LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR
PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER
DI LEMBAGA FARMASI TNI ANGKATAN LAUT (LAFIAL)
Drs. MOCHAMAD KAMAL
Disusun Oleh:
Disetujui oleh :
Pembimbing
Program Studi Profesi Apoteker Lafial Drs. Mochamad Kamal
Universitas Islam Indonesia
i
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR
PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER
DI LEMBAGA FARMASI TNI ANGKATAN LAUT (LAFIAL)
Drs. MOCHAMAD KAMAL
Disusun Oleh:
Mengetahui :
Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Universitas Islam Indonesia
ii
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang menciptakan alam
semesta beserta isinya serta kehidupan yang senantiasa berjalan dalam
keseimbangan. Atas segala rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan laporan praktek kerja program studi pendidikan apoteker di
Lembaga Farmasi TNI Angkatan Laut (LAFIAL) Drs. Mochamad Kamal pada
bulan April 2017. Penulisan laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu
persyaratan pada Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas
Islam Indonesia.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kolonel Laut (K) Drs. Taufik Riadi, M.Si., Apt. selaku Kepala Lembaga
Farmasi Angkatan Laut Drs. Mochamad Kamal
2. Letkol Laut (K) Drs. Tri Maryanto, Apt. selaku Kepala Bagian Pendidikan
Penelitian dan Pengembangan (Diklitbang) Lembaga Farmasi Angkatan
Laut Drs. Mochamad Kamal
3. Letkol Laut (K) Drs. Arsyadi M.Si., Apt. selaku Kepala Bagian Produksi
Lembaga Farmasi Angkatan Laut Drs. Mochamad Kamal
4. Letkol Laut (K) Drs. R.E. Aritonang, M. Si., Apt. selaku Kepala Bagian
Material Kesehatan (MatKes) Lembaga Farmasi Angkatan Laut Drs.
Mochamad Kamal
5. Letkol Laut (K) Drs. Yudi Pramono, M.Si, Apt., selaku Kepala Bagian
Pengawasan Mutu (Wastu) Lembaga Farmasi Angkatan Laut Drs.
Mochamad Kamal
6. Mayor Laut (K) Dadang M.S., M.Farm, Apt., selaku Pembimbing Utama
PKPA dari Lembaga Farmasi Angkatan Laut Drs. Mochamad Kamal yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan
7. Andriningrum S. S.Farm., Apt, selaku Pembimbing Pendamping PKPA
dari Lembaga Farmasi Angkatan Laut Drs. Mochamad Kamal
iii
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
8. Drs. Allwar, M.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia
9. Dimas Adhi Pradana, M.Sc., Apt selaku Ketua Program Studi Profesi
Apoteker Universitas Islam Indonesia.
10. Yandi Syukri, M.Si., Apt selaku pembimbing PKPA dari Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Islam Indonesia yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan.
11. Seluruh staf dan karyawan Lembaga Farmasi Angkatan Laut Drs.
Mochamad Kamal yang telah memberikan bantuan, pengalaman,
bimbingan dan kerjasama selama pelaksanaan PKPA
12. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia serta pihak lainnya yang
tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan dukungan dan
bantuannya selama penulisan laporan ini.
13. Teman-teman seperjuangan PKPA di LAFI AL dari Universitas 17
Agustus 1945 Jakarta dan Universitas Pancasila.
14. Semua pihak yang telah bekerja sama dan membantu penulis dalam
menyelesaikan praktek kerja profesi apoteker dan penyusunan laporan ini
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Harapan penulis laporan ini dapat memberikan manfaat baik bagi penulis
maupun pembaca.
Tim Penulis
iv
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................................. 1
1.2. Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker .......................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4
2.1. Industri Farmasi ............................................................................... 4
2.2. Cara Pembuatan Obat Baik ............................................................. 9
2.3. Production Planning And Inventory Control (PPIC) .................... 30
2.4. Pergudangan .................................................................................. 31
2.5. Produksi ......................................................................................... 33
2.6. QA, QC dan Validasi ..................................................................... 34
2.7. Pengemasan ................................................................................... 36
2.8. Distribusi ....................................................................................... 41
2.9. Pengelolaan Limbah, Air dan Udara ............................................. 44
BAB III TINJAUAN KHUSUS LAFIAL Drs. MOCHAMAD KAMAL 46
3.1. SEJARAH...................................................................................... 46
3.2. VISI DAN MISI ............................................................................ 47
3.3. STRUKTUR ORGANISASI ......................................................... 48
3.4. UNSUR PIMPINAN ..................................................................... 49
3.5. UNSUR PELAYANAN ................................................................ 49
BAB IV KEGIATAN PKPA ....................................................................... 65
4.1. Departemen Pendidikan Penelitian Dan Pengembangan
(Diklitbang) .......................................................................................... 65
4.2. Departemen Material Kesehatan (Matkes) .................................... 66
4.3. Departemen Pengawasan Mutu (Wastu) ....................................... 72
4.4. Departemen Produksi .................................................................... 73
4.5. Pengemasan ................................................................................... 79
4.6. Dokumentasi .................................................................................. 79
v
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
vi
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
DAFTAR GAMBAR
vii
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
DAFTAR TABEL
viii
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
2
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
3
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
5
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
6
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
7
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
4. Dengan sengaja memproduksi Obat Jadi atau Bahan Baku Obat yang
tidak memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku (Obat Palsu).
5. Tidak memenuhi ketentuan dalam Izin Usaha Industri Farmasi yang
ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.
245/MenKes/SK/V/1990.
Pencabutan izin tersebut dapat dilakukan setelah dikeluarkan :
1. Peringatan secara tertulis sebanyak tiga kali berturut–turut dengan
tenggang waktu masing-masing 2 (dua) bulan kepada perusahaan
Industri Farmasi tersebut.
2. Pembekuan izin usaha industri farmasi berlaku 6 bulan dimulai sejak
dikeluarkannya penetapan pembekuan kegiatan usaha industri farmasi.
8
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
9
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
2.2.2. Personalia
Sumber daya manusia sangat penting dalam pembentukan dan
penerapan sistem pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan
obat yang benar. Oleh sebab itu industri farmasi bertanggung jawab
10
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
11
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
12
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
13
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
2.2.4. Peralatan
Dalam pembuatan obat diperlukan peralatan yang memiliki desain
dan konstruksi yang tepat dengan ukuran yang memadai dan dikualifikasi
dengan tepat agar mutu obat terjamin. Syarat desain dan konstruksi
peralatan adalah sebagai berikut (BPOM, 2012) :
a. Peralatan didesain dan dikonstruksikan sesuai dengan tujuannya.
b. Permukaan peralatan yang bersentuhan dengan bahan awal, produk
antara atau produk jadi tidak boleh menimbulkan reaksi, adisi atau
absorbsi yang dapat mempengaruhi identitas, mutu atau kemurnian di
luar batas yang ditentukan.
c. Bahan yang diperlukan untuk pengoperasian alat khusus, misalnya
pelumas atau pendingin tidak boleh bersentuhan dengan bahan yang
sedang diolah sehingga tidak mempengaruhi mutu atau kemurnian
bahan awal, produk antara ataupun produk jadi.
d. Peralatan tidak boleh merusak produk akibat katup bocor, tetesan
pelumas, perbaikan, perawatan, modifikasi dan adaptasi yang tidak
tepat.
e. Peralatan didesain agar mudah dibersihkan dengan sesuai prosedur
tertulis yang rinci dan disimpan.
14
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
15
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
2.2.6. Produksi
Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang
telah ditetapkan dan memenuhi ketentuan CPOB yang menjamin senantiasa
menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi
ketentuan izin pembuatan dan izin edar.
1. Produksi hendaklah dilakukan dan diawasi oleh personil yang
kompeten.
2. Penanganan bahan dan produk jadi, seperti penerimaan dan karantina,
pengambilan sampel, penyimpanan, penandaan, penimbangan,
pengolahan, pengemasan dan distribusi hendaklah dilakukan sesuai
dengan prosedur atau instruksi tertulis dan bila perlu dicatat.
3. Seluruh bahan yang diterima hendaklah diperiksa untuk memastikan
kesesuaiannya dengan pesanan. Wadah hendaklah dibersihkan dimana
perlu dan diberi penandaan dengan data yang diperlukan.
4. Kerusakan wadah dan masalah lain yang dapat berdampak merugikan
terhadap mutu bahan hendaklah diselidiki, dicatat dan dilaporkan
kepada Bagian Pengawasan Mutu.
5. Bahan yang diterima dan produk jadi hendaklah dikarantina secara
fisik atau administratif segera setelah diterima atau diolah, sampai
dinyatakan lulus untuk pemakaian atau distribusi.
6. Produk antara dan produk ruahan yang diterima hendaklah ditangani
seperti penerimaan bahan awal.
16
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
17
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
persetujuan tertulis dari kepala bagian Pemastian Mutu dan bila perlu
melibatkan bagian Pengawasan Mutu.
16. Akses ke fasilitas produksi hendaklah dibatasi hanya untuk personil
yang berwenang.
17. Pada umumnya pembuatan produk nonobat hendaklah dihindarkan
dibuat di area dan dengan peralatan untuk produk obat.
18
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
19
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
20
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
21
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
kesehatan. Keputusan ini dapat bersumber dari badan POM atau dari
industri(Anonim,2010),(Koasih,2015)
Penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kembali produk
merupahan hal yang penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan obat
yang baik pada industry farmasi. Hal ini disebabkan keluhan konsumen
terhadap obat yang dikonsumsi dapat menjadi masalah yang serius jika tidak
ditangani dengan baik. Produk yang tidak memenuhi syarat mutu obat maka
harus dilakukan penarikan kembali produk yang telah beredar dipasaran.
Keluhan dan laporan dapat menyangkut kualitas, efek samping yang
merugikan dan masalah medis lainnya (Koasih,2015). Berikut beberapa
jenis keluhan dan laporan :
Tabel 2. Keluhan dan laporan
Jenis keluhan dan laporan Keterangan
22
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
23
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
2.2.11. Dokumentasi
Dokumentasi pembuatan obat merupakan bagian dari sistem
informasi manjemen yang meliputi spesifikasi. prosedur, metode dan
instruksi, perencanaan,relaksanaan, pengendalian serta evaluasi seluruh
rangkaian kegiatan pembuatan obat. Dokumentasi sangat penting untuk
memastikan bahwa setiap petugas mendapat instruksi secara rinci dan jelas
mengenai bidang tugas yang harus dilaksanakannya sehingga
memperkecil risiko terjadinya salah tafsir dan kekeliruan yang biasanya
timbul karena hanya mengandalkan komunikasi lisan. Sistem dokumentasi
hendaklah menggambarkan riwayat lengkap dari setiap betsatau lot suatu
produk sehingga memungkinkan penyelidikan serta penelusuran terhadap
bets atau lot produk yang bersangkutan. Sistem dokumentasi digunakan
pula dalam pemantauan dan pengendalian, misal kondisi lingkungan,
perlengkapan dan personalia (Kurniawan, 2012)
Dokumentasi yang jelas adalah fundamental untuk memastikan
bahwa tiap personil menerima uraian tugas yang relevan secara jelas dan
rinci sehingga memperkecil resiko terjadi salah tafsir dan kekeliruan yang
biasanya timbul karena hanya mengandalkan komunikasi lisan. Spesifikasi,
Dokumen Produksi Induk/Formula Pembuatan, prosedur, metode dan
instruksi, laporan dan catatan harus bebas dari kekeliruan dan tersedia
secara tertulis.Keterbacaan dokumen adalah sangat penting.
24
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
25
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
26
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
27
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
28
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
Pengujian
Penetapan Kadar
Parameter Impuritas
Identifikasi Disolusi*
Validasi
Kuantitatif Kandungan/Potensi
Akurasi - + +
Presisi
Repeatibility - + +
Presisi Intermediat
+ +
-
(1) (1)
Spesifisitas (2) + + +
Limit Deteksi
- -
Limit
Kuantitasi - + +
Linearitas - + +
Rentang - + +
Keterangan:
(-)Tidak dipersyaratkan.
(+)Dipersyaratkan.
(1) Dalam hal telah dilakukan test reprodusibilitas,maka presisi intermediat tidak
dipersyaratkan.
(2) Kekurangan spesifisitas dari salah satu prosedur analisis dapat dikompensasikan dengan
prosedur analisis yang lain yang dapat menunjang.
(3) Hanya diperlukan pada kasus tertentu.
*)Hanya untuk mengetahui kadar zat terlarut.
29
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
30
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
2.4. Pergudangan
Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri
farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan
31
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
32
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
2.5. Produksi
Kegiatan produksi industri farmasi di Indonesia diawasi oleh
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan.
Instansi tersebut menerapkan standar Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB) atau dikenal sebagai Good Manufacturing Practices (GMP).
Produksi adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan,
mengolah, membuat, mengemas, dan/atau mengubah bentuk sediaan
farmasi dan alat kesehatan. Produksi dalam industri farmasi harus
dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dan
memenuhi ketentuan CPOB yang menjamin senantiasa menghasilkan
produk yang memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi ketentuan izin
pembuatan dan izin edar (Anonim, 2009). Adapun ruang lingkup yang
dimaksud yaitu penimbangan bahan baku dan bahan pengemas, proses
pengolahan, validasi proses pengolahan, protap dan dokumen produksi. Hal-
33
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
34
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
35
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
2.7. Pengemasan
Pengemasan merupakan bagian siklus produksi yang dilakukan
terhadap produk ruahan untuk menghasilkan produk jadi. Kegiatan
pengemasan berfungsi membagi dan mengemas prosuk ruahan menjadi
produk jadi. Pengemasan dilaksanakan di bawah pengendalian yang ketat
untuk menjaga identitas, keutuhan dan mutu produk akhir yang dikemas
(Anonim, 2012).
Kegiatan pengemasan berfungsi untuk membagi dan mengemas
produk ruahan menjadi produk jadi. Pengemasan hendaklah dilaksanakan di
bawah pengendalian yang ketat untuk menjaga identitas, keutuhan dan mutu
produk akhir yang dikemas. Dalam kegiatan pengemasan, harus ada
perhatian khusus untuk meminimalkan resiko terjadinya kontaminasi silang,
ketercampurbauran, maupun kekeliruan lainnya. Dalam kegiatan
36
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
37
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
38
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
39
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
Kaca soda
Cairan anhidrat dan
lapur (tidak Sama denga tipe II,
produk kurang,
Tipe III mengalami tapi dengan pelepasan
sediaan parenteral jika
perlakuan oksida.
sesuai.
dealkalisasi)
40
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
2.8. Distribusi
Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) adalah cara distribusi/
penyaluran obat dan atau bahan obat yang bertujuan memastikan mutu
sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan
41
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
42
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
7. Distribusi obat dan atau bahan obat yang benar sangat bergantung
pada personil yang menjalankannya. Harus ada personil yang cukup
dan kompeten untuk melaksanakan semua tugas yang menjadi
tanggungjawab fasilitas distribusi. Semua personil harus memahami
prinsip CDOB dan harus menerima pelatihan dasar maupun pelatihan
lanjutan yang sesuai dengan tanggungjawabnya (Anonim, 2012a).
Secara umum, berbagai pihak yang terkait dengan peredaran atau
distribusi sediaan farmasi di Indonesia adalah sebagai berikut (Adisasmito,
2008):
1. Medis (Dokter, Perawat, Bidan).
2. Apoteker, Asisten Apoteker.
3. PerusahaanFarmasi.
4. Pemerintah.
5. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).
6. Lembaga Swadaya Masyarakat.
7. Organisasi Profesi.
Sebelum produk jadi disimpan di gudang dan siap untuk
didistribusikan, maka produk jadi akan dikarantina dan menunggu pelulusan
(release) dari bagian Pemastian Mutu/Quality Assurance (QA). Produk jadi
yang memerlukan kondisi penyimpanan khusus harus diberi penandaan
yang jelas dan disimpan di area karantina dengan kondisi sesuai. Setelah
pelulusan suatu bets/lot oleh bagian Pemastian Mutu, produk tersebut
dipindahkan dari area karantina ke gudang produk jadi (Anonim, 2012).
Sistem distribusi dibuat sedemikian rupa untuk memastikan produk
yang pertama masuk didistribusikan terlebih dahulu. Dengan kata lain,
sistem distribusi yang digunakan adalah First Expired First Out (FEFO),
dan First In First Out (FIFO). Dalam distribusi, selalu ada catatan tentang
distribusi tiap bets/lot, sehingga dapat mempermudah penyelidikan atau
penarikan kembali jika dibutuhkan (Anonim, 2012).
43
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
44
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
45
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
BAB III
TINJAUAN KHUSUS LAFIAL Drs. MOCHAMAD KAMAL
3.1. SEJARAH
Lafial (Lembaga Farmasi Angkatan Laut) berawal dari sebuah unit
farmasi yang sederhana pada tahun 1950, yang dibuat untuk memenuhi
kebutuhan obat untuk keluarga besar TNI-AL beserta keluarganya.
Pembuatan obat-obat di ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia)
dimulai pada tahun 1950, yang didirikan oleh Drs. Mochamad Kamal. Pada
tahun 1955 unit farmasi ini berganti nama DOAL-S (Depo Obat Angkatan
Laut-Surabaya), yang merupakan suatu organisasi gabungan dari Bagian
Pembuatan Obat dan Laboratorium Dinas Farmasi Bidang Kesehatan
Angkatan Laut.
Pada awal pendirian DOAL-S, dipimpin oleh seorang apoteker
bernama Drs. Mochamad Kamal sebagai Kepala Jawatan Farmasi Direktorat
Kesehatan Angkatan Laut yang dibantu oleh beberapa asisten apoteker.
Badan farmasi TNI-AL pertama ini fungsinya sebagai pusat perbekalan dan
pengadaan barang serta pendistribusian obat untuk keperluan Angkatan
Laut. Tahun selanjutnya, didirikan dua Pabrik Farmasi dan Laboratorium
Angkatan laut yaitu di Jakarta dan Surabaya (PAFAL-S dan PAFAL-D),
hal ini dikarenakan agar pembuatan obat-obatan di lingkungan Angkatan
Laut lebih optimal. Pembuatan dua pabrik ini berdasarkan SK Menteri
Kepala Staf Angkatan Laut KepM/KSAL/67401 tanggal 15 Juni 1962 oleh
menteri atau Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Muda Laut R.E.
Martadinata.
Pada tanggal 22 Agustus 1963, diresmikan Pabrik Farmasi dan
Laboratorium Angkatan Laut di Jalan Bendungan Jati Luhur No 1
Jakarta Pusat. Oleh karena itu tanggal 22 Agustus diperingati sebagai hari
jadi Lembaga Farmasi TNI-AL. Peresmian ini dilakukan oleh Ali Sadikin
46
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
47
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
KASUBAG NON
β-LAKTAM
48
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
(pamen, pama, bintara dan tamtama) dan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Tugas dari
LAFIAL adalah melaksanakan pembinaan faramasi Angkatan Laut dalam bidang
pendidikan, penelitian dan pengembangan. Untuk melaksanakan tugas tersebut
LAFIAL menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Melaksanakan produksi obat-obatan.
2. Melaksanakan pengujian laboratorium kimia, mikrobilogi dan makanan.
3. Melaksanakan pembinaan material kesehatan.
4. Melaksanakan pendidikan dan latihan kefarmasian.
5. Melaksanakan penelitian dan pengembangan kefarmasian.
6. Melaksanakan koordinasi dengan badan dan unsur lain, baik didalam
maupun diluar LAFIAL untuk kepentingan pelaksanaan tugas sesuai tingkat
dan lingkungan kewenangannya.
7. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program latihan, guna
pencapian sasaran programnya secara berhasil dan berdaya guna.
8. Mengajukan pertimbangan dan sasaran kepada KaDisKesAL) khususnya
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan tugasnya.
49
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
50
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
51
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
52
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
53
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
54
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
55
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
56
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
Produk sediaan semisolid yang ada di Lafial dapat dilihat pada tabel IV.
Tabel 5. Produk Sediaan Semisolid
57
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
58
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
59
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
60
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
61
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
62
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
63
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
64
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
BAB IV
KEGIATAN PKPA
65
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
66
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
67
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
2. Gudang
Gudang merupakan tempat penyimpanan bahan produksi dan
obat jadi yang didistribusikan dari gudang pusat. Bahan produksi dan
obat jadi disimpan di tempat terpisah. Lafial memiliki 5 gudang yang
terdiri dari gudang bahan baku non β-Laktam, gudang obat jadi non
β-Laktam, gudang eksipien, gudang cairan dan gudang bahan
pengemas. Gudang non beta laktam untuk menyimpan obat non
antibiotik dan bahan tambahan. Gudang cairan memiliki bahan baku
yang di atur secara alfabetis dengan penyusunan barang-barang
berdasarkan FIFO atau FEFO. Gudang pengemas digunakan untuk
menyimpan master box dan unit barang jadi. Bahan-bahan baku
tersebut kemudian di periksa oleh bagian Pengawasan Mutu. Bahan
baku yang dinyatakan memenuhi persyaratan oleh Departemen
Pengawasan Mutu akan diberikan label begitu pula dengan bahan
yang tidak lulus pemeriksaan.
Barang yang masuk ke gudang penyimpanan Lafial dicatat dalam
buku penerimaan bahan baku. Bahan baku yang diterima akan dicatat
dalam kartu persediaan atau kartu stok. Berdasarkan surat perintah
produksi, barang atau bahan yang akan di keluarkan dan telah
tercantum dalam surat tersebut diberikan ke bagian produksi dan
dicatat sebagai bukti pengeluaran ke dalam kartu stok. Pengendalian
ketersediaan barang di gudang dilakukan dengan penulisan kartu
stok. Kartu stok terdiri atas kartu stok gantung dan meja. Kartu stok
bahan baku berwarna putih, untuk bahan tambahan berwarna kuning,
sedangkan bahan pengemas berwarna hijau. Stok gantung langsung
ditempatkan pada bahan tersebut, sedangkan kartu stok meja
merupakan arsip di Bagian Matkes. Keberadaan dua macam kartu
stok ini berfungsi sebagai double check, untuk menghindari human
error. Penyerahan barang dari bagian gudang ke bagian produksi
68
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
1 BOD 75 ppm
3 TSS 75 ppm
4 Ph 6-9
5 Suhu 38o C
69
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
70
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
71
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
72
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
73
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
74
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
75
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
76
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
77
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
78
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
4.5. Pengemasan
Proses pengemasan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses
produksi sutu sedian farmasi (obat) sebelum didistribusikan. Proses ini
merupakan salah satu proses yang kritis dalam proses produksi, hal ini
disebabkan :
1. Sebagian besar kesalahan ada di bagian proes pengemasan. Hal ini
dilatar belakangi karena adanya anggapan bahwa proses pengemasan
bukan proses yang penting sehingga pengawasan sering diabaikan.
2. Kesalahan dibagian pengemasan, sangat sulit dideteksi.
3. Resiko kesalahan di bagian pengemasan berakibat fatal bagi konsumen
(resiko kesalah produk, label, dosis, dll).
Tujuan validasi proses pengemasan:
1. Memberikan dokumentasi secara tertulis bahwa prosedur pengemasan
yang berlaku dan digunakan dalam proses pengemasan rutin (batch
packaging record) sesuai dengan persyaratan rekonsiliasi yang telah
ditentukan secara terus-menerus (konsisten).
2. Operator atau pelaksana yang melakukan proses pengemasan
kompeten serta mengikuti prosedur pengemasan yang telah ditentukan.
3. Proses pengemasan yang dilakukan tidak terjadi peristiwa mix up
(campur baur) antar produk maupun antar batch.
4.6. Dokumentasi
Dokumentasi sangat esensial dalam pengoperasian suatu industri
farmasi agar dapat memenuhi persyaratan CPOB. Sistem dokumentasi yang
79
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
80
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
81
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
akan digubakan sebagai zat aktif pembuatan lotion brotowali, dari hasil
rotary ekstrak kental yang didapatlan sebanyak 50 gram. Setelah ekstrak
kental diapatkan selanjutnya menyiapkan pembuatan lotion dengan
menimbang bahan-bahan yang digunakan yaitu, ekstrak kental brotowali,
Na CMC, asam strearat, gliserin, metilparaben, propilparaben, tea dan
aquades. Lotion brotowali dibuat sebanyak 300ml yang kemudian dilakukan
uji organoleptik, viskositas, pH dan homogenitas. Uji oranoleptik berupa
warna, kenyamanan dan bau, untuk uji viskositas digunakan viskometer
brookfiled dalam waktu 5 menit menggunakan spindel no 6 dengan
kecepatan 50 rpm. Pengujian pH menggunakan pH meter yang sebelumnya
dikalibrasi dengan menggunakan standar pH 7 dan standar pH 4 sedangkan
pengujian homogenitas menggunakan kaca preparat.
82
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan PKPA di Lembaga Farmasi Angkatan
Laut Drs. Mochamad Kanal (LAFIAL), dapat disimpulkan bahwa kegiatan
PKPA di LAFIAL dapat memberikan gambaran mengenai tugas, peran, dan
taggung jawab seorang apoteker dalam menentukan kualitas produk obat,
khususnya bagian produksi, bagian pegawasan mutu, bagian pendidikan,
penelitian, dan pengembangan dan bagian material kesehatan serta dapat
terjun langsung dalam pembuatan sediaan obat mulai dari preformulasi
hingga uji evaluasinya.
Kegiatan produksi obat yang dilakukan selama PKPA yaitu
pembuatan Tablet Amlodipin 10 mg dengan menggunakan metode kempa
langsung.
5.2. Saran
Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksi, ada beberapa
saran yang dapat diperhatikan untuk meingkatkan kualitas produk yang
dihasilkan lebih baik, antara lain :
1. Menyempurnakan penerapan CPOB yang menjadi acuan dalam
pengelolaan Lembaga Farmasi Angkatan Laut
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas mesin-mesin produksi agar
produk yang dihasilkan mempuyai kualitas yang baik.
3. Mencoba ikut serta dalam tender e-katalog di Indonesia agar produksi
obat di LAFIAL konsisten melakukan produksi
83
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012, Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) Edisi 2012,
BPOM RI, Jakarta.
Anonim, 2012a, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor HK.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012 tentang
Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik, Badan
Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta.
Anonim, 2012a, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor HK.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012
tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik, Badan
Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta.
Anonim, 2012b, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor HK.03.1.34.11.12.7542 Tahun 2012 tentang
Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik (CDOB), Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 16 Tahun
2013 tentang Perubahan atas Peraturan menteri Kesehatan No.
1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Adisasmito, W., 2008, Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan RI Tentang
Distribusi Sediaan Farmasi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia, Jakarta.
Bauer, E.J., 2009, Pharmaceutical Packaging Handbook, Informa Healthcare,
USA.
Julianti, E. dan Nurminah, M., 2006, Buku Ajar Tekologi Pengemasan,
Universitas Sumatera Utara Press, Medan.
84
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
85
LAMPIRAN
TUGAS KHUSUS
Disusun Oleh:
1) Nimas Sekar Hutami A. (16811087)
2) Beni Yogiantoro (16811108)
3) Ummul Khoiroh (16811120)
4) Ifa Nurazizah (16811123)
5) Uci Korina Putri (16811141)
6) Syayida Surya Aminata (16811144)
7) Intan Nurhidayah (16811148)
8) Yaya HapnafianRaif (16811162)
9) Muh. Imannual Farizky (16811166)
86
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
102 yang ditambahkan sebagai filler binder adalah 20 – 90% dari bobot
tablet (Rowe dkk., 2009). Avicel® PH 102 berfungsi untuk membuat bulk
(menambah bobot sehingga memiliki bobot yang sesuai untuk dikempa),
memperbaiki kompresibilitas, dan sifat alir zat aktif serta memperbaiki
daya kohesi agar tablet dapat dikempa langsung sehingga menghasilkan
tablet yang memiliki bobot yang seragam, keras, dan tidak rapuh.
Metode ini dinilai sangat memuaskan karena hemat
waktu, peralatan, energi yang digunakan dan sangat sesuai untuk zat aktif
yang tidak tahan panas dan kelembaban tinggi sehingga dapat menghindari
kemungkinan terjadi perubahan zat aktif akibat pengkristalan kembali
yang tidak terkendali selama proses pengeringan pada metode granulasi
basah. Selain itu dapat menghindari zat aktif dari tumbukan mekanik yang
berlebihan jika digunakan metode granulasi kering (Voigt, 1984).
Sehingga dalam penelitian ini metode kempa langsung dipilih untuk
produksi Amlodipin 10 mg dalam skala lab mengingat waktu yang
dibutuhkan untuk pembuatannya singkat.
2
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
3
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hipertensi
2.1.1. Definisi
Hipertensi dapat didefinisikan meningkatnya tekanan darah
arteri yang persisten (Sukandar, 2008). Hipertensi dapat
mengakibatkan komplikasi seperti stroke, kelemahan jantung, penyakit
jantung koroner (PJK), gangguan ginjal dan lain-lain yang berakibat
pada kelemahan fungsi dari organ vital seperti otak, ginjal dan jantung
yang dapat berakibat kecacatan bahkan kematian. Hipertensi atau yang
disebut the silent killer merupakan salah satu faktor resiko terbesar
penyebab kardiovaskular (WHO, 2007).
2.1.2. Etiologi
Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis
yang beragam. Pada kebanyakan pasien etiologinya tidak diketahui
secara pasti (essensial atau hipertensi primer). Hipertensi primer ini
tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol. Sedangkan untuk
penyebab yang khusus, dikenal sebagai hipertensi sekunder. Banyak
penyebab hipertensi sekunder; endogen maupun eksogen. Bila
penyebab hipertensi sekunder dapat diidentifikasi, hipertensi pada
pasien-pasien ini dapat disembuhkan secara potensial (Binfar, 2006).
Pada pasien dengan hipertensi primer (essensial), hipertensi dapat
terjadi karena faktor genetik (Binfar, 2006). Pada pasien dengan
hipertensi sekunder cenderung timbul akibat dari penyakit komorbid
atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Pada
kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau
penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering.
Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat
4
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
2.1.3. Patofisiologi
Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan
tekanan darah secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi,
yang berusaha untuk mempertahankan kestabilan tekanan darah dalam
jangka panjang reflek kardiovaskular melalui sistem saraf termasuk
sistem kontrol yang bereaksi segera. Kestabilan tekanan darah jangka
panjang dipertahankan oleh sistem yang mengatur jumlah cairan tubuh
yang melibatkan berbagai organ terutama ginjal.
1) Perubahan anatomi dan fisiologi pembuluh darah
2) Sistem renin-angiotensin
3) Sistem saraf simpatis
2.1.4. Klasifikasi
Klasifikasi tekanan darah oleh JNC 7 untuk pasien dewasa
(umur ≥ 18 tahun) berdasarkan rata-rata pengukuran dua tekanan darah
atau lebih pada dua atau lebih kunjungan klinis2 (Tabel 1). Klasifikasi
tekanan darah mencakup 4 kategori, dengan nilai normal pada tekanan
darah sistolik (TDS) < 120 mm Hg dan tekanan darah diastolik (TDD)
< 80 mm Hg. Prehipertensi tidak dianggap sebagai kategori penyakit
tetapi mengidentifikasi pasien-pasien yang tekanan darahnya cendrung
meningkat ke klasifikasi hipertensi dimasa yang akan datang. Ada dua
tingkat (stage) hipertensi , dan semua pasien pada kategori ini harus
diberi terapi obat.
5
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
6
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
7
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
b. Terapi Farmakologi
1) Diuretika
Diuretik menurunkan tekanan darah dengan cara
megurangi jumlah air dan garam di dalam tubuh serta
melonggarkan pembuluh darah. Sehingga tekanan darah secara
perlahan-lahan mengalami penurunan karena hanya ada cairan
yang sedikit di dalam sirkulasi dibandingkan dengan sebelum
menggunakan diuretik. Selain itu, jumlah garam di dinding
pembuluh darah menurun sehingga menyebabkan pembuluh
darah membesar. Kondisi ini membantu tekanan darah menjadi
normal kembali, obatnya antara lain jenis thiazide
(Hidroklorothiazid); aldosteron antagonis (Spironolakton); loop
diuretik (Furosemid, Bumetanid, dll) (Binfar, 2006).
2) Beta Blocker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui
penurunan daya pompa jantung. Pemberian β-bloker tidak
dianjurkan pada penderita gangguan pernapasan seperti asma
bronkial karena pada pemberian β- bloker dapat mengkambat
reseptor beta 2 di jantung lebih banyak dibandingkan reseptor
beta 2 di tempat lain. Penghambatan beta 2 ini dapat membuka
pembuluh darah dan saluran udara (bronki) yang menuju ke
paru-paru. Sehingga penghambatan beta 2 dari aksi pembukaan
ini dengan β-bloker dapat memperburuk penderita asma
(Binfar, 2006).
3) Calcium Channel Blocker atau Calcium Antagonist Antagonis
Kalsium
CCB merupakan sekelompok obat yang berkerja
mempengaruhi jalan masuk kalsium ke sel-sel dan
mengendurkan otot-otot di dalam dinding pembuluh darah
sehingga menurunkan perlawanan terhadap aliran darah dan
8
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
9
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
2.2. Tablet
2.2.1. Definisi
Tablet merupakan sediaan padat yang mengandung bahan obat
dengan atau tanpa bahan pengisi (Anonim, 2014). Tablet dapat
dibedakan berdasarkan cara pembuatannya yaitu tablet kempa dan
tablet cetak. Tablet kempa adalah tablet yang dibuat dengan
memberikan tekanan yang tinggi terhadap serbuk atau granul
menggunakan cetakan baja. Tablet cetak adalah tablet yang dibuat
dengan menekan massa serbuk yang lembap dengan tekanan rendah ke
dalam lubang cetakan (Hadisoewignyo, 2012).
10
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
11
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
12
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
13
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
14
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
2.3.3. Primojel
Rumus Molekul C2H4O3·xNa·x
15
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
2.3.5. Aerosil
Rumus Molekul SiO2
Fungsi Glidan
Terhidrat sebagian, amorf, terdapat dalam
Pemerian Bahan bentuk granul seperti kaca dengan berbagai
ukuran (7-16nm)
Praktis tidak larut dalam solven organik, air,
& asam, kecuali HCl, larut dalam larutan
Data Kelarutan panas alkali hidroksida membentuk dispersi
koloid dengan air, kelarutan dalam air 150
mg/L suhu 25o.
Kerapatan/BJ 0,029-0,042 g/cm3
Titik lebur/leleh 1600oC
Stabilitas Higroskopis, menyerap banyak air
tanpa menjadi cair.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
16
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.2. Bahan
1. Amlodipin besylate standar
2. Aquadest
3. Serbuk amlodipin hasil mixing
4. HCl 0,01N
5. Tablet amlodipin
17
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
18
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
19
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
20
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
21
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
22
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
BAB IV
Pada uji sifat alir serbuk yang dihasilkan dari 3 replikasi diperoleh
hasil replikasi 1 sebesar 13,82 gram/detik, replikasi 2 sebesar 14,21
gram/detik dan replikasi 3 sebesar 13,39 gram/detik, sehingga diperoleh
hasil rata – rata replikasi sebesar 15,46 gram/detik. Hal ini menunjukkan
bahwa serbuk yang dihasilkan memiliki kecepatan alir baik karena > 10
gram/detik.
23
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
24
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
4.2.2. Kekerasan
1 2
2 3
3 3,2
4 2,2
5 2
6 2,75
7 2,5
8 2
9 2
10 2,3
Rata-rata 2,39
(kg/cm3)
4.2.3. Kerapuhan
Bobot awal Bobot akhir % Kerapuhan
2,828 2,818 0,35%
25
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
Replikasi 1 Replikasi 2
26
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
Kadar Rata-rata
Tablet SD (%) CV (%)
(%) (%)
1 97,01
2 99,48
3 99,24
4 98,92
5 96,41
97,27 1,46 1,50
6 96,31
7 95,91
8 95,26
9 97,01
10 97,14
27
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Pembuatan tablet amlodipin 10 mg menggunakan metode kempa langsung
dengan bahan tambahan Avicel pH 102, aerosil, mg sterat dan primojel.
2. Hasil uji evaluasi tablet amlodipin menunjukan hasil yang baik pada uji
organoleptis, uji keseragaman bobot, uji kekerasan, uji kerapuhan, uji
waktu hancur dan uji keseragaman kandungan.
5.2. Saran
28
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
DAFTAR PUSTAKA
29
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
30
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
Lampiran
31
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
c. Kurva Baku
kadar
(ppm) absorbansi
5 0,228
7,5 0,348
10 0,464
12,5 0,583
15 0,687
32
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
Kadar
Bobot Kadar
seharusnya Kadar Kadar Rata-rata SD CV
Tablet tablet Absorbansi pembacaan
dalam (mg) (%) (%) (%) (%)
(mg) (ppm)
tablet (mg)
1 152,7 10,18 0,365 7,90 9,88 97,01
2 153,4 10,23 0,376 8,14 10,17 99,48
3 150,5 10,03 0,368 7,97 9,96 99,24
4 151,8 10,12 0,37 8,01 10,01 98,92
5 152,8 10,19 0,363 7,86 9,82 96,41
97,27 1,46 1,50
6 155,5 10,37 0,369 7,99 9,98 96,31
7 155,3 10,35 0,367 7,94 9,93 95,91
8 155,5 10,37 0,365 7,90 9,88 95,26
9 148,5 9,90 0,355 7,68 9,60 97,01
10 150,4 10,03 0,36 7,79 9,74 97,14
33
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker
Lembaga Farmasi TNI AL Drs. Mochamad Kamal
Periode 03 – 27 April 2017
f. Dokumentasi
1.Tablet Amlodipin 10 mg