Anda di halaman 1dari 16

Teori dan Empat Konsep Dasar

Roger
Martha E. Roger mengemukakan empat konsep besar. Beliau menghadirkan
lima asumsi tentang manusia. Tiap orang dikatakan sebagai suatu yang individu
utuh. Manusia dan lingkungan selalu saling bertukar energi. Proses yang terjadi
dalam kehidupan seseorang tidak dapat diubah dan berhubungan satu sama lain
pada dimensi ruang dan waktu. Hal tersebut merupakan pola kehidupan. Pada
akhirnya seseorang mampu berbicara, berfikir, merasakan, emosi,
membayangkan dan memisahkan. Manusia mempunyai empat dimensi, medan
energi negentropik dapat diketahui dari kebiasaan dan ditunjukkan dengan ciri-
ciri dan tingkah laku yang berbeda satu sama lain dan tidak dapat diduga dengan
ilmu pengetahuan yaitu lingkungan, keperawatan dan kesehatan.
Tujuan diagnosa keperawatan memberikan kerangka kerja dalam intervensi
keperawatan direncanakan dan dilaksanakan. Intervensi keperawatan akan
tergantung pada fokus diagnosa keperawatan. Fokus pada integralitas akan
diimplementasikan dengan lingkungan sama dengan pada individu. Diharapkan
perubahan pada suatu hal yang akan menyebabkan perubahan di sisi yang lain
secara simultan terpisah dari dunia penyakit. Di sana masalah tidak dapat
disetujui dengan efektif dalam arti umumnya perubahan diterima, ukuran
penyakit. Kreativitas dan imaginasi menjadi sangat penting. Resonansi
menyatakan bahwa diagnosa keperawatan ditujukan untuk mendukung atau
memodifikasi variasi proses kehidupan sebagai manusia yang utuh. Karena
proses kehidupan manusia merupakan suatu fenomense.

Rencana keperawatan pada bagian helicy membutuhkan penerimaan individu


terhadap perubahan yang terjadi strategi untuk meningkatkan dan memodifikasi
irama dan tujuan hidup. Untuk itu dibutuhkan informasi dan partisipasi aktif klien
pada proses keperawatan. konsep yang menyebutkan manusia adalah unik dan
dapat dikenali karena kemampuannya dalam merasakan, memberi kesempatan
perawat untuk membantu memecahkan masalah kesehatannya dan mengatur
agar tujuannya dapat mencapai kesehatan.

JANGAN LEWATKAN:
 Memahami Paradigma Keperawatan
 Model Konseptual Florence NIGHTINGALE
 Model Konseptual HILDEGARD E. PEPLAU
 Model Konseptual VIRGINIA HENDERSON
 Defenisi Keperawatan Menurut Martha E. Rogers.
 Sejarah Keperawatan
1) Teori yang berkaitan dengan konsep menciptakan perbedaan cara pandang
pada suatu fenomena. Kerangka kerja Martha E Roger akan memberikan
alternatif dalam memandang manusia dan dunia. Teori yang menyatakan
keperawatan menggunakan prinsip hemodinamika dalam memberikan
pelayanan kebutuhan manusia atau cara memandang keperawatan dari satu
sisi. Contoh adalah prinsip helicy yang menekankan pada pola kebiasaan dan
ritual.

2) Teori harus masuk akal, Mengetahui perkembangan yang masuk akal


merupakan hal penting perkembangan yang logis menyebabkan mengenai
asumsi pada prinsip hemodinamika.

3) Teori harus sederhana dan dapat disosialisasikan. Teori dapat


disosialisasikan sejak tidak tergantung pada beberapa keadaan. Itu dinyatakan
oleh Martha E Roger konsepsi manusia sangatlah sederhana. Meskipun
memberikan kaitan dalam pemahaman. Ditambahkan teori ini dilandaskan pada
penggunaan sistem terbuka yang sangat kompleks.

4) Teori didasarkan pada hipotesa dan bisa diuji.

5) Teori memberi dan membantu peningkatan batang keilmuan dalam disiplin


ilmu melalui penelitian sehingga teori tersebut sah.

6) Teori bisa digunakan sebagai pedoman dan peningkatan dalam praktek.

7) Teori harus konsisten dengan teori lain yang sah, hukum dan prinsip-prinsip
tetapi harus menghindari pertanyaan terbuka yang perlu diperiksa.
Unit Mayor Model Keperawatan
Unit mayor model keperawatan digunakan untuk menjelaskan penekanan dan
asumsi dasar dari teori keperawatan yang ada. Ke tujuh unit mayor tersebut
adalah :
1. Tujuan keperawatan
Tujuan adalah hasil yang ingin dicapai/diharapkan. Tujuan keperawatan yang
dibuat harus sejalan dengan profesi lain seperti dokter, ahli gizi, ahli radiology

JANGAN LEWATKAN:
 Model Konseptual HILDEGARD E. PEPLAU
 Peran dan Fungsi Perawat
 Model Konseptual DOROTHEA E. OREM
 Model dan Konsep Keperawatan
 Lingkup Praktek Keperawatan Medikal-Bedah
 Memahami Paradigma Keperawatan
Masing-masing teori keperawatan mempunyai tujuan keperawatan yang spesifik,
bergantung pada asumsi yang menyertainya.

Tujuan keperawatan digunakan untuk :

a. indikator pelaksanaan hasil

b. indikator evaluasi dan pembelajaran bagi praktisi

c. penerapan praktek keperawatan di berbagai setting


2. Klien
Masing-masing teori keperawatan memandang manusia sebagai makhluk yang
mempunyai kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual tetapi dengan sudut pandang
dan penekanan yang spesifik untuk masing-masung teori keperawatan. Misalnya
pada teori Orem, menekankan pada kemampuan klien dalam perawatan dirinya.
Peplau melihat hubungan interpersonal antara klien dengan perawat dan tenaga
medis lainnya.

3. Peran perawat
Perawat dalam perannya dalam menjalankan pelayanan keperawatan,
mempunyai peran sebagai :

a. Pelaksana asuhan keperawatan


b. Pendamping dan konsultan klien

c. Pemberi pengarahan kepada klien

d. Pengembangan keperawatan melalui riset

4. Sumber kesulitan
Sumber kesulitan, adalah hal yang dirasakan oleh klien/pasien yang sulit untuk
diatasi. Sumber kesulitan pasien merupakan masalah keperawatan yang
memerlukan intervensi dari perawat. Misalnya ketika perawatan di rumah sakit,
klien dengan fraktur femur dekstra, maka ia memerlukan bantuan ketika berjalan
atau melakukan aktivitas lainnya.

5. Fokus intervensi
Fokus intervensi bergantung pada teori keperawatan yang ada. Misalnya
Nightingale, intervensi berfokus pada perbaikan lingkungan dan nutrisi untuk
meningkatkan status imun pasien. Orem berfokus pada kemampuan perawatan
diri pasien.

6. Mode intervensi
Mode intervensi merupakan cara dalam melakukan intervensi. Missal fokus
intervensi adalah stimuli nyeri maka mode intervensi adalah memodifikasi stimuli,
menghilangkan stimuli, mengubah stimuli

7. Konsekwensi
Setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat ada konsekuensi yang harus
dilakukan oleh perawat maupun pasien, maka setiap tindakan harus mendapat
persetujuan dari pasien atau keluarganya.

Manfaat dari model keperawatan :

1. Model keperawatan memberikan dasar dalam pengembangan masa depan


keperawatan sebagai profesi

2. Model keperawatan memberikan perawat sebagai kerangka konsep secara


umum, meningkatkan komunikasi dan sebagai dasar dalam penelitian

3. Model keperawatan meningkatkan pemahaman perawat mengenai proses


keperawatan dan peran perawat

Hubungan teori keperawatan dengan proses keperawatan


1. Pengkajian

Pengkajian merupakan pengumpulan data mengenai respon pasien terhadap


sakit. Teori keperawatan memberikan dasar dan arahan kepada perawat dalam
melakukan pengumpulan data. Teori Nightingale memberikan dasar dalam
pengkajian pola lingkungan dan nutrisi pasien. Teori Orem memberikan dasar
dalam pengkajian kemampuan perawatan diri pasien. Teori Peplau memberikan
dasar dalam pengkajian hubungan interpersonal pasien. Gordon memberikan
pengkajian berupa 11 pola fungsional gordon

2. Diagnosa

Diagnosa merupakan masalah klien. Masalah dapat berupa aktual dan potensial.
Perumusan diagnosa yang dipakai adalah perumusan diagnosa oleh Doengoes
dan Capernito. Pada perumusan diagnosa oleh Capernito dirumuskan diagnosa
kolaborasi (PK) dimana intervensi dilakukan secara kolaborasi. Diagnosa Nanda
memberikan perumusan bahasa diagnosa sehingga tidak ada perbedaan
diagonsa dengan tanda dan gejala yang sama. Saat ini penggunaan Nanda
sudah dilakukan di sebagian besar kota besar.

3. Perencanaan

Perencanaan dibuat untuk mengatasi masalah pasien. Perencanaan dibuat


dengan menggunakan kerangka dari teori keperawatan. Perumusan
perencanaan sudah tertuang dalam NOC dan NIC atau Nursing Outcome
Classification dan Nursing Intervension Classification. Pada beberapa rumah
sakit, perencanaan sudah tertuang dalam SAK atau Standar Asuhan
Keperawatan.

4. Implementasi

Pelaksanaan asuhan keperawatan didasarkan pada science/ilmu yang


berkembang, teori keperawatan hanya mengarahkan perawat untuk apa yang
harus dilaksanakan, bukan mengenai bagaimana cara pelaksanaannya.
Misalnya pada pasien demam maka penatalaksanaan pasien demam didasarkan
pada perkembangan ilmu. Pada masing masing tempat cara pelaksanaan
berbeda tergantung dari sumber daya yang ada, tetapi prinsip penanganan tetap
sama berdasarkan perkembangan ilmu. Implementasi yang dilakukan oleh
perawat sesuai dengan perannya yaitu :

a. Tindakan pengkajian perawat


b. Tindakan mandiri perawat

c. Tindakan kolaborasi dengan tenaga lain

d. Tindakan discharge planning

e. Tindakan evaluasi

5. Evaluasi

Evaluasi membantu perawat dalam melakukan evaluasi terhadap efektivitas dari


proses keperawatan dan model keperawatan yang digunakan. Penilaian evaluasi
dilihat melalui outcome yang telah dibuat. Misalnya pada pasien demam, dimana
outcome atau tujuan perawatan adalah menurunkan demam sampai 37 derajat
celcius, maka evaluasi didasarkan pada outcome yang telah dibuat.
Model Konseptual HILDEGARD
E. PEPLAU
Biografi
Hildegard E. Peplau, PhD, RN, FAAN, yang dikenal sebagai “jiwa ibu menyusui,”
meninggal di usia 89 tahun pada tanggal 17 Maret 1999. The only nurse to serve
the ANA as executive director and later as president, she served two terms on
the Board of the International Council of Nurses (ICN). Satu-satunya perawat
untuk melayani ANA sebagai direktur eksekutif dan kemudian sebagai presiden,
ia menjabat dua istilah di Dewan International Council of Nurses (ICN). In 1997,
she received nursing’s highest honor, the Christiane Reimann Prize, at the ICN
Quadrennial Congress. Pada tahun 1997, ia menerima kehormatan tertinggi
keperawatan, yang Christiane Reimann Prize, pada Kongres ICN yg berlangsung
empat tahun. In 1996, the American Academy of Nursing honored Peplau as a
“Living Legend,” and, in 1998, the ANA inducted her into its Hall of Fame.
(Extract from the “Peplau leaves legacy of achievement” article below – Nursing
World May 1999) Pada tahun 1996, American Academy of Nursing Peplau
dihormati sebagai “Legenda Hidup”, dan, pada tahun 1998, ANA dilantik-nya ke
dalam Hall of Fame. (Kutipan dari “warisan daun Peplau prestasi” artikel di
bawah ini – Keperawatan Dunia Mei 1999 )
Hildegard Peplau’s fifty-year career in nursing left an indelible stamp on the
profession of nursing, and on the lives of the mentally ill in the United States.
Hildegard Peplau lima puluh tahun karirnya di panti kiri cap yang tak terhapuskan
pada profesi keperawatan, dan pada kehidupan para sakit jiwa di Amerika
Serikat. She wore many hats – founder of modern psychiatric nursing, innovative
educator, advocate for the mentally ill, proponent of advanced education for
nurses, Executive Director and then President of the American Nurses
Association, and prolific author. Dia mengenakan banyak topi – pendiri
keperawatan jiwa modern, inovatif pendidik, advokat bagi penderita penyakit
mental, pendukung pendidikan lanjutan untuk perawat, Direktur Eksekutif dan
kemudian Presiden American Nurses Association, dan penulis produktif. Her life
was often marked with controversy, which she faced with courage and
determination. Hidupnya sering ditandai dengan kontroversi, yang dia
dihadapkan dengan keberanian dan tekad.

JANGAN LEWATKAN:
 Unit Mayor Model Keperawatan
 Memahami Paradigma Keperawatan
 Teori dan Empat Konsep Dasar Roger
 Model Konseptual Florence NIGHTINGALE
 Model Konseptual VIRGINIA HENDERSON
 Model Konseptual Roy
DESKRIPSI KONSEP SENTRAL
1. Manusia

Individu dipandang sebagai suatu organisme yang berjuang dengan caranya


sendiri untuk megurangi ketegangan yang disebabkan oleh kebutuhan. Tiap
individu merupakan makhluk yang unik, mempunyai persepsi yang dipelajari dan
ide yang telah terbentuk dan penting untuk proses interpersonal

2. Lingkungan

Budaya dan adat istiadat merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
menghadapi individu

3. Kesehatan

Suatu perkembangan kepribadian dan proses kemanusiaan yang


berkesinambungan ke arah kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif

4. Keperawatan

Suatu proses interpersonal yang bermakna. Proses interpersonal merupakan


maturing force dan alat edukatif baik bagi perawat maupun klien. Pengetahuan
diri dalam konteks interaksi interpersonal merupakan hal yang penting untuk
memahami klien dalam mencapai resolusi masalah.

TUJUAN ELEMEN UTAMA


1. Tujuan asuhan keperawatan :

Kepribadian yang berkembang melalui hubungan interpersonal yang mendidik


dalam pemenuhan kebutuhan klien

2. Klien

Sistem diri yang berkembang sendiri dari karakteristik :

1. Biokimia
2. Fisiologis
3. Interpersonal dan kebutuhan, serta berupaya memenuhi kebutuhannya dan
4. Mengintegrasikan berbagai pengalaman
3. Peran perawat

Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan


klien yang bersifat partisipatif, sedangkan klien mengandalkan isi yang menjadi
tujuan. Dalam hubungannya dengan klien, perawat berperan sebagai orang
asing, pendidiknara sumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai
dengan fase proses interpersonal

4. Sumber kesulitan/masalah

Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman


interpersonal yang lalu dengan yang sekarang. Ansietas terjadi apabila
komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologik dan biologik
individu

5. Fokus intervensi

Ansietas yang disebabkan oleh hubungan interpersonal yang mempengaruhi


perkembangan kepribadian. Empat komponen sentral adalah :

1. Proses interpersonal
2. Perawat
3. Klien
4. Ansietas

6. Cara intervensi

Proses interpersonal terdiri dari fase orientasi, identifikasi, eksploitasi dan


resolusi.

a. Fase orientasi :

Lebih difokuskan untuk membantu klien menyadari ketersediaan bantuan dan


rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif
dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien

b. Fase identifikasi

Terjadi ketika perawat menfasilitasi ekspresi perasaan klien dan tetap mampu
memberikan asuhan keperawatan yang diperlukan. Ekspresi perasaan tanpa
penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman menderita sait sebagai suatu
kesempatan untuk mengorientasikan kembali perasaan dan menguatkan bagian
yang positif dari kepribadian klien. Respon klien pada fase identifikasi dapat
berupa :

1) Partisipasi mandiri dalam hubungannya dengan perawat

2) Individu mandiri terpisah dari perawat

3) Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat

c. Fase eksploitasi

Memungkinkan suatu situasi dimana klien dapat merasakan nilai hubungan


sesuai pandangan atau persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti
hubungan dalam proses interpersonal

d. Fase resolusi

Secara bertahap klien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan
penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan
energi ke arah realisasi potensi

Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana


perawat membimbing klien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi
interaksi yang saling tergantung dengan lingkungan sosial

Perawat mempunyai 6 peran yang terdiri dari peran sebagai :

1. Sebagai orang yang asing

Berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada klien. Perawat menghadapi
klien seperti tamu yang dikenalkan pada suatu sistem baru

2. Nara sumber

Perawat memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan tentang


masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengharap pada area permasalahan
yang memerlukan bantuan

3. Pendidik
Mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga merangsang individu
untuk berperan serta aktif dalam mengarahkan asuhan

4. Pengasuh pengganti

Membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia sehingga dapat


mengatasi konflik interpersonal

5. Konselor

Meningkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu kehidupan yang


kreatif, konstruktif dan produktif

6. Konsekuensi

Sistem diri dengan kepribadian yang berkembang ditandai dengan ansietas yang
berkurang karena kebutuhan yang terpenuhi dan fasilitas pemenuhan kebutuhan
yang lebih tinggi.
Tehnik Komunikasi Terapeutik
Tiap klien tidak sama oleh karena itu diperlukan penerapan tehnik berkomunikasi
yang berbeda pula. Tehnik komunikasi berikut ini, treutama penggunaan
referensi dari Shives (1994), Stuart & Sundeen (1950) dan Wilson & Kneisl
(1920), yaitu:
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian
Berusaha mendengarkan klien menyampaikan pesan non-verbal bahwa perawat
perhatian terhadap kebutuhan dan masalah klien. Mendengarkan dengan penuh
perhatian merupakan upaya untuk mengerti seluruh pesan verbal dan non-verbal
yang sedang dikomunikasikan. Ketrampilan mendengarkan sepenuh perhatian
adalah dengan:
a. Pandang klien ketika sedang bicara
b. Pertahankan kontak mata yang memancarkan mendengarkan.
c. Sikap tubuh yang menunjukkan perhatian dengan tidak atau tangan.
d. Hindarkan gerakan yang tidak perlu.
e. Anggukan kepala jika klien membicarakan hal penting umpan balik.
f. Condongkan tubuh ke arah lawan bicara.
2. Menunjukkan penerimaan
Menerima tidak berarti menyetujui. Menerima berarti bersedia untuk
mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau tidak setuju. Tentu
saja sebagai perawat kita tidak harus menerima semua prilaku klien. Perawat
sebaiknya menghindarkan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang menunjukkan
tidak setuju, seperti mengerutkan kening atau menggelengkan kepala seakan
tidak percaya. Berikut ini menunjukkan sikap perawat yang menggelengkan
kepala seakan tidak percaya. Berikut ini menunjukkan sikap perawat yang
a. Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan.
b. Memberikan umpan balik verbal yang menapakkan pengertian.
c. Memastikan bahwa isyarat non-verbal cocok dengan komunikasi verbal.
d. Menghindarkan untuk berdebat, mengekspresikan keraguan, atau mencoba
untuk mengubah pikiran klien.
Perawat dapat menganggukan kepalanya atau berkata “ya”, “saya mengikuti apa
yang anda ucapkan.” (cocok 1987)
JANGAN LEWATKAN:
 Komunikasi Non-Verbal
 Elektrokardiogram, Rekaman Aktifitas Kelistrikan Jantung
 Komunikasi Verbal
 Penerapan Komunikasi Terapeutik Pada Individu: Tahap Perkenalan
 Lingkup Praktek Keperawatan Medikal-Bedah
 Unit Mayor Model Keperawatan
3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan.
Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik
mengenai klien. Paling baik jika pertanyaan dikaitkan dengan topik yang
dibicarakan dan gunakan kata-kata dalam konteks sosial budaya klien. Selama
pengkajian ajukan pertanyaan secara berurutan.
4. Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri.
Dengan mengulang kembali ucapan klien, perawat memberikan umpan balik
sehingga klien mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan mengharapkan
komunikasi berlanjut. Namun perawat harus berhati-hati ketika menggunakan
metode ono, karena pengertian bisa rancu jika pengucapan ulang mempunyai
arti yang berbeda. Contoh: – K : “saya tidak dapat tidur, sepanjang malam saya
terjaga” – P : “ Saudara mengalami kesulitan untuk tidur….”
5. Klarifikasi
Apabila terjadi kesalah pahaman, perawat perlu menghentikan pembicaraan
untuk mengklarifikasi dengan menyamakan pengertian, karena informasi sangat
penting dalam memberikan pelayanan keperawatan. Agar pesan dapat sampai
dengan benar, perawat perlu memberikan contoh yang konkrit dan mudah
dimengerti klien.
Contoh: – “Saya tidak yakin saya mengikuti apa yang anda katakan”
– “ Apa yang katakan tadi adalah…….”
6. Memfokuskan
Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan pembicaraan sehingga
lebih spesifik dan dimengerti. Perawat tidak seharusnya memutus pembicaraan
klien ketika menyampaikan masalah yang penting, kecuali jika pembicaraan
berlanjut tanpa informasi yang baru.
Contoh: “ Hal ini nampaknya penting, nanti kita bicarakan lebih dalam lagi ”.
7. Menyampaikan hasil observasi
Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan hasil
pengamatannya, sehingga dapat diketahui apakah pesan diterima dengan benar.
Perawat menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh syarat non-verbal klien.
Menyampaikan hasil pengamatan perawat sering membuat klien berkomunikasi
lebih jelas tanpa harus bertambah memfokuskan atau mengklarifikasi pesan.
Contoh: – “ Anda tampak cemas”. – “ Apakah anda merasa tidak tenang apabila
anda……”
8. Menawarkan informasi
Tambahan informasi ini memungkinkan penghayatan yang lebih baik bagi klien
terhadap keadaanya. Memberikan tambahan informasi merupakan pendidikan
kesehatan bagi klien. Selain ini akan menambah rasa percaya klien terhadap
perawat. Apabila ada informasi yang ditutupi oleh dokter, perawat perlu
mengklarifikasi alasannya. Perawat tidak boleh memberikan nasehat kepada
klien ketika memberikan informasi, tetapi memfasilitasi klien untuk membuat
keputusan.
9. Diam
Diam memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisir
pikirannya. Penggunaan metode diam memrlukan ketrampilan dan ketetapan
waktu, jika tidak maka akan menimbulkan perasaan tidak enak. Diam
memungkinkan klien untuk berkomunikasi terhadap dirinya sendiri,
mengorganisir pikirannya, dan memproses informasi. Diam memungkinkan klien
untuk berkomunikasi terhadap dirinya sendiri, mengorganisir pikirannya, dan
memproses informasi. Diam terutama berguna pada saat klien harus mengambil
keputusan .
10. Meringkas
Meringkas adalah pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara
singkat. Metode ono bermanfaat untuk membantu topik yang telah dibahas
sebelum meneruskan pada pembicaraan berikutnya. Meringkas pembicaraan
membantu perawat mengulang aspek penting dalam interaksinya, sehingga
dapat melanjutkan pembicaraan dengan topik yang berkaitan.
Contoh: – “Selama beberapa jam, anda dan saya telah membicarakan…”
11. Memberikan penghargaan
Memberi salam pada klien dengan menyebut namanya, menunjukkan kesadaran
tentang perubahan yang terjadi menghargai klien sebagai manusia seutuhnya
yang mempunyai hak dan tanggung jawab atas dirinya sendiri sebagai individu.
Penghargaan tersebut jangan sampai menjadi beban baginya, dalam arti kata
jangan sampai klien berusaha keras dan melakukan segalanya demi
mendapatkan pujian atau persetujuan atas perbuatannya. Dan tidak pula
dimaksudkan untuk menyatakan bahwa ini “bagus” dan yang sebaliknya “buruk”.
Perlu mengatakan “Apabila klien mencapai sesuatu yang nyata, maka perawat
dapat mengatakan demikian.”
– “Selamat pagi Ibu Sri.” Atau “Assalmualaikum”
– “Saya perhatikan Ibu sudah menyisir rambut ibu”.
Dalam ajaran Islam, memberi salam dan penghargaan menggambarkan akhlah
terpuji, karena berarti mendoakan orang lain memperoleh rahmat dari Allah
SWT. Salam menunjukkan betapa perawat peduli terhadap orang lain dengan
bersikap ramah dan akrab.
12. Menawarkan diri
Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain
atau klien tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti. Seringkali perawat
hanya menawarkan kehadirannya, rasa tertarik, tehnik komunikasi ini harus
dilakukan tanpa pamrih.
Contoh: – “Saya ingin anda merasa tenang dan nyaman”
13. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan.
Memberi kesempatan pada klien untuk berinisiatif dalam memilih topic
pembicaraan. Biarkan klien yang merasa ragu-ragu dan tidak pasti tentang
perannanya dalam interakasi ini perawat dapat menstimulasinya untuk
mengambil inisiatif dan merasakan bahwa ia diharapkan untuk membuka
pembicaraan.
Contoh: – “ Adakah sesuatu yang ingin anda bicarakan?”
– “ Apakah yang sedang saudara pikirkan?”
– “ Darimana anda ingin mulai pembicaraan ini?”

14. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan


Tehnik ini menganjurkan klien untuk mengarahkan hampir seluruh pembicaraan
yang mengindikasikan bahwa klien sedang mengikuti apa yang sedang
dibicarakan dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan selanjutnya. Perawat
lebih berusaha untuk menafsirkan dari pada mengarahkan diskusi/pembicaraan
Contoh: – “…..teruskan…..!”
– “…..dan kemudian….?
– “ Ceritakan kepada saya tentang itu….”
15. Menempatkan kejadian secara teratur akan menolong perawat dan klien untuk
melihatnya dalam suatu perspektif.
Kelanjutan dari suatu kejadian secara teratur akan menolong perawat dan klien
untuk melihatnya dalam suatu perspektif. Kelanjutan dari suatu kejadian secara
teratur akan menolong perawat dan klien untuk melihat kejadian berikutnya
sebagai akibat kejadian yang pertama. Pesawat akan dapat menentukan pola
kesukaran interpersonal dan memberikan data tentang pengalaman yang
memuaskan dan berarti bagi klien dalam memenuhi kebutuhannya.
Contoh: – “Apakah yang terjadi sebelum dan sesudahnya”.
– “Kapan kejadian tersebut terjadi”.
16. Menganjurkan klien unutk menguraikan persepsinya
Apabila perawat ingin mengerti klien, maka ia harus melihat segala
sesungguhnya dari perspektif klien. Klien harus merasa bebas untuk
menguraikan persepsinya kepada perawat. Ketika menceritakan
pengalamannya, perawat harus waspada akan timbulnya gejala ansietas.
Contoh: – “Carikan kepada saya bagaimana perasaan saudara ketika akan
dioperasi”
– “Apa yang sedang terjadi”.
17. Refleksi
“Refleksi menganjurkan klien untuk mengemukakan dan menerima ide dan
perasaanya sebagai bagian dari dirinya sendiri. Apabila klien bertanya apa yang
harus ia pikirkan dan kerjakan atau rasakan maka perawat dapat menjawab:
“Bagaimana menurutmu?” atau “Bagaimana perasaanmu?”. Dengan demikian
perawat mengindikasikan bahwa pendapat klien adalah berharga dan klien
mempunyai hak untuk mampu melakukan hal tersebut, maka iapun akan berpikir
bahwa dirinya adalah manusia yang mempunyai kapasitas dan kemampuan
sebagai individu yang terintegrasi dan bukan sebagai bagian dari orang lain.
Contoh: K: “Apakah menurutmu saya harus mengatakannya kepada dokter?”
P: “Apakah menurut anda, anda harus mengatakannya?”
K: “Suami saya sudah lama tidak datang mengunjungi saya, bahwa tidak
menelpon saya, kalau dia datang saya tidak ingin berbicara dengannya.
P: “Ini menyebabkan anda marah”.

Anda mungkin juga menyukai