Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas X IPA SMA MUHAMMADIYAH 1 MEDAN

dalam waktu satu hari yaitu dari tanggal 22 April 2019. Penelitian ini merupakan

penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dipilih karena mempunyai beberapa

keistimewaan yaitu mudah dilakukan oleh peneliti, tidak mengganggu jam kerja

guru, dan tidak memerlukan perbandingan. Subjek penelitian adalah siswa keas X

SMA MUHAMMADIYAH 1 MEDAN sedangkan objek dalam penelitian ini

adalah peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode problem

solving. Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti mengadakan observasi keadaan

pembelajaran di kelas.

Observasi merupakan langkah awal pelaksanaan penelitian untuk mengetahui

permasalahan-permasalahan yang ada di sekolah yang berkaitan dengan kegiatan

belajar mengajar di dalam kelas. Observasi yang dilakukan dengan membagikan

angket kepada siswa untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa. Angket yang

dibuat peneliti terfokus kepada keseharian belajar siswa dan kepahaman siswa

terhadap materi yang diberikan oleh si peneliti. Setelah pembagian angket,

kemudian peneliti membagikan Lembar Kerja Siswa yang dikerjakan secara

berkelompok. Satu keas terdiri dari 5 kelompok dan satu kelompok terdiri dari 5
orang. Waktu yang berikan dalam pengerjaan soal selama 45 menit yang terdiri

dari 5 soal.

1. Paparan Data Pelaksanaan tindakan (Siklus I)

Pelaksanaan tindakan terbagi dalam 4 tahap yaitu tahap perencanaan,

pelaksanaan, observasi dan refleksi yang membentuk suatu siklus. Secara jelas

masing-masing tindakan akan diuraikan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Siklus I dalam penelitian ini direncanakan dalam satu kali pertemuan

dengan materi fungsi komposisi. Dalam tahap perencaan kegiatan yang

dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai materi

yang diajarkan.

b) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk mengetahui hasil

belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Problem

Solving.

c) Menyiapkan lembar observasi untuk aktivitas siswa dalam prose

pembelajaran.

d) Melakukan koordinasi dengan teman sejawat mengenai pelaksanaan

tindakan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan pada hari Senin, 22 April

2019. Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti membagikan Lembar kerja siswa.


Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti dibantu oleh teman sejawat sebagai

pengamat yang mengamati proses pembelajaran. Pada saat tindakan

berlangsung, pengamat melakukan observasi menggunakan lembar observasi

yang telah disiapkan oleh peneliti sebelumnya. Pengamat mengamati semua

aktivitas yang dilakukan oleh peneliti dan siswa tanpa mengganggu kegiatan

belajar siswa.

Kegiatan Awal

Kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan rutin sehari-hari

yaitu peneliti membuka kegiatan belajar mengajar dengan mengucapkan

salam, yang kemudian dijawab secara serentak oleh siswa. Kemudian peneliti

mengkondisikan kelas agar siswa siap mengikuti proses pembelajaran. Setelah

itu peneliti menyampaikan kepada siswa tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai pada materi fungsi komposisi. Tujuan pembelajaran yang diharapkan

dapat dicapai oleh siswa pada pertemuan ini adalah siswa dapat memahami

materi dan dapat mengerjakan soa-soal fungsi komposisi dengan baik dan

benar.

Kegiatan Inti

Peneliti membagikan lembar kerja siswa (LKS) untuk setiap

kelompok, setiap kelompok masing-masing mendapatkan satu LKS.

Kemudian peneliti meminta siswa untuk membaca dan memahami fungsi

komposisi. Siswa yang kurang paham diminta untuk bertanya dan peneliti

menjelaskan beberapa materi yang kurang dipahami siswa. Bentuk soal

tindakan yang dipakai peneliti adalah soal essay (isian) dengan jumlah soal
sebanyak 5 butir. Dengan bantuan peneliti siswa mengerjakan LKS

dengan baik dalam waktu 45 menit. Selanjutnya peneliti membimbing

siswa untuk menyelesaikan soal tersebut. Dan tidak lupa juga peneliti

memberi motivasi kepada siswa agar tetap rajin belajar dan menganggap

matematika adalah pelajaran yang penting. Peneliti meminta kepada beberapa

siswa untuk maju kedepan mengerjakan soal yang ada di LKS. Kemudian

meminta beberapa dari siswa lain untuk menanggapi hasil pekerjaan siswa

yang maju tadi. Setelah selesai peneliti merespon jawaban dari siswa dengan

memberikan penguatan dan motivasi.

Kegiatan Akhir

Akhir dari kegiatan pembelajaran peneliti mengucapkan terimakasih

kepada siswa yang telah mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Peneliti

bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah

dipelajari bersama. Selanjutnya peneliti menutup kegiatan belajar dengan

membaca doa setelah belajar dan mengucapkan salam.

c. Observasi

Observasi pada penelitian ini dilakukan pada tiap pelaksanaan

tindakan. Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat. Pengamat bertugas

mengamati aktivitas peneliti dan aktivitas siswa selama pembelajaran

berlangsung.

1) Hasil observasi siklus I

Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa tersaji pada tabel berikut:


Tabel 4. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I

Hasil Pengamatan
No Aspek Yang Di Observasi
1 2 3 4
1. Interaksi siswa dalam belajar 

Mendengarkan peneliti saat menjelaskan tujuan


2. 
pembelajaran dan materi
Kepahaman siswa dalam memahami materi
3. 
yang diajarkan.
4. Kesungguhan siswa dalam mengerjakan soal 

5. Menghargai pendapat teman. 

Total 13

13
Nilai akhir (Total/5) = 2,6
5

Kualifikasi Nilai Akhir (NA) Penilaian Sikap :


Skor Kualifikasi
1,00 – 1,99 Kurang (K)
2,00 – 2,99 Cukup (C)
3,00 – 3,99 Baik (B)
4,00 Sangat Baik (SB)

Berdasarkan table di atas dapat diketahui bahwa jumlah skor yang

diperoleh dari pengamat terhadap aktivitas siswa dalam berkelompok adalah

2,6 dengan penilaian sikap yang CUKUP

2) Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I

Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran pada RPP, peneliti

memberikan soal tes untuk mengetahui kemampuan setiap kelompok


setelah diterapkan metode pembelajaran problem solving yang diikuti

5 kelompok. Skor hasil tes belajar siswa pada RPP dapat dilihat pada

tabel 5 berikut:

Tabel 5 Daftar Nilai Hasil Tes Belajar Kelompok Siklus I

No. Kode Kelompok Nilai Tes Belajar Kelompok Keterangan

Skor KKM

1 Kelompok 1 50 75 Tidak Tuntas

2 Kelompok 2 55 75 Tidak Tuntas

3 Kelompok 3 75 75 Tuntas

4 Kelompok 4 80 75 Tuntas

5 Kelompok 5 70 75 Tidak Tuntas

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠


𝐾𝐾𝑀 = × 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

2
= × 100% = 40%
5

Keterangan :

- 80 % - 100% = Baik Sangat

- 66% - 79% = Baik

- 56% - 65% = Cukup

- 40% - 55% = Kurang

- 30% - 39% = Gagal


Berdasarkan KKM yang ditetapkan di SMA MUHAMMADIYAH 1

MEDAN bahwa seorang siswa dikatakan tuntas apabila memiliki nilai

ketuntasan 75. Berdasarkan hasil tes siklus I pada tabel 5 diatas diketahui

bahwa sebanyak 2 kelompok (40%) tuntas belajar secara kelompok pada

materi logaritma sedangkan sebanyak 4 kelompok (60%) belum tuntas belajar.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar siswa secara

klasikal untuk siklus I belum tuntas.

d. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan hasil tindakan penelitian yang dilakukan untuk

melihat hasil sementara. Hasil evaluasi ini kemudian digunakan sebagai

acuan perbaikan dalam penyusunan rencana tindakan pada siklus

selanjutnya. Berdasarkan kegiatan refleksi terhadap hasil tes siklus I dan

hasil observasi dapat diperoleh beberapa hal sebagai berikut:

a) Aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran masih ragu dalam

mengemukakan pertanyaan dan pernyataannya.

b) Ketika diberikan soal untuk dikerjakan secara berkelompok, tidak

semua siswa mengerjakan soal tersebut.

c) Hasil belajar siswa dari tes tindakan yang diberikan oleh peneliti

menunjukkan hasil belajar yang belum maksimal, sehingga perlu

diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

Masalah-masalah yang timbul sebagaimana disebutkan di atas,

disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:


a) Siswa masih enggan mengajukan pertanyaan kepada peneliti

berkaitan dengan materi yang disampaikan.

b) Siswa masih kurang percaya diri dengan kemampuan yang

dimilikinya sehingga mereka masih menggantungkan pada

temannya dalam menyelesaikan soal-soal tes yang diberikan oleh

peneliti.

c) Siswa belum bisa memahami materi secara maksimal.

Kegiatan belajar mengajar pada siklus I masih terdapat kekurangan

baik pada aktivitas peneliti maupun aktivitas siswa. Hal ini terlihat dengan

adanya masalah-masalah yang muncul dan factor yang menyebabkannya.

Oleh karena itu, peneliti berupaya untuk mengadakan perbaikan yang akan

dilaksanakan pada siklus selanjutnta. Upaya yang dilakukan peneliti

diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Peneliti harus berusaha menjelaskan kepada siswa tentang

kemudahan memahami materi melalui pembelajaran pemecahan

masalah.

b) Peneliti berusaha untuk memotivasi siswa agar lebih percaya

diri dalam menjawab ataupun bertanya jika ada materi yang

belum paham.

c) Peneliti sangat perlu memperhatikan dan memberikan

pembinaan pada siswa agar siwa mempunyai semangat untuk

belajar sehingga hasil belajarnya bisa meningkat.


d) Peneliti harus berupaya memberi penjelasan yang mudah

dipahami dan mengarahkan siswa pada pemahaman yang baik

pada materi.

2. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan (Siklus II)

Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini terbagi dalam 4 tahap yaitu tahap

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang membentuk suatu siklus.

Secara jelas masing-masing tindakan akan diuraikan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Siklus II dalam penelitian ini direncanakan dalam satu kali pertemuan

dengan materi fungsi komposisi. Dalam tahap perencaan kegiatan yang dilakukan

peneliti adalah sebagai berikut:

a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai materi

yang diajarkan.

b) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk mengetahui hasil

belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Problem

Solving.

c) Menyiapkan lembar observasi untuk aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran.

d) Melakukan koordinasi dengan teman sejawat mengenai pelaksanaan

tindakan.

Perencanaan tindakan yang disusun pada siklus II ini mengacu pada

perbaikan-perbaikan masalah yang terdapat pada refleksi siklus I. Dengan


didasarkan pada masalah dan hambatan yang timbul pada siklus I, diharapkan

perbaikan tindakan yang diberikan pada pembelajaran siklus II akan berjalan

lebih optimal, sehingga akan tampak peningkatan aspek pengamatan

dibandingkan hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus I.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada siklus II ini dilakukan bersamaan dengan siklus I, yang

dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 22 April 2019. Pada tahap ini peneliti

akan menyampaikan materi fungsi komposisi. Tahapan pelaksanaan tindakan

pada siklus II dengan menerapkan metode pembelajaran problem solving

sebagai berikut:

Kegiatan Awal

Peneliti mengawali kegiatan pembelajaran dengan menciptakan

suasana tertib belajar dengan mengucapkan salam yang dijawab secara

serentak oleh siswa. Selanjutnya peneliti menciptakan suasana kelas yang

kondusif yaitu dengan memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa.

Langkah selanjutnya yang diambil oleh peneliti dalam kegiatan awal

pembelajaran ini adalah membacakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

oleh siswa. Tujuan pembelajaran yang diharapkan dalam pertemuan ini adalah

siswa dapat memahami kembali materi fungsi komposisi dan dapat

mengerjakan soal-soal fungsi komposisi dengan benar.


Kegiatan Inti

Dalam pertemuan ini peneliti membahas kembali materi fungsi

komposisi. Peneliti membagikan lembar kerja siswa (LKS), seperti pada siklus

sebelumnya dimana tiap siswa masing-masing mendapatkan satu LKS.

Kemudian peneliti meminta siswa untuk membaca dan memahami materi fungsi

komposisi. Siswa yang kurang paham diminta untuk bertanya dan peneliti

menjelaskan beberapa materi yang kurang dipahami siswa. Peneliti

membimbing kelompok agar bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang

diberikan.

Langkah selanjutnya peneliti meminta siswa untuk mengerjakan

beberapa soal yang ada di LKS. Dengan sedikit bantuan peneliti, siswa

mengerjakan LKS dengan baik. . Dalam hal ini peneliti mengajak siswa untuk

memahami masalah apa yang ada di soal, kemudian mengajak siswa berfikir

untuk menemukan cara menyelesaikan soal tersebut, seperti halnya pada siklus

I. Selanjutnya peneliti membimbing siswa untuk menyelesaikan soal tersebut.

Dan tidak lupa juga peneliti memberii motivasi kepada siswa agar tetap rajin

belajar dan menganggap matematika adalah pelajaran yang penting. Peneliti

meminta kepada beberapa siswa untuk maju kedepan mengerjakan soal yang

ada di LKS. Kemudian meminta beberapa dari siswa lain untuk menanggapi

hasil pekerjaan siswa yang maju tadi. Setelah selesai peneliti merespon

jawaban dari siswa dengan memberikan penguatan dan motivasi.

Kegiatan Akhir
Akhir pembelajaran peneliti bersama siswa menyimpulkan materi

pelajaran yang telah dipelajari bersama. Peneliti juga menyampaikan beberapa

hal tentang pentingnya pembelajaran tentang fungsi komposisi. Kemudian

peneliti memberikan pesan kepada siswa untuk selalu semangat belajar. Akhir

kegiatan, peneliti mengakhiri pembelajaran dengan salam.

c. Observasi

Lembar observasi yang sebelumnya telah dipersiapkan oleh peneliti

diisi oleh pengamat, yaitu teman sejawat selama kegiatan pembelajaran

berlangsung. Pengamat bertugas mengamati aktivitas siswa selama kegiatan

berlangsung.

1) Hasil observasi siklus II

Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa tersaji pada tabel berikut:

Tabel 5. Hasil observasi aktivitas siswa dalam Berkelompok pada siklus II

Hasil Pengamatan
No Aspek Yang Di Observasi
1 2 3 4
1. Interaksi siswa dalam konteks pembelajaran 
kelompok.
2. Kesungguhan dalam mengerjakan kelompok 
3. Kerja sama antar siswadalam kerja kelompok 
4. Menghargai pendapat teman dalam satu 
kelompok
5. Menghargai pendapat teman dalam kelompok 
lain
Total 16
Nilai akhir (Total/5) 16
= 3,2
5

Kualifikasi Nilai Akhir (NA) Penilaian Sikap :


Skor Kualifikasi
1,00 – 1,99 Sikap Kurang (K)
2,00 – 2,99 Sikap Cukup (C)
3,00 – 3,99 Sikap Baik (B)
4,00 Sikap Sangat Baik (SB)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah skor yang

diperoleh dari pengamat terhadap aktivitas siswa dalam berkelompok pada

siklus II adalah 3,2 dengan penilaian sikap yang BAIK.

2) Hasil Belajar Akhir Siswa Pada Siklus II

Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran pada RPP, peneliti

memberikan soal tes untuk mengetahui kemampuan setiap kelompok setelah

diterapkan metode pembelajaran problem solving yang diikuti 5 kelompok.

Skor hasil tes belajar siswa pada RPP dapat dilihat pada tabel 6 sesuai

dengan siklus 1, berikut:

Tabel 6 Daftar Nilai Hasil Tes Belajar Kelompok Siklus II

No. Kode Kelompok Nilai Tes Belajar Kelompok Keterangan

Skor KKM

1 Kelompok 1 75 75 Tuntas

2 Kelompok 2 55 75 Tidak Tuntas

3 Kelompok 3 75 75 Tuntas
4 Kelompok 4 80 75 Tuntas

5 Kelompok 5 70 75 Tidak Tuntas

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠


𝐾𝐾𝑀 = × 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

3
= × 100% = 60%
5

Keterangan :

- 80 % - 100% = Baik Sangat

- 66% - 79% = Baik

- 56% - 65% = Cukup

- 40% - 55% = Kurang

- 30% - 39% = Gagal

Berdasarkan KKM yang ditetapkan di SMA MUHAMMADIYAH 1

MEDAN bahwa seorang siswa dikatakan tuntas apabila memiliki nilai

ketuntasan 75. Berdasarkan hasil tes siklus II pada tabel 6 diatas diketahui

bahwa sebanyak 3 kelompok (60%) tuntas belajar secara kelompok pada

materi logaritma sedangkan sebanyak 2 kelompok (40%) belum tuntas belajar.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar siswa secara

klasikal untuk siklus II belum tuntas.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, dan hasil tes siswa dapat diperoleh beberapa

hal sebagai berikut:


a) Aktivitas siswa sudah menunjukkan tingkat keberhasilan pada kriteria cukup

b) Kepercayaan diri pada siswa sudah meningkat.

c) Hasil belajar siswa berdasarkan hasil tes dari beberapa tindakan telah

menunjukkan peningkatan yang baik. Hal tersebut dibuktikan dengan

ketuntasan belajar kelompok yang telah memenuhi KKM yang ditetapkan.

Tetapi ada juga beberapa keompok yang nilainya masih dibawah KKM. .

B. Pembahasan

1. Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran dengan Menggunakan

Metode Problem Solving.

Pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) adalah suatu

proses atau upaya individu untuk merespon atau mengatasi halangan atau

kendala ketika suatu jawaban atau metode jawaban belum tampak jelas.

Pembelajaran pemecahan masalah yang digunakan peneliti mengacu pada

teorinya George Polya, yang mana telah digunakan dalam penelitian

terdahulu oleh Ahmad Asroji. Adapun langkah-langkahnya yaitu

1) memahami masalah,

2) merencanakan pemecahannya,

3) menyelesaikan masalah sesuai rencana langkah kedua,

4) memeriksa kembali hasil yang diperoleh.

Dalam penelitian ini, peneliti menjelaskan materi. Pembelajaran

pemecahan masalah ini dapat merangsang pengembangan kemampuan

berfikir siswa secara kretif dan menyeluruh, karena dalam proses

belajarnya siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti


permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahan.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X IPA 1 dengan jumlah siswa

sebanyak 20 anak pada materi fungsi komposisi. Dengan metode Problem

Solving siswa dilatih untuk mampu menyelesaikan berbagai soal. Pada

proses pembelajarannya, siswa dituntun belajar secara aktif dengan

mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Tahapan metode problem

solving yaitu memahami masalah, merencanakan pemecahannya,

menyelesaikan masalah sesuai rencana dan yang terakhir memeriksa

kembali hasil yang diperoleh.

Setiap siklus dalam pembelajaran peneliti mengawali dengan

menyampaikan tujuan pembelajaran kemudian memotivasi siswa dengan

pemberian pertanyaan-pertanyaan terkait materi dengan tujuan siswa

mampu mengaitkan pengalaman-pengalaman yang mereka miliki dengan

materi yang akan dipelajari. Hal ini dimaksudkan agar siswa mengetahui

apa yang akan dipelajari sehingga menjadi termotivasi dan terarah dalam

belajarnya. Proses pembelajaran dalam kegiatan inti, peneliti membagikan

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi materi dan beberapa soal. Siswa

disuruh memahami materi dan bertanya apabila ada yang belum dipahami.

Peneliti memberikan beberapa penjelasan mengenai materi fungsi

komposisi. Kemudian peneliti meminta siswa untuk mengerjakan

beberapa soal yang telah disediakan. Selama proses pengerjaan soal,

peneliti berkeliling kelas untuk memantau dan memberi bimbingan bagi

siswa yang belum bisa. Beberapa siswa diminta maju untuk menuliskan
jawabannya di papan tulis, kemudian siswa yang lain disuruh menanggapi

hasil jawaban temannya. Akhir kegiatan dalam tiap siklus, peneliti

melakukan penyimpulan terhadap materi bersama dengan siswa serta

mencatat hal-hal yang penting. Hal ini dimaksudkan agar pemahaman

siswa terhadap materi lebih kuat. Peneliti juga melakukan tes akhir

tindakan sebagai alat evaluasi pemahaman siswa terhadap materi,

tujuannya yaitu untuk mengetahuipeningkatan hasil belajar mulai dari

diadakannya pre test, tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II.

2. Hasil Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran dengan

Menggunakan Metode Problem Solving.

Presentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I adalah 2

kelompok siswa yang tuntas (40%) termasuk dalam kategori kurang, dan

3 kelompok yang tidak tuntas. Hal ini disebabkan siswa yang belum

memahami materi dengan benar. Hasil belajar siswa pada siklus II dalam

kelompok ada peningkatan menjadi 3 kelompok yang tuntas (60%)

termasuk dalam kategori cukup dan 2 siswa yang tidak tuntas. Selanjutnya

tes akhir yang diberikan mencangkup semua materi dari siklus I sampai

siklus II. Hasil menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa secara

klasikal termasuk dalam kategori cukup yang dimana belum maksimal

karena tidak sesuai dengan KKM. Sedangkan KKM 75 untuk pelajaran

matematika. Hasil tes siklus I, dan siklus II hasil belajar akhir dari setiap

siklus tersebut menunjukkan bahwa dengan penerapan model

pembelajaran problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai