30 orang panelis. Setiap

panelis diminta untuk mengoleskan formula sediaan yang dibuat pada bibir

panelis. Kemudian, panelis memilih formula yang paling disukai. Panelis

menuliskan 1 bila sangat tidak suka, 2 bila tidak suka, 3 bila netral, 4 bila suka

dan 5 bila sangat suka. Parameter pengamatan pada uji kesukaan adalah

kemudahan pengolesan, aroma, homogenitas dan kelembaban yang dirasakan

pada bibir. Kemudian dihitung persentase kesukaan terhadap masing – masing

sediaan (Hutami dkk., 2014).

3.8 Analisis data

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan program SPSS (Statistical

Product and Service Solution) 25. Langkah pertama data dianalis dengan

27
Universitas Sumatera Utara
menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov untuk menentukan homogenitas dan

normalitasnya. Kemudian jika data normal, dilanjutkan dengan dianalisis

menggunakan metode One Way Anova untuk menentukan perbedaan rata-rata

diantara kelompok. Jika terdapat perbedaan, dilanjutkan dengan uji Post Hoc

Tukey HSD untuk melihat perbedaannya antar perlakuan. Sedangkan jika data

tidak normal, dilanjutkan dengan dianalisis menggunakan metode Kruskal Wallis

untuk menentukan perbedaan rata-rata diantara kelompok. Jika terdapat

perbedaan, dilanjutkan dengan uji Post Mann-Whitney untuk melihat

perbedaannya antar perlakuan.

28
Universitas Sumatera Utara
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Orientasi Formula

Berdasarkan dari orientasi formulasi yang dilakukan untuk membuat

sediaan lip balm dari minyak biji anggur, didapatkan konsentrasi terendah yang

digunakan adalah 2,5% dan tertinggi 10%. Hasil tersebut diambil karena pada saat

orientasi dengan konsentrasi 1% dan 2% menunjukkan bahwa sediaan lip balm

yang diperoleh masih bertekstur sangat keras dan belum memberikan efek

kelembaban yang baik pada kulit bibir, sedangkan konsentrasi tertinggi 10%

digunakan, karena pada saat orientasi dengan menggunakan konsentrasi minyak

12,5% didapat bahwa sediaan lip balm setelah penyimpanan 2 hari, mengalami

sweeting atau keluarnya minyak pada sediaan.

4.1.1 Hasil Formulasi Sediaan

Variasi konsentrasi minyak biji anggur pada pembuatan lip balm

menghasilkan perbedaan tekstur sediaan lip balm. Lip balm dengan konsentrasi

minyak biji anggur 2,5% dan 5% memiliki tekstur sedikit keras, konsentrasi 7,5%

memiliki tekstur lembut dan konsentrasi 10% memiliki tekstur yang sangat

lembut. Aroma lip balm yang dihasilkan adalah aroma khas Oleum cacao dan

berwarna Lemonchiffon.

4.2 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Sediaan

4.2.1 Homogenitas Sediaan

Hasil pemeriksaan homogenitas sediaan menunjukkan bahwa sediaan yang

dibuat memiliki susunan yang homogen. Hal ini ditandai dengan tidak adanya

29
Universitas Sumatera Utara
butir-butir kasar pada saat sediaan dioleskan pada kaca transparan (Ditjen POM,

1979).

4.2.2 Suhu Lebur Sediaan

Hasil pemeriksaan suhu lebur lip balm menunjukkan bahwa sediaan lip

balm minyak biji anggur berkisar antara 55-64◦C. Hal tersebut menunjukkan

bahwa sediaan lip balm dengan konsentrasi minyak biji anggur telah memenuhi

persyaratan suhu lebur. Perbedaan suhu lebur sediaan disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi minyak biji anggur yang digunakan. Semakin tinggi onsentrasi

minyak biji anggur yang digunakan pada sediaan lip balm, maka suhu lebur

sediaan semakin rendah. Hal ini dikarenakan semakin berkurangnya basis yang

digunakan pada sediaan dan minyak yang terdapat pada sediaan akan memberikan

pengaruh terhadap sediaan yang dibuat.

Suhu lebur lip balm yang ideal sesungguhnya diatur hingga suhu yang

mendekati suhu bibir, bervariasi antara 36-38◦C. tetapi karena harus

memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu cuaca sekelilingnya, terutama

suhu daerah tropis, suhu lebur lip balm dibuat lebih tinggi, yaitu berkisar 55-75◦C

agar tidak meleleh apabila disimpan pada suhu ruang dan mempertahankan

bentuknya selama proses distribusi, penyimpanan dan pemakaian (Fernandes dkk.,

2013). Data hasil pemeriksaan suhu lebur dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Data hasil pemeriksaan suhu lebur

No Sediaan Suhu (◦C)


1 F0 64
2 F1 60
3 F2 58
4 F3 57
5 F4 55

30
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
F0: Sediaan tanpa minyak biji anggur (blanko)
F1: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 2,5%
F2: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 5%
F3: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 7,5%
F4: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 10%

4.2.3 Uji pH Sediaan

Hasil pemeriksaan pH menunjukkan bahwa sediaan lip balm tanpa minyak

biji anggur memiliki pH yaitu 5,2. Sedangkan sediaan yang dibuat dengan

menggunakan minyak biji anggur memiliki pH 5,5-6,2. Perbedaan pH sediaan

disebabkan oleh perbedaan konsentrasi minyak biji anggur yang digunakan, maka

pH sediaan semakin tinggi. pH sediaan lip balm berada di rentang pH fisiologis

kulit yaitu 4,5-6,5. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan lip balm yang dibuat

aman dan tidak menyebabkan iritasi pada bibir.

Semakin alkalis atau semakin asam bahan yang mengenai kulit, semakin

sulit kulit untuk menetralisirnya dan kulit dapat menjadi kering, pecah-pecah,

sensitif dan mudah terkena infeksi. Oleh karena itu pH kosmetika diusahakan

sama atau sedekat mungkin dengan pH fisiologis kulit yaitu antara 4,5-6,5

(Tranggono dan Latifah, 2007). Hasil pengukuran pH sediaan dapat dilihat pada

Tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Data hasil uji pH

No Sediaan pH
1 F0 5,2
2 F1 5,5
3 F2 5,7
4 F3 5,9
5 F4 6,2
Keterangan:
F0: Sediaan tanpa minyak biji anggur (blanko)
F1: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 2,5%
F2: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 5%

31
Universitas Sumatera Utara
F3: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 7,5%
F4: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 10%
4.2.4 Uji Stabilitas Fisik Sediaan

Hasil uji stabilitas sediaan lip balm menunjukkan bahwa sediaan yang

dibuat tetap stabil dalam penyimpanan pada suhu kamar selama 28 hari

pengamatan. Parameter yang diamati dalam uji kestabilan fisik ini meliputi

perubahan bentuk, warna dan bau sediaan. Berdasarkan hasil pengamatan bentuk,

diketahuin bahwa seluruh sediaan lip balm yang dibuat memiliki bentuk dan

konsistensi yang baik yaitu tidak meleleh pada penyimpanan suhu kamar. Warna

dan bau lip balm juga stabil dalam penyimpanan selama 28 hari pengamatan pada

suhu kamar. Hasil pengamatan stabilitas sediaan dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Data hasil pengamatan uji stabilitas fisik sediaan.

Formula
Minggu ke- F0 F1 F2 F3 F4
B W B B W b B W b B W b B W b
1 - - - - - - - - - - - - - - -
2 - - - - - - - - - - - - - - -
3 - - - - - - - - - - - - - - -
4 - - - - - - - - - - - - - - -
Keterangan:
- : Tidak terjadi perubahan
+ : Terjadi perubahan
B : Bau b: Bentuk
W : Warna
F0 : Sediaan tanpa minyak biji anggur (blanko)
F1 : Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 2,5%
F2 : Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 5%
F3 : Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 7,5%
F4 : Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 10%

4.3 Hasil Uji Iritasi, Uji Efektivitas dan Uji Kesukaan Sediaan

4.3.1 Uji Iritasi Sediaan

Berdasarkan hasil uji iritasi yang dilakukan pada 10 orang panelis yang

dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan lip balm pada kulit lengan bawah

32
Universitas Sumatera Utara
bagian dalam selama 2 hari berturut-turut, menunjukkan bahwa semua panelis

tidak menunjukkan reaksi terhadap parameter reaksi iritasi yang diamati yaitu

adanya eritema, papula, ataupun adanya vesikula. Dari hasil uji iritasi tersebut

dapat disimpulkan bahwa sediaan lip balm yang dibuat aman untuk digunakan

(Tranggono dan Latifah, 2007). Hasil uji iritasi dapat dilihat pada Tabel 4.4

berikut ini.

Tabel 4.4 Data hasil uji iritasi sediaan.

Reaksi Panelis
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Eritema - - - - - - - - - -
Eritema dan papula - - - - - - - - - -
Eritema, papula, dan vesikula - - - - - - - - - -
Edema dan vesikula - - - - - - - - - -
Keterangan:
- : Tidak ada reaksi
+ : Eritema
++ : Eritema dan papula
+++ : Eritema, papula, dan vesikula
++++ : Edema dan vesikula
4.3.2 Uji efektivitas Sediaan

Pengujian efektivitas kelembaban dilakukan terhadap 15 orang panelis.

Pengujian dengan membandingkan keadaan bibir sebelum dan sesudah pemakaian

sediaan dengan nilai parameter kelembaban (moisture). Semua panelis diukur

terlebih dahulu kondisi bibr awal/sebelum perlakuan dengan menggunakan alat

moisture checker. Data yang diperoleh pada hasil kelembaban bibir akan

dianalisis dengan menggunakan program statistik dengan metode Kruskal-Walis

test. Selanjutnya untuk menganalisis pengaruh formula terhadap kondisi kulit

selama empat minggu perawatan digunakan Mann-Whitney Test.

Data pada uji efektivitas sediaan menunjukkan selama empat minggu

perawatan dengan pemberian sediaan lip balm setiap hari pada pagi dan malam

33
Universitas Sumatera Utara
hari secara rutin, kelembaban pada bibir panelis mengalami peningkatan terutama

pada F4 dengan rata-rata persen pemulihan sebesar 52%. F0 mengalami

peningkatan sebesar 7, 68%. Data hasil pengukuran kelembaban (moisture) pada

bibir panelis dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5 Data hasil pengukuran kelembaban (moisture) pada bibir panelis

Formula Kondisi awal Waktu Perawatan (minggu) %


Pemulihan
1 2 3 4
F0 32 32 33 33 34 6,25%
30 31 31 32 33 10%
29 30 30 31 31 6,90%
Rata-rata 30,33 31 31,33 32 32,66 7,68%
F1 28 29 31 32 34 21,43%
29 31 31 33 34 17,24%
27 28 30 31 33 22,22%
Rata-rata 28 29,33 30,66 32 33,66 20,21%
F2 29 31 32 35 36 24,14%
28 32 33 34 36 28,58%
28 31 32 35 37 32,14%
Rata-rata 28,33 31,33 32,33 34,66 36,33 28,24%
F3 26 29 31 33 36 38,46%
30 32 35 36 39 30%
25 27 29 32 37 48%
Rata-rata 27 29,33 31,66 33,66 37,33 38,26%
F4 24 27 31 35 38 58,33%
26 29 32 35 39 50%
25 28 31 34 37 48%
Rata-rata 25 28 31,33 34,66 38 52%
Keterangan:
Dehidrasi 0-29; Normal 30-50; Hidrasi 51-100 (Aramo, 2012).
F0: Sediaan tanpa minyak biji anggur (blanko)
F1: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 2,5%
F2: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 5%

34
Universitas Sumatera Utara
F3: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 7,5%
F4: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 10%

Data selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji non parametrik

Kruskal Wallis untuk mengetahui efektivitas formula terhadap kelembaban kulit

bibir panelis dan diperoleh nilai p < 0,05 pada penggunaan minggu ke-1, ke-2, ke-

3 dan ke-4 yang menunjukkan bahwa perubahan kelembaban pada kulit bibir

signifikan. Untuk mengetahui perbedaan tiap konsentrasi formula mempengaruhi

peningkatan kelembaban pada kulit maka dilakukan uji Mann-Whitney dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kelembaban kulit yang

signifikan.

Grafik pengaruh pemakaian lip balm dari minyak biji buah anggur

terhadap kelembaban bibir panelis selama empat minggu perawatan dapat dilihat

pada Gambar 4.1

50

40 F0 (blanko)
FI (2.5%)
30
F2 (5%)
Kelembaban

20 F3 (7.5%)
F4 (10%)
10

0
0 (kondisi 1 2 3 4
awal) Waktu (minggu )
Gambar 4.1 Grafik pengaruh perbedaan formula terhadap kelembaban pada bibir
panelis.
Kandungan air sangat menentukan elastisitas bagian atas kulit sehingga

kulit akan tampak lembut dan halus. Kurangnya kadar minyak pada permukaan

kulit mengakibatkan kandungan air yang berada pada bagian permukaan bawah

lapisan keratin lebih cepat menguap, sehingga menyebabkan kekeringan pada

kulit (Sulastomo, 2013).

35
Universitas Sumatera Utara
Kondisi lingkungan juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

konsentrasi perfusi air dari kapiler dan penguapan dan konveksi dari permukaan

bibir. Saat lip balm dioleskan ke bibir, ia bertindak sebagai sealant mencegah

hilangnya kelembaban melalui penguapan. Perlindungan ini memungkinkan bibir

untuk rehidrasi melalui akumulasi kelembaban pada antarmuka lip balm stratum

corneum (Madans dkk., 2012).

4.3.3 Uji Kesukaan (Hedonic Test) Sediaan

Data yang diperoleh dari lembar penilaian ditabulasi dan ditentukan nilai

kesukaannya untuk setiap sediaan dengan mencari hasil rerata pada setiap panelis

pada tingkat kepercayaan 95%.

Dari hasil perhitungan didapatkan interval nilai kesukaan untuk setiap

sediaan, yaitu:

- Sediaan 1 memiliki interval nilai kesukaan 3,2 – 3,74. Untuk penulisan

nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3 (kurang suka).

- Sediaan 2 memiliki interval nilai kesukaan 3,33 – 3,81. Untuk penulisan

nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3 (kurang suka).

- Sediaan 3 memiliki interval nilai kesukaan 3,69 – 3,97. Untuk penulisan

nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3,69 dibulatkan menjadi 4

(suka).

- Sediaan 4 memiliki interval nilai kesukaan 3,42 – 3,52. Untuk penulisan

nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3 (kurang suka).

Berdasarkan nilai kesukaan untuk setiap sediaan, sediaan yang paling

disukai adalah sediaan lip balm dengan konsentrasi minyak biji anggur 7,5%

dengan parameter penilaian yang digunakan yaitu kemudahan pengolesan, aroma,

homogenitas dan kelembaban yang dirasakan pada bibir.

36
Universitas Sumatera Utara
Sediaan lip balm dikatakan memiliki daya oles yang baik jika mampu

menempel pada kulit secara merata dengan 5 kali pengolesan pada tekanan

tertentu (Keithler, 1956). Hasil uji kesukaan dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut

ini.

Tabel 4.6 Data nilai uji kesukaan (Hedonic Test)

Sediaan
Panelis
F1 F2 F3 F4
1 4 4 3 3
2 4 3 5 3
3 4 3 3 3
4 4 3 4 3
5 4 4 3 3
6 5 3 3 3
7 4 3 3 3
8 4 4 5 4
9 3 3 5 5
10 4 3 4 4
11 3 3 4 5
12 3 4 5 4
13 2 3 5 4
14 3 3 5 4
15 4 3 4 3
16 4 4 3 3
17 4 4 5 4
18 3 4 4 4
19 3 4 3 3
20 4 4 5 5
21 4 4 4 4
22 3 4 4 5
23 3 4 3 4
24 4 4 3 5
25 4 3 5 5
26 4 2 3 4
27 2 3 4 5
28 2 5 4 3
29 3 5 4 3
30 2 4 4 5

37
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
F1: Sediaan minyak biji anggur dengan konsentrasi 2, 5%
F2: Sediaan minyak biji anggur dengan konsentrasi 5%
F3: Sediaan minyak biji anggur dengan konsentrasi 7, 5%
F4: Sediaan minyak biji anggur dengan konsentrasi 10%

Nilai Kesukaan:
1. Sangat tidak suka
2. Tidak suka
3. Kurang Suka
4. Suka
5. Sangat Suka

38
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
a. Minyak biji anggur dapat diformulasikan dalam sediaan lip balm dan
mempunyai susunan yang homogen, pH yang sesuai (5,5-6,2), suhu lebur
yang baik (55-64◦C), tidak mengiritasi dan stabil dalam penyimpanan.
b. Perbedaan konsentrasi minyak biji anggur yang diformulasikan dalam
sediaan lip balm memberikan efektivitas sebagai pelembab bibir yang
berbeda. Semakin tinggi konsentrasi minyak biji anggur, maka semakin
tinggi efektivitas kelembabannya. Konsentrasi paling tinggi yang dipakai
adalah 10%.
c. Penggunaan sediaan lip balm yang mengandung minyak biji anggur
konsentrasi 10% selama 4 minggu menunjukkan perubahan kondisi kulit
bibir menjadi lebih baik dengan meningkatnya kelembaban pada kulit bibir
(persen pemulihan 52%).

5.2 SARAN
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat membuat formula
menggunakan minyak biji anggur sebagai sediaan tabir surya pada bibir.

39
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA

Aramo. 2012. Skin and hair diagnosis system. Sungnam: Aram Huvis Korea Ltd.
Hal. 1-10.
Archoni, K. 2012. Semua rahasia kulit cantik dan sehat ada disini. Yogyakarta:
Javalitera. Hal. 13-17, 95, 177.
Butler, H. 2000. Poucher’s perfumes, cosmetics and soaps tenth edition.
Netherlands: Kluwer Academic Publishers. Hal 210.
Da Silva, T.L., Bernardo, E.C., Nobre, B., Mendes, R.L., dan Reis, A. (2008).
Extraction of victoria and red globe grapeseed oil using supercritical
carbondioxide With and Without Ethanol. Journal of Food Lipids. 15:
356-357.
Ditjen POM. 1979. Farmakope indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 378, 153, 506.
Ditjen POM. 1995. Farmakope indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 57, 157, 186, 413.
Ditjen POM. 1985. Formularium kosmetika indonesia. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 82-105.
Fernandes, A.R., Michelli, F.D., Claudineia, A.S.O.P., Telma, M.K., Andre, R.B.,
Maria, V.R.V. 2013. Stability evaluation of organic lip balm. Brazilian
Journal of Pharmaceutical Sciences. 49(2). Hal. 294, 296.
Hutami, R.A.P., Joshita, D., Abdul, M. 2014. Pemanfaatan ekstrak kelopak bunga
rosella (Hibiscus sabdariffa L.) sebagai pewarna dan antioksidan alami
dalam formulasi lipsik dan sediaan oles bibir. Universitas Indonesia. Hal.
12
Jacobsen, P.L. 2011. The little lip book. USA: Carma Laboratories Incorporated.
Kadu, M., Suruchi, V., Sonia, S. 2014. Review on natural lip balm. International
Journal of Research in Cosmetic science. Hal. 1-2
Keithler, W.R. 1956. Formulation of cosmetic and cosmetic specialites. New
York: Drug and Cosmetic Industry. Hal. 153-155.
Kwunsiriwong, S. 2016. The study on the development and processing transfer of
lip balm products from virgin coconut oil: a case study. Official
Conference Proceedings of The Asian Conference on Sustainability,
Energy & The Environment 2016. Thailand: The International Academic
Forum. Hal. 1-2.
Linda. 2012. Formulasi sediaan lipstik menggunakan ekstrak angkak (Monascus
purpureus) sebagai pewarna. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara. Medan. Hal. 24.
Madans, A., Katie, P., Christine, P., Shailly, P. 2012. Ithaca got your lips
chapped: A Performance Analysis of Lip Balm. BEE 4530. Hal. 4-5.
Maheswari, M.U., dan Rao, P.G.M. 2005. Antihepototoxic effect of grape Seed
oil in rat. Indian Journal Pharmacology. 37(3):179.
Martinez, B. 2006. Grapeseed oil. Spanyol: Textron. Hal. 1-2.
Mitsui, T. 1997. Cosmetic and skin: new cosmetic science. Amsterdam: Elsevier.
Hal. 38-46.
Muliyawan, D., dan Suriana, N. 2013. A – Z Tentang kosmetik. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo. Hal. 134, 157 – 158.

40
Universitas Sumatera Utara
Ratih, H., Titta, H., Ratna, C. P. 2014. Formulasi lip balm minyak bunga kenanga
(Cananga Oil) sebagai emolien. Prosiding Simposium Penelitian.
Yogyakarta: Leutika Prio.
Rawlins, E. A. 2003. Bentley’s textbook of pharmaceutics. 18th Edition. London:
Bailierre Tindall. Hal. 22, 355.
Romalawati, M. 2012. Pabrik pengolahan biji kakao menjadi cokelat bubuk dan
lemak coklat. Skripsi. Fakultas Teknologi Industri Universitas
Pembangunan Nasional. Jawa Timur. Hal. 3-4.
Rowe, R.C., Paul, J.S., dan Marian, E.Q. 2009. Handbook of pharmaceutical
excipients. Edisi Keenam. London: Pharmaceutical Press and American
Pharmacists Association. Hal. 75, 283, 442, 742.
Sarvanthi, N., Unissa, R., Sudhakar, M., dan Prashant, Y. 2013. Grape seed
extract – a therapeutic review. Journal of Pharmacology. 3(2): 325.
Satheesh, M dan Abhay, P.Y. 2011. Lip: an impressive and idealistic platform for
drug delivery. Journal of Pharmacy research. 4(4). Hal. 1.
Setiadi, 1995. Bertanam anggur. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 1, 4.
Sulastomo, E. 2013. Kulit cantik dan sehat. mengenal dan merawat kulit. Jakarta:
Kompas. Hal. 134, 290.
Tranggono, R.I.S., dan Latifah, F. 2007. Buku pegangan ilmu pengetahuan
kosmetik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. 7-8, 93-96.
Wasitaatmadja, S.M., 1997. Penuntun ilmu kosmetik medik. Jakarta: UI-Press.
Hal. 16, 27, 199.
Wiryanta, B.T.W. 2004. Membuahkan anggur di dalam pot dan pekarangan.
Jakarta: Agro Media Pustaka. Hal. 5, 11-12.

41
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Sertifikat Hasil Uji Analisis Kandungan Minyak Biji Anggur

42
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Gambar Bahan

Minyak Biji Anggur

43
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Gambar Alat

Oven (Dynamica)

Neraca analitik

Penangas air Moisture checker

pH meter

44
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Perhitungan Modifikasi Formula Sediaan Lip Balm dari Minyak Biji
Anggur

 F0 yaitu sediaan tanpa minyak biji anggur

- Gliserin 5% = x 100 g = 5 g

- Cera Flava 7% = x 100 g = 7 g

- Nipagin 0,2% = x 100 g = 0,2 g

- BHT 0,05% = x 100 g = 0,05 g

- Lanolin 5% = x 100 g = 5 g

- Cocoa Butter 10% = x 100 g = 10 g

- Oleum Cacao ad 100 = 100 – (5+7+0,2+0,05+5+10) = 72,75 g

 F1 yaitu sediaan dengan konsentrasi minyak biji angur 2,5%

- Gliserin 5% = x 100 g = 5 g

- Cera Flava 7% = x 100 g = 7 g

- Nipagin 0,2% = x 100 g = 0,2 g

- BHT 0,05% = x 100 g = 0,05 g

- Lanolin 5% = x 100 g = 5 g

- Cocoa Butter 10% = x 100 g = 10 g

- Minyak biji anggur 2,5% = x 100 g = 2,5 g

- Oleum Cacao ad 100 = 100 –(5+7+0,2+0,05+5+10+2,5) = 70,25 g

 F2 yaitu sediaan dengan konsentrasi minyak biji angur 5%

- Gliserin 5% = x 100 g = 5 g

- Cera Flava 7% = x 100 g = 7 g

- Nipagin 0,2% = x 100 g = 0,2 g

- BHT 0,05% = x 100 g = 0,05 g

- Lanolin 5% = x 100 g = 5 g

45
Universitas Sumatera Utara
- Cocoa Butter 10% = x 100 g = 10 g

- Minyak biji anggur5% = x 100 g = 5 g

- Oleum Cacao ad 100 = 100 – (5+7+0,2+0,05+5+10+5) = 67,75 g

 F3 yaitu sediaan dengan konsentrasi minyak biji angur 7,5%

- Gliserin 5% = x 100 g = 5 g

- Cera Flava 7% = x 100 g = 7 g

- Nipagin 0,2% = x 100 g = 0,2 g

- BHT 0,05% = x 100 g = 0,05 g

- Lanolin 5% = x 100 g = 5 g

- Cocoa Butter 10% = x 100 g = 10 g

- Minyak biji anggur 7,5% = x 100 g = 7,5 g

- Oleum Cacao ad 100 = 100 –(5+7+0,2+0,05+5+10+7,5) = 65,25 g

 F4 yaitu sediaan dengan konsentrasi minyak biji angur 10%

- Gliserin 5% = x 100 g = 5 g

- Cera Flava 7% = x 100 g = 7 g

- Nipagin 0,2% = x 100 g = 0,2 g

- BHT 0,05% = x 100 g = 0,05 g

- Lanolin 5% = x 100 g = 5 g

- Cocoa Butter 10% = x 100 g = 10 g

- Minyak biji anggur 10% = x 100 g = 10 g

- Oleum Cacao ad 100 = 100 – (5+7+0,2+0,05+5+10+10) = 62,75 g

46
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Bagan Pembuatan Sediaan Lip Balm dari Minyak Biji Anggur

Oleum Cacao Cera Flava

Ditimbang Ditimbang

Dimasukkan dalam Dimasukkan dalam


cawan penguap cawan peguap

Dilelehkan di atas Dilelehkan di atas


penangas air sambil penangas air sambil
diaduk sampai diaduk sampai
meleleh sempurna meleleh sempurna

Lelehan oleum cacao Lelehan cera flava

Dimasukkan lelehan cera flava ke dalam


lelehan oleum cacao

Dimasukkan cocoa butter ditunggu


sampai meleleh

Dimasukkan lanolin, nipagin dan


gliserin sambil diaduk

Dimasukkan minyak biji anggur dan


BHT sambil diaduk

Hasil

Dimasukkan ke dalam wadah lip balm

Dibiarkan pada suhu ruangan sampai


membeku

Lip balm minyak biji anggur

47
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Gambar Sediaan Lip Balm yang Mengandung Minyak Biji Anggur

F0 F0 F0 F0 F0

Tabel warna menurut Standart Paint International

Lampiran 7. Gambar Hasil Uji Homogenitas

48
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Uji Efektivitas Sediaan Pada Bibir Panelis
- F0: Sediaan tanpa minyak biji anggur

Sebelum: Sesudah:
Kondisi kulit bibir panelis sebelum Kondisi kulit bibir panelis sesudah
pemberian Sediaan F0 yaitu normal pemberian sediaan F0 yaitu mengalami
cenderung kering peningkatan kelembaban ditandai dengan
tekstur kulit bibir sedikit lebih halus

- F1: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 2,5%

Sebelum: Sesudah:
Kondisi kulit bibir panelis sebelum Kondisi kulit bibir panelis sesudah
pemberian Sediaan F1 yaitu normal pemberian Sediaan F1 yaitu
cenderung kering dan kulit mengelupas mengalami peningkatan kelembaban
titpis ditandai dengan tekstur kulit bibir
lebih halus
- F2: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 5%

Sebelum: Sesudah:
Kondisi kulit bibir panelis sebelum Kondisi kulit bibir panelis sesudah
pemberian Sediaan F2 yaitu normal pemberian Sediaan F2 yaitu
cenderung kering dan kulit mengelupas tipis mengalami peningkatan ditandai
dengan tekstur kulit bibir lebih halus dan
sedikit lebih cerah

49
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. (Lanjutan)

- F3: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 7,5%

Sebelum: Sesudah:
Kondisi kulit bibir panelis sebelum Kondisi kulit bibir panelis sesudah
pemberian Sediaan F3 yaitu normal pemberian Sediaan F3 yaitu
cenderung kering dan kulit mengalami peningkatan kelembaban
mengelupas tipis ditandai dengan tekstur kulit bibir
lebih halus dan lebih cerah

- F4: Sediaan dengan konsentrasi minyak biji anggur 10%

Sebelum: Sesudah:
Kondisi kulit bibir panelis sebelum Kondisi kulit bibir panelis sesudah
pemberian Sediaan F4 yaitu kering dan gelap pemberian Sediaan F4 mengalami
peningkatan kelembaban ditandai
dengan tekstur kulit bibir lebih halus
dan lebih cerah

50
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Perhitungan Persen Pemulihan

 F0 (blanko)
-
1. x 100% = 6,25 %
-
2. x 100% = 10 %
-
3. x 100% = 6,90 %

-
Rata – rata = x 100% = 7,68 %

 F1
-
1. x 100% = 21,43 %
-
2. x 100% = 17,24 %
-
3. x 100% = 22,23 %

-
Rata – rata = x 100% = 20,21 %

 F2
-
1. x 100% = 24,12 %
-
2. x 100% = 28,58 %
-
3. x 100% = 32,14 %

-
Rata – rata = x 100% = 28,24 %

 F3
-
1. x 100% = 38,46 %
-
2. x 100% = 30 %
-
3. x 100% = 48 %

-
Rata – rata = x 100% = 38,26 %

51
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (lanjutan)

 F4
-
1. x 100% = 58,33 %
-
2. x 100% = 50 %
-
3. x 100% = 48 %

-
Rata – rata = x 100% = 52 %

52
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Data Perhitungan Uji Kesukaan (Hedonic Test)

Untuk menghitung nilai uji kesukaan rerata dari setiap panelis digunakan rumus
sebagai berikut:

 P ( x - ( 1,96 . s / n )    ( x + ( 1,96 . s / n ))  95%


∑ni i
 x =
n

∑ni i- x
 =
n

 =√

Keterangan:
n : banyak panelis
2 : keragaman nilai kesukaan
1,96 : koefisien standar deviasi pada taraf 95%
𝑥 : nilai kesukaan rata-rata
𝑋𝑖 : nilai kesukaan dari panelis ke i, dimana i=1,2,3,...,n
s : simpangan baku nilai kesukaan

- Sediaan 1


 x =

= 3, 47

∑ni i- x
 =
n

- - - - - -
=

= 0, 58

53
Universitas Sumatera Utara
 =√
= 0,58

= 0,76

 P ( x - ( 1,96 . s / n )    ( x + ( 1,96 . s / n ))

P ( 3,47 - ( 1,96 . 0,76 / 30 )    ( 3,47 + ( 1,96 . 0,76 / 30 ))


P ( 3, 2    3, 47 )

- Sediaan 2


 x =

= 3, 57

∑ x
 =

= 0, 44

 =√
= 0,44

= 0,66

 P ( x - ( 1,96 . s / n )    ( x + ( 1,96 . s / n ))

P ( 3,57 - ( 1,96 . 0,66 / 30 )    ( 3,57 + ( 1,96 . 0,66 / 30 ))


P ( 3, 33    3, 81 )

54
Universitas Sumatera Utara
- Sediaan 3


 x =

= 3, 97

∑ x
 =

= 0, 63

 =√
= 0,63

= 0,79

 P ( x - ( 1,96 . s / n )    ( x + ( 1,96 . s / n ))

P ( 3,97 - ( 1,96 . 0,79 / 30 )    ( 3,97 + ( 1,96 . 0,79 / 30 ))


P ( 3, 69    3, 97 )

- Sediaan 4


 x =

= 3, 8

∑ x
 =

55
Universitas Sumatera Utara
=

= 0, 63

 =√
= 0,63

= 0,79

 P ( x - ( 1,96 . s / n )    ( x + ( 1,96 . s / n ))

P ( 3,8 - ( 1,96 . 0,79 / 30 )    ( 3,8 + ( 1,96 . 0,79 / 30 ))


P ( 3, 42    3, 52 )

56
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Data Nilai Kelembaban pada Skin Analyzer

 Kondisi Awal

 Minggu Ke – 1

 Minggu Ke – 2

57
Universitas Sumatera Utara
 Minggu Ke – 3

 Minggu Ke – 4

58
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. Data Uji Statistik
1. Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Jenis Formula Statistic df Sig. Statistic df Sig.
KondisiAwal F0 .253 3 . .964 3 .637
F1 .175 3 . 1.000 3 1.000
F2 .385 3 . .750 3 .000
F3 .314 3 . .893 3 .363
F4 .175 3 . 1.000 3 1.000
Minggu Ke-1 F0 .175 3 . 1.000 3 1.000
F1 .253 3 . .964 3 .637
F2 .385 3 . .750 3 .000
F3 .219 3 . .987 3 .780
F4 .175 3 . 1.000 3 1.000
Minggu Ke-2 F0 .175 3 . 1.000 3 1.000
F1 .175 3 . 1.000 3 1.000
F2 .385 3 . .750 3 .000
F3 .292 3 . .923 3 .463
F4 .385 3 . .750 3 .000
Minggu Ke-3 F0 .175 3 . 1.000 3 1.000
F1 .175 3 . 1.000 3 1.000
F2 .385 3 . .750 3 .000
F3 .292 3 . .923 3 .463
F4 .385 3 . .750 3 .000
Minggu Ke-4 F0 .253 3 . .964 3 .637
F1 .385 3 . .750 3 .000
F2 .385 3 . .750 3 .000
F3 .253 3 . .964 3 .637
F4 .175 3 . 1.000 3 1.000
a. Lilliefors Significance Correction

59
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. (Lanjutan)

2. Uji Kruskal Wallis

Test Statisticsa,b
KondisiAwal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4
Kruskal-Wallis H 8.815 6.646 8.452 8.452 11.658
Df 4 4 4 4 4
Asymp. Sig. .066 .156 .076 .076 .020

3. Uji Mann Whitney


- F0 dengan F1

Test Statisticsa
KondisiAwal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4
Mann-Whitney U .500 1.500 4.500 4.500 2.500
Wilcoxon W 6.500 7.500 10.500 10.500 8.500
Z -1.771 -1.328 .000 .000 -.943
Asymp. Sig. (2-tailed) .077 .184 1.000 1.000 .346
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed .100 .200 1.000 1.000 .400b
Sig.)]
a. Grouping Variable: Jenis Formula
b. Not corrected for ties.

- F0 dengan F2

Test Statisticsa
KondisiAwal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4
Mann-Whitney U .500 3.500 .000 .000 .000
Wilcoxon W 6.500 9.500 6.000 6.000 6.000
Z -1.798 -.471 -1.993 -1.993 -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) .072 .637 .046 .046 .046
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed .100 .700 .100 .100 .100b
Sig.)]
a. Grouping Variable: Jenis Formula
b. Not corrected for ties.

60
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. (Lanjutan)

- F0 dengan F3

Test Statisticsa
KondisiAwal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4
Mann-Whitney U 1.500 2.500 2.000 2.000 .000
Wilcoxon W 7.500 8.500 8.000 8.000 6.000
Z -1.328 -.886 -1.124 -1.124 -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .184 .376 .261 .261 .050
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed .200 .400 .400 .400 .100b
Sig.)]
a. Grouping Variable: Jenis Formula
b. Not corrected for ties.

- F0 dengan F4

Test Statisticsa
KondisiAwal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4
Mann-Whitney U .000 .000 .000 .000 .000
Wilcoxon W 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000
Z -1.964 -1.964 -1.993 -1.993 -1.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .050 .050 .046 .046 .050
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed .100 .100 .100 .100 .100b
Sig.)]
a. Grouping Variable: Jenis Formula
b. Not corrected for ties.

- F1 dengan F2

Test Statisticsa
KondisiAwal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4
Mann-Whitney U 3.500 1.000 .000 .000 .000
Wilcoxon W 9.500 7.000 6.000 6.000 6.000
Z -.471 -1.623 -1.993 -1.993 -2.023
Asymp. Sig. (2-tailed) .637 .105 .046 .046 .043
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed .700 .200 .100 .100 .100b
Sig.)]
a. Grouping Variable: Jenis Formula
b. Not corrected for ties.

61
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. (Lanjutan)

- F1 dengan F3

Test Statisticsa
KondisiAwal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4
Mann-Whitney U 3.000 4.500 2.000 2.000 .000
Wilcoxon W 9.000 10.500 8.000 8.000 6.000
Z -.655 .000 -1.124 -1.124 -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) .513 1.000 .261 .261 .046
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed .700 1.000 .400 .400 .100b
Sig.)]
a. Grouping Variable: Jenis Formula
b. Not corrected for ties.

- F1 dengan F4

Test Statisticsa
KondisiAwal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4
Mann-Whitney U .000 2.000 .000 .000 .000
Wilcoxon W 6.000 8.000 6.000 6.000 6.000
Z -1.964 -1.124 -1.993 -1.993 -1.993
Asymp. Sig. (2-tailed) .050 .261 .046 .046 .046
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed .100 .400 .100 .100 .100b
Sig.)]
a. Grouping Variable: Jenis Formula
b. Not corrected for ties.

- F2 dengan F3

Test Statisticsa
KondisiAwal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4
Mann-Whitney U 3.000 2.500 3.000 3.000 2.500
Wilcoxon W 9.000 8.500 9.000 9.000 8.500
Z -.664 -.899 -.664 -.664 -.943
Asymp. Sig. (2-tailed) .507 .369 .507 .507 .346
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed .700 .400 .700 .700 .400b
Sig.)]
a. Grouping Variable: Jenis Formula
b. Not corrected for ties.

62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. (Lanjutan)

- F2 dengan F4

Test Statisticsa
KondisiAwal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4
Mann-Whitney U .000 .000 4.500 4.500 .500
Wilcoxon W 6.000 6.000 10.500 10.500 6.500
Z -1.993 -1.993 .000 .000 -1.798
Asymp. Sig. (2-tailed) .046 .046 1.000 1.000 .072
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed .100 .100 1.000 1.000 .100b
Sig.)]
a. Grouping Variable: Jenis Formula
b. Not corrected for ties.

- F3 dengan F4

Test Statisticsa
KondisiAwal Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4
Mann-Whitney U 2.000 3.000 3.000 3.000 3.000
Wilcoxon W 8.000 9.000 9.000 9.000 9.000
Z -1.124 -.674 -.664 -.664 -.674
Asymp. Sig. (2-tailed) .261 .500 .507 .507 .500
b b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed .400 .700 .700 .700 .700b
Sig.)]
a. Grouping Variable: Jenis Formula
b. Not corrected for ties.

63
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. Lembar Kuisioner untuk Uji Kesukaan

LEMBAR KUISIONER UJI KESUKAAN

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN LIP BALM


DARI MINYAK BIJI ANGGUR (GRAPESEED OIL)
SEBAGAI PELEMBAB BIBIR

Nama :

Usia :

Berdasarkan kemudahan pengolesan, aroma, homogenitas dan


kelembaban yang dirasakan pada bibir, berikanlah penilaian saudara terhadap
empat sediaan uji ini:

Konsentrasi minyak biji anggur 2,5 % 5% 7,5% 10%


Nilai Kesukaan

Nilai Kesukaan:

1. Sangat tidak suka


2. Tidak suka
3. Kurang suka
4. Suka
5. Sangat Suka

Medan, Oktober 2018


Panelis,

( )

64
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14.Surat Pernyataan Uji Iritasi

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Menyatakan bersedia menjadi panelis untuk uji iritasi dalam penelitian
Hayatun Nazhifah dengan judul penelitian Formulasi dan Evaluasi Sediaan
Lip Balm dari Minyak Biji Anggur (Grapeseed Oil) Sebagai Pelembab Bibir ,
yang memenuhi kriteria sebagai panelis uji iritasi sebagai berikut
(Ditjen POM, 1985):
1. Wanita
2. Usia antara 20-30 tahun
3. Berbadan sehat jasmani dan rohani
4. Tidak memiliki riwayat penyakit alergi
5. Menyatakan kesediaannya dijadikan panelis uji iritasi

Apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama uji iritasi, panelis
tidak akan menuntut kepada peneliti.
Demikian surat pernyataan ini dibuat, tanpa adanya paksaan dari
pihak manapun.

Medan, Oktober 2018


Panelis

( )

65
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai