PENDAHULUAN
hidup yang merupakan kompomen penting dan utama untuk sel hewan dan sel
manusia. Protein dapat diisolasi dari seluruh sel ke bagian sel. Dalam hal ini protein
mempunyai peranan penting dalam biologi yang sangat penting, sebagai zat
pembentuk, transport, katalisator reaksi kimia, hormon, racun dan yang lainnya
(Madle, 2012 dalam Natsir dan Latifa, 2018). Protein adalah sumber asam-asam
amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O dan N yang tidak memiliki oleh lemak
atau karbohidrat (Winarno, 2004). Struktur protein yang terdiri dari polipeptida yang
mempunyai rantai yang amat panjang, tersusun atas banyak unit asam amino. Asam
amino, unit struktur protein, dan peptida sederhana, yang terdiri dari beberapa asam
amino yang digabungkan oleh ikatan peptide (Lehninger, 1982 dalam Natsir dan
Latifa, 2018).
Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh karena
zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai
zat pembangun dan pengatur. Salah satu sumber makanan yang paling banyak
Ikan merupakan salah satu sumber protein yang sangat dibutuhkan oleh
yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu, nilai biologisnya mencapai 90%, dengan
jaringan pengikat sedikit sehingga mudah dicerna. Ikan mengandung enzim yang
dapat menguraikan protein yang menyebabkan timbulnya bau tidak sedap. Lemak
ikan mengandung asam lemak tidak jenuh ganda yang sangat mudah mengalami
proses oksidasi atau hidrolisis yang menghasilkan bau tengik (Batubara, 2009).
Mengkonsumsi protein pada ikan sangat bermanfaat bagi tubuh sebagai zat
pembangun jaringan sel, pengatur sistem metabolisme, dan bahan bakar di dalam
tubuh (Munthe et al., 2016). Hal penting adalah harganya jauh lebih murah
dibandingkan dengan sumber protein lain. Ikan juga dapat digunakan sebagai bahan-
bahan obat-obatan, pakan ternak, dan lainya. Kandungan kimia, ukuran, dan nilai
gizinya tergantung pada jenis, umur kelamin, tingkat kematangan, dan kondisi
komponen non protein dalam tempe. Pengendapan protein secara salting out dengan
dalam bentuk murninya dalam harga yang relative terjangkau, kelarutannya yang
tinggi, serta tidak menyebabkan denaturasi protein. (Roe., 2001 dalam Poernomo, et
al., 2014).
pemanasan, suasana asam atau basa yang ekstrim, kation logam berat dan
1.2.3 Bagaimana metode apa yang digunakan untuk analisa penentuan kadar
1.2.1 Untuk mengetahui cara pengendapan protein pada ikan dengan garam.
1.2.3 Untuk mengetahui metode apa yang digunakan untuk analisa penentuan kadar
1.2.1 Dapat mengetahui cara pengendapan protein pada ikan dengan garam.
1.2.3 Dapat mengetahui metode apa yang digunakan untuk analisa penentuan
2.1 Protein
berlimpah didalam sel dan menyusun lebih dari setengah berat kering pada hampir
semua organisme. Asam amino, unit struktur protein, dan peptida sederhana, yang
terdiri dari beberapa asam amino yang digabungkan oleh ikatan peptida. Struktur
protein yang terdiri dari polipeptida yang mempunyai rantai yang amat panjang,
tersusun atas banyak unit asam amino (Albert L. Lehninger, 1982 Natsir dan Latifa,
2018). Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh karena
zat ini disamping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai
zat pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asam-asam amino yang
makhluk hidup. Fungsi protein lebih diutamakan untuk sintesis protein-protein baru
sesuai kebutuhan tubuh, sementara karbohidrat dan lipid digunakan untuk menjamin
ketertersediaan energi untuk tubuh. Diet protein secara sempurna akan dihidrolisis di
saluran gastrointestinal dan hanya asam amino bebas yang dapat diserap usus.
Kemudian asam amino dan peptida yang terbentuk dari pencernaan protein alami
akan diabsorbsi dan dianabolisme di berbagai jaringan dan organ sebagai protein
tubuh. Konsep baru berkaitan dengan protein menunjukkan bahwa elemen makro dan
mikro (seperti vitamin dan mineral) dapat berinteraksi untuk melakukan fungsi yang
molekul protein. Terjadinya denaturasi protein tahap awal pada saat protein dikenai
suhu pemanasan sekitar 50 oC, protein tersebut belum bisa dikatakan rusak, hanya
Semakin tinggi suhu pengovenan terjadi penurunan kadar protein. Hal ini
disebabkan karena pengaruh suhu, dimana semakin tinggi suhu pengovenan maka
akan terjadi denaturasi protein yang mengakibatkan perubahan struktur protein oleh
suhu oven yang berbeda (Novia et al., 2011). Menurut Zulfikar (2008) denaturasi
perusakan struktur sekunder, tersier dan kuartenernya. Sedangkan faktor yang dapat
atau basa yang ekstrim, kation logam berat dan penambahan garam jenuh.
komponen non protein dalam tempe. Pengendapan protein secara salting out dengan
dalam bentuk murninya dalam harga yang relative terjangkau, kelarutannya yang
dalam dua kelompok, yaitu asam amino esensial dan non esensial. Asam amino
esensial tidak dapat diproduksi dalam tubuh sehingga harus ditambahkan dalam
bentuk makanan, sedangkan asam amino non esensial terdiri dari lysin, methionin,
valin, histidin, fenilalanin, arginin, isoleusin, threonin, leusin dan triptofan. Asam
amino non esensial terdiri dari asam aspartat, asam glutamate, alanin, tirosin, sistin,
glisin, serin, prolin, hidroksilin, glutamine, dan hidroksiprolin (Abun, 2006 dalam
Sine 2016).
2.3 Ikan
Ikan adalah hewan berdarah dingin, cirri khasnya adalah bertulang belakang,
insang dan sirip (Burhanuddin, 2014). Ikan mengandung enzim yang dapat
menguraikan protein yang menyebabkan timbulnya bau tidak sedap. Lemak ikan
mengandung asam lemak tidak jenuh ganda yang sangat mudah mengalami proses
Mengkonsumsi protein pada ikan sangat bermanfaat bagi tubuh sebagai zat
pembangun jaringan sel, pengatur system metabolisme, dan bahan bakar di dalam
yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu, nilai biologisnya mencapai 90%, dengan
jaringan pengikat sedikit sehingga mudah dicerna. Hal penting adalah harganya jauh
lebih murah dibandingkan dengan sumber protein lain. Ikan juga dapat digunakan
ukuran, dan nilai gizinya tergantung pada jenis, umur kelamin, tingkat kematangan,
anorganik yang memiliki beberapa kelebihan yaitu tidak higroskopis, tahan disimpan
dalam waktu lama, mudah larut dalam air serta harga dapat dijangkau masyarakat.
aktivitas enzim terbaik dibandingkan dengan sumber nitrogen yang lain seperti
amonium nitrat, amonium klorida, urea dan pepton. Untuk mengurangi biaya
dan mempunyai struktur mirip dengan struktur pepetida dari protein. Prinsip reaksi
Biuret adalah reaksi antara tembaga sulfat dalam alkali dengan senyawa yang berisi
dua atau lebih ikatan pepetida seperti protein yang memberikan warna ungu biru yang
khas. Fungsi reagen biuret adalah untuk mem- bentuk kompleks sehingga yang
dikandung dapat diidentifikasi. Reaksi biuret ini ber- sifat spesifik, artinya hanya
senyawa yang mengandung ikatan pepetida saja yang akan bereaksi dengan pereaksi
pada hari Sabtu, 6 April 2019, pukul 13.00 WITA-selesai, bertempat di Laboratorium
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas kimia 50 mL dan
250 mL, pipet tetes, spektrofotometer UV-Vis, botol semprot, pipet volume 10 dan
25 mL, filler, micro pipet, tabung reaksi, oven, batang pengaduk, spatulla, sentrifuga,
terus menerus sehingga larutan jenuh. Setelah larutan jenuh, kemudian larutan
disentrifuga selama 5 menit pada 3.000 rpm. Disaring dan dipisahkan endapannya.
nm menggunakan UV-Vis.
suhu 80˚C. Pada tabung 1 diuji menggunakan asam dengan penambahan HCl 4 M
0 0,012
0,2 0,071
0,4 0,095
0,6 0,174
0,8 0,227
1 0,267
Sampel Tabung I 0,169
Sampel Tabung II 0,178
0.3
y = 0.2603x + 0.0109
R² = 0.9876
0.25
0.2
Absorbansi
0.15
0.1
0.05
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Volume Standar Albumin
4.2 Analisis Data
Dik :
Volume Sampel = 1 mL
Tabung I
y = 0,260x + 0,010
x = 0,6115
𝑀𝑥𝑉
%Kadar Protein = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 100%
0,6115 𝑥 1
= 𝑥 100%
1000
= 0,06115%
Tabung II
y = 0,260x + 0,010
x = 0,646
𝑀𝑥𝑉
%Kadar Protein = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 100%
0,646 𝑥 1
= 𝑥 100%
1000
= 0,0646 %
1. Uji biuret
4.2 Pembahasan
garam ammonium sulfat, uji koagulasi, dan uji denaturasi protein. Untuk sampel
yang digunakan ikan. Pada uji sifat-sifat protein dilakukan pengendapan protein
albumin pada ikan, kemudian diaduk sampai jenuh dan di saring. Selanjutnya filtrat
diuji dengan reagen biuret. Uji biuret dilakukan untuk mengetahui ikatan peptida
atau ikatan yang menghubungkan asam amino dan protein pada sampel. Dari hasil
percobaan tersebut larutan ini positif berwarna ungu karena adanya ikatan
polipeptida.
denaturasi protein ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh lingkungan
molekul protein sehingga protein yang mengalami denaturasi menjadi kecil dan
putih telur dihaluskan mengunakan cawan porselin kemudian diencerkan dengan air
berwarna.
biasa disebut nilai serapan merupakan sinar yang diserap oleh senyawa dalam
turut, yaitu 0,012, 0,071, 0,095, 0,174, 0,227, 0,267, 0,169, 0,178 dengan kadar
5.1 Kesimpulan
5.1.2 Uji pengendapan dengan garam dilakukan dengan cara larutan protein diambil
5.1.3 Metode yang dapat digunakan dalam penentuan kadar protein yaitu melalui
metode lowry.
5.2 Saran
Disarankan agar kedepannya dapat dilakukan uji koagulasi pada sampel yang
akan diuji utuk melihat penurun daya larut pada molekul protein sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniati, Elly, 2009. Pembuatan Konsentrat Protein Dari Biji Kecipir Dengan
Penambahan HCl. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik. 9(2).
Putri, Ariza A. B., Yuliet, Jamaluddin. 2016. Analisis Kadar Albumin Ikan Sidat
(Anguilla marmorata Dan Anguilla bicolor) Dan Uji Aktivitas
Penyembuhan Luka Terbuka Pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus). Journal
of Pharmacy. 2(2).
Magistri, Putri Mira, Rismawati Y., Yustini A., 2016. Pengaruh Pemberian Berbagai
Olahan Telur terhadap Kadar Kolesterol Total Darah Mencit. Jurnal
Kesehatan Andala. 5(3).
Susanti R., E Hidayat. 2016. Profil Protein Susu Dan Produk Olahannya. Jurnal
MIPA. 39(2).