Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM

MELAKUKAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN


(STUDI PADA WAJIB PAJAK PBB-P2 KECAMATAN JOMBANG KABUPATEN JOMBANG)

Johan Yusnidar
Sunarti
Arik Prasetya

PS Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya


105030407111005@mail.ub.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh variabel SPPT, Pengetahuan Wajib Pajak,
Kualitas Pelayanan, Kesadaran Wajib Pajak, dan Sanksi Pajak secara parsial dan simultan terhadap
variabel Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
Penelitian ini berlokasi pada Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. Metode penelitian yang
digunakan adalah explanatory research, dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data
yang disebarkan kepada 116 Wajib Pajak PBB-P2 di Kecamatan Jombang. Analisa data dalam penelitian
ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa SPPT, Pengetahuan Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, Kesadaran Wajib Pajak, dan
Sanksi Pajak berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap variabel Kepatuhan Wajib Pajak.
Kata kunci : SPPT, Pengetahuan Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi
Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak

ABSTRACT
This study aimed to clarify the effect of variable SPPT, Knowledge Taxpayer, Quality of Service, Taxpayer
Awareness, and Tax Penalties on Taxpayer Compliance. Emperial Studies at Taxpayers Jombang District, Jombang
Regency. The method used in this research is explanatory research method, using a questionnaire as data collection
tool that is distributed to 116 Taxpayers in Jombang District, Jombang Regency. Statistical method used multiple
regression analysis. The result showed that the factors of SPPT, knowledge Taxpayer, Quality of Service, Taxpayer
Awareness and Tax Penalties has positive and significant influence both simultaneously and partially.
Keyword: SPPT, Knowledge Taxpayer, Quality of Service, Taxpayer Awareness, Tax Penalties, Taxpayer
Compliance

PENDAHULUAN Terhitung 1 Januari 2014, semua


Kabupaten/Kota wajib mengelola Pajak Bumi
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dalam dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 P2). Sehingga daerah memiliki tanggung jawab
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi penuh guna mengelola Pajak Bumi dan
Daerah membuat Pajak Bumi dan Bangunan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. Disini
yang sebelumnya pengelolaannya dikelola oleh daerah harus mengkonsep dan membiayai
pemerintah pusat diserahkan oleh pemerintah sendiri pengelolaan PBB-P2 agar target
daerah. Sebelum Undang-undang ini muncul, pendapatan dapat tercapai dengan maksimal.
Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak Pada saat PBB-P2 dikelola oleh pemerintah
pusat namun dana penerimaan dikembalikan pusat, pemerintah Kabupaten/Kota hanya
kembali kedaerah kabupaten/kota sehingga mendapatkan 64,8 % dari total pemerimaan
pemerintah daerah tinggal menerima dana bagi daerah. Penerimaan PBB-P2 dengan adanya
hasil dari pemerintah pusat. Dengan terbitnya pengalihan ini akan sepenuhnya masuk ke
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pemerintah Kabupaten/Kota dan diharapkan
Pajak daerah dan Retribusi Daerah, pemerintah mampu meningkatkan jumlah Pendapatan Asli
daerah kini mempunyai tambahan sumber Daerah khususnya di Kabupaten Jombang.
Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari Pajak Pemerintah Kabupaten Jombang memiliki
Daerah salah satunya adalah Pajak Bumi dan peluang menambah penerimaan daerah dari
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2). sektor PBB-P2 mengingat luas wilayah
Kabupaten Jombang yang mencapai 1.159,50

Jurnal Perpajakan (JEJAK) | Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 1


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
km2. Prakteknya hingga saat ini permasalahan kewajiban perpajakannya. Faktor yang juga
tingkat kepatuhan Wajib Pajak Pajak Bumi dan mempengaruhi kepatuhan dalam membayar
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan tetap pajak adalah Kesadaran Wajib Pajak. Variabel
menjadi sebuah permasalahan. Kepatuhan kesadaran wajib pajak sangat mungkin
Wajib Pajak di Kabupaten Jombang masih bisa dikaitkan dengan kepatuhan membayar pajak.
dikatakan struktuatif. Hal tersebut dapat dilihat Kesadaran itu muncul berdasarkan motivasi
dari tidak selalu Realisasi Pendapatan mencapai wajib pajak. Jika kesadaran tinggi maka akan
Target Penerimaan. muncul motivasi untuk membayar pajak, maka
Tabel 1. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak kemauan untuk membayar pajakpun akan
Bumi dan Bangunan (PBB) Kabupaten Jombang tinggi dan pendapatan dari pajakpun akan
No. Tahun Target PBB Realisasi meningkat. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang pernah dilakukan oleh Danang (2013) yang
1. 2011 35.500,000 34.558,564
menyebutkan bahwa variabel Kesadaran Wajib
Pajak memiliki pengaruh terhadap Kepatuhan
2. 2012 38.776,801 42.689,442
Wajib Pajak.
Penelitian yang dilakukan Seftiwan (2009)
3. 2013 41.285,784 34.817,459 membuktikan bahwa sanksi pajak berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan dan dalam membayar PBB. Hal ini dikarenakan
Aset Daerah Kabupaten Jombang 2014 wajib pajak akan merasa lebih merugi apabila
Berdasarkan data di atas dapat dilihat tidak mebayar pajak telah melewati jatuh tempo
bahwa tidak selalu target penerimaan mencapai wajib pajak harus membayar denda sebesar 2%
penerimaan. Hal tersebut harusnya menjadi perbulan dari jumlah PBB terutang perbulan.
perhatian tersendiri bagi pemerintah Kabupaten Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan,
Jombang karena penerimaan hasil perpajakan maka peneliti mempunyai keinginan untuk
khususnya Pajak Bumi dan Bangunan memiliki meneliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor
pengaruh terhadap pendapatan asli daerah. yang mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
Pemerintah kabupaten Jombang harus lebih Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
mengoptimalkan penerimaan dari Wajib Pajak yang dituangkan dalam penelitian yang
mengingat pada tahun 2014 berdasarkan berjudul: “Pengaruh Faktor-Faktor yang
Undang-undang Republik Indonesia tentang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Dalam
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah No 28 Tahun Melaksanakan Pembayaran Pajak Bumi dan
2009 pemerintah kabupaten Jombang telah Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan”.
mengambil alih pengelolaan Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dari TINJAUAN PUSTAKA
pemerintah pusat. Perpajakan
Penelitian yang dilakukan oleh Seftiawan Pajak merupakan salah satu sumber
(2009) menjelaskan bahwa variabel SPPT sangat penerimaan negara yang bersumber dari rakyat
mungkin berpengaruh terhadap tingkat untuk membiayai semua kegiatan pemerintahan
kepatuhan Wajib Pajak dimana SPPT maupun yang dipergunakan untuk kepentingan
merupakan media untuk mengetahui kebenaran pembangunan.
pajak yang harus dibayar didalam SPPT. Faktor “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas
lain yang berpengaruh adalah Pengetahuan negara berdasarkan undang- undang (yang
Wajib Pajak. Berdasarkan hasil penelitian dari dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa
Danang (2013) Pengetahuan Wajib Pajak sebagai timbal balik (kontraprestasi) yang langsung
variabel sangat mungkin terkait dengan dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan kepentingan umum” (Mardiasmo,2009:01).
karena rata-rata Wajib Pajak yang telah memiliki
pengetahuan tentang perpajakan kebanyakan Pajak Daerah
berpikiran untuk lebih baik membayar pajaknya Pajak daerah merupakan pajak yang
daripada terkena sanksi pajak berupa denda. ditetapkan oleh pemerintah daerah dengan
Seftiawan (2009), Tamia (2012), dan Danang peraturan daerah, yang wewenang
(2013) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa pemungutannya dilaksanakan oleh pemerintah
Kualitas Pelayanan berpengaruh terhadap daerah dengan tidak menerima imbalan secara
kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB- langsung dan hasilnya untuk membiayai
P2. Kualitas Pelayanan berpengaruh karena pengeluaran pemerintah daerah dalam
pemberian pelayanan yang baik kepada Wajib melaksanakan penyelenggaraan pemerintah dan
Pajak, maka Wajib Pajak akan merasa senang pembangunan daerah.
dan merasa dimudahkan dalam menyelesaikan

Jurnal Perpajakan (JEJAK) | Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 2


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
b. Wajib pajak berikap kooperatif (tidak
Pajak Bumi dan Bangunan menyusahkan) petugas pajak dalam
Pajak Bumi dan Bangunan berdasarkan UU pelaksanaan proses administrasi
No. 28 tahun 2009 ditetapkan menjadi Pajak perpajakan.
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. c. Wajib pajak berkeyakinan bahwa
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan melaksanakan kewajiban perpajakan
Perkotaan merupakan pajak atas bumi dan / merupakan tindakan sebagai warga
atau bangunan yang dimiliki, dikuasai dan negara yang baik.
dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan
kecuali kawasan yang digunakan untuk Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
kegiatan usaha perkebunan, perhutananan dan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
pertambangan. merupakan surat pemberitahuan yang
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan digunakan oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan
Perkotaan ini dipungut oleh pemerintah daerah dan Aset Daerah untuk memberitahukan
berdasarkan UU No. 28 tahun 2009. Pajak Bumi besarnya pajak terutang kepada wajib pajak.
dan Bangunan bersifat kebendaan yang artinya Pasal 1 Angka 5 UU Nomor 12 Tahun 1985
besarnya pajak terutang ditentukan oleh Tentang Pajak Bumi Dan Bangunan menjelaskan
keadaan objek yaitu keadaan tanah dan bahwa Surat Pemberitahuan Pajak
bangunan. Sedangkan keadaan subjek yang Terhutang adalah surat yang digunakan oleh
membayar pajak tidak ikut menentukan Direktorat Jenderal Pajak untuk
pengenaan pajak terutang, karena itu Pajak memberitahukan besarnya pajak terhutang
Bumi dan Bangunan disebut pajak objektif kepada Wajib Pajak.
Surat Pemberitahuan Pajak
Kepatuhan Wajib Pajak Terhutang, yang selanjutnya disingkat SPPT
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, yang adalah surat yang digunakan untuk
dimaksud dengan patuh adalah taat pada memberitahukan besarnya Pajak Bumi dan
aturan. Jadi kepatuhan adalah ketaatan dalam Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang
menjalankan aturan-aturan yang telah terutang kepada Wajib Pajak (Pasal 1 Angka 54
ditetapkan. Selain itu terdapat beberapa UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
pengertian kepatuhan dalam bidang perpajakan Daerah Dan Retribusi Daerah). Wajib pajak yang
menurut para ahli, yaitu: mendapatkan SPPT wajib membayarkan pajak
Menurut Nurmantu (2010:148) dijelaskan terutang sesuai dengan besarnya pengenaan
bahwa terdapat dua macam kepatuhan yaitu: pajak yang terdapat dalam SPPT. SPPT
1. Kepatuhan Formal diterbitkan berdasarkan data objek pajak yang
Kepatuhan formal adalah suatu keadaan ada pada Dinas Pendapatan Pengelolaan dan
dimana Wajib Pajak memenuhi kewajiban Aset Daerah.
perpajakan secara formal sesuai dengan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
ketentuan dalam Undang-Undang Perpajakan. dan Perkotaan akan mendapatkan SPPT di
Dalam hal ini kepatuhan formal meliputi: kantor kelurahan atau kantor kepala desa
a. Wajib Pajak membayar pajak dengan tempat objek pajak terdaftar dan tempat lain
tepat waktu. yang ditunjuk sebagai tempat penyedia SPPT
b. Wajib Pajak membayar pajak dengan bagi Wajib Pajak. Pembayaran PBB-P2 yang
tepat jumlah. telah tertera dalam SPPT dapat dilaksanakan di
c. Wajib pajak tidak memiliki tanggungan Bank atau Giro yang tercantum dalam SPPT
Pajak Bumi dan Bangunan. atau pemungut PBB-P2 yang telah di tunjuk
2. Kepatuhan Material resmi oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan dan
Kepatuhan material menurut Rahayu Aset Daerah.
(2010:110) adalah dimana suatu keadaan dimana
Wajib Pajak secara subtansi/hakekat memenuhi Pengetahuan Wajib Pajak
semua ketentuan perpajakan, yakni sesuai Konsep Pengetahuan pajak menurut
dengan isi dan jiwa undang-undang perpajakan. Rahayu (2010:139) yaitu wajib pajak harus
Pengertian kepatuhan materiil dalam hal meliputi pengetahuan mengenai Ketentuan
ini adalah sesuai dengan penjelasan dari Rahayu Umum dan Tata Cara Perpajakan, pengetahuan
(2010:110) adalah: mengenai Sistem Perpajakan di Indonesia dan
a. Wajib pajak bersedia melaporkan pengetahuan mengenai fungsi perpajakan.
informasi tentang pajak apabila petugas Dalam penelitian ini yang dimaksud
membutuhkan informasi. pengetahuan pajak antara lain adalah sejauh
mana wajib pajak mengetahui fungsi PBB-P2

Jurnal Perpajakan (JEJAK) | Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 3


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
sebagai sebagai salah satu sumber pendapatan pembayaran yang meningkatkan
di Kabupaten Jombang, terlebih lagi dengan kenyamanan Wajib Pajak dalam
adanya UU no 28 tahun 2009 mengenai membayar PBB-P2 harus lebih
pengelolaan PBB-P2 dari pusat ke daerah ditingkatkan serta lokasi pembayaran
menjadi 100 % penerimaan daerah berpotensi yang cukup mudah di jangkau oleh Wajib
menjadi sumber pendapatan yang sangat Pajak yang ingin membayar juga
signifikan bagi daerah. Selain pengetahuan merupakan bagian dari pelayanan.
tentang fungsi dan kewajiban serta hak wajib
pajak mekanisme tata cara pembayaran pajak Kesadaran Wajib Pajak
terutang ke petugas bank yang telah ditunjuk Kesadaran adalah keadaan mengetahui,
akan membantu kepatuhan wajib pajak dalam sedangkan perpajakan adalah perihal pajak,
membayar pajak. Pengetahuan pajak sendiri sehingga kesadaran perpajakan adalah keadaan
pada umumnya terkait dalam tingkat mengetahui atau mengerti perihal pajak
pendidikan seseorang, orang yang memiliki (Rahayu:141). Kesadaran perpajakan adalah
pengetahuan perpajakan lebih tinggi akan kerelaan memenuhi kewajiban dan memberikan
memiliki kepatuhan lebih tinggi karena selain kontribusi kepada negara yang menunjang
mereka tarif pajak yang dibebankan kepada pembangunan negara. Kesadaran wajib pajak
mereka, mereka juga mengetahui bahwa jika berkonsekuensi logis untuk wajib pajak, yaitu
mereka tidak melaksanakan kewajiban mereka kerelaan wajib pajak memberikan kontribusi
sebagai wajib pajak mereka akan terkena sanksi dana untuk pelaksaan fungsi perpajakan dengan
atapun denda. Pengetahuan perpajakan yang cara membayar pajak tepat waktu dan tepat
Wajib Pajak miliki akan membuat mereka jumlah.
mengetahui alur uang pembayaran pajak serta Kesadaran Wajib Pajak berkaitan dengan
manfaat pajak yang akan mereka dapatkan. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan diantaranya adalah :
Kualitas Pelayanan 1. Sebagai orang yang memperoleh manfaat
Berdasarkan Keputusan Menteri atas bumi dan bangunan wajib pajak
Pendayagunaan Aparatur Negara memiliki kewajiban dalam membayar pajak
63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman atas objek yang mereka miliki/manfaatkan.
Penyelenggaraan Pelayanan Publik, 2. Wajib pajak sadar bahwa pajak merupakan
mengharuskan setiap penyelenggaraan sumber pendapatan daerah, jadi sebagai
pelayanan publik memiliki standar pelayanan warga negara yang merupakan bagian dari
yang dipublikasikan sebagai jaminan adanya sebuah daerah kesadaran membayar pajak
kepastian bagi penerima pelayanan termasuk juga dapat diartikan kesadaran untuk turut
pelayanan perpajakan. serta dalam pembangunan daerah.
Kualitas pelayanan perpajakan dalam Pajak Wajib Pajak yang memiliki kesadaran
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan tinggi tidak menganggap membayar pajak
berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan merupakan suatu beban namun mereka
menjadi dua bagian, yaitu: menganggap hal ini adalah suatu kewajiban dan
1. Metode Penyampaian SPPT tanggung jawab mereka sebagai warga negara
Mekanisme penyerahan SPPT dari Dinas sehingga mereka tidak keberatan dan membayar
Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah pajaknya dengan suka rela. Hal ini terjadi
yang disalurkan kepada kantor kelurahan karena mereka memiliki pandangan bahwa
sesuai domisili Wajib Pajak, dari kantor membayar pajak merupakan salah satu cara
kelurahan SPPT diserahkan kepada ketua untuk berpartisipasi dalam pembangunan
RW yang kemudian oleh ketua RW melalui pajak sehingga mendukung kebijakan
disampaikan kepada Ketua RT untuk pajak oleh pemerintah.
disampaikan kepada wajib pajak. “Kesadaran wajib pajak akan meningkat
2. Pelayanan pembayaran PBB-P2 bilamana dalam masyarakat muncul persepsi
Pelayanan pembayaran PBB-P2 disini terhadap pajak. Dengan meningkatnya
adalah mekanisme pembayaran yang pengetahuan perpajakan masyarakat melalu
dibuat sesederhana mungkin, wajib pajak pendidikan perpajakan baik formal maupun
hanya perlu membawa sejumlah nominal non formal akan berdampak positif terhadap
pajak terutangnya beserta SPPT PBB-P2 pemahaman dan kesadaran Wajib Pajak dalam
jika membayar di kelurahan, jika membayar pajak. Dengan penyuluhan
membayar di bank wajib pajak akan perpajakan secara intensif dan kontinyu akan
dibantu oleh petugas bank. Selain itu meningkatkan pemahaman wajib pajak tentang
fasilitas-fasilitas yang mendukung proses kewajiban membayar pajak sebagai wujud

Jurnal Perpajakan (JEJAK) | Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 4


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
gotong royong nasional dalam menghimpun
dana untuk kepentingan pembiayaan
pemerintahan dan pembangunan nasional”
(Rahayu, 2010:141).
Kesadaran perpajakan dapat disimpulkan Gambar 1. Model Hipotetsis
merupakan kerelaan memenuhi kewajiban dan
memberikan kontribusi kepada negara untuk
menunjang pembangunan negara. Kesadaran SPPT (X1)
wajib pajak berkonsekuensi logis untuk wajib
pajak, yaitu kerelaan wajib pajak memberikan Pengetahuan (X2)
kontribusi dana untuk pelaksaan perpajakan
dengan cara membayar pajak tepat waktu dan Kualitas Pelayanan Kepatuhan
tepat jumlah. (X3) Wajib Pajak (Y)

Sanksi Kesadaran (X4)


Sanksi pajak merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak,
Sanksi (X5)
karena fungsi sanksi adalah digunakan sebagai
cara untuk mengatur sekelompok populasi
untuk memenuhi aturan yang ditentukan. Keterangan: = Berpengaruh Simultan
Sanksi ditujukan kepada wajib pajak yang tidak = Berpengaruh Parsial
mematuhi aturan perpajakan atau melakukan Berdasarkan gambar 1 adaapun hipotetesis
pelanggaran berupa kecurangan terhadap yang disusun adalah sebagai berikut:
peraturan perpajakan yang berlaku saat ini. Ha1 : Diduga SPPT berpengaruh secara
Dengan adanya sanksi berupa denda maupun signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak
pidana yang cukup tinggi diharapkan wajib dalam melakukan pembayaran PBB-P2.
pajak lebih patuh terutama dalam hal membayar Ha2 : Diduga Pengetahuan Wajib Pajak
PBB. Menurut Resmi (2008:71), sanksi berpengaruh signifikan terhadap
perpajakan terjadi karena terdapat pelanggaran kepatuhan Wajib Pajak dalam melakukan
terhadap peraturan perundang-undangan pembayaran PBB-P2.
perpajakan. Sehingga apabila terjadi Ha3 : Diduga Kualitas Pelayanan Pajak
pelanggaran maka wajib pajak dihukum dengan berpengaruh signifikan terhadap
indikasi kebijakan perpajakan dan undang- kepatuhan Wajib Pajak dalam melakukan
undang perpajakan. pembayaran PBB-P2.
Dalam undang-undang perpajakan dikenal Ha4 : Diduga Kesadaran Wajib Pajak
dua macam sanksi, yaitu sanksi administrasi berpengaruh signifikan terhadap
dan sanksi pidana. Sanksi administrasi kepatuhan Wajib Pajak dalam melakukan
dikenakan tehadap wajib pajak yang tidak pembayaran PBB-P2.
memenuhi ketentuan peraturan perpajakan atau Ha5 : Diduga Sanksi Perpajakan berpengaruh
melakukan pelanggaran terhadap peraturan signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak
perpajakan yang berlaku, sanksi administrasi dalam melakukan pembayaran PBB-P2
berupa pembayaran kerugian pada negara, Ha6 : Diduga SPPT, Pengetahuan Wajib Pajak,
dapat berupa bunga, denda, atau kenaikan. Kualitas Pelayanan, Kesadaran Wajib Pajak
dan Sanksi Perpajakan secara simultan
Hipotesis Penelitian berpengaruh signifikan terhadap
Pada penelitian ini berdasarkan latar kepatuhan Wajib Pajak dalam melakukan
belakang, rumusan masalah, tinjauan pustaka pembayaran PBB-P2.
dan kerangka berpikir dapat diambil suatu
hipotesis. Hipotesis merupakan dugaan METODE PENELITIAN
sementara yang digunakan sebagai dasar Jenis penelitian yang digunakan pada
peneliti dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini adalah penelitian penjelasan
penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis (explanatory research) dengan pendekatan
terhadap permasalahan dan model hipotetsis kuantitatif. Menurut Sugiyono (2008:10)
dapat dilihat pada gambar 1. penelitian penjelasan (explanatory research)
adalah penelitian yang menjelaskan hubungan
kausal antara variabel-variabel yang
mempengaruhi hipotesis. Pada penelitian

Jurnal Perpajakan (JEJAK) | Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 5


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
penjelasan, sekurang-kurangnya terdapat dua mekanisme penyerahan SPPT hingga
variabel yang dihubungkan. mekanisme pembayaran PBB-P2 telah
Populasi yang diambil dalam penelitian ini memenuhi dan memberikan wajib pajak
adalah seluruh Wajib Pajak Pajak Bumi dan kenyamanan dan rasa puas dalam
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang melaksanakan kewajiban perpajakannya.
terdapat di Kecamatan Jombang. Banyaknya 4. Variabel Kesadaran Wajib Pajak
jumlah sampel yang diambil dari jumlah Grand mean yang di dapat dari variabel
populasi yang jumlahnya tidak diketahui secara kesadaran pajak adalah sebesar 4,13. Hal ini
pasti, peneliti menggunakan rumus Machin & berarti responden setuju bahwa wajib pajak rela
Campbell dengan jumlah responden 116 Wajib memberikan kontribusi dana untuk pelaksaan
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan fungsi pemerindah daerah dengan cara
Perkotaan. Teknik pengambilan sampel dalam membayar kewajiban perpajakannya.
penelitian ini adalah dengan menggunakan 5. Variabel Sanksi Pajak
metode non probabilitas (Non Probability Total gran mean variabel sanksi pajak
Sampling) dengan teknik pengambilan sampel adalah sebesar 3,86. Hal ini berarti wajib pajak
menggunakan Purposive Sample. Metode non setuju bahwa adanya pelanggaran yang
probabilitas yaitu teknik pengambilan sampel dilakukan oleh wajib pajak baik perorangan
yang tidak memberi peluang/kesempatan sama maupun kelompok dikenakan tindakan berupa
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk pengenaan sanksi pajak sesuai dengan aturan
dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2008:83). yang telah berlaku. Berdasarkan hasil penelitian
Sedangkan metode Purposive Sampling adalah ini sanksi pajak merupakan salah upaya dan
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan peran kontrol pemerintah daerah untuk
tertentu yang dinilai respondennya sesuai meminimalisir adanya pelanggaran perpajakan
dengan kriteria yang dibutuhkan dalam dalam membayaran PBB-P2.
penelitian ini (Sugiyono, 2008:85). Metode 6. Variabel Kepatuhan Wajib Pajak
pengumpulan data dalam penelitian ini Total grand mean yang di dapat dari
menggunakan kuisioner yang disebar berisi variabel kepatuhan wajib pajak adalah sebesar
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi 4,10. Hal ini berarti wajib pajak telah
kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB- melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai
P2. dengan peraturan dan tata cara perundangan-
undangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Statistik Deskriptif Analisis Statistik Inferensial
1. Variabel SPPT 1. Uji Normalitas
Total Grand mean variabel SPPT adalah Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah
4,01. Hal ini berarti bahwa responden setuju nilai residual tersebar normal atau tidak.
bahwa SPPT bahwa data dalam wajib pajak dan Prosedur uji dilakukan dengan uji Kolmogorov-
informasi yang terdapat dalam SPPT sangat Smirnov, dengan ketentuan nilai signifikansi
membantu wajib pajak dalam melaksanakan lebih besar dari 0,05 maka asumsi normalitas
dan memenuhi kewajiban perpajakannya. Oleh terpenuhi.
karenanya SPPT menjadi poin yang harus Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
diperhatikan oleh Dinas Pendapatan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pengelolaan dan Aset Daerah guna Unstandardiz


ed Residual
meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam N 116
Normal Parameters a,b Mean .0000000
memenuhi kewajiban perpajakannya. St d. Dev iation 1.79197334
2. Variabel Pengetahuan Wajib Pajak Most Ext reme Absolute .084
Dif f erences Positiv e .084
Total grand mean dari variabel Negativ e -.044
pengetahuan wajib pajak adalah 3,98. Hal ini Kolmogorov -Smirnov Z .904
Asy mp. Sig. (2-tailed) .387
berarti bahwa responden memiliki pengetahuan a. Test distribution is Normal.
dalam mengetahui peraturan baik itu berupa b. Calculated f rom dat a.

tarif yang akan meraka bayar, tata cara Sumber: Data primer diolah,2014
pembayaran dan fungsi PBB-P2 bagi pemerintah Dari hasil perhitungan seperti yang didapat
daerah atau kota. dalam tabel 20 nilai signifikansi sebesar 0.387
3. Variabel Kualitas Pelayanan atau lebih besar dari 0.05 maka asumsi
Total grand mean kualitas pelayanan normalitas terpenuhi.
adalah 3,76. Hal ini berati bahwa responden 2. Uji Autokorelasi
setuju bahwa jasa yang diberikan petugas pajak Tabel 3. Hasil Uji autokorelasi
secara langsung kepada wajib pajak mulai dari

Jurnal Perpajakan (JEJAK) | Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 6


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
terjadi heteroskedastisitas, sehingga dapat
Durbin- disimpulkan bahwa sisaan mempunyai ragam
Model Watson
1
homogen (konstan) atau dengan kata lain tidak
1.804
terdapat gejala heterokedastisitas.
Sumber: Data primer diolah, 2014
Dari Tabel 21 diketahui nilai uji Durbin 5. Uji Regresi Variabel Penelitian
Watson sebesar 1,804 yang terletak antara 1.767 “Metode analisis yang digunakan pada
dan 2.233, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini adalah analisis regresi linier
asumsi tidak terdapat autokorelasi telah berganda. Regresi linier berganda adalah regresi
terpenuhi. yang digunakan sebagai alat analisis untuk
mengetahui pengaruh dua atau lebih variabel
3. Uji Multikolinieritas independen (X1, X2, X3 dan seterusnya) terhadap
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinieritas variabel dependen, namun masih terdapat
hubungan linier” (Sugiono,2008:270.)
Tabel 5. Rekapitulasi Analisis Regresi Berganda
Collinearity Statistics
Model Tolerance VI F Unstandardized Standardized
1 X1 .693 1.443 Coefficients Coefficients
X2 .487 2.054 Model B Std. Error Beta t Sig.
X3 .632 1.583 1 (Constant) 5.010 1.863 2.690 .008
X4 .605 1.654 X1 .137 .066 .162 2.092 .039
X5 .713 1.402 X2 .186 .090 .191 2.076 .040
Sumber: Data primer diolah, 2014 X3 .166 .059 .228 2.814 .006
Berdasarkan hasil perhitungan yang X4 .188 .083 .188 2.280 .025
diperoleh dari hasil pengolahan data dengan X5 .150 .048 .236 3.100 .002
menggunakan program SPSS versii 21 yang
Sumber data primer diolah 2014
ditampilkan pada tabel hasil uji
Hasil uji regresi berganda menunjukan
multikolinieritas, didapat hasil nilai tollerance
hasil persamaan regresi sebagai berikut :
untuk masing-masing variabel bebas:
Y = 5,010 + 0,137 X1 + 0,186 X2 + 0,166 X3 +
0,188 X4 + 0,150 X5
a.
Tolerance untuk Surat Pemberitahuan
Dari persamaan di atas dapat
Pajak Terutang adalah 0.693
diinterpretasikan sebagai berikut:
b. Tolerance untuk Pengetahuan Wajib
a. Kepatuhan Wajib Pajak akan meningkat
Pajak adalah 0.487
meningkat sebesar 0,137 satuan untuk
c. Tolerance untuk Kualitas Pelayanan
setiap tambahan satu satuan X1 (Surat
adalah 0,632
Pemberitahuan Pajak Terutang). Hal ini
d. Tolerance untuk Kesadaran Wajib Pajak
menunjukkan bahwa apabila Surat
adalah 0,605
Pemberitahuan Pajak Terutang mengalami
e. Tolerance untuk Sanksi pajak adalah
peningkatan 1 satuan, maka kepatuhan
0,713
wajib pajak akan meningkat sebesar 0,137
Pada hasil pengujian didapat bahwa
satuan dengan asumsi variabel yang
keseluruhan nilai tolerance < 0,1 sehingga dapat
lainnya dianggap konstan.
disimpulkan bahwa tidak terjadi
b. Kepatuhan Wajib Pajak akan meningkat
multikolinearitas antar variabel bebas.
sebesar 0,186 satuan untuk setiap tambahan
4. Uji Heterokedastisitas
satu satuan X2 (pengetahuan wajib pajak).
Gambar 2. Hasil Uji Heterokedastisistas
Hal ini menunjukkan bahwa apabila
Scatterplot

pengetahuan wajib pajak mengalami


Dependent Variable: Y

3 peningkatan 1 satuan, maka kepatuhan


Regression Standardized Predicted

1
wajib pajak akan meningkat sebesar 0.186
satuan dengan asumsi variabel yang
Value

-1

-2
lainnya dianggap konstan.
-3

-3 -2 -1 0 1 2 3
c. Kepatuhan Wajib Pajak akan meningkat
Regression Standardized Residual

sebesar 0,166 satuan untuk setiap tambahan


satu satuan X3 (kualitas pelayanan). Hal ini
Sumber: Data Primer diolah, 2014
menunjukkan bahwa apabila kualitas
Dari hasil pengujian tersebut didapat
pelayanan mengalami peningkatan 1
bahwa diagram tampilan scatterplot menyebar
satuan, maka kepatuhan wajib pajak akan
dan tidak membentuk pola tertentu maka tidak
meningkat sebesar 0.166 satuan dengan

Jurnal Perpajakan (JEJAK) | Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 7


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
asumsi variabel yang lainnya dianggap
konstan.
d. Kepatuhan Wajib Pajak akan meningkat
sebesar 0,188 satuan untuk setiap tambahan
satu satuan X4 (kesadaran wajib pajak). Hal Pengaruh Parsial antara Variabel Surat
ini menunjukkan bahwa apabila kesadaran Pemberitahuan Pajak Terutang, Pengetahuan
wajib pajak mengalami peningkatan 1 Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, Kesadaran
satuan, maka kepatuhan wajib pajak akan Wajib Pajak, Sanksi Perpajakan terhadap
meningkat sebesar 0.188 satuan dengan Kepatuhan Wajib Pajak
asumsi variabel yang lainnya dianggap Hasil pengujian regresi secara parsial
konstan. didapatkanlah point probabilitas dengan tingkat
e. Kepatuhan wajib pajak akan meningkat signifikasi yang digunakan adalah sebesar 0,05.
sebesar 0,150 satuan untuk setiap tambahan Nilai probabilitas (X1) sebesar 0,039 < α = 0,05,
satu satuan X5 (Sanksi pajak), Hal ini sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
menunjukkan bahwa apabila Sanksi pajak pengaruh signifikan secara parsial antara
mengalami peningkatan 1 satuan, maka variabel Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
Kepatuhan wajib pajak akan meningkat (SPPT) (X1) terhadap kepatuhan Wajib Pajak (Y).
sebesar 0.150 satuan dengan asumsi Variabel Pengetahuan Wajib Pajak secara
variabel yang lainnya dianggap konstan. parsial berpengaruh signifikan terhadap
Hasil uji regresi linier berganda didapatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB-
besarnya kontribusi variabel bebas terhadap P2. Dari hasil regresi secara parsial pada hasil
variabel terikat, antara lain Surat Pemberitahuan penelitian ini didapat dengan signifikansi (X2)
Pajak Terutang sebesar 0,137, Pengetahuan sebesar 0,04 < α = 0,05. Sedangkan koefisien beta
Wajib Pajak sebesar 0,186, Kualitas Pelayanan dari Pengetahuan Wajib Pajak sebesar O,l9l dan
sebesar 0,166, Kesadaran Wajib Pajak sebesar memiliki hubungan yang positif dan pastinya
0,188, dan Sanksi Pajak sebesar 0,159. Sehingga signifikan.
dapat disimpulkan bahwa Surat Pemberitahuan Hasil penelitian variabel Kualitas
Pajak Terutang, Pengetahuan Wajib Pajak, Pelayanan (X3) didapatkan dengan nilai
Kualitas Pelayanan, Kesadaran Wajib Pajak, dan siginifikasin sebesar 0,006 < α = 0,05. Jadi dari
Sanksi Pajak berpengaruh positif terhadap hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan
Kepatuhan Wajib Pajak. Dengan kata lain, bahwa kualitas pelayanan berpengaruh
apabila bahwa Surat Pemberitahuan Pajak signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak
Terutang, Pengetahuan Wajib Pajak, Kualitas dalam membayar PBB-P2.
Pelayanan, Kesadaran Wajib Pajak, dan Sanksi Variabel Kesadaran Wajib Pajak (X4)
Pajak meningkat maka akan diikuti peningkatan didapat siginifikan sebuah nilai sebesar 0,025 <
Kepatuhan Wajib Pajak. α = 0,05. Jadi hasil dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa kesadaran Wajib Pajak
Deskripsi Surat Pemberitahuan Pajak berpengaruh secara signifikan terhadap
Terutang, Pengetahuan Wajib Pajak, Kualitas kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB-
Pelayanan, Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi P2.
Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak Variabel Sanksi Pajak (X5) signifikan
Gambaran rata-rata hasil jawaban sebesar 0,002 < α = 0,05. Jadi dapat disimpulkan
responden untuk variabel SPPT (X1) adalah bahwa sanksi pajak berpengaruh terhadap
setuju dengan nilai mean sebesar 4,0l. Pada kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB-
variebel Pengetahuan Wajib Pajak (X2) rata-rata P2 dan berpengaruh paling mendominasi
responden setuju dengan mean sebesar 3,98. dibandingkan dengan variebel yang lain dalam
Variabel Kualitas Pelayanan (X3) mendapat penelitian ini.
mean sebesar 3,76 yang berarti mayoritas
responden menjawab setuju. Pada variebel Pengaruh serentak (simultan) antara Variabel
Kesadaran Wajib Pajak (X4) rata-rata responden Surat Pemberitahuan Pajak Terutang,
menjawab setuju dengan mean 4,l3. Kemudian Pengetahuan Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan,
pada variabel Sanksi Pajak (X5) rata-rata Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Perpajakan
responden menjawab setuju dengan mean 3,86. terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Sementara pada variabel Kepatuhan Wajib Pajak Berdasarkan analisis statistik inferensial
(Y) rata-rata jawaban responden juga menunjuk dengan menggunakan analisis regresi linier
pada jawaban setuju, hal ini ditunjukkan berganda, maka hipotesis yang menyatakan
dengan nilai mean sebesar 4,l0. terdapat pengaruh signifikan antara variabel
SPPT (X1), Pengetahuan Wajib Pajak (X2),

Jurnal Perpajakan (JEJAK) | Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 8


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
Kualitas Pelayanan (X3), Kesadaran Wajib Pajak Pajak, Kualitas Pelayanan, Kesadaran Wajib
(X4), Sanksi Perpajakan (X5) terhadap Kepatuhan Pajak dan Sanksi Pajak terhadap tingkat
Wajib Pajak (Y) secara simultan dapat diterima. kepatuhan dalam melakukan pembayaran Pajak
Hal ini dijelaskan dengan nilai signifikasi F Bumi dan Bangunan Perkotaan dan Perdesaan,
yaitu 0,000 < 0,05 dan nilai adjusted R square maka dapat dikemukaan beberapa hal yang
sebesar 0,546. Artinya bahwa 54,6% variabel merupakan kesimpulan dari penelitian ini,
Kepatuhan wajib pajak akan dipengaruhi oleh yaitu:
variabel bebasnya, yaitu Surat Pemberitahuan 1. Secara parsial SPPT, pengetahuan Wajib
Pajak Terutang(X1), pengetahuan Wajib Pajak Pajak, kualitas pelayanan, kesadaran Wajib
(X2), kualitas pelayanan (X3), kesadaran Wajib Pajak dan sanksi pajak berpengaruh
Pajak (X4), dan sanksi pajak (X5)). Sedangkan signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak
sisanya 45,4% variabel Kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan pembayaran Pajak
akan dipengaruhi oleh variabel-variabel yang Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Perkotaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan 2. Secara serentak SPPT, Pengetahuan Wajib
bahwa seluruh variabel dalam penelitian seperti Pajak, Kualitas Pelayanan, Kesadaran Wajib
Surat Pemeritahuan Pajak Terutang (SPPT), Pajak dan Sanksi Pajak berpengaruh
Pengetahuan Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak
Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Perpajakan jika dalam melaksanakan pembayaran Pajak
secara serentak ditingkatkan penerapan serta Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
pelaksanaannya maka akan berpengaruh Perkotaan.
terhadap peningkatan kepatuhan Wajib Pajak Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat
dalam melaksanakan pembayaran Pajak Bumi dikemukakan beberapa saran yang diharapkan
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. dapat bermanfaat bagi instansi terkait maupun
bagi pihak-pihak lain. Adapun saran yang
Faktor berpengaruh dominan terhadap diberikan, antara lain:
Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar 1. Berdasarkan distribusi frekuensi jawaban
Pajak Bumi dan Bangunan terendah pada penelitian ini didapatkan
Guna menentukan variabel bebas yang distribusi jawaban terendah terletak pada
berpengaruh dominan dalam mempengaruhi variabel Kualitas Pelayanan. Hal ini
nilai variabel terikat dalam suatu model regresi diharapkan adanya perhatian khusus dari
linier, maka digunakan nilai Koefisien Beta (Beta Dinas Pendapatan Daerah guna
Coefficient). Berdasarkan hasil tabel hasil analisis mempertahankan serta meningkatkan
regresi terlihat bahwa variabel yang memiliki kualitas pelayanan PBB-P2 terhadap Wajib
koefisien beta tertinggi terdapat pada variabel Pajak.
sanksi pajak (X5) dengan nilai koefisien beta 2. Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan
sebesar 0,236. Jadi variabel sanksi perpajakan dengan melakukan penambahan variabel.
merupakan variabel dengan pengaruh dominan Hal ini dikarenakan kepatuhan Wajib Pajak
yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB-P2 tidak hanya
dalam membayar PBB-P2. dipengaruhi oleh 5 variabel saja seperti Surat
Hal ini konsisten dengan penelitian Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT),
sebelumnya yang dilakukan oleh Seftiawan pengetahuan Wajib Pajak, kualitas
(2009) yang menyatakan bahwa sanksi pajak pelayanan, kesadaran Wajib Pajak, dan
memberikan pengaruh terhadap kepatuhan sanksi perpajakan tetapi masih banyak faktor
Wajib Pajak dalam membayar PBB-P2 dan lain seperti sosialisasi dan jangka waktu.
merupakan faktor yang dominan. Penelitian ini Pengembangan teknik pengumpulan data
juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh pada peneliti selanjutnya dapat dilakukan
Tamia (2012) yang menyatakan bahwa sanksi dengan wawancara secara terstruktur
pajak mempunyai pengaruh positif dan kepada seluruh responden agar
siginifikan serta merupakan variabel yang mendapatkan informasi yang dibutuhkan
berpengaruh dominan terhadap kepatuhan secara lengkap dan akurat.
Wajib Pajak dalam melakukan pembayaran
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan DAFTAR PUSTAKA
Perkotaan. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian-
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka
KESIMPULAN DAN SARAN Cipta
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
mengenai pengaruh SPPT, Pengetahuan Wajib

Jurnal Perpajakan (JEJAK) | Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 9


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
Danang, Cristian. 2013. Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam Melakukan Pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (Studi
Kasus Pada Wajib Pajak di Kecamatan
Pesantren Kota Kediri) Skripsi (S1),
Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya

Devano, Sony dan Rahayu, Siti. 2010. Perpajakan:


Konsep, Teori, dan Isu. Jakarta: PT Kencana

Mardiasmo. 2009. Perpajakan (Edisi Revisi 2011).


Yogyakarta: Penerbit Andi

Nurmantu. Safri. 2010. Pengantar Ilmu


Perpajakan. Jakarta: Granit

Rahayu, Siti Kurnia. 2010. “Perpajakan


Indonesia”. Yogyakarta: Salemba Empat

Resmi, Siti. 2005. Perpajakan Teori & Kasus.


Jakarta: Salemba Empat

Sari, Putri Pramita. 2010. Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam Melakukan Pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan (Studi Kasus pada Wajib Pajak di
Kelurahan Gununganyar Tambak,
Kecamatan Gununganyar Kota Surabaya)
Skripsi (S1), Fakultas Ekonomi, Universitas
Brawijaya

Seftiawan, Rully. 2009. Analisis Faktor yang


Berpengaruh Pada Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan
(Studi Kasus pada Wajib Pajak PBB di Desa
Semboro Kabupaten Jember) Skripsi (S1),
Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif,


Kualitatif, dan R dan D. Bandung: CV
Alfabeta

Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang


Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Jurnal Perpajakan (JEJAK) | Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 10


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai