Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Full day school adalah program sekolah yang kini sedang banyak
di gemari oleh para orangtua siswa yang memiliki tingkat kesibukan
tinggi. Perkembangan zaman yang menuntut orang untuk bekerja dari pagi
hingga sore, menjadi alasan bagi orangtua untuk menitipkan putra
putrinya di sekolah atau lembaga pendidikan yang memiliki program full
day school. Hal ini dirasa lebih baik ketimbang menitipkan anak kepada
pengasuh yang tidak memiliki latar belakang pendidikan yang cukup.
Setiap kegiatan mempunyai tujuan yang hendak dicapai, seperti
halnya dengan full day school. Tidak banyak orang tua mengetahui tujuan
sebenarnya diadakan Fulll day school. Orang tua beranggapan bahwa full
day school hanya untuk menghindari tugas orang tua di ruah yang
pengasuhanya diserahkan ke sekolah. Karena kesibukan dan banyaknya
kegiatan orang tua, anak-anaknya kemudian disekolahkan dan diserahkan
ke full day school.
Full day school merupakan kegiatan kelembagaan yang dijamin
oleh undang-undang atau peraturan bagi setiap penyelenggara. Kegiatan
yang dilaksanakan di full day school mestinya mengacu pada kebijakan
yang telah dibuat dan disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dari
pemerintah. Namun demikian Kebijakan Lembaga yang menaungi dalam
full day school sering juga tidak menjalankan kegiatan sesuai dengan
peraturan yang ada.
Orang tua sering mengabaikan hasil yang akan diperoleh saat
memutuskan anaknya disekolahkan di lembaga full day school. Orang tua
sering mengabaikan implikasi yang dapat diperoleh dari menyekolahkan
anaknya di full day school. Mereka hanya mengalihkan pengasuhan
anaknya saat orang tuanya sibuk bekerja. Padahal dalam kegiatan yang

1
diselenggarakan dalam full day school tidak sembarangan menentukan
kegiatan yang diberikan.
Semua mengacu pada aturan yang berlaku, namun demikian orang
tua tidak sepenuhnya memperhatikan dan mengetahui implikasi yang
diperoleh dari Full Day School. Dari penjelasan di atas maka penulis akan
meneliti mengenai kebijakan full day school dan implikasinya terhadap
pembelajaran di RA Tiara Chandra Krapyak Bantul Tahun Ajaran 2018-
2019.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis dapat merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apa Tujuan Full Day School di RA Tiara Chandra Krapyak Bantul
Tahun Ajaran 2018 – 2019 ?
2. Bagaimana Kebijakan Full Day School di RA Tiara Chandra Krapyak
Bantul Tahun Ajaran 2018 – 2019 ?
3. Bagaimana Implikasi Kebijakan Full Day School Terhadap
Pembelajaran di RA Chandra Krapyak Bantul Tahun Ajaran 2018 –
2019 ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah yang penulis tentukam, maka tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tujuan full day school di RA Tiara Chandra Krapyak
Bantul Tahun Ajaran 2018 – 2019
2. Untuk mengetahui implikasi Kebijakan full day school terhadap
pembelajaran di RA Chandra Krapyak Bantul Tahun Ajaran 2018 –
2019
3. Manfaat Penulisan Makalah
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan rujukan referensi untuk melakukan kajian lanjut
bagi segenap civitas akademik UIN Sunan Kalijaga khususnya
mahasiswa magister (S2) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
b. Dapat menjadi sumbangan pemikiran lembaga pendidikan dalam
memperkaya wawasan mengenai analisis kebijakan pendidikan

2
khususnya pengetahuan mengenai implikasi full day school
terhadap pembelajaran
2. Manfaat Praktis
a. Dengan adanya implikasi full day school terhadap pembelajaran
ini, diharapkan guru dapat menjalankan program full day school
dengan lebih baik dan bagi orangtua dapat lebih mengetahui
implikasi full day school terhadap pembelajaran putra putrinya.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kebijakan Pendidikan
1. Pengertian Kebijakan Pendidikan
Menurut kamus Oxford, kebijakan berarti “rencana kegiatan” atau
pernyataan tujuan – tujuan ideal. Kebijakan dalam pembahasan ini terkait
dengan dengan kebijakan publik (public policies) dan dibuat atas nama

3
negara (state) yang dibuat oleh instrumen/alat – alat negara untuk
mengatur perilaku tiap orang, seperti guru atau siswa dan organisasi,
seperti sekolah dan universitas. Fokus perhatiannya pada kegiatan negara
bukan pada kegiatan perusahaan swasta yang sering hanya untuk
kepentingan sendiri. Fokus pembahasan ini adalah pada sektor kegiatan
publik pendidikan.
Kebijakan publik dalam pendidikan agar menjamin pendidikan
menjadi kepentingan publik. Kebijakan dalam pendidikan ditetapkan oleh
pemerintah oleh pemerintah yang mengatur pengelolaan sekolah
pemerintah yang diatur tidak hanya kurikulum, pedagogi, dan penilainya,
tetapi juga kondisi guru dan pemeliharaan sarana fisik sekolah. Fungsi
kebijakan dalam pendidikan adalah : 1) menyediakan akuntabilitas norma
budaya yang menurut pemerintah perlu ada dalam pendidikan, 2)
melembagakan mekanisme akuntabilitas untuk mengatur kinerja siswa dan
guru. Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan
pendidikan adalah rencana kegiatan dalam pendidikan agar menjamin
pendidikan menjadi kepentingan publik yang ditetapkan oleh pemerintah.1
B. Full Day School
1. Sejarah Full Day School
a. Full Day School dari Amerika Serikat
Full Day School pada awalnya muncul pada awal tahun 1980-an
di Amerika serikat. Menurut Achmed El –Hisyam (2009), sejarah
munculnya program full day school diterapkan untuk sekolah taman
kanak – kanak, yang akhirnya melebar ke jenjang sekolah dasar hingga
menengah ke atas. Menurut ringkasan penelitian, ketertarikan
kebanyakan masyarakat AS terhadap full day school dilatarbelakangi
oleh beberapa hal sebagai berikut :
1) Meningkatnya jumlah orangtua, terutama ibu yang bekerja dan
memiliki anak di bawah enam tahun.

1
Nanang Fattah, Analisis Kebijakan Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 2012), hlm.,
131- 133.

4
2) Meningkatnya jumlah anak – anak usia pra sekolah yang di
tampung di sekolah –sekolah milik publik atau masyarakat umum.
3) Meningkatnya pengaruh televisi dan kesibukan (mobilitas)
orangtua.
4) Keiginan untuk memperbaiki nilai akademik agar sukses
menghadapi jenjang yang lebih tinggi.
b. Full Day School dari Pesantren
Pesantren merupakan lembaga pendidikan non formal dimana
para santri nya hidup selama dua puluh empat jam bersama kiainya. Hal
ini menjadi dasar bagi beberapa orang yang berpendapat bahwa sistem
full day school berasal dari pesantren. Menurut Lauhatul Fikriyah,
istilah pondok disebut juga dengan asrama. Dalam bahasa Arab disebut
Funduq atau penginapan. Dengan demikian, pondok adalah tempat
tinggal santri. Dalam pondok pesantren, adanya penerapan full day
school dalam artian segala yang dilihat, di dengar, dan dipethatikan
santri di pondok merupakan aktivitas pendidikan. 2
2. Pengertian Full Day School
Kata full day school berasal dari bahasa inggris. Full artinya
‘penuh’, day artinya hari, sedang school artinya ‘sekolah’. Jadi, pengertian
full day school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar
yang dilakukan mulai pukul 06.45 – 15.00 dengan durasi istirahat setiap
dua jam sekali3 dan proses pembalajaran yang berlangsung secara aktif,
kreatif, dan transformatif selama sehari penuh. Ada dua kata kunci dari
pengertian diatas yang perlu dielaborasi lebih lanjut yaitu :
a) Proses pembelajaran yang berlangsung secara aktif, kreatif,
transformatif sekaligus intensif. Sistem persekolahan dan pola full day
school mengindikasikan proses pembelajaran yang aktif, dalam arti
mengoptimalisasikan seluruh potensi untuk mencapai tujuan
2
Jamal Ma’mur Asmani, Full Day School Konsep Manajemen & Quality Control,
(Yogyakarta: Ar- Ruzz Media, 2017), hlm., 16 – 27.
3
Baharudin, Pendidikan & Psikologi Perkembangan, ( Yogyakarta : Ar- Ruzz Media,
2009), hlm., 227.

5
pembelajaran dengan sistem full day school terletak pada optimalisasi
pemanfaatan sarana dan prasarana sekaligus sistem untuk
mewujudkan proses pembelajaran yang kondusif bagi pengembangan
segenap potensi siswa. Adapun sisi transformatif proses pembelajaran
sistem full day school adalah proses pembelajaran itu diabadikan
untuk mengembangkan seluruh potensi kepribadian siswa dengan
lebih seimbang. Singkat kata, proses pembelajaran dalam sistem full
day school berusaha mengembangkan secara integral ; jiwa
eksploratif, suka mencari, bertanya, menyelidiki, merumuskan
pertanyaan, mencari jawaban, peka menangkap gejala alam sebagai
bahan untuk menghubungkan diri, kreatif, suka menciptakan hal –hal
baru dan berguna, tidak mudah putus asa ketika berhadapan dengan
kesulitan, mampu melihat alternatif ketika semua jalan buntu, serta
intergral ; kemampuan melihat dan menghadapi beragam kehidupan
dalam keterpaduan yang realistis, utuh, dan mengembangakan diri
secara utuh.4
b) Proses pembelajaran selama sehari penuh atau sistem dua puluh
empat jam untuk melaksanakan proses pembelajaran yang
berlangsung aktif. Untuk melaksanakan proses pembelajaran yang
berlangsung aktif, kreatif, transformatif, intensif, dan integral
diperlukan sistem dua puluh empat jam. Ini tidak berarti bahwa
selama dua puluh empat jam secara penus siswa belajar mengkaji,
menelaah, dan berbagai aktivitas lainnya tanpa mengenal istirahat.
Jika demikian yang terjadi, maka proses tersebut bukanlah proses
edukasi. Siswa bukanlah robot, mereka membutuhkan relaksasi,
santai, dan lepas dari rutinitas yang membosankan. Sistem dua puluh

4
Paul Suparno SJ., et.al., Reformasi Pendidikan Sebuah Rekomendasi (Yogyakarta :
Kanius, 2002), hlm., 40.

6
empat jam dimaksudkan sebagai ikhtiar bagaimana selama sehari
semalam siswa melakukan aktivitas bermakna edukatif.5
3. Tujuan Pembelajaran Full Day School
Tujuan pembelajaran full day school adalah untuk memaksimalkan
waktu luang anak – anak agar lebih berguna. Dengan adanya full day
school ini bertujuan membentuk akhlak anak dan akidah dalam
menanamkan nilai –nilai yang positif, mengembalikan manusia pada
fitrahnya sebagai khalifah fil ard dan sebagai hamba Allah, serta
memberikan dasar yang kuat dalam belajar di segala aspek. Kurikulum
program full day school didesain untuk menjangkau masing – masing
bagian dari perkembangan anak. Konsep pengembangan dan inovasi
sistem pembelajarannya adalah dengan mengembangkan kreativitas yang
mencakup integritas dan kondisi kognitif, afektif, dan psikomotorik.6
4. Keunggulan Full Day School
Keunggulan Full Day School bagi siswa diantaranya adalah
sebagai berikut :
a) Optimalisasi Pemanfaatan Waktu
b) Intensif Menggali dan Mengembangkan Bakat
c) Menanamkan Pentingnya Proses
d) Fokus dalam belajar
e) Memaksimalkan Potensi
f) Mengembangkan Kreatifitas
g) Anak Terkontrol dengan Baik
5. Kelemahan Full Day School
Kelemahan Full Day School bagi siswa diantaranya adalah sebagai
berikut :
a) Minimnya Sosialisasi
b) Minimnya Kebebasan
c) Egoisme7
6. Kegiatan Harian Full Day School di PAUD

5
Nor Hasan, Full Day School (Model Alternatif Pembelajaran Bahasa Asing), Tadris Vol.
1 No. 1, 2006, hlm., 111.
6
Bahrudin, Pend…..,hlm., 227.
7
Jamal Ma’mur, Full…..,hlm., 31-55.

7
Adapun kegiatan harian yang diselenggarakan di TK full day
school dari hari senin sampai jumat adalah sebagai berikut :
a) Pukul 08.00-09.00 : pelajaran agama (iqro)
b) Pukul 09.00-09.30 : istirahat/ bermain
c) Pukul 09.30-11.00 : makan kecil pagi (snack time)
d) Pukul 10.00-11.30 : program kegiatan belajar
e) Pukul 11.30-12.00 : makan siang
f) Pukul 12.00-12.30 : sholat
g) Pukul 12.30-13.30 : istirahat/tidur
h) Pukul 13.00-14.00 : makan kecil sore (snack time)
i) Pukul 14.00-15.00 : pelajaran agama (juz’amma)
Waktu penyelenggaan full day disesuaikan dengan jam kerja
orangtua. Program yang diberikan meliputi apa yang seharusnya diperoleh
anak dirumah, memenuhi kebutuhan anak untuk belajar, untuk membina
hubungan dengan oranglain, dan untuk beristirahat. Hari – hari yang khas
di TK full day biasanya dimulai secara perlahan, tidak selalu harus tepat
waktu untuk masuk kelas sebagaimana di TK biasa. Hal ini karena para
guru akan terlebih dahulu membantu anak untuk melakukan penyesuaian
dari rumah ke sekolah sebagai tempat untuk tinggal dan sekolah full day
dirancang untuk memberi pengalaman yang lebih luas kepada anak.
C. Pengelolaan Program Pembelajaran Anak Usia Dini
1. Konsep Dasar Pengelolaan Pembelajaran di Lembaga PAUD
Sistem pengelolaan pembelajaran di PAUD/RA/TK meliputi
kegiatan belajar mengajar, menelaah kalender pendidikan, dan
pengarturan jadwal pembelajaran. Ketiga hal tersebut saling berkaitan dan
tidak dapat berdiri sendiri karena akan berpengaruh pada perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran di kelas oleh guru. Fungsi
program pembelajaran di PAUD diantaranya :
a) Mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak sesuai degan
tahap perkembangannya.
b) Mengenalkan anak dengan dunia sekitar
c) Mengembangkan sosialisasi anak
d) Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin kepada anak
e) Memberikan kesempatan kepada anak untuk menikmati masa
bermainnya
8
2. Proses Pembelajaran PAUD
Proses pembelajaran pada lembaga PAUD terdiri dari beberapa hal
yaitu, sebagai berikut :
a. Merancang suasana pembelajaran
Ruangan dan halaman diatur guna menumbuhkan atau
membangkitkan minat bereksplorasi anak dengan cara meletakkan
media pembelajaran secara menarik. Pengaturan ruangan dan halaman
dapat disesuaikan dengan tema mingguan.
b. Menjalankan atau melaksanakan pembelajaran
1) Proses pembelajaran tidak perlu diatur dalam tata urutan yang
ketat. Anak diberi kesempatan untuk memilih acara kegiatan
pembelajarannya.
2) Pelaksanaan kegiatan pembelajarannya dimulai dengan kegiatan
yang dapat merangsang minat anak.
3) Kegiaatan yang dijalankan anak hendaknya bervariasi antara
kegiatan yang bersifat ramai dan kegiatan yang melatih konsentrasi
anak.
c. Pengaturan
Pengaturan proses pembelajaran lebih lanjut diatur dalam
pedoman pengelolaan proses pembelajaran.
1) Penyusunan program kerja tahunan
2) Penyusunan kelender pendidikan
3) Penyusunan satuan kegiatan tahunan dan mingguan
4) Pengaturan pelaksanaan KBM
5) Pengaturan kegiatan bermain
6) Pengaturan evaluasi
7) Pengaturan kegiatan bimbingan dan penyuluhan
8) Pengatuan penutupan tahun ajaran8
D. Tujuan Full Day School di RA Tiara Chandra Krapyak Bantul Tahun
Ajaran 2018 – 2019
Berikut ini adalah tujuan full day school di RA Tiara Chandra
Krapyak Bantul Tahun Ajaran 2018 – 2019, data ini diperoleh dari wawancara
pada tanggal 26 Februari 2019 dengan ibu Kiki Oktarani sebagai guru yang

8
Maman Sutarman dan Asih, Manajemen Pendidikan Anak Usia dini, ( Bandung:
Pustaka Setia, 2016), hlm., 88- 101.

9
memiliki masa kerja paling lama di RA Tiara Chandra Krapyak Bantul dan
ibu Sri Yuniarti sebagai penanggungjawab full day school :
1. Dari segi lembaga tujuan diadakannya program full day school adalah
memfasilitasi bagi orangtua murid atau wali yang berkarir atau bekerja
dari pagi hingga sore hari.
2. Memberikan wadah bagi anak – anak atau santri sebutan (siswa) dengan
mengasuh seperti berada dirumah sendiri. Sehingga kegiatan full day
school yang diikuti anak tidak membuat anak merasa tidak nyaman.
3. Mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh setiap anak, yaitu
dengan mengembangkan kemandirian dan kedisiplinan. Mandiri dalam
arti anak diajarkan untuk makan siang sendiri sebelum kegiatan full day
school dimulai, melatih anak untuk memakai dan melepas baju sendiri,
membiasakan anak untuk melakukan toilet training sendiri, membiasakan
anak untuk tidur siang sendiri tanpa “dininabobokan”, dan mandi sendiri
setelah tidur siang dilaksanakan. Dari segi kedisiplinan anak –anak yang
mengikuti program full day school diwajibkan untuk melaksanakan segala
runtutan kegiatan full day school secara tepat waktu seperti makan, minum
susu dan tidur, mandi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
4. Membuat anak – anak yang mengikuti program full day school merasa
nyaman saat tidur siang dan saat menunggu penjemputan orangtua masing
– masing. Seperti memfasilitasi tempat tidur dengan kipas angin besar, ac
dan lingkungan sekolah yang bersih dan guru guru yang sudah terlatih
dengan baik.9
E. Kebijakan Full Day School di RA Tiara Chandra Krapyak Bantul Tahun
Ajaran 2018 – 2019
Data ini diperoleh melalui wawancara dengan kepala sekolah, pada
tanggal 28 Februari 2019 yaitu ibu Ratna Marlida indah Kebijakan Full Day
School di RA Tiara Chandra Krapyak Bantul Tahun Ajaran 2018 – 2019,
diantara adalah sebagai berikut :

9
Wawancara ibu kiki oktarani dan ibu Sri Yuniarti pukul 14.30 25 Februari 2019.

10
1. Sekalu kepala sekolah ibu Ratna Marlida menunjuk penanggungjawab full
day school yaitu ibu Sri Yuniarti. Tugas ibu Yuni sebagai
penanggungjawab yaitu :
a. Mengabsen siswa yang mengikuti program full day school
b. Membantu siswa melepas baju seregam untuk berganti pakaian
c. Memastikan siswa makan siang yang telah disediakan pihak sekolah
d. Mengecek barang bawaan apa saja yang di bawa siswa (agar tidak ada
yang hilang)
e. Menata pakaian siswa yang akan digunakan setelah mandi
f. Menata kasur untuk siswa yang akan tidur
g. Menemai siswa tidur siang
h. Menyiapkan peralatan untuk mandi siswa
i. Membuatkan susu bagi siswa
j. Menjaga siswa saat menunngu untuk di jemput
k. Memastikan siswa pulang dengan aman dan orang yang berwenang
2. Kebijakan full day school tertuang dalam SOP yaitu mulai dari sholat
berjamaah tidur siang, memandikan anak dan sop penjemputan. SOP ini
tidak dapat di publikasikan karena menjadi dokumen rahasia pihak
sekolah.
3. Kebijakan full day school selanjutnya yaitu pihak lembaga dan kepala
sekolah membuat jadwal piket full day school bagi guru untuk membantu
ibu Yuni sebagai penanggungjawab menjaga siswa.
4. Kebijakan yang terakhir yaitu pihak lembaga dan kepala sekolah membuat
peraturan dimana kegiatan full day school wajib dilaporkan kepada kedua
orangtua yaitu melalui lembar repot yang akan disampaikan secara
langsung.
F. Implikasi Kebijakan Full Day School Terhadap Pembelajaran di RA
Tiara Chandra Krapyak Bantul Tahun Ajaran 2018 – 2019
Berikut ini adalah implikasi kebijakan full day School terhadap
pembelajaran di RA Tiara Chandra Krapyak Bantul Tahun Ajaran 2018 –
2019, data ini di peroleh oleh penulis melalui obeservasi selama penulis
bekerja sebagai guru di RA Tiara Chandra Krapyak Bantul :

11
1. Anak – anak yang mengikuti program full day school menjadi disiplin
saat mengikuti kegiatan di sentra masing – masing. Seperti masuk sentra
(kelas) tepat waktu.
2. Anak – anak yang mengikuti prgoram full day school memiliki sifat
mandiri plus, yaitu : dapat membereskan mainan sendiri hanya dengan
beberapa kali perintah, dapat makan sediri, dapat meletakkan sepatu dan
tas sendiri pada tempatnya, dapat tidur sendiri dan mandi sendiri.
3. Tidak mudah bergantung pada guru. Yaitu anak –anak dapat melakukan
kegiatan sendiri hanya dengan bantuan minimal.
4. Tidak rewel saat program pembelajaran sedang berlangsung. Seperti tidak
ingin cepat pulang/menanyakan kapan dijemput.
5. Siswa yang mengikuti program full day school dapat bersosialisasi dengan
baik. Hal ini tercermin dari salah satu siswa full day school yaitu Habibie
satu satu yang siswa kelompok B yang dapat membaur dengan baik
bersama teman – teman nya kelompok bermain (KB). Hal ini tercermin
saat menunggu jemputan, Habibi dan dan teman temannya dapat bermain
dengan baik. 10

10
Wawancara ibu Ratna Marlida Indah Pukul12.45 28 Februari 2019.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan, maka
peneliti dapat menyimpulkan mengenai tujuan, kebijakan dan implikasi full
day school di RA Tiara Chandra sebagai berikut :
1. Tujuan Full Day School di RA Tiara Chandra Krapyak Bantul Tahun
Ajaran 2018 – 2019 :
a. Memfasilitasi bagi orangtua murid atau wali yang berkarir atau bekerja
dari pagi hingga sore hari.
b. Mengasuh siswa full day school seperti berada dirumah sendiri.
c. Mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh setiap anak, yaitu
dengan mengembangkan kemandirian dan kedisiplinan.
d. Membuat anak – anak yang mengikuti program full day school merasa
nyaman saat tidur siang dan saat menunggu penjemputan orangtua
masing – masing.
2. Kebijakan Full Day School di RA Tiara Chandra Krapyak Bantul Tahun
Ajaran 2018 – 2019 :
a. Sekalu kepala sekolah ibu Ratna Marlida menunjuk penanggungjawab
full day school yaitu ibu Yuni.
b. Kebijakan full day school tertuang dalam SOP yaitu mulai dari sholat
berjamaah tidur siang, memandikan anak dan sop penjemputan.
c. pihak lembaga dan kepala sekolah membuat jadwal piket full day
school bagi guru untuk membantu ibu Yuni sebagai penanggungjawab
menjaga siswa.

13
d. pihak lembaga dan kepala sekolah membuat peraturan dimana kegiatan
full day school wajib dilaporkan kepada kedua orangtua yaitu melalui
lembar repot yang akan disampaikan secara langsung.
3. Implikasi Kebijakan Full Day School Terhadap Pembelajaran di RA Tiara
Chandra Tahun Ajaran 2018 -2019 :
a. Anak – anak yang mengikuti program full day school menjadi disiplin
saat mengikuti kegiatan di sentra masing – masing.
b. Anak – anak yang mengikuti prgoram full day school memiliki sifat
mandiri plus.
c. Tidak mudah bergantung pada guru.
d. Tidak rewel saat program pembelajaran sedang berlangsung.
e. Siswa yang mengikuti program full day school dapat bersosialisasi
dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Baharudin. (2009). Pendidikan & Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Ar-


Ruzz Media.

Jamal Ma’mur Asmani. (2017). Full Day School Konsep Manajemen & Quality Control.
Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.

Maman Sutarman dan Asih. (2016). Manajemen Pendidikan Anak Usia dini.
Bandung: Pustaka Setia.

14
Nanang Fattah. 2006. Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung : Rosdakarya.

Nor Hasan. 2006. Full Day School (Model Alternatif Pembelajaran Bahasa
Asing), Tadris Vol. 1 No. hlm. 111.

Paul Suparno SJ., et.al.,. 2002. Reformasi Pendidikan Sebuah Rekomendasi.


Yogyakarta : Kanius.

Wawancara ibu Kiki Oktarani dan ibu Sri Yuniarti pukul 14.30 25 Februari
2019.

Wawancara ibu Ratna Marlida Indah 12.45 28 Februari 2019.

15

Anda mungkin juga menyukai