Anda di halaman 1dari 11

MODUL 2

1. Memahami kompetensi guru


Jawab :
• Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan”.
• Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas sebagai agen pembelajaran.

2. Membedakan kompetensi pedogogik, kepribadian, sosial dan professional dan indikatornya


Jawab :
1. Kompetensi Pedogogik Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru yang
berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pembeajaran
mulai dari merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengevaluasi. Secara umum
kompetensi inti pedagogi meliputi; (a) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek
fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, (b) menguasai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, (c) mengembangkan kurikulum yang
terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, (d)
menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, (e) memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, (f) memfasilitasi
pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimiliki, (g) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik,
(h) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (i) memanfaatkan
hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, (j) melakukan tindakan
reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
2. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian merupakan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi
teladan bagi peserta didik dan berakhak mulia. Kompetensi inti kepribadian seperti (a)
bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia, (b) menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat, (c) menampilkan diri sebagai pribadi yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, (d) menunjukkan etos kerja, tanggung
jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, dan (e) menjunjung
tinggi kode etik profesi guru.
3. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidian, orang tua siswa, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi sosial penting dimiliki bagi seorang pendidik yang profesinya senantiasa
berinteraksi dengan human (manusia) lain.
4. Kompetensi Professional Kompetensi professional merupakan kemampuan yang
berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
mencakup penguasaan substansi isi materi pembelajaran, dan substansi keilmuan yang
menaungi materi dalam kurikulum, serta menambah wawasan keilmuan. Berikut
dijabarkan kompetensi dan sub-kompetensi profesional.

3. Menjelaskan kompetensi pedagogik guru abad 21


Jawab : Kompetensi pedogogi mendasarkan peraturan menteri Pendidikan Nasional No 16
tahun 2007 meliputi; (a) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional, dan intelektual, (b) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik, (c) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, (d) menyelenggarakan pembelajaran yang
mendidik, (e) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran, (f) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, (g) berkomunikasi secara efektif,
empatik, dan santun dengan peserta didik, (h) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi
proses dan hasil belajar, (i) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran, (j) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
4. Memahami profesi guru dalam pandangan yuridis dan akademik
Jawab : Profesi Guru dalam Pandangan Yuridis
Guru adalah salah satu dari profesi tenaga Kependidikan Tenaga Kependidikan adalah
Anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang Penyelenggaraan
Pendidikan.
Profesi Guru dalam pandangan akademik yaitu : Profesi Guru merupakan suatu pekerjaan
profesional, yang memerlukan suatu keahlian khusus sehingga kedudukan guru dalam proses
pembelajaran masih belum dapat digantikan oleh mesin secanggih apapun.
5. Menjelaskan arti penting pengembangan profesionalisme berkelanjutan
Jawab : pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) terdiri dari 3 komponen,yaitu
pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif.
a. Pengembangan Diri
Pengembangan diri merupakan upaya –upaya guru dalam rangka meningkatkan
Profesionalismenya
b. Publikasi Ilmiah
Publikasi ilmiah merupakan salah satu bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan mutu
proses pembelajaran dan dunia Pendidikan secara umum.
c. Karya inovatif
Karya inovatif bisa merupakan penemuan baru, hasil pengembangan, atau hasil modifikasi
sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses Pembelajaran di
sekolah dan pengembangan dunia pendidikan, sains /teknologi, dan seni

6. Memahami komponen-komponen penilaian kinerja guru


Jawab :
Komponen PKG bagi guru kelas terdiri dari 14 kompetensi yaitu :

1. Pedagogik, terdiri dari 7 kompetensi.


2. Kepribadian, terdiri dari 3 kompetensi
3. Sosial, terdiri dari 2 kompetensi
4. Profesional, terdiri dari 2 kompetensi.
Kompetensi Pedagogik terdiri dari 7 indikator yaitu :

1. Mengenal karakteristik anak didik


2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
3. Pengembangan kurikulum
4. Kegiatan pembelajaran yang mendidik
5. Memahami dan mengembangkan potensi
6. Komunikasi dengan peserta didik
7. Penilaian dan evaluasi
Kompetensi Kepribadian terdiri dari 3 indikator yaitu :

1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia
2. Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan
3. Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru
Kompetensi Sosial terdiri dari 2 indikator yaitu :
1. Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif
2. Komunikasi dengan sesama guru, tenaga pendidikan, orang tua peserta didik, dan
masyarakat
Kompetensi Profesional terdiri dari 2 indikator yaitu :

1. Penguasaan materi struktur konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu
2. Mengembangkan keprofesian melalui tindakan reflektif
7. Mengidentifikasi tantangan dan memilih strategi pengembangan profesi berkelanjutan
jawab : Pengembangan profesi guru dari aspek kemampuan pedagogi perlu untuk
ditingkatkan dengan berbagai strategi dan bentuk kegiatan. Strategi dan bentuk kegiatan
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pedagogi ini seperti kegiatan
seminar, workshop, dan pelatihan-pelatihan yang diselenggrakan oleh lembaga profesi guru,
forum guru (KKG), konsorsium, perguruan tinggi, swasta maupun pemerintah dalam hal ini
dinas pendidikan.
MODUL 3
1. Memahami teori belajar behaviouristik dan penerapannya dalam pembelajaran
Jawab : Teori belajar Behaviouristik dana penerapannya dalam pembelajaran
a. Teori belajar Behaviouristik mengemukakan bahwa belajar merupakan bentuk
perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku
dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Sebagai
contoh, siswa belum dapat berhitung perkalian.
b. Aplikasi teori Behavioristik
Aplikasi teori ini dalam pembelajaran, bahwa kegiatan belajar ditekankan sebagai
aktifitas “mimetic” yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan
yang sudah dipelajari. Penyajian materi pelajaran mengikuti urutan dari bagian-
bagian ke keseluruhan. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil, dan
evaluasi menuntut satu jawaban benar. Jawaban yang benar menunjukkan bahwa
siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya.

2. Memahami teori belajar kognitif dan penerapannya dalam pembelajaran


Jawab : Teori Belajar Kognitif dan penrapannya dalam pembelajaran
a. Teori belajar Kognitif
Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh
persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan
belajarnya. Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu
dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak.
Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang
mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan
lainnya. Belajar merupakan aktifitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks.
b. Aplikasi teori belajar Kognitif
Dalam kegiatan pembelajaran, keterlibatan siswa secara aktif amat dipentingkan.
Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan
pengetahuan baru dengan setruktur kognitif yang telah dimiliki siswa. Materi
pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke
kompleks. Perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor ini
sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
3. Memahami teori belajar konstruktivistik dan penerapannya dalam pembelajaran
Jawab :
Teori Belajar Konstruktivistik dan penerapannya dalam pembelajaran
a. Teori Belajar Konstruktivistik
Pandangan kognitifkonstruktivistik mengemukakan bahwa belajar merupakan usaha
pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi
yang menuju pada pembentukan struktur kognitifnya, memungkinkan mengarah kepada
tujuan tersebut. Oleh karena itu pembelajaran diusahakan agar dapat memberikan kondisi
terjadinya proses pembentukan tersebut secara optimal pada diri siswa.
b. Aplikasi Belajar Konstruktivistik
(1) tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan
individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap
persoalan yang dihadapi,
(2) kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan
pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu,
latihan memcahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan
menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari
(3) peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai
bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang
membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri
peserta didik.
(4) menyediakan pengalaman belajar yang menjadikan peserta didik dapat melakukan
konstruksi pengetahuan,
(5) pembelajaran dilaksanakan dengan mengkaitkan kepada kehidupan nyata yang sesuai
(6) memotivasi peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran
(7) pembelajaran dilaksanakan dengan menyesuaikan kepada kehidupan social peserta
didik,
(8) pembelajaran menggunakan barbagia sarana,
(9) melibatkan peringkat emosional peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuan
peserta didik
4. Memahami teori belajar humanistik dan penerapannya dalam pembelajaran
Jawab : Teori Belajar HUmanistik dan penerapnnya dalam pembelajaran
a. Teori Belajar Humanistik
Menurut teori humanistik tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses
belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
Dengan kata lain, siswa telah mampu mencapai aktualisasi diri secara optimal. Teori
humanistik cenderung bersifak eklektik, maksudnya teori ini dapat memanfaatkan teori
apa saja asal tujuannya tercapai.
b. Aplikasi teori Humanistik
Aplikasi teori humanistik dalam kegiatan pembelajaran cenderung mendorong siswa
untuk berpikir induktif. Teori ini juga amat mementingkan faktor pengalaman dan
keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar.

MODUL 4
1. Mengidentifikasi karateristik umum peserta didik dan mengaplikasikannya dalam
pembelajaran
Jawab : Melalui kegiatan belajar ini akan diuraikan karakteristik umum peserta didik
(Smaldino 2015: 40; Muhammad Yaumi (2013: 118) yang meliputi: gender, etnik, usia,
kultural, status sosial, dan minat.
A. Gender dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran
Peserta didik dalam suatu kelas dilihat dari segi gender pada umumnya tidak homogen,
kelas Anda heterogen atau terdiri dari peserta didik laki-laki dan peserta didik
perempuan, tentunya memiliki karakter yang berbeda. Atas dasar karakteristik yang
demikian tentunya akan berimplikasi terhadap pengelolaan kelas, pengelompokan
peserta didik, dan pemberian tugas yang dilakukan pendidik. Kelas yang peserta
didiknya homogen tentunya tidak sesulit kelas yang peserta didiknya heterogen.
Contoh, Pak Irwan seorang guru yang memiliki kelas dengan peserta didik laki-laki dan
perempuan dalam pembentukan kelompok diskusi atau eksperimen terdiri dari peserta
didik heterogen dari aspek gender, dipandang efektif untuk peserta didik yang tergolong
kanak-kanak, tetapi belum tentu efektif untuk peserta didik yang berada pada fase remaja
karena remaja sudah memiliki rasa ketertarikan pada lawan jenis, dan juga kebiasaan
kerja laki-laki dan perempuan berbeda. Pak Irwan ketika memberi tugas tidak semuanya
untuk dikerjakan di sekolah tetapi terkadang harus diselesaikan di luar sekolah/kelas.
Kelompok yang peserta didik heterogin juga kadang terdapat kendala, karena laki-laki
biasa mengerjakan tugasnya sampai larut malam, tetapi bagi perempuan belum tentu
cocok, dan juga aturan keluarga anak wanita pergi sampai malam tidak semuanya
mengizinkan dan memahaminya, berbeda dengan peserta didik laki-laki yang pada
umumnya orang tuanya mengizinkan putranya belajar di luar rumah sampai malam.
B. Etnik dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran
Seorang pendidik tentunya dalam melakukan proses pembelajaran perlu memperhatikan
kondisi etnik dalam kelasnya. Seorang pendidik yang menghadapi peserta didik hanya
satu etnik di kelasnya.
Contoh Pak Ardi seorang pendidik di kelas 6 Sekolah Dasar yang peserta didiknya
terdiri dari etnik Jawa semua atau Sunda semua, tentunya tidak sesulit ketika
menghadapi peserta didik dalam satu kelas yang multi etnik. Jika Pak Ardi melakukan
proses pembelajaran dengan peserta didik yang multi etnik maka dalam melakukan
interaksi dengan peserta didik di kelas tersebut perlu menggunakan bahasa yang dapat
dimengerti oleh semua peserta didiknya. Kemudian ketika Pak Ardi memberikan
contoh-contoh untuk memperjelas tema
yang sedang dibahasnya juga contoh yang dapat dimengerti dan dipahami oleh
semuanya. Berikut ini merupakan foto salah satu kelas yang multi etnik.
C. Usia dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran
Usia yang dimiliki peserta didik akan berkonsekuensi terhadap pendekatan
pembelajaran, motode, media, dan jenis evaluasi yang digunakan pendidik.
Berdasarkan teori perkembangan dari Piaget tersebut, selanjutnya dapat diketahui tiga
dalil pokok Piaget dalam kaintannya dengan tahap perkembangan intelektual.
1). Bahwa perkembangan intelektual terjadi melalui tahap-tahap beruntun yang selalu
terjadi dengan urutan yang sama. Maksudnya setiap manusia akan mengalami urutan
tersebut dan dengan urutan yang sama;
2). Bahwa tahaptahap perkembangan didefinisikan sebagai suatu cluster dari operasi
mental (pengurutan, pengekalan, pengelompokkan, pembuatan hipotesis dan penarikan
kesimpulan) yang menunjukkan adanya tingkah laku intelektual.
3) Bahwa gerak melalui melalui tahap-tahap tersebut dilengkapi oleh keseimbangan
(equilibration), proses pengembangan yang menguraikan tentang interaksi antara
pengalaman (asimilasi) dan struktur kognitif yang timbul (akomodasi).
D. Kultural dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran
Setiap manusia selalu menjadi anggota masyarakat dan tentunya menjadi pendukung
kebudayaan tertentu. Begitu juga peserta didik kita sebagai anggota suatu masyarakat
memiliki budaya tertentu dan sudah barang tentu menjadi pendukung budaya tersebut
Contoh: Pak Irwan seorang pendidik disalah satu SMA ketika menjelaskan materi
pelajaran dan dalam memberikan contoh-contoh perlu mempertimbangkan keberagaman
budaya tersebut, sehingga apa yang disampaikan dapat diterima oleh semua peserta
didik, atau tidak hanya berlaku untuk budaya tertentu saja.
E. Status Sosial dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran
Peserta didik pada suatu kelas biasanya berasal dari berbagai status sosial -ekonomi
masyarakat, Dilihat dari latar belakang pekerjaan orang tua, di kelas kita terdapat peserta
didik yang orang tuanya wira usahawan, pegawai negeri, pedagang, petani, dan buruh.
Peserta didik dengan bervariasi status ekonomi dan sosialnya menyatu untuk saling
berinteraksi dan saling melakukan proses pembelajaran. Perbedaan ini hendaknya tidak
menjadi penghambat dalam melakukan proses pembelajaran. Namun tidak dipungkiri
kadang dijumpai status sosial ekonomi ini menjadi penghambat dalam belajar secara
kelompok. Oleh karena itu pendidik dituntut untuk mampu mengakomodasi hal -hal
seperti ini. Misal dalam proses pembelajaran pendidik jangan sampai membeda-bedakan
atau diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada peserta didiknya. Dan juga
dalam memberikan tugas-tugas juga yang sekiranya mampu diselesaikan oleh semua
peserta didik dengan latar belakang ekonomi sosial yang sangat beragam.
F. Minat dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran
Minat dapat diartikan suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas.
Contoh aplikasi dalam pembelajaran, Pak Ardi seorang pendidik dari salah satu sekolah
A, hari itu sudah disepakti membahas tema H, Pada saat melakukan proses
pembelajaran, di awal pembelajaran terlebih dahulu mengemukakan tema yang akan
dipelajrinya, menyampaikan tujuan pembelajaran yang diharapkan dimiliki, dan
manfaat yang peserta didik setelah mempelajari tema H. Kemudian untuk melihat
kemampuan awal peserta didiknya dilakukan pre tes terlebih dahulu. Setelah tahap-tahap
tersebut dilakukan kemudian Pak Ardi melakukan tahap inti yaitu membahas tema H
melalui media permainan ular tangga yang menjadi kesukaannya tentang materi H yang
telah disiapkan (Belajar melalui media permainan Ular Tangga). Suasana kelas tampak
antusias, aktif, dan menyenangkan. Setelah materi dipahami dan waktunya cukup maka
Pak Ardi mengakhiri pelajaran dengan kegiatan penutup.

2. Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik mengaplikasikannya dalam pembelajaran


Jawab : Kemampuan awal adalah pemahaman, pengalaman, pengetahuan prasyarat, dan
segala sesuatu yang dimiliki oleh peserta didik sebagai pegetahuan awal (prior knowledge)
dan disusun secara hirarkis sebagai basis data pengalaman (experiential data base) di dalam
diri peserta didik.
teknik mendeteksi kemampuan awal peserta didik dapat dilakukan diantaranya dengan:
a. Menggunakan catatan atau dokumen yang tersedia. Dalam hal ini, catatan kemajuan
peserta didik (raport) dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi untuk
mendeteksi kemampuan awal peserta didik.
b. Menggunakan tes prasyarat (prerequisite test) dan tes awal (pre-test). Tes prasyarat
adalah tes untuk mengetahui apakah peserta didik telah memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan ataupun dipersyaratkan sebelum mengikuti pelajaran
tertentu. Sedangkan tes awal merupakan tes yang dilakukan untuk mendeteksi seberapa
jauh peserta didik telah memiliki pengetahuan dan keterampilan terkait pelajaran yang
akan diikuti. Teknik yang dapat dilakukan oleh guru diantaranya adalah dengan
menggunakan wawancara, observasi, dan memberikan kuesioner kepada peserta didik.
c. Mengadakan konsultasi individual. Teknik ini dapat dilakukan oleh guru dengan cara
mewawancarai peserta didik secara informal, bisa berupa konseling untuk mengetahui
prestasi peserta didik ataupun untuk mengelaborasi masalah yang mungkin sedang
dimiliki oleh peserta didik.
d. Menggunakan angket atau kuesioner kepada peserta didik untuk memperoleh informasi
terkait bagaimana karakteristik peserta didik khususnya kemampuan awal ataupun
pengalaman yang sudah dimiliki oleh peserta didik.

3. Mengidentifikasi gaya belajar dan mengaplikasikannya dalam pembelajaran


Jawab :gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berfikir,
memproses dan mengerti suatu informasi (Gunawan, 2006: 139).
Berikut beberapa gaya belajar peserta didik :
a. Pelajar Visual
pelajar visual mempunyai banyak simbol dan gambar dalam catatan mereka. Dalam
matematika dan ilmu pengetahuan, tabel dan grafik akan memperdalam pemahaman
mereka. Peta pikiran dapat menjadi alat yang bagus bagi para pelajar visual belajar terbaik
saat mulai dengan “gambaran keseluruhan,” melakukan tinjauan umum mengenai bahan
pelajaran akan sangat membantu. Membaca bahan secara sekilas misalnya, memberikan
gambaran umum mengenai bahan bacaan sebelum mereka terjun kedalam perinciannya.
b. Pelajar Auditorial
Para pelajar Auditorial mungkin lebih suka merekam pada kaset dari pada mencatat, karena
mereka suka mendengarkan informasi berulang-ulang. Jika mereka kesulitan dengan satu
konsep bantulah mereka berbicara dengan diri mereka sendiri untuk memahaminya. Anda
dapat membuat fakta panjang yang mudah diingat oleh siwa auditorial dengan
mengubahnya menjadi lagu, dengan melodi yang sudah dikenal dengan baik.
c. Pelajar Kinestetik
Pelajar-pelajar ini menyukai terapan. Lakon pendek dan lucu terbukti dapat membantu.
Pelajar kinestetik suka belajar melalui gerakan dan paling baik menghafal informasi
dengan mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta. Banyak pelajar kinestetik
menjauhkan diri dari bangku, mereka lebih suka duduk di lantai dan menyebarkan
pekerjaan di sekeliling mereka.

Anda mungkin juga menyukai