Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PENETAPAN DOKTER PENANGGUNG JAWAB

PASIEN (DPJP)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN


Jl. Kyai Caringin No.7 Jakarta Pusat
DKI JAKARTA
Telp (021) 350315
BAB I

DEFINISI

I.DEFINISI

Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP )adalah dokter yang bertugas mengelola asuhan medis pada pasien di
Rumah Sakit Umum daerah Tarakan. DPJP utama adalah koordinator yang memimpin proses pengelolaan
asuhan medis bagi pasien yang harus dirawat oleh lebih dari satu dokter. DPJP tambahan adalah dokter yang ikut
memberikan asuhan medis pada seorang pasien yang oleh karena kompleksitas penyakitnya.

II. TUJUAN
1. Menyediakan panduan untuk rumah sakit / fasilitas kesehatan lainnya mengenai kebijakan manajemen
penentuan DPJP.
2. Membeikan pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi
3. Melindungi pasien dari praktek yang tidak Professional

III. KEBIJAKAN
1. Staf Medik Fungsional harus menunjuk salah satu dokter untuk menjadi DPJP
2. Penentuan DPJP harus dilakukan sejak pasien masuk rumah sakit (baik rawat jalan, IGD maupun rawat
inap) dengan menggunakan stempel pada berkas rekam medis
3. DPJP wajib membuat rencana pelayanan
4. DPJP wajib memberikan penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang
rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya
kejadian yang tidak diinginkan.

.
BAB II
TATALAKSANA

Menetukan DPJP untuk melakukan asuhan medis pada pasien yang disesuaikan dengan kondisi
pasien

A. Hak dan Kewajiban DPJP


a. Mengelola asuhan medisi perawatan pasien secara mandiri yang mengacu pada standar
pelayanan medis rumah sakit secara komprehensif mulai dari diagnose, terapi, tindak lanjut
sampai rehabilitasi.
b. Melakukan konsultasi dengan disiplin ilmu lain yang dianggap perlu untuk meminta pendapat
atau perawatan bersama.
c. Membuat rencana pelayanan pasien dalam berkas rekam medis yang membuat segala aspek
asuhan medis yang akan dilakukan, termasuk konsultasi, rehabilitasi, dan lain-lain
d. Memberikan pendidikan/edukasi kepada pasien tentang kewajibannya terhadap dokter dan
rumah sakit yang dicatat dalam berkas rekam medis.
e. Memberikesempatan kepada pasien/keluarga untuk bertanya hal yang belum dimengerti.
f. Menyeleksi dan mengefisienkan pengobatan yang akan diberikan.
g. Menghentikan keterlibatan DPJP lain dalam perawatan bersama apabila perannya tidak
dibutuhkan lagi

B. Klarifikasi DPJP diruang rawat apabila dari IGD maupun rawat jalan DPJP belum ditentukan, maka
petugas ruangan wajib segera melakukan klarifikasi tentang siapa DPJP

C. Pola Operasional DPJP


a. Setiap pasien yang berobat di RSUD Tarakan harus memiliki DPJP
b. Apabila pasien berobat di unit rawat jalan maka DPJP adalah dokter klinik tersebut
c. Apabila pasien berobat di IGD dan tidak di rawat, maka DPJP adalah dokter jaga pada IGD
d. Apabila pasien dirawat inap maka DPJP adalah dokter spesialis disiplin yang sesuai
e. Apabila pasien dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang dokter spesialis, maka harus ditunjuk seorang
sebagai DPJP utama dan yang lain sebagai DPJP tambahan

D. Rawat bersama
a. Seorang DPJP hanya memberikan pelayanan sesuai bidang disiplin dan kompetensinya saja. Bila
ditemukan penyakit yang memerlukan penanganan multi disiplin, maka perlu dilakukan
rawat bersama
b. DPJP awal akan melakukan konsultasi kepada dokter pada disiplin lain sesuai kebutuhan
c. Segera ditentukan siapa menjadi DPJP utama dengan beberapa cara antara lain :
1. Penyakit yang terberat atau penyakit yang memerlukan tindakan segera atau dokter
yang pertama mengelola pasien
2. Dalam hal rawat bersama harus ada pertemuan antara DPJP yang mengelola pasien dan
keputusan rapat dicatat dalam berkas rekam medis

E. Perubahan DPJP Utama Untuk mencapai efektifitas pelayanan, DPJP utama dapat saja beralih dengan
pertimbangan seperti diatas atau atas keinginan pasien / keluarga atau keputusan komite medis Perubahan
DPJP utama ini harus dicatat dalam berkas rekam medis dan ditentukan sejak kapan berlakunya
F. DPJP pasien rawat ICU Apabila pasien dirawat di ICU, maka otomatis DPJP ICU yang menjadi DPJP
utama yang berwenang mengendalikan pengelolaan pasien dengan tetap terkoordinasi
dengan DPJP awal pasien atau DPJP utama

G. DPJP di ruang OK Adalah dokter operator yang melakukan operasi dan bertanggung jawab atas seluruh
kegiatan pembedahan, sedangkan dokter anestesi sebagai DPJP tambahan. Dalam
melaksanakan tugas mengikuti SPO masing-masing, akan tetapi semua harus mengikuti Save
Surgery Check List

H. Pengalihan DPJP di IGD Pada pelayanan di IGD dalam memenuhi respons time yang cepat dan demi
keselamatan pasien, maka apabila konsulen jaga ridak dapat dihubungi dapat dilakukan pengalihan
DPJP.

I. Koordinasi dan Transfer Informasi antar DPJP


a. Koordinasi antar DPJP tentang rencana dan pengelolaan pasien harus dilaksanakan secara
komprehensif, terpadu dan efektif serta selalu berpedoman pada standar keselamatan pasien
b. Koordinasi dan transfer dilaksanakan tertulis
c. Apabila secara tertulis dirasa belum optimal, maka harus dilakukan koordinasi langsung dengan
komunikasi pribadi
d. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP dalam Departemen / SMF yang sama dapat ditulis dalam
bahasa rekam medis.
e. Dalam keadaan tertentu seperti konsul diatas meja operasi, lembar konsul bisa menyusul
f. Konsultasi dari dokter jaga IGD kepada konsulen jaga bisa lisan pertelponan yang kemudian ditulis
dalam berkas rekam medis oleh dokter jaga.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 2006, Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran.


2. Konsil Kedokteran Indonesia. Jakarta Selatan Republik Indonesia,
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3495)
4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4431

Anda mungkin juga menyukai