Anda di halaman 1dari 5

DASAR TEORI

DIARE

A. Pengertian Diare
Diare merupakan masalah yang sering kita temui dilingkungan sekitar kita,
mulai dari bayi, balita, sampai orang dewasa pasti pernah mengalami diare.
Walaupun diare terlihat enteng, di Indonesia diare merupakan penyebab
kematian balita kedua tertinggi dan jumlah angka kejadian berkisar sekitar
150.000-200.000 kasus pertahun. Bisa dibayangkan menurunnya kualitas
hidup masyarakat Indonesia hanya karena penyakit diare.

Diare adalah buang air besar yang tidak normal dimana terjadi perubahan
konsistensi/kepadatan tinja yang lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Perubahan
kepadatan ini biasanya berubah menjadi lebih cair dengan atau tanpa darah.
Hipocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak
normal dan cair. Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, diare
diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang
encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonates dinyatakan diare
bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi
berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari 3 kali.
Diare adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme
termasuk bakteri, virus dan parasit lainnya seperti jamur, cacing dan protozoa.

B. Macam-Macam Diare
1. Diare akut
Diare akut merupakan diare yang disebabkan oleh virus yang
disebut rotavirus yang ditandai dengan buang air besar lembek/cair bahkan
dapat berupa air saja yang frekuensinya biasanya 3 kali atau lebih dalam
sehari dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diare rotavirus ini merupakan
virus usus pathogen yang menduduki urutan pertama sebagai penyebab
diare akut pada anak.

2. Diare bermasalah
Diare bermasalah merupakan diare yang disebabkan oleh infeksi
virus, bakteri, parasit, intoleransi laktosa, alergi protein susu sapi.
Penularan secara oral, kontak dari orang ke orang atau kontak orang
dengan alat rumah tangga. Diare ini umumnya diawali oleh diare cair
kemudian pada hari kedua atau ketiga BAB muncul darah dengan atau
tanpa lender, sakit perut yang diikuti munculnya tenesmus panas disertai
hilangnya nafsu makan dan badan terasa lemah.
3. Diare persisten
Diare persisten merupakan diare akut yang menetap, dimana titik
sentral pathogenesis diare persisten adalah mukosa usus. Penyebab diare
persisten sama dengan diare akut.

C. Penyebab Diare
Secara umum penyebab diare yaitu :
1. Adanya infeksi oleh bakteri, virus atau parasit
2. Alergi terhadap makanan atau efek samping suatu obat tertentu, misalnya
makanan pedas atau susu yang tidak cocok dengan anak tersebut.
3. Pemanis buatan, tidak tahan dengan laktosa virus (penyebab diare
tersering dan umumnya karena rotavirus) gejala : berak-berak air (watery)
berbusa, tidak ada darah lender dan berbau asam
4. Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotika
5. Alergi susu, diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum
susu tersebut, biasanya pada alergi susu sapid an produk-produk yang
terbuat dari susu sapi.

D. Patofisiologi Diare
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare adalah yang pertama gangguan
osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang
berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
Kedua, akibat rangsangan tertantu (misalnya toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan air dan elektrolit kedalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Yang ketiga karena gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik
akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare sebaliknya jika peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat
menimbulkan diare pula.
Selain itu diare juga dapat terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup
kedalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung.
Mikroorganisme tersebut terus berkembang biak kemudian mengeluarkan
toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare.
E. Manifestasi Klinis Diare
1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhhu tubuh mungkin meningkat,
dan nafsu makan berkurang
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja lebih cair atau encer
3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu
4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja menjadi
lebih asam akibat banyaknya asam laktat
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membrane mukosa kering dan
disertai penurunan berat badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, tekanan darah turun,
denyut jantung cepat, pasien sangat lemas dan kesadaran menurun (apatis,
samnolen, sopora komatus) sebagai akibat hipovokanik
7. Dieresis berkurang (oliguria sampai anuria)
8. Bila terjadi asidosis metabolic klien akan tampak pucat dan pernafasan
cepat dan dalam (kusmaul)

F. Pencegahan Dan Penanganan


Untuk pencegahan diare pada anak dapat dilakukan beberapa upaya praktis
seperti :
1. Siapkan makanan yang bersih dan higienis, sebaiknya kita memasaknya
sendiri
2. Penyedian air minum yang bersih, tentunya dimasak dengan baik
3. Kebersihan perorangan, baik kebersihan anak maupun orang yang
merawat anak tersebut
4. Cuci sebelum makan dan sesudah makan
5. Pemberian ASI ekslusif
6. Buang air besar pada tempatnya
7. Buang sampah pada tempatnya
8. Lindungi makanan dari serangga seperti lalat, semut dan sebagainya yang
sering hinggap di makanan
9. Lingkungan hidup yang sehat
10. Teruskan pemberian Air Susu Ibu (ASI)
11. Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan atau serangga,
maka menjaga kebersihan dengan menjadikan kebiasan mencuci tangan
untuk seluruh anggota keluarga
12. Ingat untuk selalu menjaga kebersihan dari makanan dan minuman yang
kita makan, juga kebersihan perabotan makan dan alat bermain sikecil.
Cara pengobatan diare yaitu, bagi sebagian besar kasus diare, obat-obatan
tidak diperlukan. Jika diare dalam skala besar, bahaya yang paling besar
adalah dehidrasi. Jadi bagian paling penting dalam pengobatannya adalah
memberikan cukup cairan dan makanan yang baik. Apapun penyebabnya,
yang paling penting untuk dilakukan adalah :
1. Mencegah atau mengatasi dehidrasi
2. Memenuhi kebutuhan gizi
DAFTAR PUSTAKA

Hassan, Rusepno, dkk. Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:


FKUI. 1985
http\\articles.php.htm/2011/02/19/diare_pusat_informasi_penyakit_infeksi.
Prawirohardjo, Sarwono. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: YBPSP. 2001
Ndastiyah. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: Buku Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai