Chapter 8 - Merancang Pesan Teks
Chapter 8 - Merancang Pesan Teks
Oleh:
1. Iva Desi Ruliani NIM 18070785005
2. Irma Zahrotul Jamilah NIM 18070785014
3. M. Fauzan Asy’ari NIM 18070785022
PERTANYAAN
Masalah
Pembelajaran
Instrumen Karakteristik
evaluasi Siswa
Pengembangan Analisis
Pengajaran Tugas
Merancang Tujuan
Pesan Pembelajaran
Strategi Materi
Pengajaran Pembelajaran
2
Sejauh ini, kita telah fokus untuk mendefinisikan masalah dan konten,
mendefinisikan karakteristik pelajar, menentukan tujuan, dan merancang strategi pengajaran.
Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan bahan ajar dengan menerjemahkan rencana
rancangan pengajaran menjadi unit pengajaran. Menerjemahkan rencana ke dalam unit
pengajaran yang efektif membutuhkan lebih dari sekedar "menulis" pengajaran saja.
Pengajaran yang efektif dikembangkan dengan penataan yang hati-hati dan menyajikan
materi-materi yang melibatkan pelajar dan petunjuk pada poin-poin yang penting. Pada bab
ini, proses rancangan pesan terbagi menjadi tiga bagian. Pertama adalah strategi pra
pengajaran, yang merupakan teknik untuk mempersiapkan pelajar untuk pengajaran. Kedua
adalah strategi untuk menandakan struktur teks melalui kata-kata dan tipografi. Ketiga adalah
diskusi tentang penggunaan gambar dan grafis dalam bahan ajar.
4
1. Pretest
Pretest yang digunakan sebagai strategi pra pengajaran (preinstructional strategy)
berbeda dengan pretest yang digunakan untuk menilai pengetahuan awal pelajar. Ketika
digunakan sebagai strategi pra pengajaran, pretest dirancang untuk meningkatkan
kesadaran pelajar tentang isi pengajaran dengan memberikan isyarat tentang poin-poin
penting. Isyarat ini akan membantu pelajar untuk mengidentifikasi dan fokus pada ide
utama dalam unit pengajaran. Pretest bekerja dengan baik ketika waktu pengajaran relatif
singkat, dan memungkinkan pelajar untuk tetap fokus pada pertanyaan yang diajukan.
Jawaban untuk pertanyaan pretest biasanya tidak disediakan, sebab jawaban berasal dari
materi pengajaran (pedoman tambahan untuk mengembangkan pertanyaan pretest
diberikan pada bab 11).
Setiap pertanyaan adalah pertanyaan terbuka dan berfungsi untuk membuat pelajar
memahami tiga poin utama dalam bab ini. Perancang tidak mengharapkan pelajar
menjawab pertanyaan (jika mereka dapat menjawab dengan benar, maka mereka mungkin
tidak perlu untuk melanjutkan unit pengajaran). Sebaliknya, pertanyaan harus
mengarahkan pelajar pada pengajaran utama yang teridentifikasi oleh pertanyaan yang
diajukan.
Pedoman pretest
1) Pretest pra pengajaran seharusnya relatif singkat sehingga tidak menunda pengajaran
awal.
2) Pertanyaan yang diberikan bersifat terbuka dan dijawab yang diharapkan untuk
merangsang pelajar untuk berpikir tentang jawaban ketika dia membaca suatu
konten/isi pengajaran.
3) Jika ada beberapa tujuan pada unit pengajaran, maka item pretest dapat mengarahkan
contoh tujuan pada setiap pelajar.
5
2. Tujuan perilaku
Penggunaan dari tujuan pengajaran tingkah laku telah menjadi subjek pada banyak
penelitian dalam beberapa tahun terakhir (lihat Klauer, 1984). Davies (1976) telah
menyarankan bahwa tujuan pengajaran mungkin kurang berfungsi untuk materi yang
rumit seperti pengajaran dengan bantuan komputer dan proyek-proyek rancangan
pengajaran. Masalah lainnya adalah apakah pelajar benar-benar tahu bagaimana
menggunakan tujuan pengajaran untuk belajar. Analisis Klauer (1984) menemukan
bahwa secara umum pengajaran langsung dan pertanyaan pengajaran lebih efektif
daripada tujuan yang spesifik karena pelajar lebih mampu menafsirkan dan memahami
implikasi dari pengajaran langsung dan pertanyaan yang disajikan dengan kalimat yang
lebih sederhana. Meskipun kecenderungan umum penggunaan tujuan pengajaran
(objectives) terus menjadi strategi pra-pengajaran, hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan objectives tidak efektif untuk meningkatkan pengajaran seperti yang
diharapkan. Namun, penelitian dan praktik sangat mendukung penggunaan tujuan
pengajaran oleh para guru dan perancang pengajaran ketika merancang pengajaran. dan
jika pelajar melihat dari waktu ke waktu bahwa item tes secara langsung terkait dengan
tujuan (Bab 12), pengaruh orientasi tujuan seharusnya meningkat.
6
3. Gambaran umum
Overviews dan advance organizers sering disebut sinonim, meskipun mereka sangat
berbeda. Overviews ditulis pada tingkat abstraksi yang sama pada unit pengajaran dan
hanya untuk memperkenalkan pelajar pada tema pokok. Overviews paling sering
diidentifikasi sebagai pengantar karena ditulis seperti prosa. Berikut ini adalah contoh dari
overview untuk unit pengajaran persamaan garis lurus.
Pedoman Overview
1) Terdapat 4 pendekatan umum yang digunakan untuk merancang sebuah overview.
Pendekatan pertama dan yang paling umum yaitu ringkasan isi pengajaran (materi)
secara singkat. Kebanyakan pengenalan materi menggunakan sebuah overview yang
berupa ringkasan materi. Yang kedua, pengajuan masalah yang mana unit pengajaran
akan membantu pelajar untuk memecahkan masalah tersebut. Menyajikan masalah
dapat meningkatkan motivasi dan meningkatkan minat pelajar pada materi saat
mereka mengenali aplikasi langsung. Pendekatan ketiga, menggambarkan tentang
manfaat konten (isi pengajaran) bagi pelajar. Pendekatan keempat, menggunakan
petunjuk pre-reading yang dikemukakan oleh Mc Crudden, Schraw, dan Hartley
7
(2006). Petunjuk pre-reading ini digunakan untuk menunjukkan kepada pelajar
tentang relevansi antara materi pengajaran dengan tujuan pengajaran.
2) Sebuah overview harus relatif singkat (misalnya; kurang dari satu halaman). Sebuah
overview yang terlalu panjang dan mengambil tempat pada memory jangka pendek
pelajar, dapat berpengaruh terhadap tugas belajar yang sebenarnya.
8
3) Jika pelajar tidak terbiasa atau tidak akrab dengan materi, maka gunakanlah advance
organizer expository. Organizer expository mencakup informasi yang relevan dengan
informasi yang telah diketahui pelajar dan membandingkan informasi ini dengan
informasi baru dalam pengajaran.
4) Jika pelajar telah terbiasa dengan dengan isi materi, maka gunakanlah comparative
organizer dimana ide baru dibandingkan dengan ide yang telah diketahui.
Pemilihan strategi pra pengajaran harus didasarkan pada faktor-faktor dalam Tabel
1. Proses ini merupakan salah satu cara menemukan kesesuaian terbaik antara fungsi,
struktur isi, target audiens, dan attribut tugas.
9
bagaimana memanipulasi atau menyusun teks untuk mengkomunikasikan skema atau struktur
topik kepada pelajar.
10
5) Struktur definisi dan contoh. Struktur ini digunakan untuk mengajarkan konsep
dengan mendefinisikan konsep dan kemudian memberikan contoh dari konsep
tersebut. Contohnya adalah bilangan prima.
2. Penanda Eksplisit
Mungkin metode yang paling umum dari penanda eksplisit adalah melalui
penggunaan apa yang disebut Meyer (1985) sebagai "kata-kata penunjuk." Kata-kata ini,
seperti “ada dua metode….” memberi tahu pelajar tentang apa yang diharapkan dalam
kalimat, paragraf atau chapter. Dengan mengkombinasikan kata-kata petunjuk (pointer
word) dari Meyer dengan struktur isi dari Armbuster (1986), kita dapat menciptakan tabel
penanda eksplisit yang digunakan sebagai bagian dari proses rancangan pesan.
Tabel 2 menyediakan petunjuk umum untuk memanipulasi informasi tekstual
kedalam poin penting untuk pelajar. Perancang dapat menggunakan penanda secara bijak
dan tidak terlalu banyak informasi pada pelajar. Penggunaan penanda yang terlalu banyak,
baik pada buku cetak maupun elektronik dapat menyebabkan terlalu banyak pengalihan
perhatian (distraction) sehingga pelajar tidak mampu mengindentifikasi informasi yang
penting. Metode kedua untuk penandaan struktur teks adalah melalui penggunaan
tipografi
11
Tabel 2. Penanda eksplisit
3. Penanda Tipografis
Penanda tipografi dapat digunakan untuk memberikan penanda struktur teks dengan
mengidentifikasi perubahan dalam topik, dan bisa memberikan penanda kata-kata, frase-
frase, dan ide-ide penting dengan membuat mereka terlihat berbeda dari teks. Dalam
12
bagian ini akan dijelaskan bagaimana menggunakan variasi headings, layout, dan
tipografi untuk memberi isyarat pada pelajar.
1) Judul (Heading)
Judul adalah kata-kata kunci atau frase singkat yang mengidentifikasi isi bagian-
bagian informasi teks. Penulis menggunakan judul untuk memberi penanda sebuah
perubahan topik untuk memberikan gambaran umum kepada pelajar tentang
bagaimana materi disusun atau distruktur. Morrison, dkk (2011) telah menemukan
bahwa sebagian besar materi pengajaran membutuhkan dua atau tiga level judul.
Contohnya, judul level pertama akan berhubungan dengan poin-poin yang didaftar
dalam angka-angka Romawi, I, II, III, dan seterusnya. Judul level kedua akan
berhubungan dengan poin-poin A, B, dan C dibawah masing-masing judul-judul
angka Romawi. Level ketiga judul akan berhubungan dengan poin-poin dibawah judul
A, B dan C. Masing-masing level judul memiliki sebuah desain tipografi berbeda.
Contohnya, dalam draft awal dari manuskrip buku ini, judul level pertama adalah
dalam huruf cetak tebal 18-poin dan terpusat pada garis. Judul level kedua adalah rata
kiri (yaitu, sama rata di margin kiri) dan dalam huruf cetak ketebalan 14-poin.
Akhirnya, judul level ketiga adalah sedikit kata pertama dari sebuah paragraph dan
dicetak dalam huruf tebal.
2) Layout
Seorang perancang bisa juga menggunakan layout halaman pada penanda struktur
informasi. Contohnya, Membagi halaman kedalam spasi vertikal dan spasi horizontal.
Dengan meningkatkan jumlah baris atau poin-poin antara sebuah heading dan
paragraph sebelumnya dan berikutnya. Hampir sama, dalam hal ini perancang juga
bisa memasukkan daftar item-item dari margin kiri untuk menekankan bahwa item-
item dikelompokkan bersama.
3) Variasi tipografi
Cara-cara lain dalam menandai struktur informasi adalah dengan meragamkan
huruf cetak, seperti penambahan ketebalan, huruf miring, atau sebuah perubahan
ukuran huruf cetak- yang menciptakan variasi dalam pola halaman. Terdapat tiga
faktor yang dipertimbangkan ketika menggunakan variasi tipografi. Pertama, tidak
menggunakan terlalu banyak variasi pada satu halaman. Karena hal ini dapat
membingungkan pembaca, membuatnya sulit untuk menentukan apa yang penting.
Kedua, penggunaan variasi tunggal harus konsisten diseluruh materi. Contohnya,
tidak menebalkan huruf untuk mengidentifikasi istilah-istilah baru dalam satu bab dari
13
sebuah buku dan selanjutnya mengganti huruf terebut menjadi miring. Dalam hal ini
perancang harus memutuskan variasi yang bagaimana yang akan digunakan sebelum
memulai untuk menulis, dan selanjutnya penulisan yang sudah diputuskan harus
konsisten. Ketiga, dalam memadukan huruf cetak atau font yang berbeda pada satu
halaman diperlukan kesesuaian dalam tipografi.
1. Efektivitas
Terdapat sebuah persetujuan umum bahwa teks ilustrasi kondusif untuk mempelajari
informasi teks terkait. Gambar membantu pembaca mempelajari informasi teks yang
diilustrasikan (Levie & Lentz, 1982; Mayer, Hegarty, Mayer, & Campbell, 2005). Gambar-
gambar tidak membantu atau menghambat pembelajaran informasi tekstual yang tidak
diduplikasi dalam ilustrasi. Gambar sangat membantu ketika digunakan untuk
menunjukkan hubungan spasial yang dijelaskan dalam teks (Peeck, 1987). Contohnya,
dalam teks yang menggambarkan perbedaan antara segitiga siku-siku, segitiga lancip, dan
segitiga tumpul jika ditinjau berdasarkan besar sudutnya, sebuah gambar dari hubungan
spasial ini akan menguntungkan pembaca. Representasi gambar (piktorial) juga
bermanfaat ketika digunakan untuk menggambarkan materi abstrak dan ide-ide utama
dalam teks.
Penelitian ekstensif tentang keefektifan berbagai jenis ilustrasi adalah subjek dari
banyak karya Dwyer (mis., 1970, 1972). Serangkaian studinya berfokus pada penggunaan
foto, gambar realistis, dan gambar garis sederhana dalam pengajaran. Dia menyimpulkan
bahwa, jika pelajar memiliki waktu terbatas untuk melihat ilustrasi, seperti dalam
presentasi serba eksternal seperti rekaman video atau kuliah, maka gambar garis sederhana
cenderung paling efektif. Jika lingkungan belajar memiliki ruang-sendiri, maka pelajar
lebih mungkin untuk mengambil keuntungan dari detail dalam gambar yang lebih realistis
14
seperti foto. Namun, selalu ada kemungkinan bahwa pelajar dapat fokus pada bagian
ilustrasi yang tidak tepat dengan terlalu banyak detail.
Hanya dengan menempatkan ilustrasi dalam pengajaran, tidak menjamin bahwa
pelajar akan memeriksa ilustrasi dan mendapatkan manfaat. Mengarahkan perhatian
pelajar pada ilustrasi melalui petunjuk seperti "Periksa perbedaan ..." tidak selalu efektif
(Peeck, 1987). Namun, para peneliti memiliki lebih banyak keberhasilan ketika pelajar
berinteraksi atau mempelajari ilustrasi (Dean & Kulhavy, 1981; Winn & Holliday, 1982).
Sebagai contoh, perancang mungkin meminta pelajar untuk memberi label bagian dari
diagram atau gambar, menjawab pertanyaan tentang gambar, atau melacak dan
mempelajari gambar. Keseimbangan diperlukan antara gambar dan aktivitas, karena
dorongan yang lebih oleh pelajar juga merugikan dalam proses belajar dari gambar (Winn
& Holliday, 1982). Demikian pula, Mayer et al. (2005) menemukan bahwa gambar statis
lebih efektif daripada animasi ketika mengajarkan pengoperasian suatu sistem, dan
menyarankan bahwa peserta didik mungkin memerlukan bantuan dalam mempelajari cara
memproses animasi untuk membuatnya efektif. Menurut Mayer et al., Gambar statis
mengurangi pemrosesan asing, yang menghasilkan sumber daya memori tambahan untuk
mengembangkan skema yang sesuai.
2. Fungsi Gambar
Seseorang dapat memeriksa hampir semua buku teks dengan gambar dan melihat
berbagai gaya (mis., Sederhana hingga rumit, hitam dan putih atau warna, gambar garis
atau gambar warna). Pada pemeriksaan gambar dan prosa yang lebih hati-hati, orang dapat
mengidentifikasi gambar yang memiliki fungsi berbeda dalam buku teks. Levin (1981)
telah mengidentifikasi lima fungsi pembelajaran berbeda yang dapat dilakukan gambar
dalam teks. Dia juga menyarankan bahwa fungsi-fungsi ini tidak sama pengaruhnya
terhadap pembelajaran. Berikut ini adalah ringkasan dari kategorinya dengan contoh-
contoh bagaimana perancang dapat menggunakan masing-masing dalam merancang bahan
ajar.
1) Dekorasi.
Gambar-gambar di awal bab seringkali tidak memiliki tujuan lain selain untuk
menghias dan menandakan bahwa bab baru akan segera dimulai. Dari sudut pandang
penerbit, penyertaan gambar-gambar ini meningkatkan penjualan dengan membuat
teks tersebut menarik. Perancang pengajaran mungkin melihat gambar sebagai
motivasi bagi pelajar. Desainer grafis juga menggunakan gambar dekoratif dalam teks
15
untuk "memecah" halaman sehingga menarik bagi pembaca. Gagasan umum adalah
bahwa satu halaman penuh teks adalah ancaman bagi pembaca. Gambar dekoratif tidak
memiliki hubungan langsung ke informasi teks. Berikut contoh gambar dekoratif.
2) Representasi
Ketika sebuah gambar digunakan untuk mewakili orang, alat, benda, atau
peristiwa dalam teks atau media lain, itu dapat diklasifikasikan sebagai
representasional. Gambar-gambar tersebut menggambarkan sebagian besar informasi
tekstual yang penting. Gambar representasional memberikan referensi konkret untuk
informasi verbal, yang membuat informasi lebih mudah dipahami dan lebih bermakna
bagi pelajar. Mereka juga digunakan dalam materi pelatihan teknis untuk
menggambarkan ide-ide baru. Berikut contoh gambar representasi
16
3) Organisasi
Perancang dapat menggunakan gambar, seperti gambar langkah demi langkah,
untuk menyediakan kerangka kerja untuk teks. Dalam banyak kasus, gambar
memberikan informasi lebih dari beberapa kata yang terkait dengan setiap gambar.
Gambar yang menjalankan fungsi organisasi tidak terbatas pada tugas prosedural.
Mereka sering digunakan untuk menggambarkan berbagai atribut atau fitur dari suatu
objek (mis., Mobil baru) atau konsep (mis., Tornado). Berikut contoh gambar
Organisasi
4) Penafsiran
Gambar yang membantu pelajar memahami informasi yang sulit atau abstrak
diklasifikasikan sebagai melakukan fungsi interpretasi. Gambar yang dipilih dengan
hati-hati dapat menambah kelengkapan bagian dengan memberikan interpretasi visual
dari konten. Menurut Levin, Anglin, dan Carney (1987), perbedaan antara fungsi
representasi, organisasi, dan interpretasi adalah salah satu mekanisme yang
mendasarinya (yaitu, bagaimana gambar digunakan). Gambar representasional
menambah representasi konkret ke informasi yang sudah dikenal. Gambar organisasi
menambah keterpaduan dengan bahan yang mudah diproses. Gambar interpretatif, di
sisi lain, memberikan kelengkapan tambahan untuk bahan yang sulit atau abstrak.
Berikut contoh gambar Penafsiran
17
5) Transformasi
Gambar membantu ingatan pelajar memerankan fungsinya sebagai transformasi.
Gambar-gambar transformasional berguna dalam halaman-halaman yang membutuhkan
penghafalan fakta-fakta dengan memberikan pelajar sebuah pelekatan visual untuk
mengingat fakta-fakta.. Gambar transformasi sering menggabungkan gambar konkret
untuk membantu pelajar mengingat ide abstrak.
C
BC
𝑆𝑖𝑛 𝜃 = AC
AB
𝐶𝑜𝑠 𝜃 = AC
BC
𝑇𝑎𝑛 𝜃 = AB
𝜃
A B
18
Komputer menggambar dan merancang program yang membuatnya relatif sederhana
bagi seorang individu dengan kemampuan artistik yang terbatas untuk menghasilkan
ilustrasi. Ilustrasi yang lebih kompleks membutuhkan keahlian lebih. Dengan demikian,
penggunaan seni asli secara substansial dapat meningkatkan biaya bahan Anda.
Clip art yang banyak tersedia pada CD-ROM dan Internet, di mana perancang dapat
menemukan berbagai macam foto dan line art (misalnya, gambar garis). Beberapa bahan
yang tersedia untuk sedikit atau tidak ada biaya royalti, dan setiap royalti yang dibayarkan
adalah kurang dari biaya menciptakan gambar asli. Satu masalah dengan clip art adalah
bahwa itu adalah umum dan mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan seorang perancang
tanpa beberapa perubahan. Selain itu, seni dapat menjadi usang, misalnya, komputer yang
beberapa tahun atau berbeda dari yang digunakan dalam organisasi perancang. Namun,
bagi mereka dengan kemampuan artistik terbatas dan akses terbatas pada seorang seniman
grafis, clip art menyediakan alternatif.
Perancang memiliki pilihan untuk menyewa seorang fotografer untuk mengambil
foto yang spesifik, membeli stok foto, atau memilih foto dari CD-ROM. Sekali lagi, CD-
ROM foto-foto yang sering bersifat umum dan mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan
spesifik. Kamera digital telah membuatnya relatif mudah bagi seorang perancang untuk
mengambil gambar dan memasukkan ke dalam bahan ajar apakah mereka didistribusikan
di atas kertas atau secara elektronik melalui CD-ROM atau Internet. Kualitas foto itu
tergantung pada keterampilan individu mengambil gambar.
2) Biaya Mereproduksi Bahan Ajar
Biaya mereproduksi bahan ajar adalah faktor akhir yang mempengaruhi penggunaan
gambar dalam bahan ajar. Biaya mereproduksi gambar jarang menjadi faktor ketika bahan
didistribusikan secara elektronik seperti dalam instruksi berbasis komputer, dalam
penerbitan Web, atau CD-ROM. Biasanya, biaya merupakan faktor hanya ketika sejumlah
besar gambar memerlukan disk tambahan. Bagaimanapun, biaya sering kali merupakan
salah satu faktor ketika mempersiapkan bahan cetak yang menggunakan baik warna dan
atau foto.
Reproduksi akurat gambar foto di bahan kertas biasanya memerlukan penggunaan
proses pencetakan (misalnya, cetak offset) yang berbeda dengan fotokopian. Sebelum
cetak foto dapat direproduksi, harus dikonversi ke screen foto, yang menambahkan biaya
tambahan. Setiap foto harus disaring dulu dan siap untuk dicetak. Foto digital tidak
memerlukan proses ini ketika membuat salinan elektronik dan dapat menghasilkan sebuah
fotokopi yang cocok. Gambar garis hitam-putih tidak menambahkan biaya tambahan
19
untuk duplikasi materi. Gambar-gambar ini dapat dipindai ke dalam komputer dan
disertakan dengan teks atau hanya disisipkan dalam elektronik jika dalam bentuk clip art
atau gambar komputer. Dokumen hanya terdiri dari teks dan gambar garis dapat
direproduksi dengan fotokopi atau cetak offset. Penambahan warna baik untuk teks atau
gambar akan menambah biaya untuk setiap metode reproduksi.
20