PENDAHLUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar, kurikulum merupakan aspek yang sangat penting,
karena kurikulum menentukan isi dan juga tujuan akan dibawa ke arah mana suatu proses
pendidikan tersebut. Kurikulum sebagai pilar penting dalam pendidikan bukanlah merupakan
sesuatu yang saklek, bahkan hidup dan mengalir selaras dengan kebutuhan proses pendidikan
itu sendiri.
Seiring kemajuan zaman yang semakin pesat, pendidikan harus bisa mengantisipasi hal-
hal yang akan terjadi, kurikulum yang diterapkan juga harus berkembang sesuai kebutuhan,
tidak bisa menggunkan kurikulum lama yang sudah tidak relevan dengan keadaan. Oleh
karena itu, sangat penting untuk mengevaluasi kurikulum yang telah ada, apakah masih
sesuai, atau perlu dikembangkan lagi. Dalam makalah ini akan dibahas tentang evaluasi
kurikulum, baik pengertian evaluasi, fungsi dan kedudukan evaluasi, serta model-model
evaluasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan peran dari evaluasi kurikulum ?
2. Apa sajakah prinsip-prinsip evaluasi kurikulum?
3. Apa saja fungsi dari evalusi kurikulum?
4. Apa tujuan dari evaluasi kurukulum?
5. Bagaimana konsep dalam evaluasi kurikulum?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan peran dari evaluasi kurikulum
2. untuk mengetahui prinsip-prinsip evaluasi kurikulum
3. Untuk mengetahui fungsi evaluasi kurikulum
4. Untuk mengetahui tujuan dari evaluasi kurukulum
5. Untuk mengetahui konsep dalam evaluasi kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menetukan nilai dari sesuatu.
Evaluasi dalam pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses dalam usaha untuk
mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
membuat keputusan akan perlu tidaknya memperbaiki sistem pembelajaran sesuai dengan
tujuan yang akan ditetapkan.1 Tyler seperti yang dikutip Sukmadinata menyatakan bahwa
evaluasi adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah tercapai atau
terrealisasikan.2
Evaluasi dan kurikulum merupakan dua disiplin yang memiliki hubungan sebab
akibat. Hubungan antara evaluasi dan kurikulum bersifat organis, dan prosesnya secara
evolusioner. Evaluasi merupakan kegiatan yang luas, kompleks dan terus menerus, untuk
mengetahui proses dan hasil pelaksanaan system pendidikan dalam mencapai tujuan yang
ditentukan.
Tyler dalam buku Hamalik, berpendapat bahwa evaluasi kurikulu pada dasarnya
adalah suatu proses untuk mengecek keberlakuan kurikulum yang harus diberlakukan ke
dalam empat tahap yaitu sebagai berikut:
Evaluasi dan Kurikulum merupakan dua disiplin yang memiliki hubungan sebab
akibat. Hubungan antara evaluasi dan kurikulum bersifat organis, dan prosesnya secara
evolusioner. Evaluasi merupakan kegiatan yang luas, kompleks dan terus menerus, untuk
mengetahui proses dan hasil pelaksanaan sistem pendidikan dalam mencapai tujuan yang
ditentukan. Dimana semua tidak terlepas dari adanya berbagai criteria, mulai dari yang
bersifat formal.4
Salah satu kesulitan yang dihadapi dalam penggunaan hasil evaluasi bagi pengambilan
keputusan adalah hasil evaluasi yang diterima oleh berbagai pihak pengambil keputusan
adalah sama. Masalah yang timbul adalah apakah hasil evaluasi tersebut dapat bermanfaat
bagi semua pihak. Jawabannya belum tentu, karena suatu informasi mungkin lebih
bermanfaat bagi pihak tertentu tetapi kurang bermanfaat bagi pihak yang lain.
Kesatuan penilaian hanya dapat dicapai melalui suatu konsesus. Konsesus tersebut
berupa kerangka kerja penelitian yang dipusatkan pada tujuan-tujuan khusus, pengukuran
prestasi belajar yang bersifat behavioral, analisis statistik dari prestasi tes post tes. Secara
umum, langkah-langkah pokok evaluasi pendidikan meliputi tiga kegiatan utama yaitu
persiapa, pelaksanaan dan pengolahan hasil.
a. Tujuan tertentu, maksudnya yaitu setiap program evaluasi kurikulum itu terarah
dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan secara jelas dan spesifik. Tujuan-
tujuan itu pula yang mengarahkan berbagai kegiatan dalam proses pelksanaan
evaluasi kurikulum.
b. Bersifat objektif, maksudnya harus sesuai dengan kenyataan yang ada. bersumber
dari data yang ada nyata dan akurat yang diperoleh dari instrument yang benar.
c. Bersifat komperhensif, yaitu mencakup semua dimensi atau aspek yang terdapat
dalam ruang lingkup kurikulum. Seluruh komponen kurikulum harus mendapat
perhatian dan pertimbangan secara seksama sebelum diadakan pengambilan
keputusan.
d. kooperatif dan bertanggung jawab dalam perencanaan, plaksanaan dan keberhasilan
program evaluasi itu adaah tanggung jawab bersama pihak-pihak yang terkait dan
saling terlibat dalam proses pendidikan seperti, guru, kepala sekolah, penilik, orang
tua, dan juga siswa itu sendiri. disamping tanggung jawab utama lembaga penelitian
dan pengembangan.
e. Efisien, maksudnya efisien dalam penggunaan waktu, biaya, tenaga, dan peralatan
yang menjadi penunjang. sehingga hasil evaluasi harus diupayakan lebih tinggi atau
seimbang dengan materil yang digunakan.
f. berkesinambungan, hal ini berkaitan dengan adanya perbaikan kurikulum. sehingga
peran guru dan kepala sekolah sangat penting, karena merekalah yang mengtahui
pelaksanaan, permasalahan, dankeberhasilan dari kurikulum yang diterapkan.5
Fungsi dan kedudukan evaluasi kurikulum dalam pendidikanberkenaan dengan tiga hal,
yaitu sebagai berikut:6
5 Sukmadinata dkk. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. (Bandung ,PT. Remaja Rosdakarya; 2012)h
24-36
6 Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum, (Surabaya: eLKAF, 2006) hal. 105
b. Evaluasi berisi suatu perangkat kriteria praktis yang berdasarkan kriteria-kriteria
tersebut suatu hasil dapat dinilai.
2. Evaluasi dan penentuan keputusan
Beberapa hasil evaluasi menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan keputusan.
Pihak pengambil keputusan dalam pelaksanaan pendidikan dan kurikulum adalah
guru, murid, orang tua, kepala sekolah, para inspektur, pengembangan kurikulum
dan sebagainya.
3. Evaluasi dan konsensus nilai
Kesatuan penilaian dapat dicapai melalui suatu konsensus. Kosensus tersebut berupa
kerangka kerja penelitian yang dipusatkan pada tujuan-tujuan khusus, pengukuran
prestasi belajar behavioral, analisis statistik dari prestasi tes dan post tes. Ada dua
kriteria dalam penilaian kurikulum:
a. Kriteria berdasarkan tujuan yang telah ditentukan atau sering disebut kriteria
patokan
b. Kriteria berdasarkan norma-norma atau standar yang ingin dicapai sebagaimana
adanya.
Tujuan evaluasi kurikulum mecakup dua hal yaitu : pertama, evaluasi digunakan untuk
menilai efektifitas program. Kedua, evaluasi dapat digunakan sebagai alat bantu dalam
pelaksanaan kurikulum (pembelajaran). Tujuan dari evaluasi kurikulum adalah
penyempurnaan kurikulum dengan jalan mengungkapkan proses plaksanaan kurikulum yang
telah berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi kurikulum dimaksudkan
untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria.
Indikator kinerja yang dievaluasi adalah efektivitas, efesinsi, relavansi, dan kelayakan
(feasibility) program. Diadakanya evaluasi kurikulum , menurut M Zaini dimaksudkan untuk
keperluan antara lain;
3. Penentuan Tindak Lanjut Hasil Pengembangan, dapat berbentuk jawaban atas dua
kemungkinan pertanyaan : pertama, apakah kurikulum baru tersebut akan atau tidak
akan disebar luaskan kedalam sistem yang ada? Kedua, dalam kondisi yang
bagaimana dan denga cara yang bagaimana pula kurikulum baru tersebut akan
disebarluasakan kedalam sistem yang ada? Ditinjau dari proses pengembangan
kurikulum yang sudah berjalan, pertanyaan pertama,dipandang tidak tepat untuk
diajukan apada akhir fase perkembanagn. Pertanyaan tersebut hanya memungkinkan
memiliki dua jawaban yang diberikan itu adalah tidak. Jika hal ini terjadi, kita akan
dihadapkan pada situasi yang tidak menguntungkan : biaya, tenaga, dan waktu yang
telah dikerahkan selama ini ternyata terbuang dengan percuma, peserta didik telah
menggunakan kurikulum baru tersebut selama fase pengembanagan telah terlanjur
dirugikan ; sekolah-sekolah dimana proses pengembangan itu berlangsug harus
kembali menyesuaikan diri lagi kepda cara lama, dana kan timbul sikap skeptis
dikalangan orang tua dan masyarakat terhadap perubahan pendidikan dalam bentuk
apapun. Pertanyaan kedua, dipandang lebih tepat untuk diajukan pada akhir fase
penegmbangan kurikulum. Pertanyaan tersebut mengimplikasikan sekurang-
kurangnya tiga anak pertanyaan, aspek-aspek mana dari kurikulum tersebut yang
masih perlu diperbaiki ataupun disesuaikan, strategi penyebaran yang bagaimana
sebaiknya ditempuh, dan persyarata-persyaratan apa yang perlu dipersiapkan
terlebbih dahulu didalam sistem yang ada. Pertanyaan –pertanyaan ini lebih bersifat
konstruktif dan lebih dapat diterima ditinjau dari segi sosial, ekonomi, moral
maupun tekhnis. Untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam menjawab
pertanyaan yang kedua itulah diperlukan adanya kegiatan evaluasi.
a. Proses
Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil / produk. Hasil yang diperoleh
dari kegiatan evaluasi adalah nilai dan arti evaluan; sedangkan kegiatan untuk
sampai kepada pemberian nilai dan arti itu yang dinamakan evaluasi
b. Pemberian nilai
c. Pemberian arti
Berhubungan dengan posisi & peranan evaluan tersebut dalam suatu konteks
tertentu. Dapat saja terjadi kurikulum yang memiliki nilai yang indah dan baik
tetapi tidak memiliki arti yang penting setelah dilaksanakan di sekolah
Evaluasi kurikulum dapat menyajikan bahan informasi mengenai area – area kelemahan
kurikulum sehingga dari hasil evaluasi dapat dilakukan proses perbaikan menuju yang lebih
baik. Evaluasi ini dikenal dengan evaluasi formatif. Evaluasi ini biasanya dilakukan waktu
proses berjalan. Evaluasi kurikulum juga dapat menilai kebaikan kurikulum apakah
kurikulum tersebut masih tetap dilaksanakan atau tidak, yang dikenal evaluasi sumatif.7
A. Kesimpulan
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih ada kekurangannya dari
itu kami menyarankan kepada para pembaca agar mengkritiknya. Karena kami hanyalah
manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Sukmadinata dkk, 2012. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya