Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PERANGKAT PERATURAN PENCEMARAN

A. PENGERTIAN
Kehidupan manusia tidak terlepas dari alam dan
Iingkungannya. Berbagai aktivitas manusia dilakukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup yaitu dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya seperti kebutuhan atas makanan, minuman,
pakaian, rekreasi dan sebagainya kebutuhan tersebut didapat dari alam
atau bahan dari alam yang kemudian diolah oleh manusia. Maka oleh
sebab itu kita harus berusaha untuk menjaga kelestarian lingkungan
maritim tempat dimana kita bekerja. Dari pengamatan selama ini
kerusakan lingkungan laut disebabkan oleh kegiatan pelayaran, kegiatan
pengeboran, kegiatan penyulingan (rifenary), kegiatan terminal dan
pelabuhan serta kegiatan galangan kapal.
Dalam kegiatan pelayaran pencemaran biasanya diakibatkan
oleh pengoperasian kapal terutama kapal tanker dan akibat kecelakaan
yang sering terjadi, maka oleh sebab itu diharapkan kita dapat
memahami aturan aturan yang berlaku dalam dunia pelayaran sehingga
dapat mencegah dan menanggulangi akibat yang terjadi sehinga
didapatkan aturan pencegahan pencemaran dan pengoperasian kapal
yang aman.

B. KONVENSI-KONVENSI INTERNATIONAL
Dalam aktifitas pelayaran ada beberapa sertifikat dan dokumen
yang harus disiapakan oleh awak kapal dimana dokumen dan sertifikat
tersebut akan dicekoleh badan pengawas yang di tunjuk oleh suatu
Negara dengan maksud menyelediki apakah sebuah kapàl telah
memenuhi persyartan dalam pengelolaan limbah yang ada dalam
sebuah kapal.
A) Konvensi konvensi yang sudah diratifikasi oleh Pemerintah RI
I. Yang bersifat publik :
1. SOLAS 1974 dratifikasi dengan Keppres 65/1980 tanggal 18
Desember 1980.
2. LOAD LINE 1966.
3. Tonnage Measurement of Ships (TMS) 1969
4. Marpol 73 / 78 (Annex I dan Annex II)
5. STCW 1978
6. COLREG .
7. UNCLOS 1982.
8. FAL Convention 1955.
9. Special Trade Passenger (STP) 1971.

II. Yang bersifat Privat:


1. Civil Liability for Oil Pollution Damage (CLC) 1969
2. Fund for Compensation for Oil Pollutin ( FUND) 1971.
3. Code of Conduct of Liner Conference 1972.
4. Safe Container 1972.
5. Arrest of Ships.

B) Konvensi konvensi yang belum diratifikasi oeh Pemerintah RI.


I. Yang bersifat publik:
1. SUA Convention.
2. Marpol 73//78 (Annex III,IV ,V dan VI).
3. Ballast Water Convention.
4. Anti Fouling Convention.
5. Maritime Labour Convention (MLC) 2006.
6. London Dumping.
7. Search and Rescue 1979.
8. IALA Bouyant System

II. Yang bersifat Privat:


1. Civil Jurisdiction in Collision 1952.
2. Stowaways 1957.
3. Carriage of Passenger 1961.
4. Liens and Mortgage 1967.
5. Hague/ Visby Rule 1924/1968.
6. Hamburg Rule 1978.
7. Passenger and Luggage 1974.
8. Registration of Ships 1986.
9. Savage 1989

C. PERUNDANG –UNDANGAN NASIONAL


a) Kitab Undang Undang Hukum Dagang (KUHD)
b) UU NO.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
c) Undang Undang No.6 Tahun 1996 ttg Perairan Indonesia.
d) Undang Undang No.23 tahun 1997 ttg Lingkungan Hidup.
e) PP 7 tahun 2000 tentang Kepelautan.
f) PP 51 tahun 2002 tentang Peekapalan.
g) PP 5 tahun 2010 tentang Kenavigasian.
h) PP 20 tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan .
i) PP 21 tahun 2010 tentang Lingkungan Maritim.
j) Peraturan Presiden No.109 Tahun 2006 tentang Penanggulangan
Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut.

Anda mungkin juga menyukai