Oleh :
Semester VI
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
JURUSAN GIZI
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan Laporan Praktek Belajar Lapangan Mata Kuliah
Penyuluhan dan Konsultasi Gizi Semester IV Mahasiswa Prodi D-III Jurusan Gizi Polteknik
Kesehatan Kemenkes Pontianak ini dapat diselesaikan pada waktunya.
Praktek Belajar Lapangan ini merupakan salah satu program pendidikan di tingkat Ahli
Madya Gizi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak. Laporan Praktek
Belajar Lapangan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Praktek Belajar Lapangan (PBL) bagi para Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Pontianak.
Selain itu disusun berdasarkan materi yang disampaikan oleh Mahasiswa jurusan gizi
mengenai Penyegaran Kader Posyandu.
Terimakasih kami sampaikan kepada para penyusun dan pihak-pihak yang terlibat dalam
penyusunan laporan ini. Semoga dengan Laporan Praktek Belajar Lapangan Mata Kuliah
Penyuluhan dan Konsultasi Gizi ini dapat memberikan manfaat bagi para Mahasiswa maupun
pembaca. Laporan ini tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan, oleh karena itu saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan di masa mendatang.
Mahasiswa/mahasiswi
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kegiatan Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan
dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat, yang dilaksanakan oleh
kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas
mengenai pelayanan kesehatan dasar. Selain itu, program Posyandu merupakan salah
satu upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak serta angka
kelahiran.
Posyandu memiliki fungsi sebagai pelayanan informasi kesehatan ibu dan
anak, dinilai sangat efektif dalam menurunkan Angka Kematian Bayi. Posyandu
bukan sekedar tempat menimbang berat badan balita, namun juga pelayanan gizi dan
pemeriksaan ibu hamil (Bappenas, 2010). Pelaksanaan kegiatan posyandu
memerlukan peran serta masyarakat, khususnya kader posyandu. Kader posyandu
berasal dari anggota masyarakat yang mau bekerjasama secara ikhlas, mau dan
sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta sanggup menggerakkan masyarakat
untuk melaksanakan kegiatan posyandu, sehingga keaktifan kader sangat diperlukan
dalam kegiatan ini. Kinerja posyandu sangat tergantung dari peran, motivasi, dan
kemampuan para kader dalam melaksanakan kegiatan posyandu. Hal inilah yang
perlu disadari mengingat timbulnya berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja dan
motivasi kader posyandu, baik secara internal maupun eksternal (Alven, 2008).
Namun Kurangnya pemahaman dan keterampilan pelayanan, menyebabkan kader
kurang mandiri sehingga sangat tergantung pada petugas kesehatan dan puskesmas
(Kirana, 2005).
Untuk menanggulangi hal tersebut Mahasiswa Jurusan Gizi mengadakan
Kegiatan Praktek Belajar Lapangan tentang Penyegaran Kader Posyandu ini
merupakan suatu kegiatan yang tepat dalam memperkenalkan, melatih, dan
meningkatkan kemampuan peserta didik maupun kader posyandu dalam hal
pelayanan kesehatan masyarakat dan juga untuk mengetahui masalah-masalah
kesehatan yang terdapat di posyandu.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan pelatihan atau penyegaran kader posyandu
2. Tujuan Khusus
- Mahasiswa mampu menjelaskan atau memahami sistem lima meja dalam
pelayanan di posyandu
- Mahasiswa dapat melakukan penimbangan dengan benar
- Mahasiswa dapat memahami pengisian KMS di posyandu
- Mahasiswa dapat memahami balok SKDN
C. KEGIATAN
1. Pembukaan acara
2. Sambutan dari bapak Agustiansyah, SKM, M. Kes
3. Penyampaian materi sistem 5 meja
4. Penyampaian materi Posyandu dan Penimbangan
5. Penyampaian materi Pengisian KMS
6. Penyampaian materi Balok SKDN
7. Penutup
D. PESERTA DAN PEMBIMBING/INSTRUKTUR
1. Peserta
- Peserta Praktek Belajar Lapangan (PBL) ini adalah Mahasiswa Prodi Diploma
III Gizi Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Pontianak semester IV berjumlah
40 orang.
- Seluruh kader-kader posyandu di kelurahan siantan hulu
2. Pembimbing/Instruktur
Pembimbing atau intsruktur adalah profesi gizi yang memiliki kemampuan dalam
implementasi gizi masyarakat untuk mencapai kempetensi yang harus dimiliki
mahasiswa yang sudah memiliki pengalaman.
PEMBAHASAN
Meja III : Pencatatan hasil penimbangan termasuk pengisian KMS atau buku
KIA
Meja IV : Penyuluhan dan pelayanan gizi epada ibu balita, ibu hamil dan ibu
menyusui. Termasuk pemberian kapsul vitamin A, tablet tambah darah dan
PMT (Pemberian Makanan Tambahan ), dan merujuk balita ke meja V
Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita dan ibu hamil didaftar dalam
formulir catatan untuk ibu hamil.
Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan lalu anak sudah ditimbang.
Minta KMSnya, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya menuju
tempat penimbangan.
Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini ikut penimbangan atau
KMS lamanya hilang. Ambil KMS baru, kolomnya diisi secara lengkap, nama
anak dicatat pada secarik kertas. Secarik kertas ini diselipkan di KMS,
kemudian ibu balita diminta membawa anaknya ke tempat penimbangan.
Ibu hamil yang tidak membawa balita diminta langsung menuju ke meja 4
untuk mendapat pelayanan gizi oleh kader serta pelayanan oleh petugas
kesehatan di meja 5.
Hasil penimbangan berat anak dicatat pada secarik kertas yang terselip di
KMS.
Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilakan menu meja 3, yaitu meja
pencatatan.
Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia pada KMS.
Bila ada Kartu Kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut.
Bila tidak ada Kartu Kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir anak sesuai
ingatan ibunya.
Bila ibu tidak ingat dan hanya tahu umur anaknya yang sekarang, perkirakan
bulan lahir anak dan catat.
e. Kegiatan di MEJA 4 Posyandu
Penyuluhan dan pelayanan gizi epada ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui
Penyuluhan untuk semua orang tua balita. Mintalah KMS anak, perhatikan
umur dan hasil penimbangan pada bulan ini. Kemudian ibu balita diberi
penyuluhan.
Penyuluhan untuk semua ibu hamil. Anjurkan juga agar ibu memeriksakan
kehamilannya sebanyak minimal 5 kali selama kehamilan pada petugas
kesehatan atau Bidan.
Bayi atau anak sasaran imunisasi akan dilakukan penyuntikan imunisasi seusai
jadwal vaksinnya.
Kegiatan posyandu dimulai pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB sampai dengan
selesai. Petugas posyandu terdiri dari kader posyandu yang berjumlah 5 orang
dan petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan serta
penyuluhan, setiap 1 orang kader berada di masing-masing meja untuk
membantu lancarnya kegiatan posyandu.
A. Pengertian
Posyandu merupakan salah bentuk upaya kesehatan bersumber masyarakat (
UKBM ) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
Upaya peningkatan peran dan fungsi posyandu bukan semata-mata tanggung jwab
pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk
kader. Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain
sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak
masyarakat untuk datang ke Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih
dan sehat.
B. Tujuan
1. Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
2. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu, terutama
berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
3. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama
yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA
D. Sasaran
Semua anggota masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dasar
yang ada di Posyandu terutama;
a. Bayi dan anak balita;
b. Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui;
c. Pasangan usia subur;
d. Pengasuh anak.
E. Penyelenggaraan
a. Waktu : 1 x sebulan
b. Hari dan waktunya sesuai dengan hasil kesepakatan masyarakat.
c. Tenaga : 5 kader + petugas puskesmas
d. Posyandu berlokasi di setiap desa/kelurahan/RT/RW atau dusun, salah satu
kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau tempat khusus yang dibangun
oleh swadaya masyarakat.
e. Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada di lokasi yang
mudah dijangkau oleh masyarakat.
F. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita.
b. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau
gizi buruk.
c. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin
d. Bayi memperoleh imunisasi lengkap.
e. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah
(Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
f. Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe).
g. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak.
h. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu
menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.
i. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi, dan
anak balita.
2. Bagi Kader
a. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap.
b. Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita
dan kesehatan ibu.
c. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam
bidang kesehatan.
d. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan
kesehatan ibu
G. Pembentukkan Posyandu
Langkah-langkah pembentukan Posyandu.
1. Mempersiapkan para petugas/aparat sehingga bersedia dan memiliki
kemampuan mengelola serta membina Posyandu.
2. Mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh masyarakat sehingga bersedia
mendukung penyelenggaraan Posyandu.
3. Melakukan Survei Mawas Diri (SMD) agar masyarakat mempunyai rasa
memiliki, melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi dan potensi yang
dimiliki.
4. Melakukan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk mendapatkan
dukungan dari tokoh masyarakat.
5. Membentuk dan memantau kegiatan Posyandu dengan kegiatan pemilihan
pengurus dan kader, orientasi pengurus dan pelatihan kader Posyandu,
pembentukan dan peresmian Posyandu, serta penyelengaraan dan pemantauan
kegiatan Posyandu.
H. Jenis-jenis Posyandu
1. Posyandu Pratama
Adalah Posyandu yang belum mantap, kegiatan bulanan Posyandu BELUM
RUTIN Jumlah Kader < 5karena belum siapnya masyarakat. Intervensi
:memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.
2. Posyandu Madya
Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan > 8 kali per tahun,Jumlah
Kader >= 5 cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari
50%. Intervensi :
a. Pelatihan TOMA
b. SMD dan MMD
3. Posyandu Purnama
Jumlah keg >= 8 kali/tahun , mampu melaksanakan keg tambahan, cakupan
keg > 50%, Jumlah kader >= 5, Dana sehat dengan Jml Peserta < 50% KK.
Intervensi : Sosialisasi dan Pelatihan Dana sehat.
4. Posyandu Mandiri
Jumlah keg >= 8 kali/tahun , mampu melaksanakan keg tambahan, cakupan
keg > 50%, jumlah kader >= 5, dana sehat dengan Jml Peserta >= 50% KK.
Intervensi : Pembinaan Dana sehat.
I. Penimbangan
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang
digunakan dilapangan sebaliknya memenuhi beberapa persyaratan :
a. Mudah dibawa dari satu tempat ketempat yang lain.
b. Mudah diperoleh dan relatif murah harganya .
c. Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg.
d. Skalanya mudah dibaca .
e. Cukup aman untuk menimbang anak balita (Supariasa, 2003)
Penimbangan berat badan dapat menggunakan :
1. Dacin
Penggunaan dacin mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
a. Dacin sudah dikenal umum sampai di pelosok pedesaan.
b. Dibuat di Indonesia, bukan impor, dan mudah didapat.
c. Ketelitian dan ketepatan cukup baik.
Langkah – langkah menggunakan Dacin :
a. Gantungkan dacin pada penyangga kaki tiga atau pelana rumah, periksalah
apakah dacin sudah terpasang kuat
b. Sejajarkan batang dacin dengan mata penimbang
c. Letakkan bandul geser pada angka 0, batang dacin dikaitkan dengan tali
pengaman
d. Pasang sarung timbangan yang kosong pada dacin
e. Seimbangkan dacin yang sudah dibebani sarung dengan cara mengikatkan
kantung yang sudah diisi pasir/beras, diujung timbangan sampai jarum seimbang
f. Anak ditimbang, geser bandul sampai jarum timbangan tegak lurus
g. Tentukan BB bayi atau balita dengan membaca angka diujung bandul geser
dan hasil dicatat di secarik kertas berikut nama anak
h. Catat hasil penimbangan
i. Kembalikan bandul geser pada angka 0. Masukkan ujung batang dacin ke tali
pengaman. Baru anak diturunkan.
2. Baby Scale
Langkah-langkah menggunakan Baby Scale :
a. Tempatkan alat pada ruangan pelayanan
b. Pasang alas bayi
c. Cek penunjuk pada angka 0
d. Lakukan tindak penimbangan
e. Catat hasil
*usahakan bayi menggunakan pakaian seminimal mungkin.
3. Timbangan Digital
Timbangan berat badan yang digunakan dapat berupa timbangan digital
maupun timbangan jarum. Prosedur penimbangan berat badan dapat dilakukan
dengan cara berikut:
a. Pengukuran berat badan hendaknya dilakukan setelah sisa-sisa makanan
diperut kosong dan sebelum makan (waktu yang dianjurkan adalah di pagi hari).
b. Letakkan alat timbangan berat badan di tempat yang datar.
c. Sebelum melakukan penimbangan, hendaknya timbangan digital/jarum
dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan berat standar. Jika hasilnya sesuai maka
alat timbang dapat digunakan. Berat standar dapat menggunakan air mineral
dalam botol 1,5 L sebanyak 4 buah (Berat jenis air adalah 1 gram /ml) sehingga
hasil pengukuran yang dihasilkan akan menunjukkan nilai 6 kg ataupun
menggunakan benda lain yang memiliki berat standar seperti dumbbell 5 kg.
d. Setelah alat siap. Mintalah subjek untuk melepaskan alas kaki (sepatu dan
kaos kaki), asesoris yang digunakan (jam, cincin, gelang kalung, kacamata, dan
lain-lain yang memiliki berat maupun barang yang terbuat dari logam lainnya) dan
pakaian luar seperti jaket. Saat menimbang sebaikya subjek menggunakan pakaian
seringan mungkin untuk mengurangi bias / error saat pengukuran.
e. Setelah itu mintalah subjek untuk naik ke atas timbangan, kemudian berdiri
tegak pada bagian tengah timbangan dengan pandangan lurus ke depan.
f. Pastikan pula subjek dalam keadaan rileks / tidak bergerak-gerak.
g. Catat hasil pengukuran dalam satuan kilogram (Kg).
3. Pengisian KMS
a. Pengertian
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva
pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan
menurut umur. Dengan KMS gangguan pertumbuhan atau resiko kelebihan
gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan
secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat.
KMS dapat dibedakan antara KMS anak laki-laki dan KMS anak
perempuan , KMS anak laki-laki berwarna dasar biru dan terdapat tulisan
untuk anak laki-laki dan KMS perempuan berwarna dasar merah muda dan
terdapat tulisan untuk perempuan.
Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS-Balita) adalah alat yang
sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan
pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di
rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau
fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan
keluarga untuk memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan
atau ketidakseimbangan pemberian makan pada anak. KMS-Balita juga dapat
dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan
jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk
mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatannya.
KMS balita berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan
anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi
kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI,
pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/RS. KMS balita juga
berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tentang
kesehatan anaknya.
b. Manfaat KMS
Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita
secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan
imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi
kesehatan anak pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.
Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak.
Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk
menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
b. Pengolahan
Dalam pengolahan penghitungan N dan D harus benar. Misalnya
seorang anak setelah ditimbang mengalami kenaikan berat badan 0,1 kg,ketika
data berat tersebut dipindahkan ke KMS ternyata tidak naik mengikuti pita
warna, pada contoh ini anak tidak dikelompokkan sebagai balita yang
mengalami kenaikan BB (lihat buku pemantau pertumbuhan). Data SKDN
dihitung dalam bentuk jumlah misalnya S,K,D,N atau dalam bentuk proporsi
N/D, D/S, K/S dan BMG/D untuk masing-masing posyandu. Biasanya setelah
melakukan kegiatan di Posyandu atau di pospenimbangan petugas kesehatan
dan kader Posyandu (petugas sukarela) melakukan analisis SKDN. Analisinya
terdiri dari:
Tingkat partisipasi Masyarakat dalam Penimbangan Balita Yaitu
jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yangada di wilayah
kerja Posyandu atau dengan menggunakan rumus (D/Sx 100%), hasilnya
minimal harus mencapai 80%, apabila dibawah 80% maka dikatakan
partisipasi masyarakat untuk kegiatan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan berat badan sangatlah rendah. Hal ini akan berakibat pada
balita tidak akan terpantau oleh petugas kesehatan ataupun kader Posyandu
akan memungkinkan balita ini tidak diketahui pertumbuhan berat badannya
atau pola pertumbuhan baerat badannya.
Indikator lainnya2 adalah (N/D x 100%) yaitu jumlah balita yang naik
berat badannya dibandingkan dengan jumlah seluruh balita yang ditimbang.
Sebaiknya semua balita yang ditimbang harus mengalami peningkatan berat
badan.
A. Pengertian posyandu
- keluarga berencana
- imunisasi
- gizi
c. Semua anggota masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dasar yang ada
di Posyandu terutama;
- pengasuh anak
C. Manfaat Posyandu
a. Bagi Masyarakat
2. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi
buruk.
6. Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe).
8. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu
menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.
9. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi, dan anak
balita.
b. Bagi Kader
2. Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita dan
kesehatan ibu.
3. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam
bidang kesehatan.
4. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan
ibu.
D. Penyelengaraan Posyandu
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
https://duniabidan.com/knowledge/sistem-5-meja-posyandu.html
pkm.umj.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/PKM-M-Gebrakan-5-Meja.pdf
http://www.depkes.go.id/resources/download/promosi-kesehatan/buku-saku-posyandu.pdf
LAMPIRAN
1. DOKUMENTASI
3. ABSENSI KEHADIRAN
NAMA MAHASISWA TTD
1. AGUSTIRAWATI 1.