Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Rancangan Pembelajaran dan Evaluasi

MERANCANG PESAN PENGAJARAN

DOSEN MATA KULIAH:


Dr. Agung Lukito, M.S.
Dr. Siti Khabibah, M.Pd.

Oleh:
1. Iva Desi Ruliani NIM 18070785005
2. Irma Zahrotul Jamilah NIM 18070785014
3. M. Fauzan Asy’ari NIM 18070785022

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2019
BAB VIII

MERANCANG PESAN PENGAJARAN

PERTANYAAN

Apakah cara terbaik untuk memperkenalkan konten/isi kepada pelajar?

Apakah cara terbaik untuk mengimplementasikan strategi pengajaran Anda?

Bagaimana mengenalkan kepada pelajar tentang informasi yang paling penting?

Haruskah Anda menggunakan gambar untuk instruksi Anda?

Masalah
Pembelajaran
Instrumen Karakteristik
evaluasi Siswa

Pengembangan Analisis
Pengajaran Tugas

Merancang Tujuan
Pesan Pembelajaran

Strategi Materi
Pengajaran Pembelajaran

2
Sejauh ini, kita telah fokus untuk mendefinisikan masalah dan konten,
mendefinisikan karakteristik pelajar, menentukan tujuan, dan merancang strategi pengajaran.
Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan bahan ajar dengan menerjemahkan rencana
rancangan pengajaran menjadi unit pengajaran. Menerjemahkan rencana ke dalam unit
pengajaran yang efektif membutuhkan lebih dari sekedar "menulis" pengajaran saja.
Pengajaran yang efektif dikembangkan dengan penataan yang hati-hati dan menyajikan
materi-materi yang melibatkan pelajar dan petunjuk pada poin-poin yang penting. Pada bab
ini, proses rancangan pesan terbagi menjadi tiga bagian. Pertama adalah strategi pra
pengajaran, yang merupakan teknik untuk mempersiapkan pelajar untuk pengajaran. Kedua
adalah strategi untuk menandakan struktur teks melalui kata-kata dan tipografi. Ketiga adalah
diskusi tentang penggunaan gambar dan grafis dalam bahan ajar.

A. Strategi Pra Pengajaran


Setelah urutan untuk pengajaran ditetapkan, perancang dapat mulai fokus pada
bagaimana menyajikan informasi. Setiap unit pengajaran dimulai dengan beberapa bentuk
pengantar yang mempersiapkan pelajar untuk mempelajari tugas. Hartley dan Davies (1976)
mengidentifikasi empat metode yang berbeda dari strategi pra pengajaran untuk
memperkenalkan unit pengajaran: pengenalan tulisan tradisional (yaitu tinjauan umum atau
overview) ditambah tiga pendekatan alternatif. Keempat strategi pra pengajaran memiliki
aplikasi yang spesifik untuk digunakan dalam penciptaan pengantar yang lebih baik untuk
unit pengajaran. Strategi pra pengajaran yang pertama adalah pretest, yang merupakan
serangkaian pertanyaan yang secara langsung berkaitan dengan pengajaran. Kedua adalah
tujuan, seringkali hanya penyajian kembali tujuan perancang yang telah dikembangkan atau
pernyataan tujuan yang menggambarkan perilaku pelajar yang harus dikuasai. Ketiga adalah
tinjauan umum, yang mirip dengan ringkasan. Tidak seperti pretest dan tujuan, tinjauan
umum lebih ditulis dalam bentuk paragraf dari pada daftar item. Keempat adalah organisator
tingkat lanjut, yang mirip dengan tinjauan umum tetapi ditulis pada tingkat abstraksi yang
lebih tinggi. Sebuah variasi dari organisator tingkat lanjut adalah pengatur grafis, yang
menggunakan grafis untuk menggambarkan konten.
Masing-masing dari empat strategi pra pengajaran memiliki aplikasi khusus untuk
digunakan dalam menciptakan pengenalan yang lebih baik untuk setiap unit. Tabel 1
merupakan kesimpulan aplikasi yang berasal dari Hartley dan Davies (1976) untuk masing-
masing strategi ini. Kolom “Fungsi” menggambarkan tujuan dari strategi prapengajaran.
Kolom "Struktur Isi (materi)" menggambarkan sifat atau panjang isi. Kolom "Pelajar"
3
menggambarkan karakteristik pelajar dalam hal kedewasaan atau kecerdasan. Kolom terakhir
"Atribut Tugas," menggambarkan kondisi pengajaran yang paling cocok untuk strategi pra
pengajaran ini.

Tabel 1. Strategi pra pengajaran


Strategi Fungsi Struktur Isi Pelajar Sifat tugas
Pretest Mengingatkan Lama IQ di atas rata-rata, Pelajar harus familiar
pelajar pada apa pengajaran pelajar yang lebih dengan isi
yang diharapkan relatif singkat matang atau dewasa pengajaran, sehingga
dan kurang pertanyaan yang
terstruktur diberikan lebih
bermakna
Tujuan Menginformasi- Digunakan Pelajar dengan Bekerja dengan baik
perilaku kan kepada untuk pengantar kemampuan sedang dengan metode
pelajar apa yang yang kurang tradisional seperti
diharapkan dari 2500 kata ceramah
(menurut
Klauer, 1984 )
Gambaran Menyiapkan Sedikit atau  Pelajar dengan Fakta
Umum pelajar untuk tidak ada kemampuan
tugas pengajaran struktur rendah
 Pelajar dengan
kemampuan Konsep
tinggi
Organisator Kerangka Sebaiknya Pelajar di atas Informasi faktual
Tingkat konseptual mempunyai kemampuan rata-
Lanjut dibutuhkan untuk sebuah struktur rata
memperjelas yang dominan
konten pada
pelajar

4
1. Pretest
Pretest yang digunakan sebagai strategi pra pengajaran (preinstructional strategy)
berbeda dengan pretest yang digunakan untuk menilai pengetahuan awal pelajar. Ketika
digunakan sebagai strategi pra pengajaran, pretest dirancang untuk meningkatkan
kesadaran pelajar tentang isi pengajaran dengan memberikan isyarat tentang poin-poin
penting. Isyarat ini akan membantu pelajar untuk mengidentifikasi dan fokus pada ide
utama dalam unit pengajaran. Pretest bekerja dengan baik ketika waktu pengajaran relatif
singkat, dan memungkinkan pelajar untuk tetap fokus pada pertanyaan yang diajukan.
Jawaban untuk pertanyaan pretest biasanya tidak disediakan, sebab jawaban berasal dari
materi pengajaran (pedoman tambahan untuk mengembangkan pertanyaan pretest
diberikan pada bab 11).

Pretest berikut dapat digunakan pada bab statistika:


1) Apa saja tiga ukuran statistika ?
2) Kapan waktu yang tepat untuk menggunakan setiap ukuran?
3) Apa langkah-langkah yang dilakukan ketika menghitung mean?

Setiap pertanyaan adalah pertanyaan terbuka dan berfungsi untuk membuat pelajar
memahami tiga poin utama dalam bab ini. Perancang tidak mengharapkan pelajar
menjawab pertanyaan (jika mereka dapat menjawab dengan benar, maka mereka mungkin
tidak perlu untuk melanjutkan unit pengajaran). Sebaliknya, pertanyaan harus
mengarahkan pelajar pada pengajaran utama yang teridentifikasi oleh pertanyaan yang
diajukan.

Pedoman pretest
1) Pretest pra pengajaran seharusnya relatif singkat sehingga tidak menunda pengajaran
awal.
2) Pertanyaan yang diberikan bersifat terbuka dan dijawab yang diharapkan untuk
merangsang pelajar untuk berpikir tentang jawaban ketika dia membaca suatu
konten/isi pengajaran.
3) Jika ada beberapa tujuan pada unit pengajaran, maka item pretest dapat mengarahkan
contoh tujuan pada setiap pelajar.

5
2. Tujuan perilaku
Penggunaan dari tujuan pengajaran tingkah laku telah menjadi subjek pada banyak
penelitian dalam beberapa tahun terakhir (lihat Klauer, 1984). Davies (1976) telah
menyarankan bahwa tujuan pengajaran mungkin kurang berfungsi untuk materi yang
rumit seperti pengajaran dengan bantuan komputer dan proyek-proyek rancangan
pengajaran. Masalah lainnya adalah apakah pelajar benar-benar tahu bagaimana
menggunakan tujuan pengajaran untuk belajar. Analisis Klauer (1984) menemukan
bahwa secara umum pengajaran langsung dan pertanyaan pengajaran lebih efektif
daripada tujuan yang spesifik karena pelajar lebih mampu menafsirkan dan memahami
implikasi dari pengajaran langsung dan pertanyaan yang disajikan dengan kalimat yang
lebih sederhana. Meskipun kecenderungan umum penggunaan tujuan pengajaran
(objectives) terus menjadi strategi pra-pengajaran, hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan objectives tidak efektif untuk meningkatkan pengajaran seperti yang
diharapkan. Namun, penelitian dan praktik sangat mendukung penggunaan tujuan
pengajaran oleh para guru dan perancang pengajaran ketika merancang pengajaran. dan
jika pelajar melihat dari waktu ke waktu bahwa item tes secara langsung terkait dengan
tujuan (Bab 12), pengaruh orientasi tujuan seharusnya meningkat.

Pedoman penggunaan objectives


1) Gunakan pernyataan yang secara jelas menunjukkan kondisi dan kriteria perilaku
yang harus dikuasai oleh pelajar dengan memasukkan kata kerja, kondisi, dan kriteria
(Klauer, 1984).
2) Jika terdapat beberapa objectives pada satu unit pengajaran, buatlah pernyataan yang
lebih umum agar daftar kurang dari 7 item. Terlalu banyak tujuan akan membutuhkan
banyak persyaratan pada memory jangka pendek, yang menghasilkan kebingungan
daripada penguasaan materi.
3) Tulis objectives dengan gaya tulisan yang dapat dipahami oleh pelajar (misalnya,
”pada akhir unit ini anda akan......” sebagai ganti dari ”pada akhir presentasi
pengajaran, pelajar akan dapat ....”)
4) Penulisan objectives kurang efektif jika melebihi dari 2.500 kata (Klauer, 1984). Para
peneliti berteori bahwa terlalu sulit bagi pelajar untuk mengingat tujuan dan isi untuk
bagian-bagian yang panjang, akibatnya efektivitas tujuan sebagai strategi pra-
pengajaran menjadi berkurang.

6
3. Gambaran umum
Overviews dan advance organizers sering disebut sinonim, meskipun mereka sangat
berbeda. Overviews ditulis pada tingkat abstraksi yang sama pada unit pengajaran dan
hanya untuk memperkenalkan pelajar pada tema pokok. Overviews paling sering
diidentifikasi sebagai pengantar karena ditulis seperti prosa. Berikut ini adalah contoh dari
overview untuk unit pengajaran persamaan garis lurus.

Pedoman Overview
1) Terdapat 4 pendekatan umum yang digunakan untuk merancang sebuah overview.
Pendekatan pertama dan yang paling umum yaitu ringkasan isi pengajaran (materi)
secara singkat. Kebanyakan pengenalan materi menggunakan sebuah overview yang
berupa ringkasan materi. Yang kedua, pengajuan masalah yang mana unit pengajaran
akan membantu pelajar untuk memecahkan masalah tersebut. Menyajikan masalah
dapat meningkatkan motivasi dan meningkatkan minat pelajar pada materi saat
mereka mengenali aplikasi langsung. Pendekatan ketiga, menggambarkan tentang
manfaat konten (isi pengajaran) bagi pelajar. Pendekatan keempat, menggunakan
petunjuk pre-reading yang dikemukakan oleh Mc Crudden, Schraw, dan Hartley

7
(2006). Petunjuk pre-reading ini digunakan untuk menunjukkan kepada pelajar
tentang relevansi antara materi pengajaran dengan tujuan pengajaran.
2) Sebuah overview harus relatif singkat (misalnya; kurang dari satu halaman). Sebuah
overview yang terlalu panjang dan mengambil tempat pada memory jangka pendek
pelajar, dapat berpengaruh terhadap tugas belajar yang sebenarnya.

4. Organisator tingkat lanjut


Advance organizers adalah overview yang tingkat abstraksinya lebih tinggi dan
berfungsi untuk menyediakan kerangka konseptual untuk meningkatkan kebermaknaan
konten (isi pengajaran). Kerangka konseptual diasumsikan untuk memudahkan pelajar
dalam memahami materi baru. Ada dua bentuk advance organizer, pertama comparative
organizer, digunakan jika pelajar telah terbiasa dengan isi pengajaran dan berfungsi untuk
membandingkan materi baru dengan materi yang sudah dipahami oleh pelajar. Kedua
adalah expository organizer, digunakan jika pelajar tidak terbiasa dengan konten (isi
pengajaran) dan berfungsi untuk menggabungkan informasi yang relevan dengan apa
yang sudah diketahui pelajar.

Berikut merupakan contoh advance organizer


Logika adalah ilmu yang mempelajari cara berpikir yang logis. Cara berpikir ini dapat
berupa cara menentukan benar tidaknya suatu pernyataan. Misalnya, pernyataan "Air
sungai bermuara di danau dan di laut" merupakan pernyataan yang benar karena tidak ada
pertentangan di dalamnya. Bandingkan dengan pernyataan "Air adalah zat cair dan zat
padat" yang merupakan pernyataan salah karena terkandung pertentangan di dalamnya.
Di dalam logika matematika, Anda akan mempelajari membuat suatu ingkaran dengan
benar dari suatu pernyataan. Misalnya pernyataan "Semua kasir adalah perempuan",
ingkarannya adalah "Ada kasir bukan perempuan", bukan "Semua kasir bukan
perempuan", karena dengan cukup seorang kasir laki-laki akan mengingkari pernyataan
pertama. Selain itu, pada bab ini Anda juga akan mempelajari cara penarikan kesimpulan
yang sah (valid), lebih jauhnya pelajarilah materi pada bab ini dengan baik.

Pedoman advance organizer


1) Nyatakan materi dalam istilah yang umum sehingga mudah dipahami dan diingat oleh
pelajar
2) Ide-ide yang dipresentasikan harus mencakup keseluruhan isi materi

8
3) Jika pelajar tidak terbiasa atau tidak akrab dengan materi, maka gunakanlah advance
organizer expository. Organizer expository mencakup informasi yang relevan dengan
informasi yang telah diketahui pelajar dan membandingkan informasi ini dengan
informasi baru dalam pengajaran.
4) Jika pelajar telah terbiasa dengan dengan isi materi, maka gunakanlah comparative
organizer dimana ide baru dibandingkan dengan ide yang telah diketahui.

Pemilihan strategi pra pengajaran harus didasarkan pada faktor-faktor dalam Tabel
1. Proses ini merupakan salah satu cara menemukan kesesuaian terbaik antara fungsi,
struktur isi, target audiens, dan attribut tugas.

B. Rancangan Pesan dalam Bentuk Teks


Unit pengajaran seperti buku teks, pengajaran berbasis komputer, multimedia, atau
rekaman video merupakan artefak dari proses rancangan yang akan bertahan lama (Simon,
1981). Artefak tersebut mewakili interaksi antara pelajar dan bahan ajar. Menurut Simon,
artefak tersebut akan berfungsi jika sesuai dengan pelajar. Salah satu bagian dari proses ini
adalah merancang pesan sehingga dapat dikomunikasikan secara efektif. Di bagian ini, hal
yang dipertimbangkan adalah bagaimana cara merancang pesan dengan memanipulasi teks
(mis.,Struktur penulisan) dan tipografi.
Setelah menganalisis buku teks ilmu pengetahuan alam, Chambliss dan Calfee (1989)
menyimpulkan bahwa ada tiga elemen penting dalam merancang bahan ajar yang baik.
Pertama adalah serangkaian elemen seperti kata atau tipografi yang memberikan petunjuk
tentang struktur teks kepada pelajar. Misalnya, dalam buku ini, kata-kata di awal setiap bab
memberi petunjuk tentang struktur teks melalui gambaran umum dan serangkaian pertanyaan.
Judul menandakan struktur bab ini. Dalam hal ini penulisan miring (italic) pada teks untuk
menandai kata kunci atau frasa dapat digunakan. Kedua adalah kesesuaian struktur teks, yang
membantu penyusunan dan mengingat kembali informasi yang penting. Perancang dapat
mempengaruhi struktur tersebut dengan menggunakan kata-kata dan frasa yang familiar.
Ketiga, harus ada kecocokan antara isi dan latar belakang pelajar jika pelajar ingin memahami
teks. Penelitian lain juga mendukung gagasan bahwa perancang dapat mempengaruhi proses
kognitif pelajar dengan merancang pesan (Britton & Gulgoz, 1991; Jonassen, 1982; Mannes,
1994; Schraw, Wade, & Kardash, 1993). Demikian pula, Wiley dan Voss (1999)
mengemukakan bahwa banyaknya informasi yang disimpan oleh pelajar dari pembelajaran
tergantung pada “pertimbangan” dari teks. Dalam bagian ini akan dijelaskan tentang

9
bagaimana memanipulasi atau menyusun teks untuk mengkomunikasikan skema atau struktur
topik kepada pelajar.

1. Penandaan Skema Teks


Ketika pelajar diberikan penanda (isyarat) yang mengidentifikasi struktur teks,
mereka dapat menggunakan informasi ini untuk membentuk konsep yang akan membantu
pemahaman mereka (Mannes, 1994). Penanda dapat bersifat global atau lokal (Lemarie,
Lorch, Eyrolle, & Virbel, 2008). Penanda global bekerja bersama dan merupakan bagian
dari rancangan keseluruhan, seperti judul pada setiap halaman buku teks yang biasanya
menyatakan nama bab atau nama bagian dan nomor halaman. Judul dan nomor halaman
muncul di setiap halaman, sehingga bersifat global. Penanda global dapat diibaratkan
sebagai suatu sistem; mereka konsisten dan digunakan di keseluruhan bahan ajar, baik itu
cetakan, halaman web, atau pengajaran berbasis komputer. Judul individual, seperti
"Skema Pemberian Teks," di atas, bersifat dasar yang berfungsi untuk memberikan isyarat
pada teks sehingga ketika pelajar menemukan informasi baru, informasi tersebut dapat
dikonsepkan dalam pemikiran pelajar. Strategi pra pengajaran yang diuraikan dalam
bagian bab ini adalah salah satu cara memberi isyarat pada keseluruhan struktur teks,
melalui judul dan tata letak tipografi. Pendekatan lain adalah untuk memberi informasi
pelajar tentang informasi spesifik dalam paragraf atau bagian bahan ajar. Misalnya,
bagaimana penulis dapat mengingatkan pembaca bahwa terdapat tiga cara berbeda untuk
menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV). Armbruster (1986)
mengidentifikasi lima struktur teks umum yang dapat digunakan perancang untuk
memberi penanda teks penting bagi pelajar:
1) Daftar ide atau item, contoh apa-apa saja bangun ruang yang termasuk dalam bangun
datar segiempat.
2) Perbandingan dari ide atau objek, membedakan antara bilangan prima dan bilangan
komposit.
3) Urutan temporal (Temporal Sequence) yang berkaitan dengan waktu atau urutan
tertentu. Contohnya Langkah-langkah untuk menyelesaikan persamaan kuadrat.
4) Struktur Penjelasan sebab dan akibat. Struktur ini menggambarkan hubungan antara
dua ide atau kejadian, dimana salah satu ide atau kejadian merupakan hasil atau
akibat dari kejadian yang lain. Contoh, hubungan antara koefisien pada fungsi
kuadrat dan grafiknya.

10
5) Struktur definisi dan contoh. Struktur ini digunakan untuk mengajarkan konsep
dengan mendefinisikan konsep dan kemudian memberikan contoh dari konsep
tersebut. Contohnya adalah bilangan prima.

Ketika perancang telah mengidentifikasi struktur topik yang berbeda dalam


pengajaran, tugas selanjutnya adalah menyampaikan struktur ini kepada pelajar. Penanda
(isyarat) ini tidak menambahkan isi baru pada teks, melainkan memberikan penekanan
pada struktur atau pesan yang ingin disampaikan oleh perancang (Meyer, 1985). Ada dua
metode untuk menandai struktur tersebut. Pertama adalah melalui pernyataan eksplisit
yang mengingatkan pelajar pada struktur. Sebagai contoh, memberi isyarat daftar
sebanyak tiga item. Yang pertama menyebutkan bahwa ada dua metode, dan selanjutnya
dengan memulai kalimat dengan yang “pertama, kedua dan ketiga”. Kedua adalah melalui
tipografi yang memberi penanda struktur melalui perubahan. Contoh penanda tipografi
adalah penggunaan huruf tebal dan huruf miring dan spasi.

2. Penanda Eksplisit
Mungkin metode yang paling umum dari penanda eksplisit adalah melalui
penggunaan apa yang disebut Meyer (1985) sebagai "kata-kata penunjuk." Kata-kata ini,
seperti “ada dua metode….” memberi tahu pelajar tentang apa yang diharapkan dalam
kalimat, paragraf atau chapter. Dengan mengkombinasikan kata-kata petunjuk (pointer
word) dari Meyer dengan struktur isi dari Armbuster (1986), kita dapat menciptakan tabel
penanda eksplisit yang digunakan sebagai bagian dari proses rancangan pesan.
Tabel 2 menyediakan petunjuk umum untuk memanipulasi informasi tekstual
kedalam poin penting untuk pelajar. Perancang dapat menggunakan penanda secara bijak
dan tidak terlalu banyak informasi pada pelajar. Penggunaan penanda yang terlalu banyak,
baik pada buku cetak maupun elektronik dapat menyebabkan terlalu banyak pengalihan
perhatian (distraction) sehingga pelajar tidak mampu mengindentifikasi informasi yang
penting. Metode kedua untuk penandaan struktur teks adalah melalui penggunaan
tipografi

11
Tabel 2. Penanda eksplisit

Stuktur teks Contoh Kata penanda


Daftar (list) Ada beberapa metode dalam Pertama, kedua, ketiga, dll
menyelesaikan sistem persamaan linier Berikutnya, yang lainnya, dll
dua variabel. Pertama adalah metode
eliminasi, kedua adalah metode
substitusi, ketiga adalah ….
Perbandingan atau Suatu bilangan prima adalah bilangan Tetapi, meskipun demikian,
pertentangan asli yang dapat dibagi dengan 1 dan sementara itu, dalam
bilangan itu sendiri, sementara suatu perbandingan, perbedaannya
bilangan komposit adalah bilangan asli
selain 1 yang tidak prima
Urutan temporal Langkah-langkah untuk Awalnya, setelahnya,
(Temporal menyelesaikan persoalan program selanjutnya, kemudian, dll
sequence) linear secara umum adalah dimulai
dengan merumuskan permasalahan ke
dalam model matematika, selanjutnya
menyelesaikan sistem pertidaksamaan
yang merupakan kendala, setelah itu
mencari penyelesaian optimum
(maksimum atau minimum), dan
terakhir menjawab permasalahan.
Sebab-akibat Jika suatu bilangan adalah genap, Oleh sebab itu, sebagai
maka kuadrat dari bilangan tersebut hasilnya, jika-maka, alasanya
adalah genap adalah, satu penjelesannya
Definisi dan Bilangan prima adalah bilangan asli Contohnya, termasuk, yang
contoh yang hanya habis dibagi oleh dirinya lainnya
sendiri dan 1. Contohnya 2,3, 5, 7, dll

3. Penanda Tipografis
Penanda tipografi dapat digunakan untuk memberikan penanda struktur teks dengan
mengidentifikasi perubahan dalam topik, dan bisa memberikan penanda kata-kata, frase-
frase, dan ide-ide penting dengan membuat mereka terlihat berbeda dari teks. Dalam

12
bagian ini akan dijelaskan bagaimana menggunakan variasi headings, layout, dan
tipografi untuk memberi isyarat pada pelajar.
1) Judul (Heading)
Judul adalah kata-kata kunci atau frase singkat yang mengidentifikasi isi bagian-
bagian informasi teks. Penulis menggunakan judul untuk memberi penanda sebuah
perubahan topik untuk memberikan gambaran umum kepada pelajar tentang
bagaimana materi disusun atau distruktur. Morrison, dkk (2011) telah menemukan
bahwa sebagian besar materi pengajaran membutuhkan dua atau tiga level judul.
Contohnya, judul level pertama akan berhubungan dengan poin-poin yang didaftar
dalam angka-angka Romawi, I, II, III, dan seterusnya. Judul level kedua akan
berhubungan dengan poin-poin A, B, dan C dibawah masing-masing judul-judul
angka Romawi. Level ketiga judul akan berhubungan dengan poin-poin dibawah judul
A, B dan C. Masing-masing level judul memiliki sebuah desain tipografi berbeda.
Contohnya, dalam draft awal dari manuskrip buku ini, judul level pertama adalah
dalam huruf cetak tebal 18-poin dan terpusat pada garis. Judul level kedua adalah rata
kiri (yaitu, sama rata di margin kiri) dan dalam huruf cetak ketebalan 14-poin.
Akhirnya, judul level ketiga adalah sedikit kata pertama dari sebuah paragraph dan
dicetak dalam huruf tebal.
2) Layout
Seorang perancang bisa juga menggunakan layout halaman pada penanda struktur
informasi. Contohnya, Membagi halaman kedalam spasi vertikal dan spasi horizontal.
Dengan meningkatkan jumlah baris atau poin-poin antara sebuah heading dan
paragraph sebelumnya dan berikutnya. Hampir sama, dalam hal ini perancang juga
bisa memasukkan daftar item-item dari margin kiri untuk menekankan bahwa item-
item dikelompokkan bersama.
3) Variasi tipografi
Cara-cara lain dalam menandai struktur informasi adalah dengan meragamkan
huruf cetak, seperti penambahan ketebalan, huruf miring, atau sebuah perubahan
ukuran huruf cetak- yang menciptakan variasi dalam pola halaman. Terdapat tiga
faktor yang dipertimbangkan ketika menggunakan variasi tipografi. Pertama, tidak
menggunakan terlalu banyak variasi pada satu halaman. Karena hal ini dapat
membingungkan pembaca, membuatnya sulit untuk menentukan apa yang penting.
Kedua, penggunaan variasi tunggal harus konsisten diseluruh materi. Contohnya,
tidak menebalkan huruf untuk mengidentifikasi istilah-istilah baru dalam satu bab dari
13
sebuah buku dan selanjutnya mengganti huruf terebut menjadi miring. Dalam hal ini
perancang harus memutuskan variasi yang bagaimana yang akan digunakan sebelum
memulai untuk menulis, dan selanjutnya penulisan yang sudah diputuskan harus
konsisten. Ketiga, dalam memadukan huruf cetak atau font yang berbeda pada satu
halaman diperlukan kesesuaian dalam tipografi.

C. Gambar dan Grafis dalam Pengajaran


Pertimbangan terakhir adalah penggunaan gambar dan grafik dalam pengajaran. Banyak
penelitian (misalnya, Anglin, Vaez, & Cunningham, 2004) dan buku-buku (misalnya, Willows
& Houghton, 1987) dikhususkan untuk pembelajaran dan penggunaan gambar dalam
pengajaran serta kemampuan mereka untuk meningkatkan motivasi (Ainsworth, 1999; Peeck,
1993). Pada bagian ini, akan dijelaskan keefektifan gambar dalam bahan ajar, fungsi gambar
dapat melayani, dan beberapa pertimbangan desain umum untuk menggunakan gambar dalam
pengajaran.

1. Efektivitas
Terdapat sebuah persetujuan umum bahwa teks ilustrasi kondusif untuk mempelajari
informasi teks terkait. Gambar membantu pembaca mempelajari informasi teks yang
diilustrasikan (Levie & Lentz, 1982; Mayer, Hegarty, Mayer, & Campbell, 2005). Gambar-
gambar tidak membantu atau menghambat pembelajaran informasi tekstual yang tidak
diduplikasi dalam ilustrasi. Gambar sangat membantu ketika digunakan untuk
menunjukkan hubungan spasial yang dijelaskan dalam teks (Peeck, 1987). Contohnya,
dalam teks yang menggambarkan perbedaan antara segitiga siku-siku, segitiga lancip, dan
segitiga tumpul jika ditinjau berdasarkan besar sudutnya, sebuah gambar dari hubungan
spasial ini akan menguntungkan pembaca. Representasi gambar (piktorial) juga
bermanfaat ketika digunakan untuk menggambarkan materi abstrak dan ide-ide utama
dalam teks.
Penelitian ekstensif tentang keefektifan berbagai jenis ilustrasi adalah subjek dari
banyak karya Dwyer (mis., 1970, 1972). Serangkaian studinya berfokus pada penggunaan
foto, gambar realistis, dan gambar garis sederhana dalam pengajaran. Dia menyimpulkan
bahwa, jika pelajar memiliki waktu terbatas untuk melihat ilustrasi, seperti dalam
presentasi serba eksternal seperti rekaman video atau kuliah, maka gambar garis sederhana
cenderung paling efektif. Jika lingkungan belajar memiliki ruang-sendiri, maka pelajar
lebih mungkin untuk mengambil keuntungan dari detail dalam gambar yang lebih realistis

14
seperti foto. Namun, selalu ada kemungkinan bahwa pelajar dapat fokus pada bagian
ilustrasi yang tidak tepat dengan terlalu banyak detail.
Hanya dengan menempatkan ilustrasi dalam pengajaran, tidak menjamin bahwa
pelajar akan memeriksa ilustrasi dan mendapatkan manfaat. Mengarahkan perhatian
pelajar pada ilustrasi melalui petunjuk seperti "Periksa perbedaan ..." tidak selalu efektif
(Peeck, 1987). Namun, para peneliti memiliki lebih banyak keberhasilan ketika pelajar
berinteraksi atau mempelajari ilustrasi (Dean & Kulhavy, 1981; Winn & Holliday, 1982).
Sebagai contoh, perancang mungkin meminta pelajar untuk memberi label bagian dari
diagram atau gambar, menjawab pertanyaan tentang gambar, atau melacak dan
mempelajari gambar. Keseimbangan diperlukan antara gambar dan aktivitas, karena
dorongan yang lebih oleh pelajar juga merugikan dalam proses belajar dari gambar (Winn
& Holliday, 1982). Demikian pula, Mayer et al. (2005) menemukan bahwa gambar statis
lebih efektif daripada animasi ketika mengajarkan pengoperasian suatu sistem, dan
menyarankan bahwa peserta didik mungkin memerlukan bantuan dalam mempelajari cara
memproses animasi untuk membuatnya efektif. Menurut Mayer et al., Gambar statis
mengurangi pemrosesan asing, yang menghasilkan sumber daya memori tambahan untuk
mengembangkan skema yang sesuai.

2. Fungsi Gambar
Seseorang dapat memeriksa hampir semua buku teks dengan gambar dan melihat
berbagai gaya (mis., Sederhana hingga rumit, hitam dan putih atau warna, gambar garis
atau gambar warna). Pada pemeriksaan gambar dan prosa yang lebih hati-hati, orang dapat
mengidentifikasi gambar yang memiliki fungsi berbeda dalam buku teks. Levin (1981)
telah mengidentifikasi lima fungsi pembelajaran berbeda yang dapat dilakukan gambar
dalam teks. Dia juga menyarankan bahwa fungsi-fungsi ini tidak sama pengaruhnya
terhadap pembelajaran. Berikut ini adalah ringkasan dari kategorinya dengan contoh-
contoh bagaimana perancang dapat menggunakan masing-masing dalam merancang bahan
ajar.
1) Dekorasi.
Gambar-gambar di awal bab seringkali tidak memiliki tujuan lain selain untuk
menghias dan menandakan bahwa bab baru akan segera dimulai. Dari sudut pandang
penerbit, penyertaan gambar-gambar ini meningkatkan penjualan dengan membuat
teks tersebut menarik. Perancang pengajaran mungkin melihat gambar sebagai
motivasi bagi pelajar. Desainer grafis juga menggunakan gambar dekoratif dalam teks
15
untuk "memecah" halaman sehingga menarik bagi pembaca. Gagasan umum adalah
bahwa satu halaman penuh teks adalah ancaman bagi pembaca. Gambar dekoratif tidak
memiliki hubungan langsung ke informasi teks. Berikut contoh gambar dekoratif.

2) Representasi
Ketika sebuah gambar digunakan untuk mewakili orang, alat, benda, atau
peristiwa dalam teks atau media lain, itu dapat diklasifikasikan sebagai
representasional. Gambar-gambar tersebut menggambarkan sebagian besar informasi
tekstual yang penting. Gambar representasional memberikan referensi konkret untuk
informasi verbal, yang membuat informasi lebih mudah dipahami dan lebih bermakna
bagi pelajar. Mereka juga digunakan dalam materi pelatihan teknis untuk
menggambarkan ide-ide baru. Berikut contoh gambar representasi

16
3) Organisasi
Perancang dapat menggunakan gambar, seperti gambar langkah demi langkah,
untuk menyediakan kerangka kerja untuk teks. Dalam banyak kasus, gambar
memberikan informasi lebih dari beberapa kata yang terkait dengan setiap gambar.
Gambar yang menjalankan fungsi organisasi tidak terbatas pada tugas prosedural.
Mereka sering digunakan untuk menggambarkan berbagai atribut atau fitur dari suatu
objek (mis., Mobil baru) atau konsep (mis., Tornado). Berikut contoh gambar
Organisasi

4) Penafsiran
Gambar yang membantu pelajar memahami informasi yang sulit atau abstrak
diklasifikasikan sebagai melakukan fungsi interpretasi. Gambar yang dipilih dengan
hati-hati dapat menambah kelengkapan bagian dengan memberikan interpretasi visual
dari konten. Menurut Levin, Anglin, dan Carney (1987), perbedaan antara fungsi
representasi, organisasi, dan interpretasi adalah salah satu mekanisme yang
mendasarinya (yaitu, bagaimana gambar digunakan). Gambar representasional
menambah representasi konkret ke informasi yang sudah dikenal. Gambar organisasi
menambah keterpaduan dengan bahan yang mudah diproses. Gambar interpretatif, di
sisi lain, memberikan kelengkapan tambahan untuk bahan yang sulit atau abstrak.
Berikut contoh gambar Penafsiran

17
5) Transformasi
Gambar membantu ingatan pelajar memerankan fungsinya sebagai transformasi.
Gambar-gambar transformasional berguna dalam halaman-halaman yang membutuhkan
penghafalan fakta-fakta dengan memberikan pelajar sebuah pelekatan visual untuk
mengingat fakta-fakta.. Gambar transformasi sering menggabungkan gambar konkret
untuk membantu pelajar mengingat ide abstrak.
C
BC
𝑆𝑖𝑛 𝜃 = AC
AB
𝐶𝑜𝑠 𝜃 = AC
BC
𝑇𝑎𝑛 𝜃 = AB
𝜃
A B

3. Menggunakan gambar dalam Pengajaran


Keputusan untuk menggunakan gambar-gambar dalam pengajaran dipengaruhi oleh
tiga faktor. Yang pertama dan paling berpengaruh adalah apakah gambar itu meningkatkan
proses belajar. Yang kedua adalah ketersediaan gambar atau ilustrasi. Yang ketiga adalah
biaya memproduksi ulang bahan dengan menambahkan gambar. Kami telah meneliti faktor
pertama pada bagian sebelumnya, dan sekarang menangani dua faktor terakhir.
1) Ketersediaan

Dengan munculnya desktop publishing, pengajaran berbasis komputer, dan produksi


multimedia memperkenalkan teknologi baru dan proses untuk menggabungkan gambar dan
ilustrasi dalam bahan ajar. Untuk tujuan dalam bab ini, kita akan mengklasifikasikan gambar
menjadi tiga kategori: seni asli, clip art, dan foto. Seni asli digambar khusus oleh perancang
pengajaran, seniman, atau seniman grafis. Hasil karyanya bisa berupa gambar dengan
menggunakan bolpoin, pena, pensil, cat atau dengan komputer. Seni asli membutuhkan
seseorang dengan kemampuan artistik untuk membuat gambar.

18
Komputer menggambar dan merancang program yang membuatnya relatif sederhana
bagi seorang individu dengan kemampuan artistik yang terbatas untuk menghasilkan
ilustrasi. Ilustrasi yang lebih kompleks membutuhkan keahlian lebih. Dengan demikian,
penggunaan seni asli secara substansial dapat meningkatkan biaya bahan Anda.
Clip art yang banyak tersedia pada CD-ROM dan Internet, di mana perancang dapat
menemukan berbagai macam foto dan line art (misalnya, gambar garis). Beberapa bahan
yang tersedia untuk sedikit atau tidak ada biaya royalti, dan setiap royalti yang dibayarkan
adalah kurang dari biaya menciptakan gambar asli. Satu masalah dengan clip art adalah
bahwa itu adalah umum dan mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan seorang perancang
tanpa beberapa perubahan. Selain itu, seni dapat menjadi usang, misalnya, komputer yang
beberapa tahun atau berbeda dari yang digunakan dalam organisasi perancang. Namun,
bagi mereka dengan kemampuan artistik terbatas dan akses terbatas pada seorang seniman
grafis, clip art menyediakan alternatif.
Perancang memiliki pilihan untuk menyewa seorang fotografer untuk mengambil
foto yang spesifik, membeli stok foto, atau memilih foto dari CD-ROM. Sekali lagi, CD-
ROM foto-foto yang sering bersifat umum dan mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan
spesifik. Kamera digital telah membuatnya relatif mudah bagi seorang perancang untuk
mengambil gambar dan memasukkan ke dalam bahan ajar apakah mereka didistribusikan
di atas kertas atau secara elektronik melalui CD-ROM atau Internet. Kualitas foto itu
tergantung pada keterampilan individu mengambil gambar.
2) Biaya Mereproduksi Bahan Ajar
Biaya mereproduksi bahan ajar adalah faktor akhir yang mempengaruhi penggunaan
gambar dalam bahan ajar. Biaya mereproduksi gambar jarang menjadi faktor ketika bahan
didistribusikan secara elektronik seperti dalam instruksi berbasis komputer, dalam
penerbitan Web, atau CD-ROM. Biasanya, biaya merupakan faktor hanya ketika sejumlah
besar gambar memerlukan disk tambahan. Bagaimanapun, biaya sering kali merupakan
salah satu faktor ketika mempersiapkan bahan cetak yang menggunakan baik warna dan
atau foto.
Reproduksi akurat gambar foto di bahan kertas biasanya memerlukan penggunaan
proses pencetakan (misalnya, cetak offset) yang berbeda dengan fotokopian. Sebelum
cetak foto dapat direproduksi, harus dikonversi ke screen foto, yang menambahkan biaya
tambahan. Setiap foto harus disaring dulu dan siap untuk dicetak. Foto digital tidak
memerlukan proses ini ketika membuat salinan elektronik dan dapat menghasilkan sebuah
fotokopi yang cocok. Gambar garis hitam-putih tidak menambahkan biaya tambahan
19
untuk duplikasi materi. Gambar-gambar ini dapat dipindai ke dalam komputer dan
disertakan dengan teks atau hanya disisipkan dalam elektronik jika dalam bentuk clip art
atau gambar komputer. Dokumen hanya terdiri dari teks dan gambar garis dapat
direproduksi dengan fotokopi atau cetak offset. Penambahan warna baik untuk teks atau
gambar akan menambah biaya untuk setiap metode reproduksi.

20

Anda mungkin juga menyukai