BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia dari Sabang sampai Merauke
memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi negara sebagaimana
tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, yang ditandai dengan kekayaan alam yang melimpah, potensi
sumber daya manusia, peluang pasar yang besar dan demokrasi yang relatif
stabil. Namun prakondisi yang sudah terpenuhi itu belum mampu dikelola
secara efektif dan efisien oleh para aktor pembangunan, sehingga Indonesia
masih tertinggal dari cepatnya laju pembangunan global dewasa ini. Pegawai
Negeri Sipil (PNS) memiliki peranan yang menentukan dalam mengelola
prakondisi tersebut. Sejumlah keputusan-keputusan strategis mulai dari
memformulasi kebijakan sampai pada penetapannya dalam berbagai sektor
pembangunan ditetapkan oleh PNS. Untuk memainkan peranan tersebut,
diperlukan sosok PNS yang profesional, yaitu PNS yang mampu memenuhi
standar kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas
jabatannya secara efektif dan efisien. Untuk dapat membentuk sosok PNS
profesional seperti tersebut di atas perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat).
Untuk itulah, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
tentang Managemen Pegawai Negeri Sipil, ditetapkan bahwa salah satu jenis
Diklat yang strategis untuk mewujudkan PNS yang professional adalah
Pendidikan dan Pelatihan Terintegrasi yang selanjutnya disebut Pelatihan
Prajabatan. Proses pelatihan ini bertujuan untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang bagi calon PNS pada masa percobaan
untuk membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang mampu bersikap
dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat.
2
segera dibenahi untuk menciptakan generasi muda yang unggul dan siap untuk
berkompetisi pada zamannya kelak.
Kedisiplinan siswa sangat penting untuk kemajuan sekolah itu sendiri.
Sekolah yang tertib akan menciptakan proses pembelajaran yang baik. Namun
sebaliknya, di sekolah yang kurang tertib kondisinya akan jauh berbeda dan
proses pembelajaran menjadi kurang efektif. Meningkatkan kedisiplinan
terhadap siswa sangat penting dilakukan oleh sekolah, mengingat sekolah
merupakan tempat generasi penerus bangsa. Salah satu faktor yang membantu
para siswa meraih sukses dimasa depan yaitu dengan kedisiplinan. Para siswa
dalam melakukan kegiatan belajar disekolah tidak terlepas dari berbagi
peraturan dan tata tertib yang telah diberlakukan disekolahnya, dan setiap
siswa harus berprilaku sesuai dengan tata tertib yang telah ada disekolahnya.
Disiplin merupakan suatu kondisi yang terbentuk dari proses dan
serangkaian perilaku yang menunjukan nilai ketaatan, kepatuhan, dan
ketertiban. Dengan adanya kedisiplinan di sekolah diharapkan mampu
menciptakan suasana lingkungan belajar yang nyaman dan tentram di dalam
kelas. Siswa yang disiplin yaitu siswa yang biasanya hadir tepat waktu, taat
terhadap semua perturan yang diterapkan disekolah, serta berprilaku sesuai
dengan norma-norma yang berlaku. Mengenai disiplin siswa, tidak bisa
terlepas dari persoalan perilaku negatif pada siswa tersebut, yang pada saat ini
semakin memprihatinkan. Banyak tindakan negatif yang dilakukan oleh para
siswa di sekolah dari bolos, tawuran atau berkelahi, mencuri, merokok, dan
pelangaran-pelangaran yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.\
Terkait dengan landasan diatas, maka dianggap perlu adanya sebuah
inovasi dalam penerapan proses pendisiplinan peserta didik sebagai bentuk
regulasi aturan yang bersifat mengikat. Dimana diketahui bahwa pelaksanaan
proses pendisiplinan siswa tanpa adanya regulasi aturan yang jelas maka akan
menimbukan benih-benih kebingungan baik guru dan orang tua peserta didik
yang akan berujung pada protes yang akan dilakukan oleh peserta didik
maupun orang tua peserta didik itu sendiri.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penuis termotivasi untuk
melakukan sebuah langkah untuk membuat sebuah regulasi yang jelas terkait
4
aturan penegakan tata tertib peserta didik, adapun langkah yang diambil yaitu
“Penerapan Sistem Point Dalam Penegakan Disiplin Siswa (Yellow Card)”
B. Tujuan
1. Tujuan umum
secara umum adalah untuk mendeskripsikan manajemen sistem poin
dalam membina kedisiplinan siswa.
2. Tujuan khusus
1) Mendeskripsikan perencanaan sistem poin dalam membina
kedisiplinan siswa;
2) Mendeskripsikan pengorganisasian sistem poin dalam membina
kedisiplinan siswa;
3) Mendeskripsikan penerapan sistem poin dalam membina
kedisiplinan siswa;
4) Mendeskripsikan monitoring dan evaluasi manajemen sistem poin
dalam membina kedisiplinan siswa;
C. Lokus Aktualisasi
Lokasi Fokus Aktualisasi adalah SMA Negeri 16 Malinau yang terletak
di Jalan Ussat Lassen Desa Tanjung Nanga RT.II Kecamatan Malinau Selatan
Hulu Kabupaten Malinau Provinsi Kalimantan Utara.
D. Identifikasi Isu
Adapun beberapa Permasalahan yang penulis temukan pada SMA Negeri
16 Malinau yang telah dimuat dan kemudian dianalisis untuk kemudian
diangkat salah satu isu yang menjadi core isu. Dalam identifikasi isu ini penulis
menggunakan teknik USG dalam menentukan core isu, teknik USG merupakan
teknik yang menggunakan tiga pendekatan yaitu Urgensi, Seriously dan
Growth yang akan penulis jabarkan dalam table 1.1 Sebagai Berikut :
5
Tabel 1.1
Identifikasi Isu
Tabel 1.2 Rencana Kegiatan, Tahapan Kegiatan dan Output Yang Diharapkan
Kontribusi Penguatan
Tahapan Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Output Hasil Terhadap Visi- Nilai
Kegiatan Mata Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1. Penyusunan instrumen Melaksanakan Catatan Pelayanan Publik : Guna mencapai Adanya aturan
rancangan observasi jenis pelanggaran dalam proses misi organisasi yang jelas
pelaggaran rutin masif penyusunan instrument yang pertama terkait tata
mengedepankan fungsi yaitu tertib sekolah
Menyusun Kategorisasi ASN sebagai pelayanan Mewujudkan melalui peran
kategorisasi pelanggaran publik, dimana proses bimbingan secara bimbingan dan
pelanggaran pemberian layanan efektif dalam konseling.
haruslah sesuai dengan bidang akademis
Menyusun form Adanya apa yang dibutuhkan dan non akademis
kartu kuning format dilapangan.
pengisian
kartu kuning Akuntabilitas:
Penyusunan Adanya pelaksanaan
point serta kebijakan penyusunan instrumen
sanksi yang jelas yang berisi tentang
terkait kategorisasi
pelanggaran pelanggaran serta
dan sanksi sanksi pelanggarannya
siswa merupakan pertanggung
jawaban terhadap tugas
dan fungsi guru BK
dalam melaksanakan
7
kegiatan
Nasionalis :
Dalam penyusunan
instrumen terkait
pelanggaran serta
sanksi maka harus
mempertimbangkan
aspek budaya yang ada
didaerah
Etika Publik :
Penyusunan point
mempertimbangkan
nilai-nilai yang berlaku
dilingkungan
masyaratkat
Komitmen Mutu :
Penerapan Sistem point
dalam menekan
pelanggaran disiplin
siswa merupakan
inovasi baru di Lokus
aktualisasi
Anti Korupsi :
8
Penyusunan skoring
harus prosporsional
tanpa merenggut hak-
hak siswa
2. Perencanaan Melakukan Mendapat Akuntabilitas : Guna mencapai Pembinaan pola
Rancangan Sistem konsultasi persetujuan Melakukan konsultasi tujuan jangka kedisiplinan
Point dengan terkait dan koordinasi pendek sekolah siswa dengan
pimpinan terkait rancangan merupakan bentuk yaitu aturan yang jelas
rancangan yang pertanggung jawaban Meningkatkan
akan di atas tugas guru BK kedisiplinan dan
aktualisasikan kemandirian
Mencatat Mendapat Nasionalisme: siswa melalui
tanggapan dan arahan Penyusunan rancangan pengembangan
Masukan dari penerapan sistem point pola pembinaan,
mentor maupun dengan atasan maupun pembinaan
pihak yang rekan sejawat kesamaptaan dan
terkait merupakan bentuk pembinaan
Melakukan Instrument musyawarah mufakat berorganisasi di
penyempurnaan rancangan demi tercapainya tujuan sekolah.
terhadap revisi bersama
yang dilakukan
atasan Adanya Etika Publik:
Melakukaan komitmen Saat Memberikan
koordinasi dan Pendapat kepada
dengan wali kerjasama Atasan harus
kelas terkait antar guru mempunyai etika dan
rancangan yang BK dan Wali sopan santun serta
akan Kelas berkomunikasi yang
9
Komitmen Mutu :
Kolaborasi dalam
penyusunan rancangan
merupakan inovasi baru
dilokus rancangan .
Anti Korupsi:
Konsultasi dan
koordinasi dengan
pihak terkait sebagai
bentuk transparansi
kegiatan.
3. Sosialisasi rancangan Persiapan waktu Kesiapan Akuntabilitas: Guna Sosialisasi ini
dan tempat ruangan pelaksanaan penerapan mewujudkan visi merupakan
sosialisasi kegaiatan sistem point harus sekolah yaitu langkah awal
Mengundang Partisipasi diketahui oleh seluruh “menumbuhkan mewujudkan
seluruh dewan dewan guru pihak agar kesadaran kolaborasi antar
guru pelaksanaannya masyarakat dan pihak sekolah,
Mengundang Partisipasi menjadi tanggung orang tua untuk komite dan
komite sekolah komite jawab semua pihak merespon orang tua demi
dan orang tua sekolah dan yang terkait tantangan masa terwujudkan
peserta didik orang tua depan peserta didik
siswa Nasionalisme: yang memahami
Sosialisasi Pemahaman Proses sosialisasi arti penting
rancangan seluruh warga rancangan penerapan kedisiplinan
dengan seluruh sekolah mengundang semua
10
Anti Korupsi :
Keterbukaan rancangan
kepada semua pihak
untuk menghindari
kemungkinan adanya
kecurigaan peserta
11
didik maupun
masyarakat terhadap
penerapan rancangan.
4. Penerapan Sistem Mengoptimalka Adanya Akuntabilitas : Untuk memenuhi Penerapan
Point n peran guru catatan Setiap unsur sekolah indikator visi sistem ini
piket harian pelanggaran memiliki tanggung sekolah yaitu diharapkan
untuk mencatat siswa jawab masing-masing Unggul dalam mampu
segala jenis dalam pelaksanaan budi pekerti dan menumbuhkan
pelanggaran penerapan sistem point berakhlak mulia. budi pekerti
siswa perhari dan akhlak
Rekapitulasi Mengetahui Nasionalisme : yang mulia
pelanggaran intensitas Melakukan peserta didik
siswa perhari pelanggaran pengurangan point
siswa kepada setiap siswa
yang melakukan
Penginputan Adanya data pelanggaran tanpa
pelanggaran dan penilaian deskriminasi
kedalam kartu (efektif) yang
kuning siswa jelas persiswa Etika Publik :
untuk kemudian Dalam pelaksanaan
proses skoring sistem ini, agar berjalan
opltimal maka
dibutuhkan sikap saling
menghargai antar
dewan guru.
Komitmen Mutu :
Pelaksanaan sistem
12
Anti Korupsi :
Proses penginputa data
skoring harus
transparan dan
diketahui oleh semua
pihak
5. Evaluasi Proses Melakukan Mengetahui Akuntabilitas: Guna tercapainya Proses belajar
pelaksanaan program rekapitulasi efektifitas Setiap unsur yang misi organisasi yang efektif dan
menyeluruh pelaksanaan terkait dalam yaitu efisien dengan
terhadap sistem point pelaksanaan sistem ini Mewujudkan dengan
pelanggaran tata dapat melihat kegiatan belajar teratasinya
tertib pertanggung jawaban mengajar yang pelanggaran tata
Mengevaluasi dari tanggung jawab efektif dan efisien tertib sekolah
proses masing-masing unsur
pelaksanaan
penerapan Nasionalisme :
sistem point Musyawarah antar
Memberikan dewan guru untuk
masukan kepada meninjau proses
guru piket pelaksanaan sistem.
dalam proses
pencatatan awal
pelanggaran Etika publik :
13
Komitmen mutu :
Kegiatan evaluasi
terhadap guru piket
merupakan inovasi
dalam lokus rancangan
karena selama ini guru
piket dalam
pelaksanaannya tidak
dievaluasi.
Tabel 1.3
WAKTU PELAKSANAAN
JADWAL
N
KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
O
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Melaksanakan observasi jenis pelaggaran rutin
Penyusunan
Menyusun kategorisasi pelanggaran
1 instrumen
Menyusun form kartu kuning
rancangan
Penyusunan point serta sanksi
Melakukan konsultasi dengan pimpinan terkait
rancangan yang akan di aktualisasikan
Mencatat tanggapan dan Masukan dari mentor
Konsultasi dan
maupun pihak yang terkait
2. koordinasi
Melakukan penyempurnaan terhadap revisi yang
rancangan
dilakukan atasan
Melakukaan koordinasi dengan wali kelas terkait
rancangan yang akan diaktualisasikan
Sosialisasi Sosialisasi rancangan dengan seluruh dewan guru dan
3 rancangan staff administrasi serta komite sekolah
Sosialisasi rancangan aktualisasi kepada siswa dan
16
BAB II
GAMBARAN LEMBAGA
A. GAMBARAN UMUM
1. Visi SMAN 16 Malinau
Perkembangan dan tantangan masa depan seperti perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni, globalisasi yang sangat cepat, era informasi
dan berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan
memicu sekolah untuk merespon tantangan sekaligus peluang itu. SMAN 16
Malinau memiliki citra moral yang menggambarkan profil sekolah yang
diinginkan di masa kini maupun di masa datang yang diwujudkan dalam Visi
Sekolah sebagai berikut:
Indikator Visi
a. Meningkatnya keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa sesuai dengan ajaran agama masing-masing
b. Unggul dalam budi pekerti dan berakhlak mulia.
c. Unggul dalam prestasi di bidang akademik maupun non-akademik
d. Membekali siswa dengan IPTEK dan IMTAQ untuk mampu bersaing
dalam melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
e. Mempunyai alumni yang tersebar diberbagai perguruan tinggi negeri
dan favorit baik didalam maupun diluar negeri serta diberbagai
perusahaan besar dan ternama
f. Memiliki jiwa dan semangat kemandirian, kedisiplinan, nasionalis
serta patriotik yang tinggi
g. Memiliki kecakapan dan ketrampilan berkomunikasi dengan banyak
bahasa.
18
4. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi SMA Negeri 16 Malinau akan di gambarkan pada gambar
2.1 berikut :
Gambar 2.1
Siswa
20
B. Gambaran Khusus
1. Program dan Kegiatan Saat Ini
Dunia pendidikan merupakan sebuah dunia yang memiliki cakupan
ataupun jangkauan yang sangat luas wilayahnya. Hal ini didasari oleh
banyaknya disiplin-disiplin ilmu yang terdapat dalam dunia pendidikan.
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah pembudayaan buah budi
manusia yang beradab dan buah perjuangan manusia terhadap dua kekuatan
yang selalu mengelilingi hidup manusia yaitu kodrat alam dan zaman atau
masyarakat. Pelaksanaan pendidikan di negara kita mengacu pada tujuan
pendidikan nasional yang dalam perkembangannya diarahkan untuk
megembangkan manusia serta masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan, keahlian ketrampilan, kesehatan jasmani rohani, kepribadian
yang mandiri serta meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa.
Pendidikan memiliki peran penting dalam perjalanan kehidupan manusia
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melalui sektor
pendidikan dapat diciptakan manusia berkualitas yang nantinya akan mampu
berkompetisi dalam berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka
jalur yang tepat untuk menyiapkan sumber daya manusia adalah melalui jalur
pendidikan. Indonesia mempunyai tokoh pendidikan yang telah mendunia yaitu
Ki Hajar Dewantara, dimana karya-karya serta konsep-konsepnya dalam
pendidikan digunakan di beberapa negara maju di luar sana. Tetapi umumnya
pendidikan di Indonesia memiliki proses pembelajaran dengan cara yang klasik
karena berupaya untuk memelihara dan menyampaikan nilai-nilai lama dari
generasi terdahulu ke generasi berikutnya.
Adapun peranan penulis dalam aktualisasi ini yaitu membuat aturan yang
benar-benar mengatur pola dan tingkah laku peserta didik yang termuat dalam
sebuah sistem point (yellow card). Penerapan sistem ini tujuannya adalah
memberikan kepastian peraturan dan pembinaan apa yang akan diperoleh jika
melanggar sanksi tersebut. Kejadian yang kebanyakan terjadi di bereberapa
21
satuan pendidikan adalah adanya tata tertib namun tidak adanya pembinaan
yang jelas sehingga memicu timbulnya konflik antar guru dan siswa.
Pada dasarnya SMA Negeri 16 Malinau telah memiliki Tata Tertib
namun pelaksanaannya tidak efektif dikarenakan sanksi yang diberikan tidak
memberikan ruang kepada siswa untuk berbenah dan memperbaiki diri dengan
sendirinya karena sanksi tidak diiringi dengan penghargaan (reward).
Oleh karena itu penulis membuat sebuah regulasi aturan yang
memperjelas aturan yang ada di satuan pendidikan SMA Negeri 16 Malinau
sehingga dapat meminimalisir gesekan yang terjadi baik antar guru dan peserta
didik maupun guru dan orang tua.
2. Role Model
Role Model atau tokoh yang ada pada lokus yang dapat dijadikan
contoh dan panutan selama pelaksanaan habituasi yaitu:
Nama : Jhonson
NIP : 19660228 200212 1 005
Pangkat : : Penata Tk. 1
Golongan : III/D
Jabatan : Kepala Sekolah SMA N 16
Malinau
BAB III
REALISASI AKTUALISASI
A. Realisasi Kegiatan dan Output
Adapun realisasi dan output dari kegiatan aktualisasi “Penerapan Sistem
Point (yellow Card) dalam meningkatkan Kedisiplinan Siswa Pada SMA
Negeri 16 Malinau Provinsi Kalimantan Utara” yaitu melalui 6 Kegiatan yaitu:
1. Penyusunan Instrumen Rancangan
Kegiatan ini merupakan langkah awal dari serangkaian kegiatan yang
akan dilakukan dalam proses penerapan sistem point dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa. Pada tahap ini penulis melakukan observasi terhadap
perilaku pelanggaran yang dilakukan siswa sehingga menghasilkan output
berupa catatan pelanggaran masif, kemudian penulis menganalisa hasil
observasi lalu penulis menyusun form kartu kuning siswa.
Setelah hasil observasi di analisis, penulis menyusun Tata Tertib dari
hasil observasi pelanggaran yang terjadi, Tata Tertib yang disusun oleh
penulis merupakan Tata tertib yang agak berbeda dengan dengan tata tertib
pada umumnya, dimana tata tertib dengan sistem point ini akan ada sanksi
yang jelas disetiap point pelanggaran yang ada, dimana setiap siswa
diberikan point awal yang berlaku selama satu tahun pelajaran yang harus
di jaga agar posisi siswa tersebut aman secara afektif.
Penyusunan instrumen ini dengan tujuan agar setiap pelanggaran yang
dilakukan oleh siswa itu di atur secara jelas sebab dan akibatnya agar tidak
timbul multi persepsi dan multi tindakan pada kasus pelangaran tata tertib
yang sama, beberapa kasus terjadi di salah satu sekolah karena penerapan
tata tertib yang tidak diiringi dengan penerapan pembinaan atau tindak
lanjut yang tetap dan jelas.
24
Gambar 3.1
Dokumentasi Tata Tertib
Gambar 3.2
Proses Konsultasi rancangan dan instrument
Gambar 3.3
Sosialisasi Penerapan Sistem Point kepada Dewan Guru
Gambar 3.4
Pemberitahuan Sistem Point kepada Ketua Komite Sekolah
27
Gambar 3.5
Sosialisasi Penerapan Sistem Point Kepada Orang Tua Siswa
Gambar 3.6
Buku piket
Gambar 3.7
Evaluasi Proses Pelaksanaan Sistem Point
Gambar 3.9
Home visite
31
BAB IV
ANALISA
berikut:
Pelayanan Publik
Akuntabilitas
Nasionalisme
Etika Publik
dilingkungan masyaratkat
Komitmen Mutu
Anti Korupsi
Akuntabilitas :
Nasionalisme:
tujuan bersama
Etika Publik:
Komitmen Mutu :
rancangan .
Anti Korupsi:
transparansi kegiatan.
Akuntabilitas:
Nasionalisme:
Etika publik:
Ketika aturan akan diterapkan, maka seluruh pihak yang terkait harus
Komitmen mutu :
Anti Korupsi :
Akuntabilitas :
Nasionalisme :
Etika Publik :
Komitmen Mutu :
Anti Korupsi :
semua pihak
Akuntabilitas:
Setiap unsur yang terkait dalam pelaksanaan sistem ini dapat melihat
Nasionalisme :
Etika publik :
berkomunikasi
Komitmen mutu :
dievaluasi.
Anti Korupsi :
pihak bisa memberikan masukan secara bebas sehingga tidak ada pihak
Akuntabilitas:
Setiap unsur yang terkait dalam pelaksanaan sistem ini dapat melihat
Nasionalisme :
Etika publik :
berkomunikasi
Komitmen mutu :
dievaluasi.
Anti Korupsi :
berikut:
menciptakan peserta didik yang unggul dalam budi pekerti dan berakhlak
mulia.
Terwujudnya komunikasi yang baik antar guru maupun orang tua siswa
mulia
berbudaya
sekolah dan orang tua demi peserta didik yang memahami arti penting
kedisiplinan
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam proses aktualisasi nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara
telah terlaksana 8 kegiatan sesuai dengan rancangan aktualisasi yang dibuat
sebelumnya. Nilai-nilai ANEKA meliputi akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, komitmen mutu dan anti korupsi telah dapat teraktualisasi dengan 8
kegiatan yang dilaksanakan tersebut. Pengaktualisasian nilai-nilai ANEKA
mampu memberikan dampak positif kepada peserta diklat untuk lebih
professional dan berdedikasi dalam proses melaksanakan setiap tugas dan
kewajiban sebagai abdi negara di bidang tugas pada SMA Negeri 16 Malinau.
Dampak tersebut secara tidak langsung memberikan manfaat positif bagi lokus
kegiatan, dimana terjadi perubahan yang sigbifikan terhadap pelanggaran yang
biasanya terjadi secara masif di lokus kegiatan. Meningkatnya pemahaman
peserta didik tentang arti penting sebuah kedisiplinan sebagai kunci keberhasilan,
serta memudahkan pendidik dalam melakukan penilaian sikap karena dapat
dilihat dai seberapa jauh pelanggaran yang dilakukan siswa melakui catatan
anecdota siswa
B. SARAN
Setelah melaksanakan semua kegiatan aktualisasi pada SMA Negeri 16
Malinau Provinsi Kalimantan Utara, dan melihat keberhasilan dalam mengelola
sistem aturan sehingga meningkatkan kedisiplinan siswa, penulis merasa bahwa
penerapan sistem point dalam meningkatkan kedisiplinan siswa dapat menjadi
inovasi bagi satuan pendidikan lainnya untuk mencoba menerapkan sistem ini
terutama bagi sekolah yang memiliki siswa dengan tingkat kedisiplinan yang
rendah.