Anda di halaman 1dari 20

TANGGUNG JAWAB PERAWAT TERHADAP

TUGAS,PEMERINTAH,BANGSA DAN TANAH AIR

diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Etika Hukum Keperawatan
dosen pengampu Bapak Agus Hendra, S.Kp.,M.Kep.

oleh:

Alifvia Fitri Zahira (218003) Mira Puri Pratiwi (218023)


Andre Aulia Ridwan (218004) Rika Puji Astuti (218033)
Dwi Lia Rismayanti (218009) Silvi Maelinda Junaedi (218036)
Ihda Alhusnaiyain (218015) Restu Widy Pamulya (218032)
Ligar Widiani Sopia (218019) Neng Milawati (218026)
Windawati (218041)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JABAR
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Agus Hendra, S.Kp.,M.Kep.sebagai dosen komunikasi keperawatan
yang telah membimbing dan mengarahkan kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam makalah ini kami membahas mengenai “tanggung jawab perawat terhadap
tugas,pemerintah,bangsa dan tanah air”.
Kami menyadari bahwa dalam menulis makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun sistematikanya oleh karena
terbatasnya referensi dan kemampuan yang kami miliki. Sehingga kami
mengharapkan saran serta masukan dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih
sempurna dan bermanfaat khususnya bagi kami umumnya bagi pembaca.

Bandung, Juli 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II................................................................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Etika .................................................................................................. 3
2.2 Pengertian Moral ................................................................................................. 3
2.3 Pengertian Kode Etik Profesi .............................................................................. 4
BAB III ............................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5
3.1 Kode Etik Keperawatan Menurut ICN ................................................................ 5
3.2 Kode Etik Keperawatan Menurut ANA .............................................................. 6
3.3 Kode Etik Keperawatan Menurut PPNI .............................................................. 8
A. Tanggung Jawab Perawat terhadap Klien ........................................................... 8
B. Tangung Jawab Perawat terhadap Tugas ............................................................ 9
C. Tanggung Jawab Perawat terhadap Sejawat ..................................................... 10
D. Tanggung Jawab Perawat terhadap Profesi Keperawatan ................................ 10
E. Tanggung Jawab Perawat terhadap Negara .......................................................... 11
3.5 Fungsi Kode Etik Keperawatan ........................................................................ 11
3.6 Isi Kode Etik ..................................................................................................... 12
BAB IV ............................................................................................................................. 14
PENUTUP ........................................................................................................................ 14
4.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 14
4.2 Saran ................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktek keperawatan sebagai suatu pelayanan professional diberikan
berdasarkan ilmu pengetahuan, menggunakan metodologi keperawatan dan
dilandasi kode etik keperawatan. Kode etik keperawatan mengatur hubungan
antara perawat dan pasien, perawat terhadap petugas, perawat terhadap sesame
anggota tim kesehatan, perawat terhadap profesi dan perawat terhadap
pemerintah, bangsa dan tanah air.
Pada hakikatnya keperawatan sebagai profesi senantiasa mengabdi
kepada kemanusiaan, mendahulukan kepentingan masyarakat diatas
kepentingan pribadi, bentuk pelayanannya bersifat humanistic, menggunakan
pendekatan secara holistic, dilaksankan berdasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan serta menggunakan kode etik sebagai tuntutan utama dalam
melaksanakan pelayanan atau asuhan keperawatan. Dengan memahami konsep
etik, setiap perawat akan memperoleh arahan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan yang merupakan tanggung jawab moralnya dan tidak akan
membuat keputusan secara sembarangan.
Perawat profesional harus menghadapi tanggung jawab etik dan konflik
yang mungkin mereka alami sebagai akibat dari hubungan mereka dalam
praktik profesional. Kemajuan dalam bidang kedokteran, hak klien, perubahan
sosial dan hukum telah berperan dalam peningkatan perhatian terhadap etik.
Standard perilaku perawat ditetapkan dalam kode etik yang disusun oleh
asosiasi keperawatan internasional, nasional, dan negera bagian atau provinsi.
Perawat harus mampu menerapkan prinsip etik dalam pengambilan keputusan
dan mencakup nilai dan keyakinan dari klien, profesi, perawat, dan semua pihak
yang terlibat. Perawat memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak klien
dengan bertindak sebagai advokat klien.

1
Keperawatan sebagai suatu profesi harus memiliki suatu landasan dan
lindungan yang jelas. Para perawat harus tahu berbagai konsep hukum yang
berkaitan dengan praktik keperawatan karena mereka mempunyai akuntabilitas
terhadap keputusan dan tindakan profesional yang mereka lakukan.
Secara umum terdapat dua alasan terhadap pentingnya para perawat tahu
tentang hukum yang mengatur praktiknya. Alasan pertama untuk memberikan
kepastian bahwa keputusan dan tindakan perawat yang dilakukan konsisten
dengan prinsip-prinsip hukum. Kedua, untuk melindungi perawat dari liabilitas.
Untuk itu dalam makalah ini akan di bahas tentang kode etik
keperawatan dan berbagai hal yang terkait dengan kode etik tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Kode Etik keperawatan menurut ICN, ANA, PPNI?
2. Apa Tanggung jawab perawat terhadap bangsa dan tanah air?
3. Apa Isi Kode Etik Keperawatan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian kode etik keperawatan menurut ICN, ANA, PPNI.
2. Mengetahui tanggung jawab perawat terhadap bangsa dan tanah air.
3. Mengetahui isi kode etik keperawatan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Etika


Etika merupakan kata yang berasal dari Yunani, yaitu Ethos, yang
menurut Araskar dan David (1978) berarti kebiasaan atau model prilaku, atau
standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk sesuatu tindakan, dapat
diartikan segala sesuatu yang berhubungan dengan pertimbangan pembuatan
keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan. Dalam Oxford Advanced
Learner’s Dictionary of Curret English, AS Hornby mengartikan etika sebagai
sistem dari prinsip-prinsip moral atau aturan-aturan prilaku. Menurut definisi
AARN (1996), etika berfokus pada yang seharusnya baik salah atau benar, atau
hal baik atau buruk. Sedangkan menurut Rowson, (1992). Etik adalah Segala
sesuatu yang berhubungan/alasan tentang isu moral.

2.2 Pengertian Moral


Moral adalah suatu kegiatan/prilaku yang mengarahkan manusia untuk
memilih tindakan baik dan buruk, dapat dikatakan etik merupakan kesadaran
yang sistematis terhadap prilaku yang dapat dipertanggung jawabkan (Degraf,
1988). Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan dengan
keputusan moral menyangkut manusia (Spike lee, 1994). Menurut Webster’s
“The discipline dealing with what is good and bad and with moral duty and
obligation, ethics offers conceptual tools to evaluate and guide moral decision
making”.

3
2.3 Pengertian Kode Etik Profesi
Kode etik dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis
dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola
aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Dalam kaitannya dengan
profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standart
kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai
professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standaart perilaku
anggotanya. Nilai professional paling utama adalah keinginan untuk
memberikan pengabdian kepada masyarakat.
Nilai professional dapat disebut juga dengan istilah asas etis.(Chung,
1981 mengemukakan empat asas etis, yaitu : (1). Menghargai harkat dan
martabat (2). Peduli dan bertanggung jawab (3). Integritas dalam hubungan (4).
Tanggung jawab terhadap masyarakat.
Kode etik dijadikan standart aktvitas anggota profesi, kode etik tersebut
sekaligus sebagai pedoman (guidelines). Masyarakat pun menjadikan sebagai
perdoman dengan tujuan mengantisipasi terjadinya bias interaksi antara anggota
profesi. Bias interaksi merupakan monopoli profesi., yaitu memanfaatkan
kekuasan dan hak-hak istimewa yang melindungi kepentingan pribadi yang
betentangan dengan masyarakat. Oteng/ Sutisna (1986: 364) mendefisikan
bahwa kode etik sebagai pedoman yang memaksa perilaku etis anggota profesi.
Konvensi nasional IPBI (Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia) ke-1
mendefinisikan kode etik sebagai pola ketentuan, aturan, tata cara yang menjadi
pedoman dalam menjalankan aktifitas maupun tugas suatu profesi. Bahsannya
setiap orang harus menjalankan serta mejiwai akan Pola, Ketentuan, aturan
karena pada dasarnya suatu tindakan yang tidak menggunakan kode etik akan
berhadapan dengan sanksi.

4
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kode Etik Keperawatan Menurut ICN


ICN adalah suatu federasi perhimpunan perawat di seluruh dunia yang
didirikan pada tanggal 1 Juli 1899 oleh Mrs.Bedford Fenwich di Hanover
Square, London dan direvisi pada tahun 1973. Adapun kode etiknya adalah
sebagai berikut :
- Tanggung jawab utama perawat :
Tanggung jawab utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah
timbulnya penyakit, memelihara kesehatan dan mengurangi penderitaan.
Untuk melaksanakan tanggung jawab utama tersebut, perawat harus meyakini
bahwa :
1) Kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan di berbagai tempat adalah
sama.
2) Pelaksanaan praktik keperawatan dititik beratkan pada penghargaan
terhadap kehidupan yang bermartabat dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia.
3) Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan /atau keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, perawat mengikutsertakan
kelompok dan instansi terkait.

- Perawat, individu, dan anggota kelompok masyarakat


Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan masyuarakat. Oleh karena itu , dalam menjalankan
tugas, perawat perlu meningkatkan keadaan lingkungan kesehatan dengan
menghargai nilai-nilai yang ada di masyarakat, menghargai adat kebiasaan
serta kepercayaan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menjadi
pasien atau kliennya. Perawat dapat memegang teguh rahasia pribadi (privasi)
dan hanya dapat memberikan keterangan bila diperlukaan oleh pihak yang
berkepentingan atau pengadilan.

5
- Perawat dan pelaksanaan praktik keperawatan
Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan
standar praktik keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan
standar pendidikan keperawatan. Perawat dapat mengembangkan
pengetahuan yang dimilikinya secara aktif untuk menopang perannya dalam
situasi tertentu. Perawat sebagai anggota profesi, setiap saat dapat
mempertahankan sikap sesuai dengan standar profesi keperawatan.

- Perawat dan lingkungan masyarakat


Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif,
dan dapat berperan serta secara aktif dalam menentukan masalah kesehatan
dan masalah sosial yang terjadi di masyarakat.

- Perawat dan sejawat


Perawat dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman kerja, baik
tenaga keperawatan maupun tenaga profesi lain di keperawatan. Perawat
dapat melindungi dan menjamin seseorang, bila dalam masa perawatannya
merasa terancam.

- Perawat dan profesi keperawatan


Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan standar
praktik keperawatan dan pendidikan keperawatan . Perawat diharapkan ikut
aktif dalam mengembangkan pengetahuan dalam menopang pelaksanaan
perawatan secara profesional. Perawat sebagai anggota profesi berpartisipasi
dalam memelihara kestabilan sosial dan ekonomi sesuai dengan kondisi
pelaksanaan praktik keperawatan.

3.2 Kode Etik Keperawatan Menurut ANA


Kode etik keperawatan menurut American Nurses Association (ANA),
terdapat 11 butir, diantaranya :

6
1) Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat
kemanusiaan dan keunikan klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan
status sosial atau ekonomi, atribut personal atau corak masalah
kesehatannya.
2) Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh
informasi yang bersifat rahasia.
3) Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya
terancam oleh praktek seseorang yang tidak berkompoten, tidak etis atau
illegal.
4) Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan
perawatan yang dijalankan masing-masing individu
5) Perawat memelihara kompetensi keperawatan.
6) Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan menggunakan
kompetensi dan kualifikasi individu sebagai kriteria dalam mengusahakan
konsultasi, menerima tanggung jawab dan melimpahkan kegiatan
keperawatan kepada orang lain.
7) Perawat turut serta beraktivitas dalam membantu pengembangan
pengetahuan profesi.
8) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan
meningkatkan standar keperawatan.
9) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan
membina kondisi kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang
berkualitas.
10) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik
terhadap informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan
integritas perawat.
11) Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau warga
masyarakat lainnya dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan
nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan public.

7
3.3 Kode Etik Keperawatan Menurut PPNI
Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan
sebagai pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat
keputusan. Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam
melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional
Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik
sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan. Kode etik keperawatan
di Indonesia telah disusun oleh Dewan Pinpinan Pusat Persatuan Perawat
Nasioanl Indonesia (DPP PPNI) melalui munas PPNI di Jakarta pada tangal 29
November 1989. Kode etik keperawatan Indonesia tersebut terdiri dari 4 bab
dan 16 pasal yaitu:
- Bab 1: terdiri dari empat pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab
perawat terhadap individu,keluarga, dan masyarakat.
- Bab 2: terdiri dari lima pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat
terhadap tugasnya.
- Bab 3: terdiri dari dua pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat
terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain.
- Bab 4: terdiri dari empat pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab
perawat terhadap profesi keperawatan.
- Bab 5: terdiri dari dua pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat
terhadap pemerintah,bangsa,dan tanah air.
A. Tanggung Jawab Perawat terhadap Klien
Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada individu,
keluarga, atau komunitas, perawat sangat memerlukan etika keperawatan
yang merupakan filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang
mendasar terhadap pelaksanaan praktik keperawatan, dimana inti dari
filsafat tersebut adalah hak dan martabat manusia. Karena itu, fokus dari
etika keperawatan ditujukan terhadap sifat manusia yang unik. Untuk
memelihara dan meningkatkan kepercayaan masyarakat, di perlukan
peraturan tentang hubungan dengan perawat dengan masyarakat, yaitu
sebagai berikut:

8
1) Perawat, dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa berpedoman
pada tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan terhadap
keperawatan individu,keluarga,dan masyarakat.
2) Perawat, dalam melaksanakan pengabdian di bidang keperawatan,
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai
budaya,adat istiadat, dan kelangsungan hidup beragama dari
individu,keluarga, dan masyarakat.
3) Perawat, dalam melaksanakan kewajibannya terhadap
individu,keluarga, dan masyarakat, senantiasa dilandasi rasa tulus ikhlas
sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.
4) Perawat menjalin hubungan kerja sama dengan individu,keluarga, dan
masyarakat, khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan
upaya kesehatan, serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai
bagian dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat.

B. Tangung Jawab Perawat terhadap Tugas


1) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta
ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga
dan masyarakat.
2) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh
yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
3) Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan
keperawatan untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma
kemanusiaan.
4) Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha
dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik
dan agama yang dianut, dan kedudukan sosial.
5) Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien
dalam melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam

9
mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalihtugaskan
tanggungjawab yang ada hubungannya dengan keperawatan.

C. Tanggung Jawab Perawat terhadap Sejawat


Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan
lainnya adalah sebagai berikut :
1) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat
dan dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara
kerahasiaan suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
2) Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan
pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan
dan pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan
kemampuan dalam bidang keperawatan.

D. Tanggung Jawab Perawat terhadap Profesi Keperawatan


1) Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan profesionalnya
secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah
ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi
perkembangan keperawatan.
2) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan
dengan menunjukkan perilaku dan sifat pribadi yang luhur.
3) Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan
dan pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan dan
pendidikan keperawatan.
4) Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu
organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.

10
E. Tanggung Jawab Perawat terhadap Negara
1) Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai
kebijaksanaan yang diharuskan oleh pemerintah dalam bidang
kesehatan dan keperawatan.
2) Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan
pikiran kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan
dan keperawatan kepada masyarakat.
3.4. Tanggung jawab terhadap bangsa dan tanah air
1. Memenuhi kebutuhan pelayan keperawatan kepada klien dengan penuh
rasa tanggung jawab sesuai kebutuhannya
2. Menindungi klien terhadap hal-hal yang dapat membahayakan dan
merugikan dirinya dengan mengutamakan keselamatan klien
3. Membantu klien untuk dapat meolong dirinya sendiri dalam memenugi
kebutuhan hidup sehari-hari serta memelihara kesehatannya
4. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan tugas yang
dipercayakan kepadanya

3.5 Fungsi Kode Etik Keperawatan


Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi
status profesional dengan cara sebagai berikut:
1. Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat
diharuskan memahami dan menerima kepercayaan dan tanggung jawab
yang diberikan kepada perawat oleh masyarakat.
2. Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin
hubungan keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etika.
3. Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus
dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator,
perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat,
dengan profesi keperawatan sebagai seorang kontributor dan dengan
masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan kesehatan.
4. Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.

11
Selain itu fungsi kode etik adalah sebagai pedoman perilaku bagi para
pengemban profesi, dalamhal ini perawat, sebagai tenaga kesehatan dalam
upaya pelayanan kesehatan. Kode etik merupakan norma etik yang
mencerminkan nilai dan pandangan hidup yang dianut oleh kalangan profesi
yang bersangkutan. Kode etik merupakan norma etik yang dapat berfungsi
sebagai sarana kontrol sosial, sebagai pencegah campur tangan pihak lain,
sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik. Kode etik memuat hak dan
kewajiban profesional anggotanya sehingga setiap anggota profesi dapat
mengawasi apakah kewajiban profesi telah dipenuhi. Tentang bagaimana
anggota profesi melaksanakankewajiban profesioanalnya, kode etik telah
menentukan standarnya sehinggamasayarakat dan pemerintah tidak perlu
campur tangan dalam hal ini. Kode etiksekaligus mencegah kesalahpahaman
dan konflik karena merupakan kristalisasiperilaku yang dianggap benar
menurut pendapat umum dan berdasarkan pertimbangankepentingan profesi.
3.6 Isi Kode Etik
Kode etik bersisi prinsip-prinsip etik yang dianut oleh profesi tertentu.
Prinsip-prinsip etik yang terpenting dalam upaya pelayanan kesehatan adalah
prinsip otonomi yang berkaitan dengan prinsip veracity, nonmaleficence,
beneficence, convidentiality, dan justice (Sumaryono, 1995 ). Otonomi
merupakan bentuk kebebasan seseorang untuk bertindak berdasarkan rencana
yang telah ditentukannya sendiri. Di dalam prinsip ini setidaknya terkandung
tiga elemen yaitu kebebasan untuk memutuskan, kebebasan untuk bertindak,
kebebasan untuk mengakui dan menghargai martabat dan otonomi pihak lain.
Prinsip veracity mewajibkan kedua belah pihak, perawat dan pasien, untuk
menyatakan yang sebenarnya tentang kondisi pasien dan pengobatannya yang
dilakukan. Prinsip nonmaleficence berarti bahwa perawat dalam memberikan
upaya pelayanan kesehatan senantiasa dengan niat untuk membantu pasien
mengatasi masalah kesehatannya. Berdasarkan prinsip beneficence, perawat
memberikan upaya pelayanan kesehatan dengan menghargai otonomi pasien.
Hal ini dilakukan sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Prinsip
confidentiality berarti bahwa perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang
telah dipercayakan pasien kepadanya, yaitu berupa informasi mengenai

12
penyakitnya dan tindakan yang telah, sedang, dan akan dilakukan, kecuali jika
pasien mengijinkan atas perintah undang-undang untuk kepentingan
pembuktian dalam persidangan. Prinsip justice berarti bahwa setiap orang
berhak atas perlakukan yang sama dalam upaya pelayanan kesehatan tanpa
mempertimbangkan suku, agama, ras, golongan, dan kedudukan sosial
ekonomi. Idealnya perbedaan yang mungkin adalah dalam fasilitas, tetapi bukan
dalam hal pengobatan dan atau perawatan.
Kode Etik Keperawatan Indonesia terdiri dari mukadimah dan batang
tubuh. Mukadimah berisi :
1) Pedoman kehidupan profesi keperawatan, bahwa masyarakat Indonesia
membutuhkan pelayanan keperawatan;
2) Sifat dan dasar pelayanan keperawatan;
3) Ruang lingkup pelayanan keperawatan;
4) Kesiapan perawat untuk melaksanakan pelayanan keperawatan secara
profesional;
5) Perawat berjiwa Pancasila dan UUD 1945, dalam melaksanakan pekerjaan
berpedoman kepada ketentuan kode etik.
Sedangkan batang tubuh berisi sebagai berikut :
1) Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga, dan masyarakat;
2) Tanggung jawab perawat terhadap tugas;
3) Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan
lain;
4) Tanggung jawa perawat terhadap profesi keperawatan;
5) Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa, dan tanah air.
Bentuk Kode Etik Keperawatan Indonesia adalah Keputusan
Musyawarah Nasional IV Persatuan Perawat Nasional Indonesia pada tahun
1989. Kode etik ini disusun oleh Komisi C PPNI pada tahun 1989, yang
kemudian dalam keputusan MUNAS IV PPNI NO: 09/MUNAS IV/PPNI/1989
tentang pemberlakukan Kode Etik Keperawatan, kode etik ini menjadi
materi/isi keputusan musyawarah tersebut yang tertuang dalam bagian
lampiran.

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan
bertanggunggugat atas pelayanan / asuhan keperawatan yang diberikan. Oleh sebab
itu pemberian pelayanan / asuhan keperawatan harus berdasarkan pada landasan
hukum dan etika keperawatan. Standar asuhan keperawatan di Indonesia sangat di
perlukan untuk melaksanakan praktek keperawatan, sedangkan etika keperawatan
telah diatur oleh organisasi profesi, hanya saja kode etik yang dibuat masih sulit
dilaksanakan di lapangan karena bentuk kode etik yang ada masih belum dijabarkan
secara terinci dan lengkap dalam bentuk petunjuk teknisnya.
- Kode etik menurut ICN, ANA,PPNI yaitu :
1. kode etik menurut ICN :
Kode etik keperawatan menurut ICN (1973) menegaskan bahwa
keperawatan bersifat universal. Keperawatan menjunjung tinggi kehidupan,
martabat dan hak asasi manusia. Keperawatan tidak dibatasi oleh perbedaan
kebangsaan, ras, warna kulit, usia, jenis kelamin, aliran politik, agama, dan
status sosial.
Adapun kode etiknya adalah sebagai berikut :
a) Tanggung jawab utama perawat
b) Perawat, individu, dan anggota kelompok masyarakat
c) Perawat dan pelaksanaan praktik keperawatan
d) Perawat dan lingkungan masyarakat
e) Perawat dan sejawat
f) Perawat dan profesi keperawatan
2. Kode etik menurut ANA
a. Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat
kemanusiaan dan keunikan klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan
status sosial atau ekonomi.
b. Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh
informasi yang bersifat rahasia.

14
c. Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya
terancam oleh praktek seseorang yang tidak berkompoten, tidak etis atau
illegal.
d. Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan
perawatan yang dijalankan masing-masing individu.
e. Perawat memelihara kompetensi keperawatan.
f. Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan menggunakan
kompetensi dan kualifikasi individu sebagai kriteria dalam
mengusahakan konsultasi, menerima tanggung jawab dan melimpahkan
kegiatan keperawatan kepada orang lain.
g. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan
meningfkatkan standar keperawatan.
h. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan
membina kondisi kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang
berkualitas.
i. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan
membina kondisi kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang
berkualitas.
j. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik
terhadap informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan
integritas perawat.
k. Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau warga
masyarakat lainnya dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan
nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan public.
3. Kode etik menurut PPNI
a. Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
b. Tanggungjawab terhadap tugas.
c. Tanggungjawab terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan
lainnya.
d. Tanggungjawab terhadap profesi keperawatan.
e. Tanggung jawab terhadap pemerintah, bangsa dan Negara.

15
Persamaan kode etik menurut ICN, ANA, PPNI yaitu :
Ketiga kode etik tersebut membahas tentang standar yang mengukur dan
mengevaluasi perilaku moral keperawatan, dan sama-sama bertujuan untuk
menciptakan, mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat,
kepercayaan diantara sesama perawat, dan kepercayaan masyarakat kepada
profesi keperawatan.
Fungsi kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota
profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa
dengan kode etik profesi, pelakasana profesi mampu mengetahui suatu hal yang
boleh dia lakukan dan yang tidak boleh dia lakukan.
Isi dari kode etik memiliki prinsip-prinsip etik yang dianut oleh profesi
tertentu. Prinsip-prinsip etik yang terpenting dalam upaya pelayanan kesehatan
adalah prinsip otonomi yang berkaitan dengan prinsip veracity,
nonmaleficence, beneficence, convidentiality, dan justice (Sumaryono, 1995).

4.2 Saran
1. Pentingnya membuat standar praktek keperawatan yang jelas dan dapat
dipertanggung jawabkan.
2. Perlunya peraturan atau perundang-undangan yang mengatur dan sebagai
bentuk pelindungan hukum baik pemberi dan penerima praktek
keperawatan.
3. Kode etik di Indonesia yang sudah ada perlu didukung dengan adanya
perangkat-perangkat aturan yang jelas agar dapat dilaksanakan secara baik
dilapangan.
4. Keputusan etik perlu diambil dengan hati-hati dan saling memuaskan dan
tidak merugikan bagi pasien, maka perlu dibentuk komite etik disetiap
Rumah Sakit dan bila perlu disetiap ruang ada yang mengawasi dan
mengontrol pelaksanaan etik dalam praktek keperawatan.
5. Perlunya sosialisai yang luas tentang kode etik profesi keperawatan dan bila
perlu diadakan pelatihan yang bersifat review tentang etika keperawatan
secara periodic dan tidak terbatas.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ismani, Nila.2001. Etika Keperawatan.Jakarta:Widya Medika

Suhaemi, Emi,Mimin.2004.ETIKA KEPERAWATAN.Jakarta:EGC

Sudrajat, D. A. (2014). Aspek Hukum Praktik Keperawatan. Jurnal Kesehatan


Kartika Stikes A. Yani

17

Anda mungkin juga menyukai