Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MENGANALISA JURNAL TERKAIT DENGAN MATERI

PELAYANAN PRIMA
MATA KULIAH : PENGEMBANGAN DIRI
dosen pengampu : Ns. Atiek Murharyati, M.Kep

DI SUSUN OLEH :

1. Giatmi. ( S18021 )
2. Ika Fauziyyah Ramadani ( S18024 )
( S18A )

PRODI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2018/2019
JURNAL 1
a. Nama Peneliti : Priscylia A.C.Rorie, Linnie Pondaag dan Rivellino S. Hamel
b. Judul jurnal : Hubungan Komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasaan pasien di
ruang rawat inap irina A. RSUD PROF. DR. D. KANDOU MANADO.
c. hasil penelitian :
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di Ruang Rawat Inap Irina A RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado dengan jumlah responden 67 orang mengenai keterampilan
komunikasi terapeutik perawat maka hasil yang didapatkan bahwa Komunikasi Terapeutik
perawat pada fase orientai 31,3 % baik dan 68,7 % kurang, pada fase kerja 89,6 % baik dan 10,4
% kurang, dan pada fase terminasi 32,8% Baik dan 67,2 % kurang. Hasil penelitian menyatakan
bahwa komunikasi terapeutik perawat yang paling baik ialah pada fase kerja. Wahyu 2006,
menyatakan bahwa pada fase kerja merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi
terapeutik, karena di dalamnya perawat dituntut untuk membantu dan mendukung pasien untuk
menyampaikan perasaan dan pikirannya dan kemudian menganalisis respons ataupun pesan yang
disampaikan oleh pasien. Dalam tahap kerja adalah tahap dimana perawat – pasien memiliki
waktu bertatap muka lebih lama dan perawa pula mendengarkan secara aktif dan dengan penuh
perhatian sehingga mampu membantu pasien untuk mendefiniikan masalah kesehatannya.
Penelitian yang peneliti lakukan di di Ruang Rawat Inap Irina A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado menyatakan bahwa secara garis besar keterampilan perawat dalam berkomunikasi
terapeutik sudah baik.
Adapun 5 orang yang puas walaupun keterampilan perawat kurang baik, ini dipengaruhi
faktor-faktor dimana tingkat pendidikan mereka masih ada beberapa yang masih kurang(SD)
yang dimana sulit menyerap apa yang dikatakan perawat jika perawat menggunakan bahasa yang
tinggi atau sulit dimengerti. Selain itu dipengaruhi oleh suku, berbagai macam suku
responden,dimana pembawaan diri akan sesuai dengan budaya suku mereka, dalam penelitian ini
seluruh responden suku Jawa lebih memilik merasa puas dalam menerima layanan komunikasi
terapeutik perawat, selain itu dipengaruhi juga jenis kelamin responden dimana perempuan lebih
cenderung puas dibandingkan laki-laki,hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan.

d. analisis ringkas :
Dari hasil penelitian di jurnal ini didapatkan bahwa responden dengan tingkat
pendidikan lebih rendah akan merasa lebih puas. Tingkat pendidikan seseorang akan
cenderung membantunya untuk membentuk suatu pengetahuan sikap dan perilakunya
terhadap sesuatu. Dengan pengetahuan yang baik seseorang dapat melakukan evaluasi
berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu
materi atau objek yang ditentukan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka
daya untuk mengkritisi segala sesuatu akan meningkat. Sehingga seseorang dengan
pendidikan yang lebih tinggi semestinya akan lebih kritis dalam menentukan apakah
pelayanan yang telah diberikan dapat memberikan rasa puas atau tidak. peningkatan
ketidakpuasan pasien terhadap layanan dokter atau rumah sakit atau tenaga kesehatan
lainnya dapat terjadi sebagai akibat dari semakin tinggi pendidikan rata-rata masyarakat
sehingga membuat mereka lebih tahu tentang haknya dan lebih asertif (Lestari, dkk,
2009).
Hasil penelitian menyatakan bahwa komunikasi terapeutik perawat yang paling
baik ialah pada fase kerja. Hubungan terapeutik yang baik akan memuaskan klien atau
pasien, pasien akan merasa puas dan terlayani dengan baik. Maka komunikasi terapeutik
merupakan hal yang penting dalam proses keperawatan.

JURNAL 2
a. Nama peneliti : Riza Desima
b. Judul Jurnal : Tingkat Stress Kerja Perawat dengan Perilaku Caring perawat.
c. Hasil penelitian. :
Untuk mengetahui Tidak ada Hubungan antara antara tingkat stres kerja peserta
perawat dengan perilaku caring peserta perawat di instalasi rawat Rumah Sakit Islam
Malang berdasarkan analisa data secara manual, dapat nilai value 14,57. Dari hasil
analisa di peroleh pada OR = 0,050 artinya perawat yang stres sedang mempunyai
peluang 0,050 untuk melakukan perilaku caring kurang baik di bandingkan perawat yang
stres ringan. Dari hasil analisa di peroleh nilai koefisien kontingensi sebesar 0,508 yang
berada lebih besar dari 0,05 maka dapat di tarik sesimpulan bahwa ada hubungan yang
kuat antara dua variabel tersebut yaitu hubungan tingkat stres kerja perawat dengan
perilaku caring perawat di ruang istalasi rawat inap rumah sakit.
Berbagai situasi dan kondisi kerja dapat menjadi sumber potensial munculnya
stres karena setiap aspek dalam lingkungan kerja dapat dirasakan sebagai stres oleh
pekerja. Cara pandang perawat dalam melihat situasi kerja akan menentukan besarnya
stres yang dialami perawat. Stres ditempat kerja adakalanya berguna untuk menimbulkan
persaingan yang dinamis dalam rangka meningkatkan kinerja, tetapi juga merupakan
penghalang bagi kreatifitas dan prestasi kerja jika stres kerja tidak dikelola dengan baik.
Adanya hubungan antara tingkat stres kerja perawat terhadap perilaku caring perawat
yaitu menurut (Petry & Potter, 2004), menyatakan bahwa perawat yang tidak mampu
menghilangkan stres akan berdampak pada menurunnya penampilan kerja dan
memburuknya pelayanan terhadap pasien. Dalam pelayanan kesehatan, perawat yang
mengalami stres berat akan mengalami kejenuhan dan kehilangan motivasi dalam
bekerja. Tingginya stres yang dialami perawat dalam bekerja menjadikan perawat jenuh
dan bosan, akhirnya berpengaruh terhadap produktivitas kerja dan penurunan kinerja
perawat (Hamid, 2006).

d. Analisis ringkas
dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara tingkat stres kerja perawat
dengan perilaku caring perawat di istalansi rawat inap. Artinya, semakin tinggi tingkat stres
kerja perawat dalam menjalankan tugasnya sebagai perawat maka perilaku caring yang mereka
tunjukkan cenderung semakin kurang baik, begitu juga sebaliknya semakin rendah tingkat stres
kerja perawat maka semakin baik perilaku caring perawat yang diberikan pada pasien.

JURNAL 3
a. Nama peneliti : Astuti, Eny Kustiyah
b. Judul Jurnal. : analisis kepuasan pasien rawat inap atas pelayanan rumah sakit umum
kabupaten sragen.
c. Hasil penelitian :
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS maka didapat nilai t hitung

sebesar 4,374. Karena t hitung (4,374) t tabel (1,960) maka H0 ditolak, sehingga menerima H0 yang
berarti ada pengaruh yang signiikan antara Kehandalan terhadap kepuasan pasien rawat inap
di Rumah Sakit Umum Kabupaten Sragen.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS maka didapat
nilai t hitung sebesar 2,054. Karena t hitung (2,054) > t tabel (1,960) maka H0 ditolak, sehingga
menerima H0 yang berarti ada pengaruh yang signiikan antara Ketanggapan terhadap kepuasan
pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Kabupaten Sragen.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS maka didapat
nilai t hitung sebesar 0,173. Karena t hitung (0,173) < t tabel (1,960) maka H0 diterima,
sehingga menolak H0 yang berarti tidak ada pengaruh yang signiikan antara Keyakinan
terhadap kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Kabupaten Sragen.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS maka didapat
nilai t hitung sebesar 1,321. Karena t hitung (1,321) < t tabel (1,960) maka H0 diterima,
sehingga menolak H0 yang berarti tidak ada pengaruh yang signiikan antara Perhatian
terhadap kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Kabupaten Sragen.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS maka didapat
nilai t hitung sebesar 1,957. Karena t hitung (1,957) < t tabel (1,960) maka H0 diterima,
sehingga menolak Ha yang berarti tidak ada pengaruh yang signiikan antara Penampilan
terhadap kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Kabupaten Sragen.
Berdasarkan hasil analisis uji F dapat diperoleh F hitung > F tabel (15,254 > 2,37), maka H a
ditolak, berarti ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel independent Kehandalan
,Ketanggapan ,Keyakinan ,Perhatian dan Penampilan terhadap variabel dependent
(Kepuasan Pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Kabupaten Sragen)

d. Analisis ringkas :
1.ada pengaruh yang signifkan antara Kehandalan terhadap kepuasan
pasien rawat inap di Rumah Sakit.
2.Ada pengaruh yang signiikan antara Ketanggapan terhadap kepuasan
pasien rawat inap di Rumah Sakit.
3.tidak ada pengaruh yang signiikan antara Keyakinan
terhadap kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit.
4. tidak ada pengaruh yang signiikan antara Perhatian
terhadap kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit.
5.tidak ada pengaruh yang signiikan antara Penampilan terhadap
kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai