Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dalam beberapa
catatan, pengembangan batikbanyak dilakukan pada zaman Kesultanan Mataram, lalu berlanjut pada zaman Kasunanan Surakarta dan
Kesultanan Yogyakarta.
Kesenian batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit dan terus berkembang sampai kerajaan berikutnya beserta raja-rajanya.
Kesenian batik secara umum meluas di Indonesia dan secara khusus di pulau Jawa setelah akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19.
Teknik batik sendiri telah diketahui lebih dari 1.000 tahun, kemungkinan berasal dari Mesir kuno atau Sumeria. Teknik batik meluas di beberapa
negara di Afrika Barat seperti Nigeria, Kamerun, dan Mali, serta di Asia, seperti India, Sri Lanka, Bangladesh, Iran, Thailand, Malaysia dan Indonesia.
Hingga awal abad ke-20, batik yang dihasilkan merupakan batik tulis. Batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I berakhir atau sekitar tahun 1920.
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga kerajaan di Indonesia zaman
dahulu. Awalnya kegiatan membatik hanya terbatas dalam keraton saja dan batik dihasilkan untuk pakaian raja dan keluarga pemerintah dan para
pembesar. Oleh karena banyak dari pembesar tinggal di luar keraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar dari keraton dan dihasilkan
pula di tempatnya masing-masing.
Lama kelamaan kesenian batik ini ditiru oleh rakyat jelata dan selanjutnya meluas sehingga menjadi pekerjaan kaum wanita rumah tangga untuk
mengisi waktu luang mereka.
Bahan-bahan pewarna yang dipakai ketika membatik terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari:
pohon mengkudu, tinggi, soga, nila. Bahan sodanya dibuat dari soda abu, sedangkan garamnya dibuat dari tanah lumpur.
Batik Indonesia telah dikenal luas seluruh masyarakat Mancanegara. Peninggalan nenek moyang masyarakat Jawa yang satu ini bahkan sudah dinobatkan
oleh UNESCO sebagai salah satu Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of
Humanity) sejak 2 Oktober 2009 lalu (kini dikenal sebagai Hari Batik Nasional). Bukan hanya oleh orang Jawa, kain batik ternyata kini telah dikenakan oleh
hampir seluruh masyarakat Indonesia. Kain batik dianggap sebagai pakaian semi resmi yang cocok dikenakan dalam acara apapun. Bagi Anda yang ingin
lebih tahu mengenai asal usul batik Indonesia serta perkembangannya, silakan simak uraian berikut.
Pada perkembangannya, asal usul batik mulai menarik perhatian pembesar kerajaan Majapahit. Motif-motif abstrak, motif candi, awan, wayang beber, dan
lain sebagainya mulai dikembangkan pada masa itu. Penulisan batik pun mulai ditujukan pada media yang berbeda. Kain putih atau kain-kain berwarna
terang menjadi pilihan utama karena dianggap lebih tahan lama dan bisa digunakan untuk pemanfaatan yang lebih banyak.
Advertisement
Kepopuleran kain batik kian bersinar. Pembesar-pembesar kerajaan Majapahit, Mataram, Demak, dan kerajaan-kerajaan setelahnya, menjadikan kain batik
sebagai simbol budaya. Khusus pada masa pengaruh Islam, motif batik yang berwujud binatang ditiadakan. Penggunaan motif ini dianggap menyalahi syariat
Islam sehingga tidak diperkenankan kecuali dengan menyamarkannya menggunakan lukisan-lukisan lain.
Terkait dengan teknik pembuatannya, pada masa itu batik tulis merupakan satu-satunya teknik yang digunakan. Dalam proses pengerjaannya, pewarnaan
pun masih menggunakan bahan pewarna alami yang dibuat dari sendiri menggunakan tanaman-tanaman seperti daun jati, tinggi, mengkudu, pohon nila, dan
soga. Sedangkan untuk bahan sodanya, para pembatik masa itu menggunakan soda abu dan tanah lumpur.
Advertisement
Penggunaan kain batik yang sebelumnya hanya terbatas di lingkungan keraton, lambat laun mulai dikembangkan oleh rakyat jelata. Hal ini membuat corak
batik kian beragam sesuai dengan minat dan jiwa seni para pembuatnya.
Asal usul batik juga tak lepas dari perkembangan teknologi. Pada masa sebelumnya teknik batik tulis menjadi satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk
membuat motif batik, setelah perang dunia I atau setelah modernisasi kian menjamur, teknik batik cap dan batik printing pun mulai dikenal. Kedua teknik
batik ini sendiri dianggap sebagai teknik pembatikan yang sangat efisien dan tidak memakan banyak waktu, meskipun secara kualitas dinilai kurang memiliki
nilai estetis.
Sejarah perkembangan batik tidak hanya berhenti sampai di situ. Di era sekarang, batik bukan hanya dikenal sebagai corak pakaian semata. Berbagai pernik
pelengkap penampilan dalam kehidupan sehari-hari seperti tas, sepatu, dasi, hingga helm, juga sudah menggunakan batik sebagai motifnya. Bahkan,
pakaian-pakaian sekolah, kedinasan, dan lain sebagainya juga menggunakan motif ini sebagai pilihan utama.
Pengertian Batik, Asal Muasal & Makna Batik (back to top)
Pengertian Batik
Batik adalah kain yang dilukis menggunakan canting dan cairan lilin malam sehingga
membentuk lukisan-lukisan bernilai seni tinggi diatas kain mori. Batik berasal dari
kata amba dan tik yang merupakan bahasa jawa, yang artinya adalah menulis titik. Kalau
jaman dulu disebutnya ambatik.
Dari sini bisa dimengertilah ya, kalau yang dimaksud itu adalah batik tulis yang dilukis
dengan canting. Tapi sebenarnya batik dibuat dengan bermacam-macam metode, tidak
hanya dengan canting saja. Tapi itu kita bahasnya nanti, sekarang kita kembali ke
pengertian batik.
Lilin malam sedang dibubuhkan pada kain mori.
Ambatik mengacu kepada teknik melukis titik-titik yang serba rumit. Jadi ngga heran kan
kalau anda sering melihat batik dengan motif-motif rumit? Walaupun banyak juga batik
dengan motif-motif yang lebih simple, bahkan modern.
Ada juga definisi lain yang bilang kalau sebenarnya kata batik itu asalnya dari kata titik,
yang lalu ditambahkan kata mba sehingga menjadi mbatik. Sehingga batik itu diartikan
sebagai seni membuat titik, atau menitik. Dengan kata lain, batik itu adalah sebuah
metode pembuatan kain.
“Mengapa titik? Alat yang digunakan untuk membuat motif batik adalah canting. Garis dan
motif yang dihasilkan oleh canting selalu terdiri dari sebuah titik.”
Batik berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), batik merujuk kepada sebuah
kata benda. Yang dimaksud disini adalah kain batik atau baju batik yang sudah selesai
dilukis.
Walaupun yang dimaksud secara definisi adalah batik tulis yang menggunakan canting,
namun metode pembuatan batik sendiri ada beberapa, seperti cap, cetak, dan printing. Ada
juga batik yang dibuat pakai kuas Bung, namanya batik lukis, tapi cukup jarang ditemukan.
Semua akan kita bahas lebih lanjut nanti pada bagian kedua.
Bila kita telusuri secara makna, batik itu adalah sebuah teknik untuk mempertahankan
warna diatas kain dengan menggunakan malam atau lilin. Disinilah pengertian hampir
semua orang salah.
Batik bukanlah kain yang berlukiskan motif kultural (E.g. motif Sidoluhur, motif
Megamendung, dkk.) saja. Batik tidak ada hubungannya dengan bentuk motif.
Ditarik dari arti kata batik pada KBBI dan pengertian asal kata batik (amba titik)
maka batik adalah kain yang berlukiskan motif, yang dilukiskan dengan cara
menahan warna dengan lilin malam. Sehingga apabila motif pada kain tersebut
tidak berbentuk kultural sekalipun, namun lebih ke arah modern (E.g. kotak-
kotak, garis-garis, otomotif, polkadot dkk.), maka kain tersebut tetap disebut
sebagai batik.
Sebenarnya tidak ada sejarah yang pasti mengenai batik. Namun keindahan batik ini
kabarnya sudah ditorehkan sejak 2000 tahun silam di Timur Tengah, Asia Tengah, dan
India.
Di peradaban mesir kuno, teknik membatik digunakan untuk membungkus mumi dengan
kain linen. Kain linen ini dilapisi cairan lilin, kemudian digores dengan benda tajam
semacam jarum atau pisau untuk menorehkan motifnya.
Mumi yang telah diberi corak dengan teknik membatik.
Kemudian kain dicelup ke berbagai cairan pewarna seperti darah atau abu. Selanjutnya,
setelah warna tersebut meresap maka kain linen ini direbus untuk melunturkan lilinnya.
Sehingga bagian yang tidak terlapisi oleh lilin akan berwarna sesuai pewarnaan, sedangkan
bagian yang terlapisi lilin akan berwarna dasar kain.
Pada Jaman Dinasti Tang (tahun 618-690) di Cina, teknik seperti ini juga sudah dijumpai.
Bahkan pada jaman Dinasti Sui (tahun 581-618) teknik ini sudah dipraktekan lho. Karena
Cina adalah bangsa pedagang yang berkeliling dunia, teknik ini kemudian menyebar ke
banyak benua seperti Asia, Amerika, Afrika, bahkan sampai ke Eropa.
Medium yang digunakan untuk menahan warna berbeda-beda pada setiap negara. Ada
yang menggunakan bubur kanji, bahkan ada yang menggunakan bubur nasi yang
dikeringkan. Ternyata tidak semuanya menggunakan lilin. Ada dugaan bahwa asal muasal
teknik membatik ini datang dari bangsa Sumeria (Sekarang Irak Selatan).
Batik dari Timur Tengah.
Nah, lalu para pedagang yang berasal dari India-lah yang membawa teknik ini ke
Indonesia. Pada abad ke-6, teknik ini dibawa ke pulau Jawa. Teknik ini kemudian mulai
tersebar luas dan dikembangkan oleh masyarakat Jawa.
Berdasarkan Rens Heringa, pada bukunya Fabric of Enchantment: Batik from the North
Coast of Java (1996), batik pertama kali ada di Indonesia sekitar tahun 700an.
Diperkenalkan oleh orang India, pada saat Raja Lembu Amiluhur (Jayanegara), yang
merupakan raja kerajaan Janggala menikahkan putranya dengan seorang putri India.
Dalam bagian lain buku itu, disebutkan kalau batik dalam bentuk yang lebih primitif justru
sudah dimiliki oleh orang Toraja (Tana Toraja, Sulawesi Selatan) bahkan sebelum ada di
tanah Jawa.
Pada abad ke-12, ditemukanlah teknik membatik dengan canting, dimana lilin ditorehkan
menggunakan alat ini. Pada saat inilah istilah membatik (ambatik) lahir kedunia.
Hanya di Indonesia, terutama di pulau Jawa yang pada waktu itu menggunakan canting
untuk menorehkan lilin ke permukaan kain mori. Nah, canting inilah yang membuat batik
Indonesia sangat mendetail dan kaya motif dibandingan batik di belahan dunia lain.
Batik dan Orang Eropa
Sir Thomas Stamford Raffles di dalam bukunya “History of Java” (London, 1817) pertama
kali menceritakan tentang batik kepada dunia. Dalam buku tersebut, Raffles memamerkan
setidaknya 100 motif batik yang pernah ia jumpai, berikut dengan cara pembuatannya.
Namun sayangnya, koleksi batik Sir Thomas Stamford Raffles pada hari ini tinggal tersisa 2
buah. Yang mana keduanya bisa anda lihat di Museum of Mankind, London.
Batik Milik Sir Thomas Stamford Raffles di Museum of Mankind, London.
Pada tahun 1873, seorang saudagar Belanda yang bernama Van Rijekevorsel,
menghibahkan batik yang diperolehnya di Indonesia kepada sebuah museum etnik di
Rotterdam. Batik tersebut lalu dipamerkan pada Exposition Universelle di Paris pada tahun
1900, dan memukau masyarakat luas dan para seniman disana. Ini merupakan bukti
bahwa batik dianggap seni bernilai tinggi oleh orang luar.
Makna Batik
Kalau orang bilang batik merupakan seni tanpa makna, itu salah. Sebenarnya batik adalah
sebuah kesenian yang penuh dengan makna. Batik bukan hanya sekedar corak yang
digambar oleh seniman batik.
Batik disetiap daerah memiliki motif yang bervariasi, dan tentunya makna yang berbeda-
beda. Menurut Kuswadji K. (1914 – 1986) seorang pelopor seni batik berpendapat bahwa
batik itu tidak cuma sekedar gambar atau ilustrasi saja.
Ia mengatakan bahwa setiap batik itu memiliki makna. Makna tersebut bisa sudah cukup
dikenal, seperti batik Kawung yang maknanya adalah penggambaran bahwa itikad yang
bersih itu merupakan sebuah ketetapan hati yang tidak perlu diketahui oleh orang lain.
Atau makna tersebut bisa tersirat, seperti sebuah pesan yang tersembunyi dalam gambar.
Karena motif – motif batik tersebut tidak lepas dari pandangan hidup pembuatnya, dan
pemberian namanya pun berkaitan dengan suatu harapan.
Adapun motif – motif batik yang dibuat karena campur tangan sejarah. Seperti batik
Hokokai yang dipengaruhi oleh penjajah jepang di Indonesia. Sehingga motif tersebut
menyimpan sebuah cerita.
Nanti saya akan menunjukkan sekaligus menceritakan pada anda makna dari beberapa
batik yang sudah cukup terkenal. Sekarang mari lanjut dulu ke bab cara membuat batik.
Saya akan mencoba menjelaskan kepada Bung, bagaimana si cara membuat batik. Nah
seperti yang sudah diketahui, pada umumnya batik itu dibagi menjadi empat jenis
berdasarkan cara pembuatannya. Yaitu batik tulis, cap, cetak dan print (nanti akan dibahas
perbedaannya).
Disini saya akan menjelaskan tentang cara membuat batik tulis, kenapa? Karena batik tulis
adalah batik yang paling rumit pembuatannya sekaligus batik terbaik di dunia! Silahkan
disimak ya.
1. Pengkhetelan – Batik itu dibuat diatas sebuah kain, namanya kain Mori. Kain Mori
adalah kain tenun berwarna putih yang biasa digunakan sebagai kain untuk membatik. Kain
Mori ini yang bagus dibuat dengan bahan katun, tapi ada juga yang polyester, sutra, dan
rayon.
Kain Mori yang menjadi bahan dasar batik.
Nah proses pengkhetelan adalah proses dimana kain Mori ini direbus dengan berbagai
macam tumbuhan selama berhari-hari. Hasilnya lalu dikeringkan dan dinamakan kain
Primisima. Kain Primisima adalah kain batik dengan kualitas nomor satu. Selain kain ini,
ada juga kain Prima kualitasnya sedikit dibawahnya.
Intinya sih menuangkan inspirasinya kedalam bentuk gambar. Nah kalau gambarnya
dikertas dulu biasanya digambar pakai pulpen, tapi kalo langsung dikain biasanya digambar
pakai pensil biar bisa dihapus.
Gambarnya tidak diarsir atau diisi penuh. Biasanya gambar itu hanya dibuat garis tepinya
saja. Garis tepi inilah nanti yang akan ditutup lilin dengan cara dicanting.
3. Nyanting / Nglowong – Banyak yang masih bingung, nyanting tuh gimana sih? Untuk
apa? Jadi gini, tadikan dalam proses menyorek, gambarnya udah digambar dikertas, terus
diulang lagi dikain mori. Atau ya langsung diatas kain mori tanpa gambar dikertas dulu.
Nah setelah motifnya udah digambar diatas kain, malam atau biasa dikenal dengan lilin,
dibubuhkan persis pada gambar tadi.
Ini adalah proses mencanting batik.
Gunanya apa dicanting? Ini berhubungan sama proses selanjutnya. Yaitu proses pewarnaan
kain.
Karena kain putih ini akan diberikan warna dasar (misalnya hitam), maka bagian-bagian
gambar motif yang tidak ingin diwarnai hitam harus dilapisi. Biar mereka tetap putih saat
lilin nya dilepas. Agar bagian yang dilapisi lilin bisa diwarnai dengan warna lain nanti.
Proses nyanting ini berlangsung dua kali pada umumnya. Bagian depan yang pertama, lalu
bagian belakang kain juga ikut dicanting. Ini dilakukan agar motif yang sudah digambar
pensil pada bagian depan, tidak ikut diwarnai warna dasar pada bagian belakang. Karena
bisa tembus.
4. Nembok – Begitu juga dengan bagian-bagian lain yang tidak digambar dengan pensil,
tapi ingin diberi warna lain. Bagian ini harus ditembok dengan malam. Biar bagian tersebut
tidak berwarna sama dengan warna dasar.
Batik sedang ditembok, agar bagian yang ditembok bisa diwarnai dengan warna lain.
Proses ini dilakukan sehingga nanti bagian batik yang ditembok bisa diwarnai dengan
warna lain. Biasanya canting yang digunakan untuk nembok adalah canting dengan lubang
yang lebih besar, sehingga pengerjaan menembok ini bisa lebih cepat selesai.
5. Nyelup / Medel – Ini adalah proses pewarnaan kain batik. Yang dimaksud mewarnai
disini adalah memberikan warna dasar kepada kain. Setiap daerah memiliki proses
pencelupan sendiri-sendiri. Bahkan setiap pembatik di suatu daerah yang sama bisa
memiliki proses pencelupan yang berbeda.
Batik yang dicelup kedalam pewarna batik.
Disini akan saya bahas cara pencelupan yang umum digunakan. Tadikan semua bagian kain
yang tidak ingin diwarnai sama dengan warna dasar, sudah dicanting dan ditembok. Nah,
sekarang adalah tahap pewarnaan warna dasar kain.
Kain mori ini akan dicelupkan ke sebuah wadah besar yang berisi pewarna (misal warna
hitam). Pencelupan ini akan dilakukan berulang-ulang sampai warna hitam yang diinginkan
sesuai dengan keinginan si pembatik.
Biasanya warnanya dimulai dengan warna muda, kalau hitam mungkin dari warna biru atau
abu-abu terlebih dahulu. Untuk menghindari hitamnya terlalu tua. Setelah dicelup berkali-
kali, maka warna hitam akan diperoleh.
Kalau sejak awal menggunakan warna hitam, takutnya hitamnya terlalu gelap padahal
yang diperlukan adalah hitam yang lebih terang.
Setelah pencelupan ini selesai, berarti warna dasar kain yang diinginkan sudah diperoleh.
Maka langkah selanjutnya adalah mengeringkan kain dengan cara dijemur dengan diangin-
anginkan saja.
6. Ngerok / Nglorod – Proses meluruhkan lilin malam dari kain Mori. Bagian yang akan
diwarnai beda dengan warna dasar (hitam), sekarangkan mau diwarnai. Misalnya motifnya
mau diwarnai warna merah. Maka sebelum diwarnai ada yang harus dilakukan terlebih
dahulu, yaitu proses nglorod atau ngerok.
Batiknya direbus biar lilin malam luruh.
Lilin yang tadi dibubuhkan diatas motif sekarang dikerok dengan alat kerok, atau
diluruhkan dengan cara direbus. Proses ini disebut nglorod. Intinya prosesnya dibalik,
gantian yang satu ditutup yang satu dibuka untuk diwarnai. Caranya tinggal merebus batik
di air mendidih.
7. Nembok Bagian Kedua – Nah sebelum proses selanjutnya (nyelup kedua) dilakukan,
bagian batik dengan warna dasar harus ditembok agar tidak berubah warnanya.
8. Nyelup / Medel Bagian Kedua – Kalau sudah selesai ngerok dan nembok, kemudian
kembali lagi nyelup. Tapi sekarang dengan warna merah. Hingga motifnya berwarna merah
sesuai keinginan.
Nyelup warna kedua, sehingga setelah proses ini selesai sudah ada dua warna pada batik.
Cara lain yang bisa digunakan adalah nyolet. Nyolet ini berarti untuk mewarnai motif
dengan warna merah, tidak perlu dilakukan pencelupan kedua. Cukup dengan
membentangkan kain lalu mewarnai motif menggunakan kuas. Banyak batik cetak yang
setelah dicetak, lalu dicolet. Biar menyerupai batik tulis.
Notes: Anggap saja ada warna A, B, C, D yang ingin diwarnai pada kain. Maka saat
pencelupan warna A, warna-warna lain seperti B, C, D harus ditembok atau dicanting
(tergantung dia motif atau warna dasar kedua). Setelah itu saat pencelupan warna B, maka
warna A, C, D harus ditembok atau dicanting. Begitu seterusnya sampai semua warna
sudah masuk pada kain.
9. Ngerok / Nglorod Kedua – Setelah semua warna yang diinginkan sudah terlukis pada
kain, maka proses selanjutnya adalah nglorod lagi. Proses ini dilakukan untuk
menghilangkan semua malam atau lilin yang tersisa pada kain. Caranya adalah dengan
merebus kain di dalam air mendidih.
Setelah nyelup, kembali lagi nglorod biar lilin pada luluh.
Setelah proses nglorod ini selesai, maka selanjutnya kain harus dijemur sampai kering.
Batik buatan andapun siap dijahit, atau langsung digunakan. Namun anda harus ingat,
pada contoh ini proses pewarnaan hanya dua kali, pada aslinya, bisa 3, 4 sampai 5 kali
tergantung berapa banyak warna yang ada pada batik itu.
Itulah tadi cara-cara pembuatan batik, sekarang pengertian batik anda sudah jauh lebih
tinggi. Anda sudah tau asal muasal batik, sejarah singkatnya dan cara pembuatan batik
tulis. Nah, sekarang mari kita lanjut ke bab selanjutnya tentang jenis-jenis batik.
Bagaimana anda menilai sehelai batik? Apakah yang anda jadikan sebuah patokan untuk
memilih batik yang tepat untuk acara-acara anda baik itu formal, kasual, dan bahkan
spesial? Apakah asal usul daerah batik tersebut?
Tampaknya orang sudah bersepakat kalau motif adalah sebuah duduk masalah yang
subyektif. Selera masing-masing Bung!
Alat-alat yang digunakan untuk membuat batik berdasarkan cara pembuatan batik.
Ternyata banyak dari kita menilai batik berdasarkan metode produksinya. Implikasi dari
pemilihan metode produksi itupun sangatlah banyak. Dari segi harga dan kualitas misalnya.
Jika diteliti lebih jauh, metode produksi batik adalah penentu kepribadian dari batik
tersebut. Hal itulah yang akan kita kaji di artikel ini, yakni jenis jenis batik berdasarkan
cara pembuatannya.
Batik tulis sedang dibuat.
Supaya lebih seru, mari ambil beberapa batik di lemari kita, sambil kita kroscek batik-batik
yang kita miliki. Hehehe…
Macam-macam metode pembuatan batik adalah tulis, cap, cetak, print dan lukis. Hanya
dengan mendengar namanya saja, pasti anda sudah memiliki bayangan tentang bagaimana
cara produksi batik dengan metode-metode tersebut. Mari kita mulai dengan yang paling
orisinil, yakni batik tulis.
1. Batik Tulis – Batik tulis merupakan batik dengan nilai seni yang paling tinggi. Kenapa
begitu? Karena pada intinya tidak ada satupun batik tulis di dunia ini yang persis sama.
Mungkin serupa, tapi tidak mungkin sama.
Ini disebabkan tingkat buatan tangan yang sangat tinggi. Batik ini 100% dibuat
menggunakan canting. Bahkan bila ada motif berulang, maka motif ini digambar berulang-
ulang menggunakan tangan. Sehingga memerlukan konsentrasi yang tinggi untuk
membuatnya dengan rapi.
Namun serapi-rapinya, pasti akan ada kesalahan-kesalahan yang terjadi saat
penggambaran. Kesalahan inilah yang dianggap berseni. Kesalahan ini tidak akan terjadi
kedua kalinya pada pembuatan batik selanjutnya, setiap batik memiliki “cacat” yang
berbeda.
Justru karena kesalahan inilah batik tulis dianggap nyeni. Karena setiap kesalahan itu
eksklusif untuk setiap batik, memerlukan konsentrasi yang tinggi untuk mencanting bolak
balik, dan waktu yang tidak sebentar untuk membuatnya. Inilah ciri khas batik tulis, tidak
sempurna namun bernilai tinggi.
Batik tulis sedang dibuat oleh ibu-ibu.
Pembuatan batik tulis bisa memakan waktu selama 2 minggu sampai 2 tahun lho!
Harganya juga tidak main-main. Dipasaran yang termurah ditemui seharga 600.000 IDR,
dan yang termahal bisa sampai ratusan juta.
Kalau memang anda butuh atau suka dengan batik yang eksklusif dan berkelas, saya
sarankan anda beli batik tulis. Batik jenis terbaik di dunia.
2. Batik Cap – Pernahkan anda lihat cap yang digunakan untuk membuat batik? Udah atau
belum silahkan anda lihat gambar dibawah ya.
Macam-macam cap untuk batik.
Pada abad 19, permintaan batik dipasaran meluap tajam. Produsen batik mencari-cari cara
untuk memenuhi luapan permintaan tersebut sehingga bisa memproduksi batik dengan
lebih cepat dengan jumlah banyak.
Sehingga terciptalah metode cap ini, dimana lempengan besi atau tembaga yang bermotif
digunakan untuk membubuhkan malam atau lilin diatas permukaan kain Mori. Nah,
lempengan ini akhirnya sampai sekarang disebut dengan cap, sehingga jadilah nama batik
cap.
Batik yang sedang di cap.
Biasanya yang namanya batik cap itu motifnya berulang ulang, dan tidak rumit. Walaupun
tidak rumit, batik cap masih dianggap batik yang kualitasnya sangat baik. Batik cap masih
menggunakan malam dalam proses pembuatannya, sehingga masih dianggap sebagai batik
yang authentik.
Harga batik cap pada umumnya juga tidak terlalu mahal, biasanya harganya dibawah
300.000 IDR. Batik cap merupakan bukti perkembangan budaya batik di Indonesia, karena
metode ini tercipta atas meningkatnya peminat batik pada abad 19 silam.
3. Batik Cetak Sablon – Batik cetak ini kualitasnya dibawah batik cap. Perlu diketahui
bahwa batik cetakberbeda dengan batik printing. Pada metode cetak sablon, sebenarnya
yang mengerjakan batiknya tetap manusia. Bukan mesin.
Namun orang-orang suka bingung dan tertukar antara batik cetak sablon dan batik print.
Sebenarnya batik cetak ini lebih mirip dengan batik cap. Karena prosesnya menggunakan
cetakan besar bernamaplangkan dan rakel. Yaitu alat yang biasa digunakan untuk sablon
kaos. Namun proses pengerjaanya lebih mudah, dan tidak menggunakan malam.
Orang lagi nyetak sablon kain batik panjang.
Pembuatan batik dengan metode ini menghasilkan batik dengan sangat cepat. Namun
karena lilin malam tidak lagi digunakan dan tingkat kerumitan yang rendah, batik ini
memiliki nilai yang jauh dibawah batik cap dan batik tulis. Karena jauh lebih mudah
membuatnya. Prosesnya juga biasa disebut sablon.
Menghasilkan batik dengan singkat serta dengan harga yang sangat murah, inilah kenapa
banyak sekali produsen jadi peminat batik cetak. Dalam sehari, bisa menghasilkan ratusan
bahkan ribuan batik. Banyak juga pengrajin yang lebih fokus kepada batik cetak karena
batik ini dapat meningkatkan omset berkali kali lipat.
Batik yang dicetak dengan cara disablon.
Kalau dilihat dari rapih atau tidaknya, justru metode ini menghasilkan batik yang sangat
rapi detailnya. Namun karena tidak ada penggunaan malam serta tidak ada eksklusivitas
pada batik ini, maka batik ini dianggap bermutu rendah.
4. Batik Print - Jenis batik yang akan dibahas sekarang adalah batik print. Lagi-lagi untuk
meningkatkan efisiensi, batik pun diproduksi dengan mesin print tekstil. Pendapat
masyarakat pun beragam mengenai inovasi ini.
Sebagian besar orang menganggap batik print tidaklah mewarisi tingkat kerajinan dari
jenis-jenis batik sebelumnya, bahkan banyak yang menjuluki batik ini adalah batik imitasi.
Mesin batik print.
Ini disebabkan karena beberapa hal. Salah satunya adalah pola-pola dibuat dengan
bantuan otomasi mesin. Ya, ternyata banyak batik yang beredar di pasaran memang sudah
tidak ada campur tangan manusianya ketika dibuat, kecuali pencet-pencet tombol.
Lalu yang menjadi masalah utama adalah adanya produsen-produsen asing yang turun
memproduksi batik dengan mesin printing.
Contoh yang banyak beredar di pasaran adalah kain batik printing dari negeri Tiongkok.
Yang mana harganya sangat murah, namun secara langsung mengancam eksistensi batik
Indonesia.
Mesin batik print yang banyak dikecam oleh pecinta batik Indonesia.
Batik print biasanya di banderol dengan harga dibawah 80.000 IDR kainnya saja. Apabila
sudah jadi baju, mungkin bisa sampai 120.000 IDR. Memang sangat murah, dan banyak
digemari oleh kalangan ekonomi kelas menengah kebawah. Ya masalahnya memang batik
ini sangat terjangkau dan banyak ada dipasaran.
5. Batik Lukis – Batik tipe ini tidak dibuat menggunakan lilin atau malam. Sehingga
canting juga tidak digunakan. Batik lukis ini dilukis menggunakan kuas. Seperti lukisan
pada sebuah kanvas. Sehingga merupakan karya seni tersendiri.
Batik lukis juga merupakan karya seni yang indah.
Tapi jangan salah, nilai seni pada batik jenis ini juga sangat tinggi. Meskipun saya sendiri
ragu apakah bisa disebut batik, hehehe…
Batik jenis ini dibuat dengan melukiskan motif diatas kain mori menggunakan kuas dan cat
minyak. Seperti melukis biasalah.
Nah batik jenis ini memang jarang ditemukan, meskipun begitu, harganya biasanya cukup
mahal. Batik jenis ini dibanderol dengan harga 300.000 IDR yang lukisannya tidak banyak,
hingga 1.000.000 IDR keatas untuk yang rumit dan berwarna-warni. Ya karena memang ini
adalah karya seni.
Batik sedang dilukis.
Untuk membuat batik ini, si pelukis harus berkali-kali menyelupkan kuasnya pada cairan
pewarna diatas kompor, ada juga yang langsung saja melukis diatas kain. Ciri-ciri batik ini
adalah warnanya yang mencolok, serta serat-serat kuasnya yang kerap terlihat pada
lukisan.
Kalau dilihat dari motifnya juga anda tidak akan keliru, karena motif yang dibuat itu tidak
seperti batik pada umumnya. Lebih mirip lukisan. Batik ini tidak lekang oleh paham-paham
batik pada umumnya, lebih bebas dan kontemporer.
Teknik membuat batik yang bervariasi memiliki tingkat kesulitan tertentu, yang ujungnya
akan berimbas ke biaya, dan tentu saja ke sisi eksklusivitas batik tersebut, tidak bisa
dipungkiri.
Tapi bukan berarti artikel yang membahas "perbedaan" ini bermaksud mengalienasi salah
satu jenis batik. Terlalu banyak artikel yang dibuat dengan intensi "jauhi batik selain batik
tulis". Bukan ini yang kami coba sampaikan.
Cara berpikir seperti itu saya rasa sudah tidak pada jamannya Bung. Malah bagus, kita
sekarang punya opsi batik yang bisa dipakai untuk kondangan, kerja, bahkan nongkrong.
Dengan harga yang juga variatif untuk berbagai kelas ekonomi yang sangat bervariasi.
Mesin yang menciptakan batik pabrikan.
Dengan porsi-porsi tersebut, tentu akan selalu ada ruang di pasaran untuk setiap
jenis batik.
Tinggal kita sebagai konsumen maupun produsen harus berkomitmen dalam menjaga
kualitas batik yang beredar, apapun metode produksinya.
Yang harus dicegah adalah membudayakan batik-batik Indonesia buatan asing, yang dijual
dengan harga murah. Inilah yang harus kita cegah dan jauhi.
Batik yang terancam oleh batik printing asing. Dikutip dari http://bit.ly/2shoifs.
Ketika anda ingin membeli jangan lupa selalu bertanya "Buatan mana ini batik? apakah
buatan dalam negeri?" pertanyaan ini sangat relevan mengetahui terancamnya batik karya
Indonesia oleh antek asing.
Cara Membedakan Batik Tulis, Cap & Print Ketika Membeli (back to top)
Sulit sekali bagi kebanyakan orang untuk membedakan yang mana yang batik tulis, cap,
cetak dan print. Karena untuk mata kebanyakan orang, mereka terlihat sangat serupa.
Hampir tidak ada bedanya.
Tapi percaya deh sama saya, mereka berbeda. Semoga tips dibawah bisa membantu anda
ya. Kalau bisa sebelum membeli batik, anda praktekan semua tips tips ini, atau minimal
beberapa biar lebih yakin. Kenapa?
Karena tidak semua penjual itu jujur, bahkan kami cukup sering menemukan beberapa
penjual yang tidak tau barang dagangan mereka itu batik tulis atau cetak.
Mereka dengan pedenya bilang kalau itu tulis. Awas Bung! Kadang-kadang mereka suka
mirip. Batik cetak itu, banyak yang setelah dicetak lalu dicolet dengan kuas, sehingga
sangat mirip batik tulis. Lakukan langkah-langkah dibawah untuk menghindari ini.
1. Perbedaan Harga – Batik tulis itu yang paling mahal, yang kedua termahal adalah
batik cap, yang terakhir adalah batik printing & cetak.
Jadi sangat bijaksana apabila pertama kali anda melihat batik yang anda suka, anda sudah
bisa mengkategorikan batik tersebut termasuk batik apa, hanya dari harganya.
Batik di toko.
Batik tulis itu pada umumnya berharga diatas 250.000 IDR keatas. Batik tulispun ada yang
murah ada yang mahal. Jangan dikira mentang-mentang batik tulis semuanya mahal ya,
hehehe…
Batik tulis yang murah, biasanya harganya mulai dari 250.000 IDR. Motifnya tidak rapat-
rapat, tapi jarang-jarang. Beberapa daerah yang menjual batik tulis dengan harga murah
(dan kualitas bagus) adalah Lasem dan Cirebon. Walaupun daerah ini tentunya juga punya
batik tulis yang mahal, hingga puluhan juta.
Sedangkan batik tulis Solo dan Pekalongan pada umumnya mahal, pasti diatas 500.000
IDR. Pada umumnya batik tulis yang tergolong kelas atas dibanderol dengan harga diatas
500.000 IDR. Motifnya juga rumit sekali, dan sangat indah.
Harga batik online.
Selanjutnya batik cap, batik cap ini kisaran harganya adalah dibawah 250.000 IDR. Karena
pembuatannya yang mudah, jauh lebih mudah dan cepat dibandingkan batik tulis sehingga
harganya juga bisa lebih murah. Batik cap yang paling murah yang pernah kami temui
dihargai 75.000 IDR, kainnya lho ya. Belum jadi pakaian.
Sedangkan batik printing dan cetak, mereka berdua ini harganya sama. Harganya dibawah
70.000 IDR. Kalau sudah diatas itu, berarti anda harus menawar sampai dapat di harga
50.000 IDR Bung. Maksud saya disini juga cuma kainnya saja ya.
Harga batik ditoko.
Anda harus benar-benar teliti disini. Seringkali kami menemukan seorang penjual batik
mengklaim bahwa batik yang dia jual adalah batik tulis dan dihargai 600.000 IDR sepotong.
Padahal kami punya kain batik tersebut digudang kami, sama persis. Kami tahu persis
bahwa batik tersebut adalah batik kombinasi cetak dan cap yang harganya tidak sampai
200.000 IDR.
2. Cium Baunya – Bau malam merupakan suatu bau yang khas. Biasanya kalau batik tulis
atau cap, bau malam ini masih melekat dengan santer pas dijual. Bau malam itu seperti
apa ya, mungkin yang mirip adalah bau minyak tanah.
Jadi coba anda ambil kain tersebut, dan cium baunya. Kalau memang bau malamnya masih
ada, berarti batik tersebut adalah batik tulis atau cap.
Batik print tidak menggunakan malam sama sekali, jadi anda tidak akan keliru. Kecuali
batik print itu ditumpuk bersama dengan batik tulis dalam waktu yang lama. Maka teknik
ini tidak jadi terlalu akurat. Makanya jangan hanya menggunakan satu teknik untuk
memastikannya.
Batik tulis yang sudah dicuci berulang-ulang juga tidak akan mengeluarkan bau malam,
karena semua malamnya sudah luntur dicuci. Jadi sulit untuk memastikan hanya dengan
menggunakan teknik ini. Namun anda tetap harus coba, lalu silahkan anda lanjut ke
metode berikutnya.
Batik tulis itu tidak akan pernah rapi, anda harus temukan dimana cacatnya. Motifnya pada
satu kain hampir tidak pernah sama persis, pasti ada perbedaannya. Perhatikan bagian
lekukan, ukuran masing-masing motif, atau bekas malam yang luber.
Kalau batik cap, biasanya lebih rapih. Motifnya cenderung berulang-ulang, dan
kemungkinan besar sama. Tentunya karena menggunakan malam, bisa jadi ada yang
luber.
Sedangkan batik print dan cetak, kerapihannya mendekati sempurna, bahkan seringkali
sempurna. Kalaupun ada cacat, itu adalah kecacatan yang disengaja, dan bentuknya juga
masih terlihat sempurna.
Kalau batik lukis, anda tinggal lihat pada motifnya. Apakah ada serat-serat kuasnya?
Apakah motif dan gambarnya menyerupai lukisan diatas kanvas?
4. Bedakan Bagian Depan dan Belakang – Lebarkan kain anda, dan lihat bagian depan
dan belakangnya. Hanya batik tulis dan batik cap yang memiliki motif dengan warna yang
sama persis di bagian depan dan belakang kainnya. Batik print dan cetak tidak seperti itu.
Pada batik print dan cetak, dibagian belakang kain terlihat memutih dan pudar. Dari sini
seringkali anda akan tau bahwa batik ini adalah batik print atau cetak. Ingat ya, warna
pudar di bagian belakang berarti dibuat dengan cara print atau cetak. Ini akan sangat
membantu anda.
5. Tekstur – Pada kebanyakan batik tulis, terutama dari Solo dan Yogyakarta, masih
banyak tersisa bekas lilin malam yang belum bersih. Serpihan-serpihan ini tidak ada pada
batik print dan cetak.
Seringkali pada batik tulis juga terdapat tekstur pewarna yang tidak merata, sehingga
dapat diraba dan dirasakan tekstur yang berlebih.
6. Inisial – Anda bisa coba cari inisial pada kain batik tersebut. Pada kain batik tulis, tidak
jarang ditemukan inisial sang pembuat. Justru karena batik tulis adalah sebuah kesenian
dengan nilai tinggi, sang pembuat ingin mencantumkan namanya pada karya ciptaannya.
Tidak ada batik selain batik tulis yang diberikan inisial, mungkin dalam kasus tertentu batik
lukis juga diberikan inisial. Namun membedakan batik lukis dan tulis sangat mudah.
Tinggal melihat warnanya mencolok atau tidak dan cium apakah ada bau lilin malam. Batik
lain seperti cap, printing dan sablon tidak akan diberikan inisial pembuatnya.
Macam Jenis Motif Batik, Makna dan Daerah Asalnya (back to top)
Beberapa motif disini pasti ada sudah pernah lihat, tapi tidak apa-apa. Akan saya bahas
sekaligus dengan maknanya, agar anda lebih familiar ketika nanti bertemu dengan orang
yang menggunakan batik dengan motif seperti ini. Sekaligus anda akan mengetahui makna
dari batik yang anda pakai.
Secara garis besar ada 3 jenis motif batik. Motif klasik, pesisir dan kontemporer. Dimana
ketiga jenis ini terbagi lagi berdasarkan daerah asalnya, maknanya dan gambarnya.
Batik Klasik
Batik tradisional memiliki makna yang filosofis yang berasal dari kepercayaan para
pembuatnya, yaitu masyarakat Jawa. Batik seperti ini memiliki keindahan secara visual dan
secara filosofi. Umumnya batik ini mengandung warna-warna gelap yang memancarkan
wibawa dan keseriusan.
Kumpulan motif klasik, umumnya didominasi warna cokelat.
Keindahan visual adalah rasa haru, rasa terpukau yang datang dari panca indera
pengelihatan manusia. Yang mana datangnya dari harmoni perpaduan berbagai warna dan
sususan berbagai bentuk.
Sedangkan keindahan filosofi adalah pemahaman akan pesan-pesan yang ingin
disampaikan melalui torehan-torehan pada sebuah karya. Yang membentuk suatu arti atau
lambang sesuai dengan pemahaman dan harapan pembuatnya.
Daerah yang menghasilkan batik klasik adalah Solo, Yogyakarta, Sragen dan Semarang.
Berikut adalah motif-motif yang berasal dari beberapa daerah tersebut.
Sido dalam bahasa Jawa artinya “telah terlaksana” atau “jadi”. Sehingga arti kasarnya
adalah menjadi luhur. Ini mencerminkan sebuah harapan bahwa pemakainya dapat
mencapai kehidupan yang luhur, terhormat dan bermartabat. Serta selalu sehat secara
jasmani dan Rohani
Batik Sido Luhur
Motif batik ini sering digunakan pada acara pernikahan. Makna filosofis di dalamnya adalah
kemakmuran, serta harapan agar seseorang dapat mencapai kebahagian lahir dan batin.
Batik Sido Mulyo
Batik Sido Mulyo
Kalau tadi Sido Luhur itu artinya menjadi pribadi yang luhur, maka Sido Mulyo adalah batik
yang memberikan sebuah harapan agar seseorang mencapai kemuliaan. Karena artinya
adalah menjadi mulia.
Namun dibalik itu, batik ini sebenarnya dimaksudkan agar seseorang mencapai harapan
akan kemakmuran serta perlindungan. Batik ini juga kerap digunakan dalam banyak
pernikahan, dengan harapan kelak keluarga baru ini akan menjadi keluarga yang sukses
dan mendapatkan kemuliaan. Berat sekali maknanya Bung!
Batik Sido Mulyo
Batik Cuwiri
Batik ini kerap digunakan untuk memperingati usia bayi dalam kandungan yang sudah
mencapai 7 bulan (Mitoni). Cuwiri itu artinya kecil-kecil. Filosofi di dalamnya adalah
harapan agar sejak kecil seseorang sudah memiliki nilai-nilai kebaikan, sehingga dihormati
oleh masyarakat.
Batik Cuwiri
Batik Kawung
Mungkin anda tidak tau apa itu buah Kawung. Kalau kolang-kaling tau? Inilah asal muasal
batik ini menurut beberapa sumber. Ada juga yang berpendapat bahwa batik ini terinspirasi
dari binatang Kwangwung atau yang biasa disebut dengan kumbang tanduk.
Batik Kawung
Makna batik ini adalah sebuah penggambaran hati yang bersih. Bahwa itikad dari hati yang
bersih itu merupakan sebuah ketetapan hati yang tidak perlu diketahui oleh orang lain.
Makna yang berasal dari filosofi buah Kawung, yang memiliki buah berwarna putih bening
didalamnya. Kalau mau tau lebih detail silahkan cek artikel kami tentang batik Kawung.
Batik Tambal
Konon kisahnya, batik ini dapat memberikan kesembuhan bagi orang yang sedang sakit.
Filosofi batik ini adalah harapan agar seseorang yang sedang sakit segera sehat, dan
kerusakan pada dirinya dapat segera diperbaiki.
Maknanya juga berarti seseorang yang selalu memperbaiki diri sendiri dan menjadi pribadi
yang lebih baik lahir dan batin.
Batik Tambal
Batik Truntum
Batik ini juga merupakan sebuah batik yang kerap digunakan pada acara pernikahan.
Namun batik ini tidak digunakan oleh mempelai, melainkan dipakai oleh orang tua kedua
calon pengantin. Kenapa kira-kira?
Karena truntum sendiri artinya adalah menuntun. Sehingga diharapkan orang tua kedua
calon pengantin dapat memberikan tuntunan yang baik kepada kedua mempelai dalam
menjalani lembaran hidup baru keluarganya.
Batik Truntum
Batik Parang
Parang itu berasal dari kata pereng, yang berarti lereng. Saya sendiri selama ini mencoba
mencari mana sih bentuk parangnya? Ternyata yang dimaksud bukan senjata
parang. Pereng menggambarkan garis menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal.
Batik ini memiliki pola seperti huruf S yang berkesinambungan. Motif ini terinspirasi dari
karang yang kokoh diterpa ombak, melambangkan semangat yang tidak pernah padam.
Motif ini juga melambangkan kekuasaan.
Batik Parang
Jaman dulu, motif batik Parang tidak boleh digunakan oleh sembarang orang. Hanya para
anggota kerajaan dan kerabat yang boleh memakainya. Besar dan kecilnya motif parang
menandakan kedudukan sosial pemakainya di dalam lingkungan kerajaan. Keren banget
ya?
Kalau anda lihat, batik parang milik Sir Thomas Stamford Raffles itu bermotif Parang
dengan ukuran besar-besar. Wah, berarti Mas Raffles sudah merupakan orang terpandang
di lingkungan kerajaan Jawa saat itu.
Jenis batik Parang ada beberapa. Ada Parang Rusak, Parang Barong, Parang Kusumo dan
lain-lain. Tergantung dari daerah asalnya.
Batik Grompol
Grompol dalam bahasa Jawa bisa bermaksud berkumpul atau menjadi satu. Seperti
Gerombol. Filosofi dibalik motif batik ini adalah harapan orang tua terhadap anaknya,
dimana semua hal yang baik dapat berkumpul. Seperti kebahagiaan, rejeki, kerukunan dan
ketentraman.
Batik Grompol
Apabila digunakan pada sebuah pernikahan, maka batik Grompol ini melambangkan
harapan agar keluarga yang baru terbentuk dapat selalu terus bersama dan bersatu. Selalu
mengingat keluarga asal mereka kemanapun mereka pergi.
Batik Pesisir
Batik Pesisir berbeda dengan batik klasik. Batik jenis ini lebih bebas dari segi motif, tidak
kaku. Dari segi warna, batik Pesisir lebih warna-warni dari batik klasik. Melambangkan
kemandirian dan jiwa yang penuh dengan kebebasan. Hal ini disampaikan dalam bentuk
motif dan warnanya.
Warna dan gambar yang ditorehkan pada batik pesisir lebih cerah, lebih mencolok, lebih
berani dibanding batik klasik. Berikut adalah beberapa contoh batik pesisir.
Batik Lasem
Batik ini sering disebut-sebut sebagai batik encim. Memang di Lasem banyak sekali
penduduk orang Tionghoa. Lasem adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa
Tengah. Tempat ini berbatasan dengan Laut Jawa Utara.
Batik Lasem
Lasem dikenal dengan sebutan “Tiongkok kecil” karena merupakan sebuah kota awal
pendaratan orang Tionghoa di tanah Jawa.
Konon katanya, warna merah pada batik Lasem tidak dapat ditiru oleh pengrajin batik dari
daerah lain. Karena disana menggunakan olahan kulit mengkudu yang dicampur dengan
kayu untuk menghasilkan warna merahnya.
Dulu, batik Lasem hanya digunakan oleh wanita keturunan Tionghoa yang sudah berusia
lanjut. Pengaruh bangsa Cina sangat kental terasa pada batik Lasem, dari warna merah,
sampai gambar Naga, Phoenix dan huruf-huruf Cina. Sungguh indah sekali batik Lasem ini.
Batik Cirebon
Ciri khas batik dari Cirebon adalah motif Megamendung, atau bisa juga disebut awan-
awanan. Motif Megamendung adalah hasil akulturasi budaya Tiongkok yang dikembangkan
seniman batik Cirebon sesuai dengan selera masyarakat Cirebon yang mayoritas beragama
Islam.
Batik Megamendung
Batik Cirebon mulai berkembang ketika pelabuhan Muara Jati menjadi tempat persinggahan
para pedagang yang berasal dari Tiongkok, Arab, Persia dan India. Pernikahan antara
Sunan Gunung Jati dengan putri Ong Tien merupakan peristiwa yang mengawali akulturasi
budaya Tiongkok dan budaya Jawa Keraton.
Dulu sekali, motif megamendung ini hanya digunakan oleh anggota Keraton saja. Sekarang
sampai karyawan sampai anak sekolahpun boleh pakai.
Para penjajah Belanda memiliki pengaruh yang kuat pada motif batik pesisir. Contohnya
adalah motif batikLittle Red Riding Hood yang mana motif ini menggambarkan cerita folklor
dari Perancis, dan pada masa itu disukai oleh para penajajah Belanda. Batik ini populer
pada tahun 1840 – 1940 di Indonesia.
Batik Red Riding Hood
Ternyata orang Eropa itu suka sekali lho dengan batik. Sir Thomas Stamford Raffles yang
berasal dari Inggris tertarik sekali dengan budaya batik sampai-sampai ia mengirimkan
banyak sekali kain batik ke Inggris untuk dibuat secara massal.
Namun istilah batik Belanda sendiri terlahir karena seorang wanita yang bernama Carolina
Josephina Franqemont, seorang perempuan keturunan Indonesia dan Belanda. Desain
khasnya yang disukai oleh masyarakat Eropa umumnya bermotif karangan bunga dan
dongeng Eropa.
Batik Pekalongan
Merupakan batik yang sangat kaya akan warna. Pekalongan adalah kota batik di Indonesia,
bahkan mereka memiliki museum batiknya sendiri. Banyak sekali pengrajin batik yang
bermukim di kota Pekalongan, hingga ke pinggiran kota.
Bahkan, setiap kampung di Pekalongan memiliki ciri khasnya sendiri yang berbeda dengan
kampung lain. Padahal sama-sama Pekalongan.
Batik Pekalongan ini merupakan salah satu jenis batik dengan kualitas terbaik. Desain batik
Pekalongan terpengaruhi oleh beberapa kultur dan bangsa seiring dengan sejarah
Indonesia, dari Tiongkok, Belanda dan Jepang. Hal ini membuat batik Pekalongan sangat
istimewa dan selalu berkembang sesuai jaman.
Salah satu batik yang sangat indah berasal dari Pekalongan, yaitu batik Hokokai. Pada saat
penjajahan Jepang lahirlah batik Hokokai, batik yang sangat indah gambar dan motifnya.
Terdiri dari bunga-bunga dan kupu-kupu. Sedangkan kainnya apabila dibentangkan, akan
terbagi menjadi dua, yaitu motif pagi dan sore. Kalau anda tertarik dengan batik
Hokokai baca artikelnya yaa.
Batik Hokokai
Batik ini mengikuti selera penjajah Jepang pada saat itu. Dimana para pengrajin dipaksa
membuat batik sesuai selera orang Jepang tanpa dibayar. Karena banyaknya perampasan
pada jaman itu, harga kain Mori untuk membuat batik menjadi sangat mahal.
Sehingga dibuatlah sistem pagi dan sore, yang mana dalam sehari seorang perempuan bisa
menggunakan sehelai kain saja. Tidak perlu ganti-ganti. Karena bagian atas kain
gambarnya lebih terang sehingga bisa digunakan pagi hari, dan saat kain dibalik, motifnya
cenderung lebih gelap sehingga bisa digunakan malam hari. Sehingga lebih menghemat
pengeluaran.
Batik Kontemporer
Batik jenis ini tidak lekang oleh motif-motif yang sudah ada. Disebut juga batik
modern. Biasanya motif kontemporer dibuat oleh brand-brand batik anak muda. Sehingga
sumber inspirasinya tidak melulu melihat dari masa lalu, atau yang sudah ada.
Inspirasi ini bahkan bisa datang dari budaya luar, atau kehidupan para pemuda jaman
sekarang. Pemoeda.co.id sendiri memiliki batik tipe "Signature" yang dibuat untuk
kegiatan-kegiatan casual.
Motif kontemporer Pemoeda.co.id yang pada saat ini belum memiliki nama (12 Juni 2017).
Motif kontemporer cenderung memiliki warna-warna yang berani, atau desain yang tidak
seperti batik pada umumnya. Sehingga pada aplikasinya, batik jenis ini bisa digunakan
untuk kegiatan-kegiatan yang non-formil. Malah bisa aneh jika digunakan untuk acara yang
formal.
Nah itulah tadi beberapa jenis motif batik yang ada di Indonesia. Tidak jarang pula, anda
akan menemukan batik yang dibuat tanpa nama dan tanpa ada cerita dibalik
pembuatannya. Akan menjadi PR untuk anda sendiri bagaimana anda menginterpretasikan
lukisan-lukisan pada batik tersebut. Mari kita lanjut!
Kalau anda ingin membeli batik, tentunya banyak sekali pedagang-pedagang yang menjual
secara online dan offline. Untuk sekedar pengetahuan anda saja, berikut adalah beberapa
brand batik Indonesia yang sudah sangat terkenal sepanjang masa.
Danar Hadi
Danar Hadi didirikan oleh H. Santosa pada tahun 1967. Nama dagang Batik Danar Hadi
diambil dari nama istri, "Danar" dan nama bapak mertua, "Hadi". Bisnis batik ini dia rintis
setelah beliau menikah dengan Danarsih Hadipriyono, istrinya.
Toko Batik Danar Hadi
Saat menikah, beliau mendapat sumbangan pernikahan dari tamu berupa barang, misalnya
jam dan tape player. Yang akhirnya, barang-barang yang merupakan sumbangan itu dijual
sebagai modal usaha. Tapi berkat kegigihannya, merek dagang Danar Hadi menjadi salah
satu merek batik terkenal di Indonesia.
Batik Keris
Batik Keris adalah sebuah perusahaan yang didirikan di kecamatan Cemani, Sukoharjo,
Indonesia pada tahun 1946 oleh Kasoem Tjokrosaputra. Awalnya usaha ini merupakan
usaha batik rumahan dan usaha ini terus berkembang hingga pada tahun 1970 mereka
mendirikan pabrik printing.
Model Batik Keris
Kemudian mereka menjual produknya di pusat perbelanjaan yang sangat terkenal saat itu,
Sarinah, di tahun 1972. Batik Keris sampai dengan saat ini sudah berkembang dari
generasi ke generasi lebih dari 90 tahun.
Batik Keris juga berinovasi menciptakan produk – produk modern tanpa meninggalkan ciri
khas Batik yang unik. Kalau sekarang anda pergi ke mall-mall di Jakarta, hampir setiap
saat anda akan menjumpai gerai batik Keris ini.
Batik Semar
Batik Semar didirikan oleh keluarga Kasigit pada tahun 1947. Mulanya perusahaan Batik
Semar memproduksi batik dengan nama Batik Bodronoyo, yang tak lain adalah nama dari
Semar itu sendiri.
Toko Batik Semar
Namun, karena nama Semar lebih dikenal di masyarakat umum, maka dipakailah nama
tersebut pada tahun 1966. Pemilihan nama Batik Semar sendiri bukanlah tanpa alasan.
Semar merupakan sosok panutan dalam dunia Pewayangan, yang diakui sebagai Batara
Ismaya, sekaligus menjadi pengasuh keluarga Pandawa. Diluar itu, ternyata nama "Semar"
merupakan sebuah singkatan, kepanjangannya sendiri memiliki makna yang bagus seperti
berikut.
Iwan Tirta
Iwan Tirta adalah seorang perancang busana yang sangat dikenal melalui rancangan-
rancangannya yang menggunakan unsur batik. Setamat menempuh pendidikan di Fakultas
Hukum Universitas Indonesia, beliau melanjutkan pendidikan S2 nya di Yale University,
Amerika Serikat dan London School of Economics.
Batik Iwan Tirta saat fashion show.
Ketertarikannya pada batik dimulai ketika beliau menerima dana hibah dari John D.
Rockefeller untuk mempelajari tarian keraton Kasunanan Surakarta. Sejak saat itulah
beliau mendedikasikan hidupnya untuk menciptakan karya-karya batik dengan tingkat
tinggi.
Sehingga batik rancangannya dipakai oleh para pemimpin dunia pada kesempatan
pertemuan APEC di Indonesia pada tahun 1994. Pada tahun 2003 PT. Irwan Tirta didirikan
dengan ITPC (Irwan Tirta Private Collection) yang menjadi merek dagangnya.
Batik Iwan Tirta motif "Kupu Sejoli", bagus sekali ya?
Sampai sekarang, telah lebih dari 10.000 design batik original yang telah dibuatnya.
Bahkan kreasi beliau telah dipublikasikan oleh majalah internasional, antara lain Vouge,
Harper’s Bazaar, dan National Geographic.
Batik Iwan Tirta bukanlah batik yang murah lho Bung! Sepotong kemeja bisa dihargai
7.000.000 IDR sampai belasan juta! Tapi jangan salah, ternyata banyak sekali lho
peminatnya.
Parang Kencana
Parang Kencana didirikan pada tahun 1992 oleh Mariana Sutandi. Setamat kuliah hukum di
Universitas Parahyangan, beliau bergabung di perusahaan milik suaminya di bidang logam.
Karena gairahnya tinggi di bidang bisnis batik, ia lantas membuat sebuah perusahaan batik
yang diberi nama Parang Kencana.
Batik Parang Kencana on Fashion Show.
Parang Kencana berhasil menghadirkan ragam busana batik berpotongan simpel minimalis
yang mampu menjangkau selera pasar. Tidak terlihat imbuhan berlebihan yang membuat
batik justru tampil tidak klasik dan cantik.
Hasratnya di dunia bisnis dan cintanya pada batik ternyata telah membawa Parang
Kencana berkembang cukup pesat. Parang Kencana telah membuka 30 gerai di seluruh
Indonesia.
Alleira Batik
Alleira batik didirikan oleh Lisa Kurniawaty Mihardja pada tahun 2005. Alleira diambil dari
Bahasa inggris “alluring” yang berarti memikat atau menarik hati. Berawal dari sembunyi-
sembunyi dari suaminya, beliau pun akhirnya menjadi pebisnis batik dengan pelanggan dari
kalangan menengah ke atas.
Alleira on Fashion Show.
Dengan modal awal $3000, Alleira telah berkembang menjadi salah satu brand batik
terkenal di Indonesia. Alleira batik menjalin kerja sama dengan Annisa Pohan, seorang figur
terkenal, untuk memasarkan merek ini.
Desain yang ditawarkan oleh Alleira adalah klasik modern, dimana terdapat perpaduan
antara motif klasik dan desain yang modern. Tidak jarang terlihat Alleira juga menawarkan
desain-desain motif yang sangat modern.
Pemoeda.co.id
Pemoeda.co.id dibangun pada tahun 2016 dengan tujuan meningkatkan nasionalisme para
pemuda Indonesia, oleh anak-anak muda alumni Universitas Indonesia (UI), Bina
Nusantara (Binus) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Instagram Pemoeda.co.id, follow ya di http://bit.ly/2rPtPIC
Memang pada saat artikel ini ditulis bahkan kami belum mulai berjualan. Namun visi kami
adalah untuk mempopulerkan batik di kalangan para pemuda Indonesia dan diseluruh
dunia. Visi yang cukup besar untuk kami. Karena kami melihat bahwa belum ada brand
batik yang benar-benar bisa menembus pasar anak muda.
Caranya adalah dengan membuat motif-motif batik yang sesuai dengan kegiatan-kegiatan
anak muda.
Kegiatan-kegiatan seperti travelling, nongkrong, ke kampus, atau sekedar jalan-jalan di
kota tidak selalu cocok apabila menggunakan motif batik klasik atau pesisir. Mayoritas
kegiatan para pemuda berbentuk non formal.
Kami berupaya untuk mengurangi market share brand asing di tanah air tercinta ini,
dengan memasarkan produk-produk lokal yang padahal potensinya sangat besar.
Pada hari ini batik sudah dikenal oleh dunia. Batik ditetapkan oleh UNESCO (The United
Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) sebagai warisan khas Indonesia
pada sebuah konferensi di Abu Dhabi.
Dalam bahasa Inggris, batik ditetapkan sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage
of Humanity, keren sekali memang Bung. Ini diumumkan oleh UNESCO pada tanggal 2
Oktober 2009 lampau, dimana hal ini memicu rasa bangga warga Indonesia terhadap seni
batik. Coba anda lihat artikelnya.
Artikel tentang batik yang diumumkan oleh UNESCO
Setelah hal ini diketahui khalayak ramai di Indonesia, penjualan batik meningkat berkali-
kali lipat. Setiap tanggal 2 Oktober, penjualan batik di Indonesia sangat tinggi. Ini
menunjukkan bahwa batik merupakan suatu seni yang sangat dihargai dan dibanggakan di
Indonesia.