Nama Kelompok :
Desy Nelsari (16334046)
Oktari Dwika Sari (16334048)
Mutiara Sania Rosyadi (16334049)
Radita Choirunnisa (16334050)
Fara Nabila (16334053)
Dewi Anggitha Maharani (16334054)
Winda Eka Ratna (16334501)
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
laporan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan untuk kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun dari Anda demi perbaikan laporan ini di waktu yang akan
datang.
Penyus
un
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manggis (Garcinia mangostana L.) dikenal sebagai “The Queen of
Tropical Fruit” karena keistimewaan dan berbagai khasiat yang dimiliki.
Selain sebagai antiluka, ekstrak kulit buah manggis juga diketahui memiliki
berbagai aktivitas seperti antioksidan, antitumor, antialergi, antiinflamasi,
antibakteri, serta antivirus. Kulit buah manggis juga telah banyak digunakan
dalam pengobatan diare, disentri, serta kronik ulcer (Chaverri, 2008).
Berbagai aktivitas yang dimiliki oleh kulit buah manggis tersebut, tidak
terlepas dari kandungan senyawa yang dimilikinya. Perbedaan tempat tumbuh
seperti keadaan tanah, temperatur, cahaya, dan iklim menjadi beberapa hal
yang dapat mempengaruhi kandungan senyawa pada tiap tanaman. Salah satu
penghasil manggis di Bali yaitu daerah Sembung Sobangan yang berada di
Kabupaten Badung, dimana kulit buah manggis belum digunakan secara
maksimal.
Skrining fitokimia dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
golongan senyawa yang terkandung pada ekstrak etanol kulit buah manggis
yang berasal dari daerah Sembung Sobangan Bali. Skrining fitokimia
merupakan metode yang sederhana, cepat, serta sangat selektif, yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi golongan senyawa serta mengetahui
keberadaan senyawa-senyawa aktif biologis yang terdistribusi dalam
jaringan tanaman (Nohong, 2009).
B. Tujuan Pecobaan
4
Untuk mengetahui cara uji skrining fitokimia yang bertujuan
mengidentifikasi dan menentukan senyawa kimia yang terkandung di dalam
kulit buah manggis (Garcinia mangostana L).
C. Prinsip Percobaan
Prinsip pada skrining fitokimia dilakukan berdasarkan komposisi
kandungan kimia dalam tumbuhan atau bagian tumbuhan yang dimiliki dan
senyawa target yang diamati atau dianalisa. Analisis ini bersifat kualitatif
sehingga data yang dihasilkan adalah data kualitatif. Oleh karena itu dengan
skrining fitokimia dapat diketahui secara kualitatif kandungan kimia dalam
kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang berguna untuk
pengobatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Uraian Tanaman
Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Infrakingdom : Streptophyta
Super Divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Super Ordo : Rosanae
Ordo : Malpighiale
Famili : Clusiaceae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia mangostona L
Morfologi Tanaman
Manggis (Garcinia mangostana L.) adalah sejenis pohon hijau
5
abadi dari daerah tropika yang diyakini berasal dari Kepulauan
Nusantara. Tumbuh hingga mencapai 7 sampai 25 meter. Manggis
merupakan salah satu buah yang digemari oleh masyarakat Indonesia.
Tanaman manggis berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia
Tenggara, yaitu hutan belantara Indonesia atau Malaysia (ICUC, 2003).
Pohon manggis dapat tumbuh di dataran rendah sampai di
ketinggian di bawah 1.000 m dpl. Pertumbuhan terbaik dicapai pada
daerah dengan ketinggian di bawah 500-600 m dpl. Pusat penanaman
pohon manggis adalah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa
Barat (Jasinga, Ciamis, Wanayasa), Sumatera Barat, Sumatera Utara,
Riau, Jawa Timur dan Sulawesi Utara (Prihatman, 2000). Bentuk pohon
buah manggis yang beragam yakni bisa bentuk elliptical atau
pyramidal, namun bentuk pohon yang sering ditemukan adalah bentuk
pyramidal (Mansyah et al, 2010).
Manggis memiliki daun yang ringkas, tebal, berkilat, permukaan
atas berwarna hijau zaitu, permukaan bawah berwarna hijau kekuning-
kuningan, daun muda merah, tangkai daun pendek, susunan
bertentangan, ukuran panjang daun 15-25 cm, lebar 7-13 cm. Untuk
bunganya yaitu berbunga tunggal atau berpasangan di ujung ranting.
Tangkai bunga pendek dan tebal (Chooi, 2007).
Buahnya berbentuk bola, berwarna hijau muda sebelum masak,
menjadi merah atau merah keunguan setelah masak dan hitam apabila
sangat masak. Isi buah berwarna putih (Chooi, 2007). Buah ini
mengandung xanthone. Xanthone mempunyai aktivitas antiinflamasi
dan antioksidan.Sehingga di luar negeri buah manggis dikenal sebagai
buah yang memiliki kadar antioksidan tertinggi di dunia. Secara
tradisional buah manggis adalah obat sariawan, wasir dan luka. Kulit
buah dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk untuk tekstil dan air
rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional (Reza, 2006).
Kandungan Kimia
Bahan kimia yang terkandung pada kulit buah manggis (Garcinia
6
mangostana L.) yaitu golongan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin,
polivenol, steroid dan triterpenoid.
Manfaat Tanaman
Secara tradisional buah manggis digukan untuk pengobatan obat
sariawan, wasir dan luka. Kulit buah dimanfaatkan sebagai pewarna
termasuk untuk tekstil dan air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat
tradisional. Batang pohon dipakai sebagai bahan bangunan, kayu bakar
atau kerajinan.
C. Skirining Fitokimia
Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam satu penelitihan
fitokimia yang bertujuan umtuk memberikan gambaran tentang golongan
senyawa yang terkadang dalam tanaman yang sedang diteliti. Metode
skirining fitokimia dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna degan
menggunakan suatu pereaksi warna. Hal yang berperan penting dalam
skrining fitokimia adalah pemilihan pelarut dan metode ekstraksi (Kristianti
dkk, 2008).
Pendekatan fitokimia meliputi analisis kualitatif kandungan kimia dalam
tumbuhan atau bagian tumbuhan (akar, batang, daun, bunga, buah dll).
Terutama kandungan metabolit sekunder yang bioaktif yaitu alkaloida,
antrakuinon, flavonoida, glikosida jnatung, saponin (steroid dan hiterpenoid ),
tannin (polifenolat), minyak atsiri (terpenoid) iridoid dan sebagainya. Dengan
tujuan pendekatan skring fitokimia dalam untuk mensurvei tumbuhan untuk
mendapatkan kandungan bioaktif atau kandungan yang berguna untuk
pengobatan (Robinso,1995).
7
- Dapat dilakukan dengan peralatan minimal
- Selektif terhadap golongan senyawa yang dipelajari
- Bersifat semikuantitatif yaitu memiliki batas kepekaan untuk senyawa
yang dipelajari.
- Dapat memberikan keterangan tambahan ada/tidaknya senyawa dari
golongan yang dipelajari.
BAB III
METODE PENELITIAN
8
A. Bahan dan Alat
Bahan Penelitian :
- Kulit manggis yang telah - CH3COOH
dikeringkan - Kloroform
- Etanol 95% - Pereaksi Dragendroff
- HCl - Pereaksi Mayer
- H2SO4 - Larutan besi (III) klorida 10%
- Aseton (P) - NaNO2 5%
- Asam borat (p) - AlCl3 10%
- H2C2O4 (p) - NaOH 1N
- Eter (p) - Aqua Panas
Alat Penelitian
- Pipet Tetes - Cawan Porselen
- Beker Gelas - Waterbath
- Batang Pengaduk - Gelas Ukur
- Tabung Reaksi - Corong
- Sendok Tanduk - Erlenmeyer
- Timbangan Elektrik - Kertas Saring
B. Prosedur Penelitian
1) Pengumpulan dan Preparasi Sampel
Sampel yang digunakan merupakan buah tanaman manggis
(Garcinia mangostana L). Buah manggis yang dipilih yaitu buah yang
telah matang, memiliki warna dan diameter yang relatif sama.
9
suhu 95°C hingga memiliki volume kurang lebih 10 ml. Ekstrak
selanjutnya di dinginkan pada suhu ruangan (Nganlasom et al.,
2008).
b. Pemeriksaan alkaloid
10
adanya flavonoid.
d. Pemeriksaan saponin
Sebanyak 10 ml larutan ekstrak uji dalam tabung reaksi
dikocok vertikal selama 10 detik kemudian dibiarkan selama 10
detik. Pembentukan busa setinggi 1-10 cm yang stabil selama tidak
kurang dari 10 menit, menunjukkan adanya saponin. Pada
penambahan 1 tetes HCl 2N, busa tidak hilang (Depkes RI, 1995).
11
e. Pemeriksaan tanin dan polifenol
Sebanyak 3 ml larutan ekstrak uji dibagi kedalam 3 bagian
yaitu tabung A, tabung B, tabung C. Tabung A digunakan sebagai
blanko, tabung B direaksikan dengan larutan besi (III) klorida 10%
hingga menghasilkan warna biru tua atau hitam kehijauan
menunjukkan adanya tanin dan polifenol, sedangkan pada tabung C
hanya ditambahkan garam gelatin. Apabila terbentuk endapan pada
tabung C maka larutan ekstrak positif mengandung tanin
(Robinson, 1991; Marliana dkk, 2005).
12
BAB IV
Hasil
Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis segar
mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan
polivenol, serta steroid dan triterpenoid.
- Triterpenoid : Terbentuk
Cincin Violet / Coklat
13
( 1Ciulei, 1984; 2Depkes RI, 1989; 3Depkes RI, 1995; 4Farnsworth, 1966;
5
Robinson, 1991)
Keterangan: (+) = mengandung senyawa; (-) = tidak mengandung senyawa.
Pembahasan
14
penambahan pereaksi mayer pada larutan uji ekstrak kulit buah manggis yang
digunakan.
Flavonoid yang memiliki gugus hidroksi berkedudukan orto akan
memberikan fluoresensi kuning intensif pada UV 366, jika bereaksi dengan
asam borat, akan tetapi hingga saat ini mekanisme reaksi yang terjadi antara
flavonoid dengan pereaksi sitroborat belum diketahui secara jelas (Sjahid,
2008).
15
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam satu penelitihan
fitokimia yang bertujuan umtuk memberikan gambaran tentang golongan
senyawa yang terkadang dalam tanaman yang sedang diteliti. Metode
skirining fitokimia dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna degan
menggunakan suatu pereaksi warna. Hal yang berperan penting dalam
skrining fitokimia adalah pemilihan pelarut dan metode ekstraksi.
Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis
dengan hasil maserasi etanol 95% mengandung senyawa golongan alkaloid,
flavonoid, saponin, tanin, polivenol, steroid dan triterpenoid.
Saran
Diharapkan agar anggota praktikum saling berkerjasama dengan baik agar aman
dan mudah memahami dalam kelancaran praktikum.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
˃ Purba, R.D 2001. Analisis Komposisi Alkaloid Daun Handeuleum
(Graptophyllum pictum (Linn), Griff) yang Dibudidayakan dengan Taraf
Nitrogen yang Berbeda (Skripsi). Bogor: Institut Pertanian Bogor.
˃ Robinson, T. 1991. Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi. Bandung:
Penerbit ITB.
˃ Sangi, M., M.R.J. Runtuwene., H.E.I. Simbala.,V.M.A. Makang. 2008.
Analisis Fitokimia Tumbuhan Obat di kabupaten Minahasa Utara. Chem.
Prog. 1(1):47-53.
˃ Sjahid, L.R. 2008. Isolasi dan Indentifikasi Flavonoid Dari Daun Dewandaru
(Eugenia uniflora L.) (Skripsi). Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
˃ Snyder, C. R., J.J. Kirkland., J.L. Glajach. 1997. Practical HPLC Method
Development. Second Edition. New York: John Wiley dan Sons, Lnc. pp 722-
723.
˃ Kristiani,A,N,N,S,dkk,2008,buku ajar fitokimia, jurusan kimia laboratorium
kimia organic FMIPA,Universitas Airlangga; Surabaya.
˃ Robinson,1995,kandungan organic tumbuhan tinggi ,ITB Press; Bandung.
18
19
20