TINJAUAN PUSTAKA
8
harus dilakukan oleh perusahaan jika ingin meningkatkan minat dari
konsumen (Cheers, 2011).
9
Responsibility (CSR) merupakan suatu rantai atau proses dimana
dalam praktiknya perusahaan bertanggung jawab terhadap
masyarakat secara social. Mekanisme ini selaras kaitannya dengan
teori legitimasi yang menyebutkan bahwa perusahaan memiliki
kontrak dengan masyarakat untuk melakukan kegiatannya
berdasarkan nilai-nilai justice dan bagaimana perusahaan
menanggapi berbagai kelompok kepentingan untuk melegitimasi
tindakan perusahaan (Tilt, CA. 1994 dalam Titisari, Suwardi, dan
Setiawan 2010).
10
kepada pemerintah, salah satunya adalah penghindaran pajak.
Manajemen yang cenderung ingin meningkatkan keuntungan
perusahaan atau laba bersihnya akan menggunakan banyak cara,
salah satunya agresivitas pajak dan hal ini terjadi karena pemisahan
antara kepemilikan dan manajemen (Desai dan Dharmapala, 2007).
Dimana hal tersebut bertentangan dengan keinginan pemilik
perusahaan karena pemilik cenderung tidak ingin perusahaan
mendapat akibat yang lebih fatal ketika melakukan agresivitas pajak.
Maka dari itu, perusahaan dengan kepemilikan keluarga cenderung
akan lebih patuh dalam hal perpajakan bagi perusahannya.
11
memberikan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan bagi seluruh
pemangku kepentingan supaya terjalin hubungan yang harmonis dan
serasi. Dimana hal ini sudah dijelaskan dalam UU Penanaman Modal
diatas, UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74
juga mengatur mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
yang bertujuan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan
yang bermanfaat bagi Perseroan itu sendiri, komunitas setempat, dan
masyarakat pada umumnya. Dipertegas pula dalam UU ini jika
Perseroan tidak melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan maka Perseroan yang bersangkutan dikenai sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
12
yang harmonis dengan masyarakat untuk berperan serta dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas
kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan
sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.
Pengaturan tanggung jawab sosial dan lingkungan tersebut
dimaksudkan untuk:
13
kepentingan dalam melakukan konsultasi untuk mencapai konsensus.
Kerangka pelaporan yang dibuat GRI ditujukan agar kerangka dapat
diterima umum dalam pelaporan kinerja ekonomi, lingkungan, dan
sosial dari organisasi. Kerangka didesain untuk digunakan oleh
berbagai organisasi yang berbeda ukuran, sektor, dan lokasinya.
Kerangka GRI mempertimbangkan hal praktis yang dihadapi oleh
berbagai macam organisasi –dari perusahaan kecil sampai kepada
perusahaan yang memiliki operasi ekstensif dan tersebar di berbagai
lokasi. Kerangka ini mengandung isi umum dan sektor secara
spesifik yang telah disetujui oleh berbagai pemangku kepentingan
agar nantinya dapat diaplikasikan secara umum dalam melaporkan
kinerja keberlanjutan dari sebuah organisasi.
14
kelamin, komunitas dan hak asasi manusia yang berhubungan
dengan kinerja.
15
Andres (2008) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa untuk
dikategorikan sebagai perusahaan keluarga, suatu perusahaan harus
memenuhi salah satu dari dua kriteria berikut :
16
Sebelum memutuskan untuk melakukan suatu tindakan pajak
agresif, pembuat keputusan (manajer) akan memperhitungkan
keuntungan dan kerugian dari tindakan yang akan dilakukan. Ada tiga
keuntungan tindakan pajak agresif :
2.5.1. Profitabilitas
17
suatu perusahaan, yang merupakan hasil perhitungan pre-tax income
dibagi dengan total aset sehingga ROA diharapkan akan mengontrol
dampak dari perubahan laba akuntansi (Gupta dan Newberry, 1997).
ROA dan ETR memiliki hubungan yang positif, diamana semakin
tinggi ROA yang dihasilkan oleh perusahaan maka semakin tinggi
pula tingkat profitabilitas perusahaan tersebut begitupun sebaliknya.
Gupta dan Newberry (1997) dalam Janssen dan Buijink (2000)
menyebutkan bahwa seiring dampak dari reformasi perpajakan yang
menurunkan tarif pajak maka ROA dan ETR memiliki hubungan
negative.
2.5.2. Leverage
18
Penelitian mengenai CSR dan agresivitas pajak yang
menggunakan ukuran perusahaan sebagai variable control telah
digunakan oleh peneliti seperti Lanis dan Richardson (2012).
Sedangkan penelitian mengenai family firm dengan agresivitas pajak
yang menggunakan ukuran perusahaan sebagai variable control
Martinez dan Ramalho (2014).
2.6 PenelitianTerdahulu
19
tinggi tingkat pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan,
maka semakin kecil tingkat agresivitas pajak yang dilakukan oleh
perusahaan, atau berhubungan negatif.
Jessica dan Toly, Arianto (2014) juga meneliti tentang CSR dan
agresivitas pajak yang berjudul “Pengaruh Pengungkapan Corporate
Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak.” Di mana dalam
penelitian ini menggunakan ETR sebagai variabel dependen , variabel
independen adalah CSR, dan variabel kontrol adalah SIZE, LEV,
CINT, RDINT dan ROA. Sampel penelitian ini adalah laporan tahunan
56 perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2013. Hasil
penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan antara
pengungkapan CSR terhadap agresivitas pajak. Namun jika
20
pengungkapan pajak diuji secara bersama-sama dengan variabel
kontrol antara lain ukuran perusahaan, Leverage, Capital Intensity,
Research & Development Intensity, Return on Assets menunjukkan
terdapat pengaruh terhadap agresivitas pajak.
21
2010 sampai dengan 2013, dalam mengukur tingkat tindakan pajak
agresif peneliti menggunakan effective tax rate (ETR). Variabel
dummy dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kepemilikan
keluarga yaitu nilai 1 jika proporsi kepemilikan keluarga > 50%, dan
bernilai 0 jika sebaliknya. Serta variabel kontrol dalam penelitian ini
adalah ROA, SIZE, LEV, RFIS, MB, PPE. Hasil penelitian
menunjukkan kepemilikan keluarga tidak berpengaruh signifikan
terhadap tindakan pajak agresif.
Tabel 2.1
22
Jessica dan Pengaruh SIZE, LEV, CINT, Hasil penelitian ini menunjukkan
Toly, Arianto Pengungkapan RDINT dan ROA tidak adanya pengaruh signifikan
(2014) Corporate Social antara pengungkapan CSR
3.
Responsibility terhadap agresivitas pajak
Terhadap
Agresivitas Pajak.
ROA, Leverage Hasil penelitian ini menjelaskan
(LEV), Plant bahwa perusahaan dengan
Property and mayoritas kepemilikan keluarga di
Martinez dan Family Firms and Equipment Brasil lebih agresiv dalam
Ramalho Tax Aggressiveness (PPE), ukuran melakukan perencanaan pajak
4.
(2014) in Brazil perusahaan dibandingkan dengan perusahaan
(SIZE) dan non-keluarga.
Market to Book
Ratio (MB).
Pengaruh ROA, SIZE, LEV, Hasil penelitian menunjukkan
Kepemilikan RFIS, MB, PPE. kepemilikan keluarga tidak
Keluarga Terhadap berpengaruh signifikan terhadap
Utami dan Tindakan Pajak tindakan pajak agresif.
5. Setyawan Agresif Dengan
(2015) Corporate
Governance
Sebagai Variabel
Moderating
23
Indonesia. Maka hal tersebut yang mendasari peneliti ingin
mengaitkan antara CSR dan kepemilikan mayoritas dengan
agresivitas pajak di Indonesia.
2.7 KerangkaTeoritis
Kepemilikan Keluarga
Profitabilitas (ROA)
Ukuran Perusahaan
(SIZE)
Leverage (LEV)
24
2.8 Pengembangan Hipotesa
25
dampak positif dalam ketaatan perusaahan membayar pajak maka
dari itu, perusahaan yang memiliki tingkat pengungkapan CSR yang
tinggi diharapkan berhati-hati untuk melakukan agresivitas pajak
sebab hal ini tentu akan bertentangan. Meskipun demikian penelitian
serupa juga dilakukan di Indonesia oleh Pradnyadari dan
Rohman(2015), Jessica dan Toly, Arianto (2014) Hasil dari penelitian
ini menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan antara
pengungkapan CSR terhadap agresivitas pajak. Sehingga di
Indonesia CSR belum dijadikan sebagai indikator untuk mengukur
tindak agresivitas pajak yang dilakukan perusahaan. Guthrie dan
Parker (1989) dalam Lanis dan Richardson (2013) dalam penelitian
terkait agresivitas pajak diperusahaan pertambangan di Australia.
Menurut teori legitimasi, perusahaan yang melakukan agresivitas
pajak membutuhkan pengungkapan informasi tambahan mengenai
CSR untuk memenuhi harapan masyarakat. Namun, hasil penelitian
tersebut gagal karena dianggap tidak konsisten. Penelitian yang sama
juga dilakukan oleh Deegan et. al. (2002) dalam Lanis dan Richardson
(2013) yaitu dengan menganalisis laporan tahunan perusahaan
agresivitas pajak yang sama di Australia. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa ada hubungan antara masyarakat terhadap isu-
isu sosial, lingkungan tertentu dan pengungkapan CSR dalam laporan
tahunan yang mana mengaitkan CSR dengan liputan media.
26
semakin tinngi pengungkapan csr maka semakin rendah tingkat
agresivitas pajak.
27
keagenan yang menyebabkan agresivitas pajak lebih tinggi dilakukan
oleh perusahaan keluarga pada sampel tersebut.
28