Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pemikiran Sosiologi Vol. 3 No.

2, Agustus 2016

Gerakan Sosial Baru Indonesia: conflict involved new middle class


Reformasi 1998 dan Proses Indonesian whose values are influenced by
Demokratisasi Indonesia democracy. On the other hand, the conflict
has shapedthe dynamics of this new social
Oleh: movements. New social movement in
Yongky Gigih Prasisko1 Indonesia can be said as a child that was
born from the a democratic system that
requires direct participation in order to
Abstrak shape public policy, especially that provide
Perkembangan masyarakat kontemporer di the demands of equality and the protection
Indonesia yang sejalan dengan of minority rights. The 1998 reform is the
perkembangan teknologi global ternyata foreground to establish a new round of
juga ikut berdampak pada munculnya democratic tradition in Indonesia; however,
konflik sosial secara khusus. Konflik it took six years later after 1998 that direct
semacam itu melibatkan kelompok kelas democracy in the electoral system in
menengah yang memiliki nilai-nilai Indonesia was first established in the 2004
demokrasi. Di sisi lain, konflik itu juga itu presidential election. In other words,
ikut membentuk dinamika di dalam Indonesia's transition to a democratic
pergerakan sosial baru. Gerakan sosial baru nation still expands other new forms of
di Indonesia adalah anak kandung yang political participation.
lahir dari sistem demokratis dimana
partisipasi politik secara langsung Keywords:
dilakukan sehingga dapat mempengaruhi New Social movement, 1998 reform,
kebijakan publik, khususnya yang dapat Indonesia’s democratic transition
menjawab tuntutan atas kesetaraan dan
perlindungan bagi hak-hak minoritas. Pengantar: Gerakan Sosial dan Sosiologi
Reformasi 1998 memang menjadi landasan
bagi arah pembentukan tradisi demokratis Pada akhir tahun 1960an, masyarakat
di Indonesia, meski demikian, global mengalami transformasi besar dan
membutuhkan waktu hampir enam tahun dramatis, atau beberapa bisa disebut
lamanya setelah 1998 dimana demokrasi sebagai revolusi. Gerakan hak sipil dan anti-
secara langsung diterapkan melalui sistem perang di Amerika, demonstrasi 1968 di
elektoral yakni pada saat PILPRES di tahun Prancis, protes mahasiswa di Jerman,
2004. Dengan kata lain, transisis Indonesia Inggris atau Meksiko, koalisi buruh-
menuju suatu bangsa yang demokratis mahasiswa ‘Hot Autumn’ 1969 di Itali, aksi
masih harus terus mengembangkan pro demokrasi menentang Francoisme
beragam bentuk partisipasi politik. Madrid dan Komunisme Prague, tumbuhnya
paham Katolikisme kritis dari Amerika
Kata Kunci: Selatan sampai Roma, gerakan lingkungan
Gerakan sosial baru, reformasi 1998, dan perempuan, telah berperan membentuk
transisi demokratis di Indonesia politik baru di tahun 1970an. Fenomena ini
menandakan perubahan besar terjadi
Abstract secara global.
The development of contemporary
Indonesian society along with the advance Jika pada akhir 1940an, gerakan sosial
of global technology has also resulted in a kurang mendapat deskripsi pemahaman
particular new form of social conflict. Such dan kerangka teoritik, maka pada akhir
1960an gerakan sosial mulai menjadi fokus
1
Yongky Gigih Prasisko adalah alumni dalam studi perubahan sosial. Riset gerakan
Fakultas Filsafat dan Program Studi Kajian sosial sebagai aksi kolektif, pada
Budaya, Sekolah Pascasarjana UGM. pertengahan 1970an, menjadi salah satu

9
Jurnal Pemikiran Sosiologi Vol. 3 No. 2, Agustus 2016

bidang kajian penting dalam sosiologi.2 menekankan faktor struktural,


Salah satunya yakni pendekatan mengesampingkan agensi dan kurang
interaksionisme simbolik yang lekat dengan interpretatif.
aliran Chicago, yang mengembangkan
analisis perilaku kolektif (collective Gerakan Sosial Baru
behavior)sebagai bidang kajian sosiologi.
Para penggagasnya, E. Park dan Ernest W. Gerakan sosial baru muncul seiring dengan
Burges,menekankan bahwa fenomena perubahan bentuk masyarakat.
kolektif tidak serta merta mencerminkan Perkembangan masyarakat kekinian tentu
krisis sosial, tetapi lebih kepada usaha juga menjadi pertimbangan perihal
memproduksi norma dan solidaritas baru, bagaimana mengamati bentuk gerakan
serta melihat gerakan sosial sebagai mesin sosial yang muncul, strategi yang
perubahan sistem nilai. Perilaku digunakan, serta visi dan perubahan yang
kolektifkemudian dikembangkan oleh tokoh ingin dicapai. Para teroretikus sosial juga
seperti Herbert Blumer, Ralf Turner dan telah mengembangkan pemikirannya dalam
Lewis Killian. Mobilitas penduduk, merumuskan masyarakat kontemporer.
organisasi dengan skala luas, Alain Touraine menyebut masyarakat
perkembangan teknologi, komunikasi kekinian sebagai masyarakat terprogram
massa dan penolakan terhadap nilai tradisi (programmed society), Daniel Bell memakai
menjadi pemicu pencarian pola atau sistem istilah masyarakat Post-Industri, Jean
organisasi sosial baru. Perilaku kolektif Baudrillard menyebutnya sebagai
merupakan perilaku yang berkaitan dengan masyarakat postmodern, Jean-François
perubahan dan gerakan sosial merupakan Lyotard menggunakan istilah masyarakat
bagian integral dari status quo dan proses terkomputerisasi (computerized society),
transformasinya.3 Pendekatan lain; Anthony Gidden punya istilah kapitalisme
struktural-fungsional Neil Smelser (1964) lanjut. Pada intinya, pemikiran mereka
yang mencoba menjelaskan gerakan sosial menyebut adanya pengaruh perkembangan
sebagai efek samping dari transformasi teknologi, kapitalisme dan industri yang
sosial yang pesat. Menurutnya, dalam eksesif terhadap kebudayaan masyarakat.
sistem yang sudah mapan, perilaku kolektif
menjadi tegang di mana mekanisme sistem Bentuk masyarakat dan relasi sosial tentu
yang stabil tak mampu beradaptasi dengan juga semakin kompleks. Touriane
cepat. Pada saat transformasi sosial mengidentifikasi ada empat tipe
bergerak cepat dan berskala luas, ikatan masyarakat berdasarkan ciri
kolektif seperti – agama, masyarakat antagonismenya yakni masyarakat agraris,
inklusi, sekte politik, utopian ekonomis – merkantilis, industri dan terprogram.
mengalami guncangan makna, yang Keempat tipe tersebut cenderung tidak
menunjukkan ketidakmampuan institusi disebut sebagai progres atau evolusi
dan mekanisme kontrol sosial untuk masyarakat, tetapi mereka diandaikan bisa
mereproduksi ikatan sosial. Gerakan sosial saling tumpang tindih. Antagonisme dalam
merupakan reaksi masyarakat terhadap masyarakat agraris adalah antarpekerja dan
situasi krisis yang menginginkan basis baru tuan tanah. Merkantilisme antarbudak dan
bagi ikatan sosial.4Pendekatan Blumer saudagar. Dalam masyarakat industriyang
cenderung menekankan faktor psikologis, berkonflik adalah kelas buruh dan pemodal.
mengabaikan konteks di mana gerakan Sedangkan dalam masyarakat yang
sosial muncul. Sedangkan Neil Smelser terprogram, antagonismenya lebih
kompleks.5 Ciri khas dalam masyarakat
2Porta dan Diani, Social Movement: An
Introduction (Second Edition), Oxford: Blackwell 5Alain Touriane, The Workers Movement,
Publishing,(2006), hlm. 1. (Cambridge: Cambridge University Press, 1987),
3 Ibid. hlm. 12 hlm. 127
4
Ibid. hlm. 7

10
Jurnal Pemikiran Sosiologi Vol. 3 No. 2, Agustus 2016

terprogramadalah produksi hal simbolik (1) Memiliki partisipan yang plural dari
atau kultural yang membentuk atau segi umur, gender, orientasi seksual
mentransformasikan representasi esensi atau profesi.
manusia dan dunia eksternal. Gagasan (2) Tak lagi menggunakan ideologi
Touraine bermaksud mengenali tipe (cara) sebagai alat pemersatu perjuangan,
produksi baru, kekuatan baru dan konflik tetapi cenderung menggunakan
sosial baru dalam masyarakat kontemporer. identitas dan nilai kultural yang
beragam. Ia cenderung menuntut
Kekuatan baru yang bisa diidentifikasi reformasi institusi untuk
adalah kelompok yang lahir dari memperbesar partisipasi publik
pertumbuhan sektor jasa, serta produksi dalam perumusan kebijakan.
pengetahuan/informasi yang melimpah. Mereka menginginkan
Mereka eksis sebagai profesional karena demokratisasi kehidupan, dan
level pendidikannya. Mereka memiliki menghapus dimensi politik di
kemampuan memproduksi pengetahuan masyarakat.
atau informasi untuk memaknai hal (3) Cenderung menggarap isu kultural
tertentu. Kemampuannya dalam hal yang berkaitan dengan identitas,
kultural membuatnya kerap beraktivitas seperti kepercayaan, nilai, simbol
berdasarkan identifikasi atau sistem makna dan makna yang menjadi sentimen
tertentu. Konflik sosial dalam hal ini solidaritas bersama, yang
cenderung berkutat di persoalan produksi membedakannya dengan kelompok
dan sirkulasi pengetahuan atau informasi, sosial lain.
kondisi sosial berbasis produksi dan (4) Relasi antarindividu dan kelompok
penggunaan pengetahuan atau informasi, tidak jelas. Beberapa gerakan sosial
dan konstruksi makna kaitannya dengan kontemporer bersifat aksi individu
identitas personal maupun kolektif.6 atau personal. Seperti gerakan hak
perempuan atau gay. Gerakan sosial
Aktor sosial yang berkonflik yakni mereka baru juga tidak memiliki basis dan
yang memiliki orientasi kultural yang struktur yang kaku. Beberapa
berbeda, dalam seperangkat kultural yang gerakan merupakan gerakan
membentuk ketimpangan relasi sosial penegasan diri. Contoh seperti
diantara mereka. Mereka berjuang dalam gerakan dalam peristiwa Mei 1968
arena produksi kultural, mengubah di Perancis.
seperangkat sistem makna, yang melaluinya (5) Gerakan sosial baru kerap
relasi sosial dimapankan. Touraine melibatkan aspek intimasi dan
menyebut konflik sosial baru ini yakni perasaan manusia. Seperti gerakan
antara kebijakan struktur ekonomi-politik kesehatan atau anti-rokok, gerakan
dengan partisipasi terhadapnya (kebijakan transformasi diri termasuk
negara dan partisipasi publik), atau mengubah perilaku fisik atau
kelompok masyarakat yang marjinal seksual. Ia bahkan berpengaruh
dengan yang dominan.7Gerakan sosial baru sampai pada kehidupan sehari-hari:
merupakan fenomena yang muncul dalam apa yang kita makan, apa yang kita
konflik sosial baru tersebut. Gerakan sosial pakai, apa yang kita nikmati.
baru memiliki beberapa ciri antara lain: (6) Gerakan sosial baru menunjukkan
pola mobilisasi anti-kekerasan dan
pembangkangan yang menantang
norma dominan dengan aksi
pertunjukan dramatis.
6 Porta dan Diani, Social Movement: An
(7) Pengorganisiran dan penyebaran
Introduction (Second Edition), (Oxford: Blackwell
Publishing,2006), hlm. 52-56 kelompok gerakan sosial baru
7Alain Touriane, The Postindustrial Society, (New berhubungan dengan krisis
York:Random House, 1971), hlm. 9. penyaluran partisipasi publik dalam

11
Jurnal Pemikiran Sosiologi Vol. 3 No. 2, Agustus 2016

sistem demokrasi. Krisis ini langsung atau tidak langsung, direncanakan


merupakan faktor motivasi bagi aksi atau tidak, tak dapat dipungkiri turut
kolektif dalam pencarian bentuk mendorong laju gerakan reformasi
alternatif partisipasi dalam Indonesia.
pembuatan kebijakan publik.
(8) Gerakan sosial baru bersifat Tentu ada banyak faktor pemicu atau
desentral, tersegmentasi dan pendorong gerakan reformasi 1998. Yang
menyebar. Bentuknya bervariasi perlu ditilik terkait dengan perkembangan
tergantung kebijakan otoritas lokal. industri, teknologi dan kapitalisme di
Diskusi dan perdebatan perihal zaman kontemporer adalah terbentuknya
kebijakan kerap mengukuhkan satu kelas baru. Ariel Heryanto
otonomi otoritas lokal terhadap mengidentifikasi adanya orang kaya baru
otoritas nasional.8 (new rich) di Indonesia yang turut
mengkonstruksi budaya dan kontestasi
identitas kelompok, melalui budaya
Gerakan Sosial Baru Indonesia: konsumsi, yang kemudian disebutnya
Reformasi 1998 sebagai kelas menegah (baru).10 Ariel
berpendapat bahwa konsumerisme dan
Perkembangan zaman turut mempengaruhi konsumsi yang tinggi turut memainkan
bagaimana gerakan dan aktivisme peranan penting dalam politik kultural
diorganisiruntuk memperkuat Indonesia kontemporer. Kelas menenengah
keefektifannya. Namun ia juga kerap baru itu diantaranya adalah kalangan
mendapat dukungan yang tidak alumni dari berbagai kampus, yang
direncanakan sebelumnya. Perkembangan perannya dalam gerakan reformasi 1998,
media dan kemajuan teknologi informasi tak bisa diabaikan. Mereka terutama terdiri
kerap terlibat dalam perjuangan sebuah dari kalangan profesional berusia di atas
gerakan. Semisal gerakan reformasi 1998. 40an. Sebagian besar adalah “mantan”
Hotman Siahaan, guru besar Universitas aktivis mahasiswa 1970/1980an.Karena
Airlangga Surabaya, mengatakan bahwa situasi krisis ekonomi, sebagian dari
televisi secara langsung atau tidak langsung mereka menderita karena bisnis yang
telah “memberi inspirasi kepada gerakan anjlok atau bangkrut. Tidak ada pilihan lain,
mahasiswa untuk ikut turun ke jalan…” kecuali menengok gerakan mahasiswa
Secara spesifik, Hotman, yang kala itu sebagai alternatif untuk memperbaiki
terlibat langsung dalam mobilisasi gerakan keadaan, baik karena motif-motif pribadi
mahasiswa di Universitas Airlangga, yang dilatari oleh kondisi ekonomi tersebut,
menyebutkan bahwa berita “Liputan 6” maupun motif idealisme sisa-sisa masa
SCTV menjadi referensi paling layak bagi mereka aktif dalam aktivisme politik tahun-
mahasiswa dalam merumuskan isu yang tahun 1970an dan awal 1980an. Apapun
harus dilontarkan dalam aksi demonstrasi latar belakangnya, pada akhirnya mereka
(pro Reformasi) di Surabaya.9Pada periode “turun gunung” dan bergabung dengan
1990an media, khususnya televisi swasta, mahasiswa. Beberepa kelompok mahasiswa
mulai berkembang di Indonesia. Ia secara bahkan mengendalikan, khususnya melalui
bantuan finansial pada gerakan
8
Hank Johnston, Enrique Larana dan Joseph R. mahasiswa.11
Gusfield, “Identities, Grievances and New Social
Movements”, dalam Hank Johnston dkk. (Ed),
New Social Movemnet: From Ideology to Identity, 10 Ariel Heryanto, “The Years of Living
(Philadelphia: Temple University Press, 1994), Luxuriously: Identity Politics of Indonesia’s New
hlm. 6-9 Rich, dalam Michael Pinches (Ed), Cultures and
9 Ishadi SK, Media dan Kekuasaan: Televisi di Privilege in Capitalist Asia, (London: Routledge,
Hari-Hari Terakhir Presiden Soeharto, (Jakarta: 1999), hlm. 159.
Penerbit Buku Kompas, 2014), hlm. 75 11 Hermawan Sulistyo, “Historiografi 1998

Revisited”, dalam AE Priyono dan Usman Hamid

12
Jurnal Pemikiran Sosiologi Vol. 3 No. 2, Agustus 2016

(6) Pemberian otonomi daerah seluas-


Tentang kelas mengengah juga tidak luasnya. Konsep Otonomi Daerah Yang
tunggal. Eep Saefulloh Fatah, dalam konteks Dilakukan Oleh Negara Indonesia.
gerakan reformasi 1998, menyebut
bangkitnya ‘kelas menengah politik’, yakni
anggota kelas terdidik di perkotaan yang Secara konseptual, inti tuntutan tersebut
menjadikan kritisisme sebagaii basis politik adalah demokratisasi dan desentralisasi
mereka. Kelas menengah politik berbeda sistem. Jean Couteau membandingkan
dari konsep kelas menengah yang lazim gerakan reformasi 1998 dengan
dalam ilmu sosial. Kelas menengah demonstrasi di Perancis 1968. Keduanya
membangun daya tawarnya vis a vis negara sama-sama menuntut demokratisasi dan
melalui modal. Kelas menengah politik desentralisasi sistem, serta membongkar
membangun daya tawarnya melalui kontradiksi sosial dan politik dalam negara
intelektualitas dan organisasi politik. kapitalis. Perbedaannya, demonstrasi
Merekalah yang menguatkan atau Perancis 1968 membongkar kontradiksi
mengeraskan gerakan sosial pada konteks tersebut dengan menelanjangi opresi
reformasi 1998. Mereka memiliki daya struktural-sistemik dalam masyarakat
tawar berupa moralitas untuk membangun seperti nilai tradisi keluarga, alienasi buruh,
sistem atau wacana masyarakat baru.12 konsumerisme dan invasi media massa
melalui jalur politik. Sedangkan reformasi
Daya tawar wacana dan moralitas baru dari 1998 membongkar kontradiksi dengan
kelompok kelas menengah politik bisa langsung menelanjangi sistem politik –
dilihat dari tuntutan reformasi. Secara represi rezim Soeharto, dan sistem sosio-
praktis, jika direkapitulasi, ada 6 tuntutan ekonomik – lembaga-lembaga negara yang
reformasi antara lain: KKN. Akibatnya gerakan protes ini
kelabakan, tuntutan demokratisasi kurang
(1) Penegakan supremasi hukum didukung dengan tawaran wacana untuk
(2) Pemberantasan KKN. Reformasi menghapus opresi sitemik. Opresi sistem
Birokrasi sebagai Syarat kapitalisme, nilai tradisi, agama tidak
Pemberantasan KKN dipertanyakan.13 Maka dari itu, identitas
(3) Pengadilan mantan Presiden Soeharto agama, pemodal, feodal masih tetap eksis
dan kroninya. dalam kursi politik. Maka yang ditawarkan
(4) Amandemen konstitusi. Upaya adalah reformasi yang berarti partisipasi
amandemen UUD Negara RI Tahun demokratis dalam sistem kapitalis, yang
1945 tidak hanya memperjuangkan melibatkan partisipan-partisipan yang
penguatan Dewan Perwakilan Daerah masih memegang teguh nilai tradisi, agama
(DPD), tetapi bertujuan mewujudkan dan kapital.
kedaulatan rakyat. Hal yang perlu
dilakukan adalah mengkaji ulang hasil Dalam hal strategi, bentuk pengorganisiran
amandemen keempat UUD 1945 gerakan reformasi tidak berdasar pada
sehingga perubahan lebih struktur organisasi yang terdiri dari divisi-
komprehensif guna mewujudkan cita- divisi kerja. Strategi yang diterapkan
cita negara yang ingin dicapai. mahasiswa adalah pembentukan kelompok-
(5) Pencabutan dwifungsi TNI/Polri kelompok aksi, di bawah berbagai nama dan

13Jean Couteau, “Gerakan Mei 1968”


(Ed), Merancang Arah Baru Demokrasi : (pengantar), dalam Patrick Seale dan Maureen
Indonesia Pasca-Reformasi (Jakarta: KPG, 2014) McConville, Pemberontakan Mahasiswa: Revolusi
Perancis Mei 1968, penerjemah Denny B.C.
12Eep Saefulloh Fatah, Catatan atas Gagalnya Hariandja, Cetakan 1, (Yogyakarta: Yayasan
Politik Orde Baru, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Litera Indonesia, 2000), hlm. xlvi-xlvii.
1998), hlm. xxx

13
Jurnal Pemikiran Sosiologi Vol. 3 No. 2, Agustus 2016

bendera, antara lain yang di Jakarta : FKSMJ representasi rakyat yang hanya bisa
(Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se- dikontrol saat pemilihan, dan demokrasi
Jakarta), Forkot (Forum Kota), Famred terorganisir yang berbasis mediasi oleh
(Front Aksi Mahasiswa Untuk Reformasi partai politik. Demokrasi langsung bersifat
dan Demokrasi), yang jumlah massanya partisipatoris, otoritasnya didelegasikan
mencapai ribuan. Sebagai “kelompok aksi,” untuk isu-isu tertentu yang berkaitan
kepemimpinan bersifat egaliter, non- dengan kepentingan publik, dengan syarat
permanen, dan sangat longgar. Suatu tuntutan kesetaraan dan perlindungan hak
strategi kepemimpinan massa yang cukup demokratis untuk minoritas. Ia bersifat
efektif, karena, misalnya, tidak ada yang desentral dan menekankan kebijakan atau
bisa mengklaim kepemimpinan formal. keputusan mesti diambil sedekat mungkin
Klaim kepemimpinan biasanya merupakan dengan kehidupan rakyat.15 Gerakan Bali
sumber perpecahan kelompok, karena tolak reklamasi menuntut pembatalan
berkaitan dengan eksistensi individual Pepres No 51 tahun 2014 tentang rencana
pemimpin maupun faksi-faksi di dalam tata ruang kawasan perkotaan Denpasar,
suatu kelompok.14 Badung, Gianyar, dan Tabanan. Gerakan
selamatkan rembang (SaveRembang)
Demokratisasi di Indonesia Melalui menuntut pembatalan izin-izin
Gerakan Sosial Baru pertambangan oleh pemerintah provinsi
Jawa Tengah.
Gerakan reformasi 1998 bisa dikatakan
membuka pintu demokratisasi dan Gerakan sosial merupakan bentuk
desentralisasi sistem di Indonesia. pembukaan ruang-ruang dalam penyaluran
Meskipun sistem demokrasi langsung baru aspirasi publik sebagai bentuk proses
diterapkan tahun 2004. Juga, meskipun demokratisasi. Bagaimana dengan
sistem demokrasi diinstal pada ‘folder’ pembukaan ruang seperti dalam gerakan
feodalisme, kapitalisme, agama dan tradisi. Koin Peduli Prita, gerakan kawan-kawan
Kita bisa melihat bagaimana dalam sistem change.org atau yang terbaru gerakan
demokrasi di Indonesia masih ada sistem donasi untuk ibu Saeni? Ada pembukaan
feodal/tradisi seperti di Yogyakarta dan ruang virtual dalam sebuah gerakan. Bagi
Solo, serta ada juga sistem syariah seperti di Porta dan Diani, ada perbedaan antara
Aceh. Tetapi setidaknya, gerakan sosial baru gerakan konsensus dengan gerakan
perlahan muncul sebagai efek konfliktual/gerakan sosial. Gerakan
demokratisasi dan dorongan kepada bentuk konsensus seperti donasi, atau relawan
demokrasi yang kerap disebut sebagai sosial, merupakan aksi kolektif yang tidak
demokrasi langsung. mengandung elemen konflik, dalam arti
konflik struktur sosial. Gerakan konsensus
Dalam demokrasi langsung, gerakan sosial tidak mensyaratkan lawan yang spesifik.
baru merupakan agen perubahan. Secara Solusi yang dituntut bukan perubahan
umum gerakan sosial muncul sebagai distribusi kekuasaan atau perubahan
bentuk ketidakpuasan dengan kebijakan struktur sosial, tetapi fokus kepada
yang ada. Bentuk keberhasilan gerakan pelayanan yang bersifat publik, swadaya.
sosial ditentukan dari sejauh mana serta pemberdayaan personal maupun
perubahan kebijakan mampu komunal. Sedangkan gerakan sosial
mengakomodasi tuntutan atau partisipasi memiliki ciri:
publik dalam perumusan kebijakan.
Gerakan sosial menegaskan demokrasi (1) Terlibat dalam relasi konfliktual
langsung yang dianggap lebih dekat dengan dengan lawan yang spesifik.
kepentingan publik daripada demokrasi (2) Hubungan dibentuk oleh jaringan
liberal, yang berbasis delegasi untuk informal yang solid.

14 Hermawan Sulistyo, ibid, 15 Porta dan Diani, ibid, hlm. 229-240

14
Jurnal Pemikiran Sosiologi Vol. 3 No. 2, Agustus 2016

(3) Berbagi identitas bersama. untuk menggalang dukungan melalui petisi,


serta menggunakan media sosial sebagai
promosi dan konsolidasi gerakan di
Perbedaanya lagi, gerakan sosial baru lapangan.
memiliki karakter utama yakni protes
publik yang damai/non-kekerasan, yang Proses demokratisasi, menurut Heru
membedakannya dengan gerakan politik Nugroho, bisa dilakukan melalui dua fokus.
melalui jalur partisipasi publik Pertama kompetisi, kedua partisipasi.17
konvensional seperti voting atau lobi dalam Proses demokratisasi melalui gerakan sosial
perwakilan politik. 16 baru bergerak di jalan partisipasi, yang
mendorong peningkatan jumlah warga yang
Strategi gerakan sosial baru turut memperoleh hak-hak politik dan
memunculkan nilai dan bahasa simbolik kebebasan. Hak-hak warga yang
tertentu. Kalau di Barat, nilai-nilai yang diperjuangkan kaitannya dengan gerakan
digunakan dalam gerakan sosial adalah sosial baru antara lain perjuangan untuk
wacana untuk membongkar opresi modern membuat subyek penguasa berhubungan
seperti kapitalisme, tradisi keluarga, dengan kehendak para pemilih atau publik
seksualitas, agama atau media massa. dan perjuangan bagi terciptanya emansipasi
Sehingga wacana yang muncul adalah bagi sekelompok masyarakat marginal yang
feminisme, liberalisme, neo-marxist. masih bergantung pada kelompok dominan.
Sedangkan gerakan sosial baru di Indonesia
yang belum tuntas membongkar opresi Penutup
kultural, justru menggunakan nilai opresi
kultural seperti nilai-nilai tradisi sebagai Reformasi 1998 merupakan pintu masuk
titik tolak perjuangannya, serta sebagai menuju babak baru tradisi demokrasi
kohesi solidaritasnya. Nilai kultural yang Indonesia. Agenda selanjutnya lebih
opresif bagi Barat, sebaliknya digunakan panjang dan tak mudah, yakni proses
oleh gerakan sosial Indonesia untuk mengubah tatanan yang tradisional menjadi
membongkar opresi ketidakadilan. Gerakan demokratis. Proses demokratisasi Indonesia
selamatkan Rembang memunculkan menempuh jalan terjal karena masih belum
nilai/filosofi kejawen perihal hubungan menuntaskan opresi-opresi tradisional.
antara manusia dengan alam. Gerakan Bali Demokratisasi di Indonesia cenderung
tolak Reklamasi memunculkan nilai-nilai mengarah ke demokratisasi kapitalisme,
adat seperti puputan (perang habis-habisan demokrasi feodalisme dan demokratsasi
sampai mati). agama. Nilai-nilai tradisi tidak
dipertanyakan, hanya mengalami
Peran media, khususnya kemajuan demokratisasi dengan masih memegang
teknologi informasi, tak bisa diabaikan teguh nilai-nilai tradisi. Setidaknya hal ini
dalam proses perjuangan gerakan. tercermin dari bentuk gerakan sosial baru
Kehadiran media sosial seperti facebook di Indonesia.
atau twitter memungkinkan untuk
dmanfaatkan sebagai ruang konsolidasi Gerakan sosial baru di Indonesia berbeda
gerakan, promosi, diskusi publik. Media dengan model Barat karena mereka lahir
sosial seakan-akan sudah menjadi bagian dalam konteks yang berbeda pula. Gerakan
dari setiap gerakan sosial baru. Pembukaan sosial baru di Barat menggunakan wacana
ruang virtual dalam hal ini bersifat pembebasan terhadap opresi kultural dan
komplementer dengan aksi konkrit di
lapangan. Gerakan Bali Tolak Reklamasi 17Heru Nugroho, “Demokrasi dan
dan Gerakan Selamatkan Rembang turut
Demokratisasi:Sebuah Kerangka Konseptual
menggunakan ruang virtual change.org untuk Memahami Dinamika Sosial-Politik di
Indonesia”, Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 1
16Ibid, hlm. 20-23. No.1 Mei 2012, hlm 3-4.

15
Jurnal Pemikiran Sosiologi Vol. 3 No. 2, Agustus 2016

tradisional. Sedangkan di Indonesia gerakan Nugroho, Heru. (2012). “Demokrasi dan


sosial baru justru menggunakan nilai-nilai Demokratisasi:Sebuah Kerangka
kultural dan tradisional untuk melawan Konseptual untuk Memahami Dinamika
dominasi, kebijakan pemerintah yang Sosial-Politik di Indonesia”, Jurnal
opresif. Tentu ini baru pengamatan awal. Pemikiran Sosiologi Volume 1 No.1 Mei
Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk 2012.
menelusuri gerakan sosial baru Indonesia
yang memiliki kompleksitas kultural dan Porta dan Diani. (2006). Social Movement:
konteks yang berbeda dengan Barat, tetapi An Introduction (Second Edition), Oxford:
memiliki semangat yang sama dalam Blackwell Publishing.
menghapus ketertindasan, ketidakadilan
dan ketimpangan sosial. Gerakan sosial Sulistyo, Hermawan, “Historiografi 1998
Indonesia tak lepas dari bentuk dan proses Revisited”, dalam AE Priyono dan Usman
demokratisasi di Indonesia, yang di dalam Hamid (Ed). (2014). Merancang Arah Baru
sistem demokrasi mengandung partisipan- Demokrasi : Indonesia Pasca-Reformasi,
partisipan tradisional. Gerakan sosial di Jakarta: KPG.
Indonesia melawan para partisipan
tradisional ini dengan jalur partisipasi Touriane, Alain(1987). The Workers
publik dalam kebijakan pemerintah. Movement, Cambridge: Cambridge
University Press.

Daftar Pustaka Touriane, Alain. (1971).The Postindustrial


Society, New York:Random House.
Couteau, Jean, “Gerakan Mei 1968”
(pengantar), dalam Patrick Seale dan
Maureen McConville.(2000).Pemberontakan
Mahasiswa: Revolusi Perancis Mei 1968,
penerjemah Denny B.C. Hariandja, Cetakan
1, Yogyakarta: Yayasan Litera Indonesia.

Fatah, Eep Saefulloh.(1998).Catatan atas


Gagalnya Politik Orde Baru, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Heryanto, Ariel, “The Years of Living


Luxuriously: Identity Politics of Indonesia’s
New Rich, dalam Michael Pinches
(Ed).(1999).Cultures and Privilege in
Capitalist Asia, London: Routledge.

Ishadi SK. (2014).Media dan Kekuasaan:


Televisi di Hari-Hari Terakhir Presiden
Soeharto, Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Johnston, Larana dan Gusfield,“Identities,


Grievances and New Social Movements”,
dalam Johnston. Hank dkk (Ed). (1994).
New Social Movemnet: From Ideology to
Identity, Philadelphia: Temple University
Press.

16

Anda mungkin juga menyukai