Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL LAPORAN AKHIR

PEMBUATAN BIOETANOL DARI KULIT SINGKONG


DENGAN PROSES FERMENTASI

Diusulkan sebagai persyaratan pelaksanaan kegiatan


Tugas Akhir Pendidikan Sarjana Terapan (DIV)
Pada Jurusan Teknik Kimia Program Studi Teknik Energi

OLEH :

ADELLA RAHMAWATI
0616 4041 1918

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


PALEMBANG
2019

i
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL LAPORAN AKHIR

PEMBUATAN BIOETANOL DARI KULIT SINGKONG DENGAN PROSES


FERMENTASI

OLEH :

ADELLA RAHMAWATI
0616 4041 1918

Palembang, tgl bulan 20.....


Pembimbing I, Pembimbing II,

(.......Nama............) (............Nama..............)
NIDN NIDN

ii
LEMBAR ASISTENSI LAPORAN AKHIR
NAMA : ADELLA RAHMAWATI
NIM : 0616 4041 1918
JUDUL : PEMBUATAN BIOETHANOL DARI KULIT
SINGKONG MELALUI PROSES FERMENTASI
PEMBIMBING I / II :

No Tanggal Materi/Topik Paraf Keterangan


1
2
3
4
5
6
7
8
9
Dst

Mengetahui,
Ketua Program Studi
Sarjana Terapan DIV

(Ir. Arizal Aswan, M.T.)


NIP19580424199303101

DAFTAR ISI

iii
HALAMAN JUDUL ......................................................................................…………….i
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................…………….ii
LEMBAR ASISTENSI ..................................................................................…………….iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................…………….iv
DAFTAR TABEL ...........................................................................................…………….v
RINGKASAN .................................................................................................…………….vii
BAB 1. PENDAHULUAN ..............................................................................………….. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................…………… 1
1.2 Perumusan Masalah ....................................................................…………… 2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................…………… 2
1.3 Manfaat Penelitian ......................................................................…………… 2
1.3 Relavansi Penelitian.......................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................…………… 3
2.1 Singkong .....................................................................................…………… 3
2.2 Bioetanol......................................................................................…………… 3
2.2.1. Rumus Kimia Bioetanol.........................................................…………… 4
2.2.1. Manfaat Bioetanol.................................................................…………… 4
2.3 Fermentasi...................................................................................…………… 4
2.2.1. Fungsi Fermentasi..................................................................…………… 5
2.2.1. Jenis-jenis Fermentasi............................................................…………… 5
2.2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Fermentasi......................…………… 6
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN .....................................................…………… 7
3.1 Waktu dan Tempat ......................................................................…………… 7
3.2 Alat yang Digunakan ..................................................................…………… 7
3.3 Bahan yang Digunakan ...............................................................…………… 7
3.4 Prosedur Percobaan ....................................................................…………… 8
3.6 Kerangka Data Pengamatan .......................................................…………… 9
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ..........................................…………… 11
4.1 Perkiraan Biaya Penelitian .........................................................…………… 11
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................…………… 12

DAFTAR TABEL

iv
1. Perubahan warna larutan setelah hidrolisis .......................................…………… 9
2. Analisis kadar glukosa hasil hidrolisis.................................................…………… 10
3. Analisis kadar etanol hasil fermentasi.................................................…………… 10
4. Perkiraan biaya......................................................................................…………… 11

RINGKASAN

Kulit singkong, (Manihot Esculenta Cranz atau Manihot utilissima) merupakan limbah
utama pangan. Setiap kilogram singkong dapat menghasilkan 15-20% kulit singkong.

v
Kandungan pati kulit singkong yang cukup tinggi, memungkinkan digunakan sebagai sumber
energi bagi mikroorganisme.
Sampel kulit singkong pada tahap pendahuluan didelignifikasi untuk menghilangkan
lignin karena lignin merupakan polimer yang memiliki dinding yang kokoh sehingga dapat
menghambat proses hidrolisis dan menghambat pertumbuhan mikroba dalam proses
fermentasi (Gunam dkk., 2010). Proses delignifikasi dalam penelitian ini menggunakan
larutan NaOH 10% karena selain larutan ini dapat melarutkan lignin dan hemiselulosa juga
dapat menyebabkan pengembangan struktur selulosa, sehingga selulosa dalam jaringan dapat
dibebaskan (Fitriani dkk., 2013). Akibat proses delignifikasi ini menyebabkan perubahan
warna pada serbuk kulit singkong dari coklat menjadi coklat tua dan massanya mengalami
penurunan dari 180 gram menjadi 153 gram.
Serbuk kulit singkong dari hasil delignifikasi dicuci kemudian dioven pada suhu 65
oC selama 2 jam untuk menghilangkan kadar air dan selanjutnya dihaluskan kembali untuk
dihidrolisis. Proses hidrolisis dilakukan sebanyak 4 kali perlakuan dengan masing-masing
ditambahkan larutan HCl 15%, HCl 7%, H2SO4 15% dan H2SO4 7%. Penggunaan jenis dan
kosentrasi asam yang berbeda adalah untuk mengetahui asam yang baik untuk menghidrolisis
pati. Hidrolisis dilakukan selama 2,5 jam pada suhu 100 oC. Hidrolisis menyebabkan
perubahan warna pada sampel.

vi
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Bahan bakar fosil yang digunakan sebagai sumber energi dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan tersebut berupa emisi CO2 dan
pemanasan global, gas rumah kaca seperti CO2, CH4, dan NO2 yang dapat membentuk
lapisan di atmosfir sehingga menahan panas yang akan keluar dari bumi akibatnya
atmosfir bumi semakin panas (Sunarman & Juhana, 2013).
Penggunaan bahan bakar fosil selain mencemari lingkungan juga memiliki
ketersediaan yang terbatas, sehingga menyebabkan krisis energi dunia. Krisis energi dunia
merupakan masalah yang sedang dihadapi banyak negara termasuk Indonesia. Krisis ini
terjadi akibat ketergantungan pemenuhan energi bahan bakar yang digunakan berasal dari
bahan bakar fosil. Masalah ini dapat diatasi dengan upaya pemanfaatan sumber energi
alternatif untuk dijadikan sebagai bahan bakar (Haryono dkk., 2010). Energi bahan bakar
alternatif salah satunya adalah bioetanol yang dapat diproduksi dari bahan yang
mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi glukosa dengan menggunakan ragi
saccharomyces cerevisiae (Sriwulan, 2012).
Bahan yang mengandung karbohidrat dapat diperoleh dari umbi-umbian misalnya
singkong (manihot esculenta crantz atau manihot utilisima). Singkong merupakan
tanaman dalam family Euphorbiaceae dan tergolong tanaman tropis. Masyarakat umum
telah menggunakan umbi singkong untuk produksi tepung tapioka dan sebagai pengganti
makanan pokok.
Kulit singkong merupakan bagian kulit luar umbi singkong, tidak digunakan pada
waktu penggunaan umbi singkong, hanya dijadikan untuk bahan pakan ternak. Tanaman
singkong di Indonesia banyak diproduksi dan kulit singkong tersedia dalam jumlah yang
sangat banyak dan belum dimanfaatkan dengan baik. Penggunaan singkong sebanyak 18,9
juta ton per tahun. Berarti limbah kulit dalam yang berwarna putih dapat mencapai 1,5-2,8
juta ton sedangkan limbah kulit luar yang berwarna coklat mencapai 0,04-0,09 juta ton
(Hikmiyati & Yantie, 2008).
Limbah kulit singkong dapat dijadikan sebagai sumber energi berupa etanol.
Kebutuhan ethanol semakin meningkat baik sebagai pelarut, desinfektan, bahan baku
pabrik kimia maupun sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar minyak (BBM).

1
Etanol (C2H5OH) adalah cairan dari proses fermentasi gula dari sumber
karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Bioetanol dapat juga diartikan
sebagai bahan kimia yang diproduksi dari bahan pangan yang mangandung pati, seperti
ubi kayu, ubi jalar, jagung, dan sagu. Bioetanol dapat juga dikatakan sebagai bahan bakar
dari minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai minyak premium. Etanol merupakan
produk hasil fermentasi yang berasal dari sumber hayati. Bahan baku pembuatan etanol
dapat berasal dari bahan yang mengandung selulosa, polisakarida, dan monosakarida.
Kendala dalam proses pembuatan bioetanol yaitu mengacu pada empat besar aspek yaitu
bahan baku, teknologi konversi, proses hidrolisis, dan konfigurasi fermentasi (Sarkar dkk.,
2011)

I.2 Perumusan Masalah


Pada penelitian yang akan dilakukan dalam berbagai kondisi ehingga rumusan
maalah yang akan diteliti ialah :
1. Mengapa perlu dilakukan proses delignifikasi?
2. Mengapa kadar glukosa yang maksimum dihasilkan pada konsentrasi asam yang
tinggi?

I.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagi berikut :
Untuk menentukan kandungan etanol melalui fermentasi kulit singkong yang
diperoleh dari desa Malino Kecamatan Batu Daka Barat Kabupaten Tojo Una-Una.

I.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat memberikan pengetahuan pada masyarakat mengenai pembuatan bioetanol
dari kulit singkong melalui fermentasi
2. Dapat memberikan pengetahuan kepada mahasiswa cara kerja melalui tahap
fermentasi

I.5 Relevansi Penelitian


Keterkaitan penelitian ini dengan Ilmu Teknik Kimia berkaitan dengan bidang
Rekayasa Bioproses

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Singkong

2
Singkong adalah sejenis buah dari tanaman umbi-umbian yang tumbuh di dalam
tanah. Singkong memiliki tekstur daging yang keras. Warna kulit singkong
adalah coklat tua atau coklat kehitaman. Singkong tidak memiliki rasa khusus saat masih
mentah karena daging buahnya masih sangat keras.
Ketela pohon berasal dari benua Amerika, tepatnya dari Brasil. Penyebarannya
hampir ke seluruh dunia, antara lain Afrika, Madagaskar, India, dan Tiongkok. Tanaman
ini masuk ke Indonesia pada tahun 1852. Ketela pohon berkembang di negara- negara
yang terkenal dengan wilayah pertaniannya. (Purwono : 2009)
Singkong (manihot utilissima) disebut juga ubi kayu atau ketela pohon. Singkong
merupakan bahan baku berbagai produk industri seperti industri makanan farmasi, dan
lain-lain. Industri dari singkong cukup beragam mulai dari makanan tradisional seperti
getuk, timus, kripik, gemblong, dan berbagai jenis makanan lain yang memerlukan proses
lebih lanjut. (Direktorat Jenderal Bina Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Pertanian : 2005)

2.2. Bioetanol
Bioetanol merupakan salah satu jenis biofuel (bahan bakar cair dari pengolahan
tumbuhan) disamping Biodiesel. Bioetanol adalah etanol yang dihasilkan dari fermentasi
glukosa (gula) yang dilanjutkan dengan proses destilasi. Bioetanol merupakan bahan bakar
dari minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai minyak premium. Untuk pengganti
premium, terdapat alternatif gasohol yang merupakan campuran antara bensin dan
bioetanol.
Bioetanol tidak saja menjadi alternatif yang sangat menarik untuk substitusi
bensin, namun juga mampu menurunkan emisi CO2. Dalam hal prestasi mobil, bioetanol
dan gasohol (kombinasi bioetanol dan bensin) tidak kalah dengan bensin. Pada dasarnya
pembakaran bioetanol tidak menciptakan CO2 netto ke lingkungan karena zat yang sama
diperlukan untuk pertumbuhan tanaman sabagai bahan baku bioetanol.
Supply sebagai pencampur minyak fosil beberapa tahun belakangan ini
menandakan dimulainya bahan bakar hijau (green transport fuels). Produk minyak yang
sangat ramah lingkungan ini lebih populer disebut dengan gasohol. Gasohol diharapkan
mampu menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan meningkatkan kesejahteraan jutaan
petani yang menanam tanaman untuk bahan baku etanol.

2.2.1. Rumus Kimia Bioetanol


Etanol adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna,
dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol
dan termometer modern. Etanol adalah obat rekreasi yang paling tua. Etanol termasuk

3
dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia
merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH,
dengan “Et” merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).

2.2.2. Manfaat Bioetanol


Manfaat bioetanol sendiri dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai bahan bakar
alternatif yang ramah lingkungan karena memiliki bilangan oktan yang cukup tinggi,
selain itu juga bioetanol dijadikan sebagai bahan baku beralkohol. Adapun manfaat
bioetanol yang lainnya adalah :
 Sebagai bahan bakar kendaraan.
 Sebagai bahan dasar minuman beralkohol.
 Sebagai bahan kimia dasar senyawa organik.
 Sebagai bahan bakar roket.
 Sebagai antiseptik.
 Sebagai antidote beberapa racun.
 Sebagai pelarut untuk parfum, cat dan larutan obat.

2.3. Fermentasi
Fermentasi adalah proses terjadinya penguraian senyawa-senyawa organik untuk
menghasilkan energi serta terjadi pengubahan substrat menjadi produk baru oleh mikroba
(Madigan, 2011). Fermentasi berasal dari bahasa latin ferfere yang artinya mendidihkan.
Fermentasi merupakan pengolahan subtrat menggunakan peranan mikroba (jasad
renik) sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki (Muhiddin, 2001). Produk fermentasi
berupa biomassa sel, enzim, metabolit primer maupun sekunder atau produk transformasi
(biokonversi).
Proses fermentasi mengunakan aktivitas suatu mikroba tertentu atau campuran
beberapa species mikroba. Mikroba yang banyak digunakan dalam proses fermentasi
antara lain Amylomyces rouxii, Rhizopus oryzae, Endomycopsis burtonii. Teknologi
fermentasi merupakan salah satu upaya manusia dalam memanfaatkan bahan-bahan yang
berharga relatif murah bahkan kurang berharga menjadi produk yang bernilai ekonomi
tinggi dan berguna bagi kesejahteraan hidup manusia.

2.3.1. Fungsi Fermentasi


Fungsi dari Fermentasi adalah sebagai berikut :
1. Menyelamatkan makanan dari berbagai masalah makanan; salah satu
masalah makanan adalah roti tidak mengembang, dengan adanya ragi maka
roti menjadi berkembang.
2. Penganekaragaman pangan; dengan adanya penganekaragaman pangan
maka kebutuhan akan pangan menjadi lebih tercukupi.

4
3. Memperpanjang masa pemyimpanan; misalnya dengan adanya bakteri
Rhizopus oligoporus pada bahan makanan kacang kedelai maka akan
menghasilkan tempe yang tahan busuk lebih lama daripada yang tidak
diberi bakteri tersebut.
4. Meminimalkan kerugian; dengan masa penyimpanan yang bertambah
panjang dengan adanya teknik fermentasi, maka kerugian akan berkurang.
5. Menambah gizi makanan. Jika dimanfaatkan dengan baik maka gizi bahan
makanan akan terkendali atau bahkan menambah gizi makanan tersebut.

2.3.2. Jenis-jenis Fermentasi


Berdasarkan produk yang dihasilkan, fermentasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu
(Belitz, 2009):
a. Homofermentatif,
fermentasi yang produk akhirnya hanya berupa asam laktat. Contoh
homofermentatif adalah proses fermentasi yang terjadi dalam pembutaan yoghurt.
b. Heterofermentatif,
fermentasi yang produk akhirnya berupa asam laktat dan etanol sama
banyak. Contoh heterofermentatif adalah proses fermentasi yang terjadi dalam
pembuatan tape.

2.3.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi


Keberhasilan fermentasi ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Keasaman (pH)

Makanan yang mengandung asam bisanya tahan lama, tetapi jika oksigen cukup
jumlahnya dan kapang dapat tumbuh serta fermentasi berlangsung terus, maka daya
awet dari asam tersebut akan hilang. Tingkat keasaman sangat berpengaruh dalam
perkembangan bakteri. Kondisi keasaman yang baik untuk bakteri adalah 4,5-5,5.

b. Mikroba

Fermentasi biasanya dilakukan dengan kultur murni yang dihasilkan di


laboratorium. Kultur ini dapat disimpan dalam keadaan kering atau dibekukan.

c. Suhu

Suhu fermentasi sangat menentukan macam mikroba yang dominan selama


fermentasi. Tiap-tiap mikroorganisme memiliki suhu pertumbuhan yang maksimal,

5
suhu pertumbuhan minimal, dan suhu optimal yaitu suhu yang memberikan terbaik
dan perbanyakan diri tercepat.

d. Oksigen

Udara atau oksigen selama fermentasi harus diatur sebaik mungkin untuk
memperbanyak atau menghambat pertumbuhan mikroba tertentu. Setiap mikroba
membutuhkan oksigen yang berbeda jumlahnya untuk pertumbuhan atau
membentuk sel-sel baru dan untuk fermentasi. Misalnya ragi roti (Saccharomycess
cereviseae) akan tumbuh lebih baik dalam keadaan aerobik, tetapi keduanya akan
melakukan fermentasi terhadap gula jauh lebih cepat dengan keadaan anaerobik.

e. Waktu

Laju perbanyakan bakteri bervariasi menurut spesies dan kondisi


pertumbuhannya. Pada kondisi optimal, bakteri akan membelah sekali setiap 20
menit. Untuk beberapa bakteri memilih waktu generasi yaitu selang waktu antara
pembelahan, dapat dicapai selama 20 menit. Jika waktu generasinya 20 menit pada
kondisi yang cocok sebuah sel dapat menghasilkan beberapa juta sel selama 7 jam.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Politeknik Negeri Sriwijaya,
Palembang, Sumatera Selatan, dan dibantu oleh teknisi laboratorium terkait.

3.2. Alat yang digunakan


 Neraca analitik
 Erlenmeyer
 Gelas kimia
 Labu ukur
 Gelas ukur
 Pipet tetes
 Corong
 pH meter

6
 Batang pengaduk
 Aluminium foil
 Kertas saring
 Lumpang dan Alu
 Ayakan No.40 mesh
 Magnet stirrer
 Oven
 Pompa vakum
 Blender
 1 set Evaporator

3.3. Bahan yang digunakan


 kulit singkong (saccharomyces cerevisiae)
 HCl (Merck)
 H2SO4(Merck K GaA)
 (NH4)2SO4 (ammonium sulfat) (Merck)
 NaOH (Merck)
 (NH2)2CO2 (urea) (Merck)
 Anthrone
 Aquades (H2O)
 Ragi (Saccharomyces cereviseae).

3.4. Prosedur Percobaan


 Tahap Pendahuluan
1. Kulit singkong segar direndam selama 3 hari lalu dipotong menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil dan ditimbang sebanyak 4 kg.
2. Kulit singkong dikeringkan selama 5 hari dan diperoleh kulit singkong kering
sebanyak 1,7 kg. Kulit singkong dihaluskan kemudian diayak dengan
menggunakan ayakan 40 mesh.
3. Setelah itu, kulit singkong hasil penggilingan dioven pada suhu ± 105 oC
selama 2 jam
 Tahap Delignifikasi
1. Pretreatmen atau delignifikasi dilakukan dengan mengambil sebanyak 180
gram serbuk kulit singkong hasil pengayakan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer kemudian ditambahkan 2160 mL aquades dan 250 mL NaOH 10%,

7
dipanaskan dan diaduk dengan menggunakan stirrer selama 30 menit pada
suhu 160 °C. Selanjutnya larutan disaring dengan menggunakan kertas saring.
2. Residu hasil penyaringan dicuci dengan aquades sampai diperoleh pH netral
lalu dioven pada suhu 105 °C selama 2 jam kemudian menggerusnya hingga
halus dengan menggunakan lumpang dan alu dan mengayaknya dengan
menggunakan ayakan 40 mesh.
 Tahap Hidrolisis
1. Hasil delignifikasi selanjutnya dilakukan proses hidrolisis dengan menimbang
15 gram dari hasil ayakan pada tahap delignifikasi sebanyak 4 kali perlakuan.
2. Masing-masing sampel tersebut dimasukkan ke dalam gelas kimia dan
ditambahkan dengan larutan HCl 15%, HCl 7%, H2SO4 15% dan H2SO4 7%
sebanyak 180 mL lalu dipanaskan pada suhu 100 °C selama 2 jam.
3. Larutan disaring dengan menggunakan kertas saring. Filtrat yang diperoleh
diukur kadar glukosanya dengan menggunakan spektrometer UV-vis.
 Tahap Fermentasi
1. Proses fermentasi dilakukan dengan mengambil sebanyak 160 mL filtrat dari
hasil hidrolisis ditambahkan dengan larutan NaOH 6 M hingga pH-nya
menjadi 4,5.
2. Kemudian ditambahkan dengan 14 gram ammonium sulfat dan 14 gram
NH3SO4 lalu dipasteurisasi pada suhu 80 °C selama 15 menit.
3. Setelah itu, ditambahkan dengan ragi (Sacharomyces cerevisiae) sebanyak 14
gram lalu larutan dibagi larutan menjadi 4 bagian dan ditutup dengan
aluminium foil kemudian didiamkan selama 4 hari, 6 hari dan 8 hari dan 10
hari pada suhu 27-30 oC.
 Tahap Pemisahan
1. Proses pemisahan dilakukan dengan memasukkan hasil fermentasi ke dalam
erlenmeyer dan dipasang pada rangkaian alat evaporator.
2. Pada proses ini dilakukan pemanasan pada suhu 78 °C. Kemudian masing-
masing larutan hasil evaporasi ditentukan kadar etanol dengan menggunakan
alkohol meter.

3.5 Kerangka Data Pengamatan


Tabel 1. Perubahan warna larutan setelah hidrolisis
No Konsentrasi Asam Warna
1 HCL 15 %

8
2 HCL 7 %
3 H2SO4 15 %
4 H2SO4 7 %

Tabel 2. Analisis kadar glukosa hasil hidrolisis


No Hidrolisis Glukosa (%)
1 HCL 15 %
2 HCL 7 %
3 H2SO4 15 %
4 H2SO4 7 %

Tabel 3. Analisis kadar etanol hasil fermentasi


No Hari Fermentasi Kadar Etanol (%)
1 4
2 6
3 8
4 10

9
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Perkiraan Biaya Penelitian

Tabel 4. Perkiraan Biaya

No. Jenis Pengeluaran Biaya


1. Biaya operasional laboratorium Rp 500.000,00
2. Biaya teknisi Rp 250.000,00
3. Singkong 5 kg Rp 25. 000,00
4. Pembelian kertas A4 70 gram 2 rim Rp 65.000,00
5. Pembelian CD 6 buah Rp 42.000,00
6. Penjilidan laporan akhir Rp 150.000,00
7. Penggandaan laporan akhir Rp 100.000,00
8 Pembelian tinta printer Rp 200.000,00
9. Biaya lain-lain Rp 100.000,00
Jumlah Rp 1.432.000,00

DAFTAR PUSTAKA

Artiyani, A., & Soedjono, E. S. (2011). Bioetanol dari limbah kulit singkong melalui
proses hidrolisis dan fermentasi dengan saccharonyces cerevisiae. Prosiding Seminar

10
Nasional Manajemen Teknologi XIII. Surabaya: FTSP Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.
Azizah, N., Al-Baarri, A. N., & Mulyani, S. (2012). Pengaruh lama fermentasi terhadap
kadar alkohol, pH, dan produksi gas pada proses fermentasi bioetanol dari whey
substitusi kulit nanas. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 1(2), 72-77.
Cardona, A., & Sanchez, O. J. (2007). Feul ethanol production process design trends and
integration opportunities. Bioresource Technology, 98(12), 45-57.
Fitriani, Bahri, S., & Nurhaeni. (2013). Produksi bioetanol tongkol jagung (zea mays) dari
hasil proses delignifikasi. Jurnal Natural Science, 2(3), 66-74.
Gunam, I. B. W., Buda, K., & Guna, M. Y. S. (2010). Pengaruh perlakuan delignifikasi
dengan larutan NaOH dan konsentrasi substrat jerami padi terhadap produksi enzim
selulase dari aspergillus niger NRRL A-II, 264. Jurnal Biologi, XIV(1), 55-61.
Haryono, R. Kurniawan, Nurhayani, A. & Soviyani, D. A. (2010). Pembuatan bioetanol
dari bahan berbasis selulosa. Jurnal intitut teknologi nasional, 2(4), 1-7.
Hikmiyati, N., & Yantie, N. S. (2008). Pembuatan bioetanol dari limbah kulit singkong
melalui proses hidrolisa asam dan enzimatis. Skripsi, Universitas Diponegoro.
Judoamidjojo, M., Darwis, A. A. & Sa’id, E. G. (1992). Teknologi fermentasi. Jakarta:
Rajawali Pers.
Kunaepah, U. (2008). Pengaruh lama fermentasi dan konsentrasi glukosa terhadap
aktivitas antibakteri, polifenol total dan mutu kimia kefir susu kacang merah. Thesis,
Universitas Diponegoro

11

Anda mungkin juga menyukai