Ford Pinto merupakan sebuah mobil yang diproduksi oleh Ford Motor Company
pada tahun 1971 sampai dengan 1980an. Sebagai mobil yang kompak dengan berat 816
kg yang di jual dengan harga kurang lebih US$2.000 atau sekitar Rp18 juta. Nama mobil
Ada suatu kontroversi dalam peluncuran mobil ini. Seputar keselamatan desain
Ford pinto. Ford pinto pada era 70an menarik 1,5 juta produknya dari pasar akibat
kesalahan produksi tanki bahan bakar. Mobil ini memiliki kekurangan pada bagian
knalpotnya. Mobil ini hampir selalu mengeluarkan percikan api pada kecepatan tinggi.
Tentu saja mobil ini akan membuat pengguna jalan lain khususnya yang berada tepat di
belakangnya khawatir.
Kasus Ford pinto bermula dari kesengajaan perusahaan mendesain mobil seperti
itu dengan maksud mendapat keuntungan yang besar. Dibandingkan dengan lainnya,
tempat duduk Ford Pinto sangat rendah. Pada tahun 1960‐an, posisi ford dipasar mobil
mengalami penurunan besar akibat persaingan dari produsen mobil luar negeri
hemat bahan bakar. Strateginya difokuskan pada proses desain pemanufakturan dan
dan ini lebih rentan terhadap kebocoran akibat tabrakan dari belakang, namun manajer
Ford memutuskan untuk tetap memproduksi Pinto karena alas an. Pertama, mesin
mobil ini memenuhi standar hokum dan peraturan pemerintah. Kedua, manajer Ford
merasa bahwa mobil ini memiliki tingkat keamanan yang sebanding dengan mobil‐
mobil yang diproduksi perusahaan lain. Ketiga, menurut studi biaya keuntungan
internal yang dilakukan oleh Ford, biaya modifikasi Pinto tidak bisa ditutupi oleh
keuntungan yang diraih.
Manajer ford mengubah biaya dan keuntungan menjadi biaya dan keuntungan
ekonomi seperti biaya medis, kerugian material,dan lain‐lain dan semua dinilai dalam
uang. Tapi keuntungan yang diperoleh dari suatu tindakan dapat mencakup hal‐hal
biaya dapat mencakup kerugian‐kerugian yang tidak diinginkan seperti kematian para
untuk semua teori yang mendukung pemilihan tindakan atau kebijakan yang
2. Modus
Pada awal tahun 1960‐an, posisi ford dipasar mobil mengalami penurunan besar
akibat persaingan dari produser mobil luar negeri khususnya dari perusahaan jepang
yang memproduksi mobil kecil dan hemat bahan bakar, direktur Ford berusaha mati‐
matian untuk memperoleh kembali Pangsa pasar mobil. Strateginya di fokuskan pada
proses desain, pemanufakturan dan penjualan yang cepat atas sebuah mobil baruʺ
PINTOʺ sebuah mobil murah dengan berat kurang dari 2000 pon harganya tidak lebih
dari $ 2000 dipasarkan dalam waktu dua tahun karena Pinto merupakan proyek yang
ketimbang desain teknis. model desain pinto mengharuskan pemasangan tangki bensin
di belakang gardan, ini lebih rentan terhadap kebocoran tabrakan dari belakang saat
model awal di uji mengalami tabrakan saat di tabrak dari belakang dengan kecepatan 2
mil atau lebih tangki bahan bakar kadang pecah dan bensinnya masuk keruang
Keputusan Ford untuk melanjutkan produksi dan penjualan model Pinto, dalam
kondisi cacat nya, diputuskan oleh perusahaan dengan melakukan “Analisis biaya
manfaat”. Diperkirakan biaya yang diharapkan memproduksi Pinto dengan dan tanpa
modifikasi tangki bahan bakar:
Satuan biaya hasil kecelakaan (dengan asumsi keluar dari pemukiman pengadilan):
3. Dampak
Pada tanggal 10 Agustus 1978, sebuah Ford Pinto ditabrak dari belakang di jalan
raya Indiana. Hantaman tabrakan itu menyebabkan tangki bahan bakar Pinto pecah,
meledak dan terbakar. Hal ini mengakibatkan kematian tiga remaja putri yang berada
di dalam mobil itu. Kejadian ini bukan pertama kalinya Pinto terbakar akibat tabrakan
dari belakang.
Pada tanggal 28 Mei 1972, Mrs Gray, dan Richard Grimshaw, mengendarai pinto
menyebabkan ditabraknya mobil tersebut oleh driver dari Ford Galaxie yang tidak
mampu untuk menghindari bertabrakan dengan Pinto. Dampaknya Pinto terbakar dan
interior dilalap api. Mrs Gray meninggal beberapa hari kemudian dari gagal jantung
kongestif akibat luka bakar. Grimshaw berhasil bertahan hidup, mengalami luka bakar
dan harus operasi dan cangkok kulit serta harus menjalani operasi tambahan selama 10
tahun ke depan. Dia kehilangan bagian dari beberapa jari di tangan kirinya dan bagian
dari telinga kirinya, sementara wajahnya diperlukan banyak cangkok kulit dari
Dalam tujuh tahun sejak peluncuran pinto, sudah ada 50 tuntutan hukum yang
berhubungan dengan tabrakan dari belakang. Mesikpun demikian, kali ini ford
anggotanya dalam menjalankan praktik profesinya bagi masyarakat. Dalam kongresnya tahun
1973, IAI untuk pertama kalinya menetapkan Kode Etik bagi profesi Akuntan di Indonesia.
Pembahasan mengenai kode etik IAI ditetapkan dalam Kongres VIII tahun 1998.
Dalam kode etik yang berlaku sejak tahun 1998, IAI menetapkan delapan prinsip etika
yang berlaku bagi seluruh anggota IAI dan seluruh kompartemennya. Setiap kompartemen
menjabarkan 8 (delapan) Prinsip Etika ke dalam Aturan Etika yang berlaku secara khusus bagi
anggota IAI. Setiap anggota IAI, khususnya untuk Kompartemen Akuntansi Sektor Publik
harus mematuhi delapan Prinsip Etika dalam Kode Etika IAI beserta Aturan Etikanya, yakni:
2. Kepentingan Publik
3. Integritas
merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang
4. Objektivitas
Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan
jujur, secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan
kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain. Setiap anggota harus menjaga
profesionalnya.
Pencapaian ini pada awalnya memerlukan standar pendidikan umum yang tinggi,
diikuti oleh pendidikan khusus, pelatihan dan ujian profesional dalam subjek‐
subjek yang relevan. Hal ini menjadi pola pengembangan yang normal untuk
anggota.
6. Kerahasiaan
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
staff di bawah pengawasannya dan orang‐ orang yang diminta nasihat dan bantuannya
7. Perilaku Profesional
Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus
dipenuhi oleh amggota sebgai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa,
pihak ketiga, anggota yang lain, staff, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis
dan standar professional yang relevan. Standar teknis dan standar professional yang
harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh IAI, International
relevan.
seorang akuntan dalam kasus ini. Yang terlibat dalam kasus ford pinto adalah desainer /
engineer, dan BOD. Berkaitan hal tersebut, dengan menggunakan kedelapan indikator kode
etik akuntan diatas, menurut kelompok kami, etika profesi yang di langgar adalah :
dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Tidak sesuai
memproduksi mobil ford. Sehingga mengabaikan standar teknis dari safety car.
2. Tanggung Jawab profesi : Dalam kasus ford pinto ini, manajemen tidak
ford pinto dan tidak memperbaiki kecatatan tersebut. Bahkan manajemen sudah
mengetahui hasil uji tabrak ford pinto yang setiap kali ditabrak akan
menghasilkan percikan api namun dihiraukan, dan lebih melihat kepada profit
yang di hasilkan.
Dimana manajemen tidak bersikap jujur dan berterus terang atas kecacatan
design ford pinto, sehingga mengorbankan para pembeli mobil ford pinto.
ford pinto.
design mobil ford pinto. Bahkan manajemen lebih memilih membayar ganti rugi
akibat kecelakaan ford pinto daripada harus memperbaiki tangki bahar bakar,
rugi akibat kecelakaan ford pinto. Sehingga dalam hal ini, manajemen seolah –
olah tidak memperhatikan keselamatan para pengemudi ford pinto, dan lebih
mementingkan profit.
Jika kami sebagai CEO perusahaan, maka langkah solutif dan perbaikan yang kami
lakukan adalah:
produksi dan melakukan perbaikan atas design yang cacat tersebut. Dan melakukan ganti
rugi terkait kecelakaan yang disebabkan oleh Ford Pinto.
2. Mengevaluasi dan Menerapkan SOP yang berprinsip kepada etika profesi dan bisnis
produksi agar lebih efisien sehingga harga yang dipasarkan dapat bersaing dengan
kualitas terbaik.