Anda di halaman 1dari 11

1.

1 Pengertian

Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen ( O2 ) ke dalam sistem (


Kimia dan Fisika ). Penambahan oksigen kedalam tubuh dapat dilakukan
secara alami dengan cara bernafas. Pernapasan atau respirasi merupakan
proses pertukaran gas antara individu dan lingkungannya. Pada saaat
bernapas tubuh menghirup udara untuk mendapatkan oksigen dari lingkungan
dan menghembuskan udara untuk mengeluarkan karbon dioksidake
lingkungan( Saputra, 2013)
Oksigen adalah kebutuhan dasar manusia, tempat metabolisme sel
tubuh, mempertahankan aktivitas berbagai organ atau sel (Carpeniti – Moyet,
2006).
Oksigenasi adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme untuk mempertahankan hidup seluruh sel tubuh ( Tarwito
dan Wartonah, 2006 ).

1.2 Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan oksigenasi
menurut NANDA (2013), yaitu hiperventilasi, hipoventilasi, deformitas
tulang dinding dada, nyeri, cemas, penurunan energy, kelelahan, kerusakan
neuromuskular, obesitas, posisi tubuh , kelelahan otot pernapasan.

1.3 Kebutuhan Fisiologis


a. Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam
alveoli atausebaliknya. Proses ventilasi dipengaruhi oleh beberapa hal
yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin
tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah, demikian sebaliknya,
semakin rendah tekanan udara semakin tinggi. Proses ventilasi
dipegaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
1) Perbedaan tekanan udara antara atmosfer dan paru-paru
2) Jalan napas yang bersih
3) kemampuan thoraks mengembang dan kontraksi dengan baik.
b. Difusi Gas
Pada Oksigen memasuki alveoli terjadi proses difusi gas yaitu pertukaran
antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan CO2 di kapiler dengan
alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu luas
permukaan paru, tebal membran respirasi, permeabilitas yang terdiri atas
epitel alveoli dan interstinal ( keduanya dapat mempengaruhi proses
difusi apabila terjadi proses penebalan ).
c. Transportasi Gas
Tranportasi gas merupakan proses distribusi O2 kapiler ke jaringan tubuh
dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Transportasi gas dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu curah jantung ( Cardiac Output ), kondisi
pembuluh darah, latihan ( Excercise ). Perbandingan sel darah dengan
darah secara keseluruhan ( Hematokrit ) serta elektrolit dan HB (
Hemoglobin ).

1.3 Faktor Yang Mempengaruhi


a. Gaya Hidup
Kebiasaan merokok akan mempengaruhi status oksigenasi seseorang.
Nikotin pada rokok menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah
koroner, akibatnya suplai darah ke jaringan menurun Lingkungan
b. Aktifitas
Aktifitas fisik seperti berolahraga akan meningkatkan Heart Rate dan
Respiratory Rate dan hal ini akan memenuhi kebutuhan oksigenasi.
c. Emosi
Emosi akan merangsang saraf simpatis sehingga akan meningkatkan
Heart Rate dan Respiratory Rate.
d. Status Kesehatan
Pada orang yang sehat, sistem kardiovaskuler dan respirasi berfungsi
dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh secara
adequat. Sebaliknya orang yang mempunyai penyakit jantung dan
penyakit saluran pernafasan / dapat mengalami kesulitan dalam
pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.

1.4 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu :
a. Photo Toraks
b. Pemeriksaan gas darah arteri : untuk memberikan informasi tentang disfusi
gas melalui membran kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
c. Oksimetri : untuk mengukur saturasi oksigen kapiler.
d. Pemeriksaan sinar X dada : untuk pemeriksaan, massa, fraktur, dan adanya
cairan
e. Bronkoskopi : untuk memperoleh sampel sampel sputum/ benda asing
yang menghambat jalan nafas..
f. Fluoroskopi : untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal.
g. Pemeriksaan sampel dahak BTA

1.5 Penatalaksanaan
1.5.1 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
a. Pemberian jalan nafas
b. Latihan batuk efektif
c. Suctioning
d. Jalan nafas buatan
1.5.2 Ketidakefektifan pola nafas
a. Atur posisi pasien (semi fowler)
b. Pemberian oksigen
c. Tekhnik bernafas dan relaksasi
1.5.3 Gangguan pertukaran gas
a. Atur posisi pasien (semi fowler)
b. Pemberian oksigen
c. Suctioning
1.6 PATHWAY
Invasi bakteri tuberkolosis

Infeksi primer

Bakteri dorman

Bakteri aktif beberapa tahun kemudian

Reaksi infeksi dan inflamasi,


Dan merusak parenkim paru

Produksi sekret Perubahan cairan Kerusakan membran


Diparu intrapleura alveolar- kapiler merusak
pleura
Nafas berat
Dorongan batuk Atelektasis
Penggunaan otot bantu
nafas Sesak
Jalan nafas terganggu
karena produksi sekret Pertukaran O2 dan CO2
Keteidakefektifan
tidak optimal
pola nafas
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas Gangguan pertukaran
gas
1.7 Macam-macam masker untuk terapi okisigen
No Jenis alat Konsntrasi Aliran oksigen
oksigen
1 Nasal kanul 24-32% 2-4 LPM
2 Simple Face Mask 35%-60% 6-8
3 Partial Rebreathing Mask 35-80% 8-12 LPM
4 Non Rebreathing 50-95/100% 8-15 LPM
5 BVM dengan oksigen 40-60%
6 BVM dengan resevoir 100% 8-10 lLPM

1.8 Konsep Keperawatan


1.8.1 Pengkajian
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
1) Pasien mengeluh sesak nafas
2) Pasien tidak mampu mengeluarkan sekret
3) Pasien bernafas dangkal
4) Terdapat bunyi nafas tambahan
5) Pasien tampak bernafas dengan mulut
6) Adanya cuping hidung saat bernafas
7) Penggunaan obat bantu untuk pernafasan
8) Pasien tidak mampu batuk efektif
b. Pola nafas tidak efektif
1) Pasien merasakan berat saat bernafas
2) Irama nafas tidak efektif
3) Orthopnea
4) Pernafasan disritmia dan catergi
c. Gangguan pertukaran gas
1) Pasien mengeluh pusing dan nyeri kepala
2) Pasien mengeluh susah untuk tidur
3) Pasien merasa cepat lelah
4) Pasien terlihat pucat
5) Perubahan pada nadi
1.8.2 Pemeriksaan fisik
a. Mata
1) Konjungtiva pucat (anemis)
b. Kulit
1) Sianosis perifer
2) Penurunan turgor kulit
3) Edema
4) Edema peritonial
c. Jari dan kuku
1) Kuku terlihat pucat
2) Capillary refil time > 2 detik
d. Mulut dan bibir
1) Adanya pernafasan menggunakan mulut
2) Terlihat pucat pada bibir
e. Hidung
1) Adanya pernafasan menggunakan cuping hidung
f. Dada
1) terlihat retraksi intercostae
2) retraksi suprasternal
3) tanda – tanda dispnea

1.8.3 Asuhan keperawatan


a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas : ketidakmampuan untuk
membersihkan secret atau obstruksi saluran nafas guna
mempertahankan jalan nafas yang bersih.
1) Batasan karakteristik
a) Dispnea/ sesak
b) Suara nafas tambahan
c) Batuk tidak efektif
2) Faktor yang berhubungan
a) Merokok
b) Perokok pasif
c) Spasme jalan nafas
d) Mukus berlebihan
e) Terdapat benda asing
f) Retensi secret
g) Adanya jalan nafas buatan
h) Asma
i) Trauma, dll.
b. Ketidakefektifan pola nafas : inspirasi dan ekspirasi yang tidak
memberika ventilasi yang adekuat.
1) Batasan karakteristik
a) Dispnea/ sesak
b) Nafas pendek
c) Retraksi dinding dada
d) Pernafasan cuping hidung
2) Faktor yang berhubungan
a) Ansietas
b) Posisi tubuh
c) Nyeri
d) Hiperventilasi
c. Gangguan pertukaran gas : kelebihan atau defisit pada oksigenasi
atau eliminasi CO2 pada membran alveolar – kapiler.
1) Batasan karakteristik
a) Ph darah/ arteri abnormal
b) Ph arteri abnormal
c) Dispnea
d) Peurunan karbondioksida
2) Faktor yang berhubungan
a) Ventilasi – perfusi
b) Perubahan membran alveolar – kapiler, dll.

Nilai normal Analisa Gas Darah adalah berikut :


a. PH darah normal (arteri) : 7,38 – 7,42
b. PO2 (tekanan parsial) : 70 – 100 mmHg
c. PCO2 (tekanan parsial) : 38 – 42 mmHg
d. Saturasi oksigen : 94 – 100 %
e. Bikarbonat (HCO3) : 22 – 28 miliequivalent/ liter

Hasil abnormal dapat menjadi tanda dari kondisi medis tertentu :


a. PH darah < 7,4
Bikarbonat : rendah => asidosis metabolik
PCO2 : rendah
b. PH darah < 7,4
Bikarbonat : tinggi => asidosis respiratorik
PCO2 : tinggi
c. PH darah > 7,4
Bikarbonat : tinggi => alkalosis metabolik
PCO2 : tinggi
d. PH darah > 7,4
Bikarbonat : rendah => alkalosis respiratorik
PC02 : rendah

1.7 Kriteria Hasil dan Intervensi


Diagnosa NOC NIC
Ketidakefektifan Tujuan : Manajemen nafas buatan
bersihan jalan (3040 )
Setelah dilakukan tidakan keperawatan
nafas
selama 2 x 24 jam, ketidakefektifan 1. Posisikan posisi
bersihan jalan nafas teratasi untuk
memaksimalkan
Kriteria Hasil : posisi
Status pernafasan (0415) 2. Intruksikan
bagaimana agar bisa
batuk efektif
3. Motivasi pasien
Kode Indikator S.A. S.T. untuk bernafas pelan
04151 Dispnea saat 3 5 4. Batuk dan dorong
spirameter
istirahat
sebagaimana
041522 Suara nafas 3 5
mestinya
tambahan
041531 Batuk 3 5
Keterangan :
1 : Devisiasi berat
2 : Devisiasi cukup berat
3 : Devisiasi sedang
4 : Devisiasi ringan
5 : Tidak ada devisiasi
Ketidakefektifan Tujuan : Manajemen jalan nafas
pola nafas Setelah dilakukan tindakan (3108)
keperawatan selama 2 x 24 jam
Aktifitas
ketidakefektifan pola nafas teratasi
1. Lakukan fisioterapi
Kriteria hasil :
dada
Status pernafasan (0415) 2. Monitor status
pernafasan dan
Kode Indikator S.A. S.T. oksigenasi
sebagaimana
04151 Dispnea saat 3 5
mestinya
istirahat Managemen asma (3210)
041511 Retraksi 3 5
dinding dada Aktivitas
041529 Pernafasan 3 5
cuping hidung 1. Ajarkan teknik yang
tepat untuk
penggunaan
Keterangan : pengobatan dan obat
1 : devisiasi berat (mobilizer inhaler)
2 : devisiasi cukup berat 2. Ajarkan teknik
3 : devisiasi sedang pernafasan ( relaksasi
4 : devisiasi sedikit )
5 : devisiasi tidak ada
Gangguan Tujuan : Managemen pernafasan
pertukaran gas (3350)
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam Aktifitas
gangguan pertukaran gas teratasi
1. Catat perubahan dan
Kriteria hasil : saturasi O2 volume
tidal akhir CO2 dan
Status pernafasan : pertukaran gas perubahan nilai
(0402) analisa gas darah
dengan tepat
Kode Indikator S.A. S.T.

040208 Tekanan 2 5 2. Monitor kemungkinan


parsial O2 penyebab terjadinya
didaerah arteri kelebihan asam
(PaO2) karbonat dan asidosis
040210 pH arteri 1 5 respiratorik (misal
obstruksi jalan nafas,
040211 Saturasi 2 5 devisiensi ventilasi)
oksigen

Keterangan :
1= berat dari kisaran normal
2= cukup berat dai kisaran normal
3= sedang dari kisaran normal
4= ringan dari kisaran normal
5= normal
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria et all. 2016 . Nursing Interventions Classification ( NIC ).


Jakarta : Mocomedia
Capernito Moyet, Linda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta:
ECG
Heather, Herdman T. 2015 . Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta : EGC
Mubarok, Wahit Iqbal. 2007 . Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan
Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC Widkinson

Moorhead, Sue et all. 2016 . Nursing Outcomes Classification ( NOC ). Jakarta :


Mocomedia
Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika

Saputra. 2013.Kebutuhan Dasar Mnusia. Tanggerang selatan: BINARUPA


AKSARA

Anda mungkin juga menyukai