Anda di halaman 1dari 10

1

Deskripsi

ALAT PRODUKSI CaCO3 DALAM PACKED BED COLUMN DARI LIMBAH INDUSTRI
CO2 SEKALIGUS EMISSION MINIMIZER
5
Bidang Teknik Invensi
Invensi ini berhubungan dengan pembuatan alat produksi CaCO 3
dalam bentuk Packed Bed Column yang memproduksi CaCO3 dari limbah
industri CO2 yang berfungsi juga sebagai Emission Minimizer.
10 Latar Belakang Invensi
Indonesia merupakan salah satu negara dengan konsumsi energi
yang cukup tinggi. Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi rata-
rata sebesar 5,3% selama satu dekade terakhir, pertumbuhan
kebutuhan energi nasional juga meningkat pesat. Energi merupakan
15 salah satu kebutuhan pokok yang wajib terpenuhi. Berdasarkan
data dari Pusdatin ESDM (2011), total konsumsi energi nasional
pada tahun 2000 sebesar 468 juta Setara Barel Minyak (SBM), naik
secara tajam menjadi 793 juta SBM pada tahun 2010. Kenaikan
konsumsi energi ini mengakibatkan peningkatan emisi gas rumah
20 kaca (GRK). Gas rumah kaca terdiri dari CO2, CH4, N2O, HCFC, dan
CFC serta uap air (H2O), gas tersebut adalah salah satu sumber
utama yang memegang peranan penting dalam terjadinya pemanasan
global. Menurut Albo (2010) dari semua jenis gas rumah kaca, CO2
berkontribusi lebih dari 60% untuk menimbulkan pemanasan global
25 karena besarnya jumlah emisi yang ditimbulkan. Peningkatan emisi
ini terjadi bukan hanya dari sektor pembangkit listrik,
melainkan juga dari sektor industri dan transportasi. (Bappenas,
2014).
Industri di Indonesia semakin mengalami peningkatan. Hal ini
30 menandakan kebutuhan energi yang dibutuhkan juga mengalami
peningkatan. Seperti energi yang dikonsumsi pada industri semen
misalnya, dimana mencapai 2% dari total konsumsi energi primer
dunia atau setara dengan 5% dari konsumsi energi dari sektor
industri dunia (WEC dalam Asthana, 2006). Dengan konsumsi energi
35 yang besar pada produksinya, pabrik semen adalah jenis industri
2

yang menyumbangkan emisi CO2 cukup besar karena penggunaan bahan


bakar listrik, juga dari hasil produk samping dari proses
produksinya. Di Indonesia khususnya pabrik Semen adalah industri
yang menyumbangkan emisi CO2 cukup besar. Pada Pabrik Semen
5 Indonesia I-IV yang terletak di Kabupaten Tuban dapat
menghasilkan sebesar 122 ribu ton CO2 setiap tahunnya (Semen
Indonesia, 2017). Telah dilakukan berbagai macam upaya untuk
mengurangi emisi CO2 ke atmosfer, yaitu dengan diberlakukannya
kredit karbon sebagai hak suatu negara untuk membuang emisi CO2
10 ke atmosfer dengan membayar sejumlah kompensasi. Di Semen
Indonesia sendiri, diterapkan WHRPG (Waste Heat Recovery Power
Generation) sebagai upaya penggantian bahan bakar sebagai
pembangkit listrik di pabrik Tuban dengan memanfaatkan panas
dari gas buang. Namun hal ini masih dirasa kurang mencukupi
15 untuk mengurangi emisi gas CO2 dari produk samping proses
produksi semen. Untuk itu diperlukan suatu penerapan teknologi
yang mampu menekankan jumlah emisi CO2 dengan menerapkan
penggunaan CO2 Scavenger.
Karbon dioksida scavenger atau biasa disebut absorber
20 merupakan sutau senyawa yang digunakan untuk menghilangkan
kandungan CO2 (Akelah, 2013). Diantara banyak pilihan untuk
teknologi penangkaan CO2, absorbsi merupakan salah satu proses
yang saat ini paling sering digunakan. Absorbsi merupakan suatu
proses dimana suatu partikel terperangkap ke dalam suatu media
25 dan seolah-olah menjadi bagian dari keseluruhan media tersebut.
Proses terjadi ketika fluida melewati material solid atau
granular material. Ketika aliran gas masuk melalui bagian bawah
bed, gas akan bergerak keatas melewati bagian kosong pada bed,
dan liquid akan masuk melalui bagian atas sehingga akan terjadi
30 kontak antara kedua fluida (Martinez, 2018). Absorbsi secara
kimia menggunakan absorben berbasis amina seperti
monoethanolamin (MEA) saat ini telah diterapkan pada sebagian
industri yang memiliki proses pembakaran. Absorben tersebut
digunakan karena mampu menghilangkan CO2, namun walaupun memiliki
35 kinerja yang baik MEA dapat menyebabkan korosi pada peralatan
3

yang digunakan, harga yang relatif mahal serta mengkonsumsi


energi yang tinggi. Untuk itu dalam proses absorbsi CO2 dapat
dilakukan melalui produksi garam karbonat menggunakan larutan
kaustik, yaitu Ca(OH)2. Kalsium hidroksida dirasa efektif
5 digunakan sebagai absorben dikarenakan Ca memiliki harga yang
relatif murah, belimpah dan tidak berbahaya, CaCO3 hasil
pengendapan dari proses karbonasi larutan Ca(OH)2 adalah reaksi
yang sering ditemui di alam (Sang-Jun Han, 2011). Selain itu
CaCO3 juga dapat dikomersilkan, dimana terdapat beberapa industri
10 yang menggunakan CaCO3 dalam produksinya, seperti industri cat,
karet, kertas, makanan, kosmetik, farmasi, dan antibiotik (Kirk
& Othmer, 1968). Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2017),
Indonesia masih melakukan impor kalsium karbonat sekitar 30000
ton per tahunnya. Sehingga dipilih penggunaan kalsium hidroksisa
15 (Ca(OH)2) proses absorbsi didalam packed bed column sebagai CO2
scavenger.
Dengan adanya uraian permasalahan yang ada, untuk mengatasi
hal tersebut maka diperlukan suatu inovasi baru dalam mengurangi
CO2 Pada PT Semen Indonesia. Inovasi yang ditawarkan adalah
20 sebuah alat dengan nama PRECIUMCAR-PBC (Precipitated Calcium
Carbonate in Packed Bed Column) dengan menggunakan kalsium
hidroksida sebagai CO2 scavenger untuk mengabsorbsi CO2 dan
menghasilkan produk berupa CaCO3 yang dapat dikomersilkan. Packed
bed akan diaplikasikan pada bagian output-an emisi CO2, sehingga
25 gas dapat secara langsung masuk kedalam column dan kontak dengan
Ca(OH)2. Di Indonesia, kebutuhan akan natrium karbonat masih
dipenuhi oleh impor dari negara lain, hal ini dikarenakan
kurangnya produsen dari dalam negeri. Sehingga dengan adanya
penerapan ini dapat membantu menekan jumlah emisi CO2 serta
30 membantu memenuhi kebutuhan negara akan kalsium karbonat.

Uraian Singkat Invensi


PRECIUMCAR-PBC (Precipitated Calcium Carbonate in Packed Bed
Column) adalah alat yang didesain dalam bentuk Packed Bed
35 Column, dimana didalamnya akan terjadi reaksi antara Ca(OH) 2
4

sebagai absorben dengan CO2 yang akan dikurangi emisinya. Produk


yang akan dihasilkan berupa CaCO3. Berikut reaksi yang terjadi :

5
Ca(OH)2 yang digunakan berbentuk serbuk (padatan) yang mana
akan dilarutkan dalam sejumlah aquades. Sedangkan gas yang akan
diabsorp berupa campuran gas CO2 dan N2.
10 Larutan Ca(OH)2 akan dialirkan melalui bagian atas kolom
absorber. Sedangkan untuk gas akan dialirkan melalui bagian
bawah kolom absorber. Pada kolom absorber akan diberikan packing
berupa raschig ring yang tidak bergerak atau bersifat statis
(packed bed), hal ini digunakan untuk membantu memperluas
15 permukaan kontak. Semakin luas permukaan kontak diharapkan
semakin banyak fluida yang saling bertumbukan dan mengalami
reaksi.
Produk dari reaksi ini akan menghasilkan larutan CaCO 3 yang
mana akan dialirkan menuju sedimentation tank untuk proses
20 pemisahan. Proses pemisahan akan terjadi secara gravitasi
sehingga CaCO3 akan terendapkan dibawah tangki. Karena CacO3 yang
terendapkan masih memiliki kadungan H2O didalamnya, maka masih
diperlukan proses filtrasi dan penguapan H2O. Metode yang
digunakan ialah dengan melakukan evaporasi H2O yang ada dalam

25 CaCO3 kedalam alat Furnace. Suhu operasi berkisar 105 . Hal ini
bertujuan untuk menghilangkan kandungan airnya saja. Selain itu,
pada gas outlet akan menghasilkan gas N2 yang tidak dapat
bereaksi yang akan ditampung pada kantong kateter.
Untuk memproleh hasil yang lebih maksimal, maka diperlukan
30 pengujian untuk produk yang dihasilkan. Uji yang dilakukan
berupa uji SEM, FTIR dan GC-MS.

Uraian Lengkap Invensi


Setelah dilakukan riset dan perancangan awal desain alat,
35 kemudian dilakukan pembuatan PRECIUMCAR-PBC sesuai dengan
5

rencara yang telah ditetapkan. Untuk dalam pembuatan alat ini


diperlukan ketelitian dan dasar yang cukup untuk menghasilkan
alat yang sesuai dengan spesifikasi dengan menghasilkan produk
garam karbonat yang sesuai dengan standar yang berlaku. Alat ini
5 akan dibuat melalui kolom akrilik dengan inlet dan outlet fluida
pada bagian atas dan bawah kolom. Pada kolom asbsorber akan
diberikan packing berupa kelereng yang tidak bergerak atau
bersifat statis (packed bed), hal ini digunakan untuk membantu
memperluas permukaan kontak. Semakin luas permukaan kontak
10 diharapkan semakin banyak fluida yang saling bertumbukan dan
mengalami reaksi. Alat ini akan bekerja ketika alat mulai
diaktifkan. Gas CO2 dan N2 akan dialirkan menuju kolom absorber
melalui bagian bawah kolom, hal ini karena sifat gas yang
cenderung keatas. Sedangkan CO2 scavenger berupa larutan Ca(OH)2
15 akan dialirkan melalui bagian atas kolom absorber. Pada kolom
absorber akan terjadi absorbsi CO2 kedalam larutan Ca(OH)2, hal
ini akan menyebabkan terjadi reaksi antara kedua fluida tersebut
dan menghasilkan produk berupa garam karbonat yaitu kalsium
karbonat (CaCO3). Laju aliran dari CO2 akan dikontrol dengan
20 adanya valve, sehingga tidak perlu dikhawatirkan apabila tiba-
tiba terjadi pengeluaran emisi CO2 yang lebih. Oleh karena itu,
aliran gas yang nantinya akan masuk kedalam kolom absorber
kuantitasnya dapat diatur untuk mencapai hasil yang maksimal.

25 Klaim
1. Invensi ini berhubungan dengan pembuatan alat mereduksi CO2
dengan cara mereaksikan CO2 dengan Ca(OH)2 menjadi CaCO3
didalam reactor packed bed.
2. Alat ini mampu mengurangi emisi gas CO2 yang diabsorbsi
30 menggunakan Ca(OH)2 dalam packed bed column dengan hasil
akhir berupa CaCO3 yang dapat dikomersilkan
3. Kelebihan dari alat ini adalah sebagai berikut :
a. Memiliki biaya investasi yang terjangkau
b. Tidak membutuhkan daya yang cukup besar
6

c. Memiliki tingkat efektivitas cukup tinggi dalam


penyerapan gas CO2
4. Spesifikasi alat PRECIUMCAR-PBC ini adalah sebagai berikut:
a. Rasio diameter bed/diameter kolom ( 2:3 )
5 b. Rasio diameter kolom/tinggi kolom ( 1:8 )
c. Rasio diameter kolom/tinggi bed ( 1:6 )

10

15

20

25

30
7

Abstrak
5
ALAT PRODUKSI CaCO3 DALAM PACKED BED COLUMN DARI LIMBAH INDUSTRI
CO2 SEKALIGUS EMISSION MINIMIZER
ALAT PRODUKSI CaCO3 DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH GAS BUANG INDUSTRI
CO2 SEKALIGUS UNTUK MENGURANGI EMISI GAS CO2 DARI INDUSTRI
10
Indonesia merupakan negara berkembang dengan konsumsi energi
yang cukup tinggi. Energi merupakan kebutuhan pokok yang wajib
terpenuhi. Setiap tahun konsumsi akan energi di Indonesia
semakin meningkat, seiring meningkatnya pembangunan Industri.
15 Seperti energi yang dikonsumsi pada industri semen dimana
mencapai 2% dari total konsumsi energi primer dunia atau setara
dengan 5% dari konsumsi energi dari sektor industri dunia.
Adanya kenaikan konsumsi energi dapat menimbulkan peningkatan
emisi gas rumah kaca (GRK). Dalam produksinya Pabrik Semen dapat
20 mengkonsumsi energi yang besar. Pabrik semen adalah jenis
industri yang menyumbangkan emisi CO2 cukup besar karena
penggunaan bahan bakar listrik, juga dari hasil produk samping
dari proses produksinya. Dalam mengurangi dampak yang
ditimbulkan, absorbsi merupakan salah satu metode yang dapat
25 diterapkan dalam mengurangi emisi CO2. Absorpsi merupakan suatu
proses dimana suatu partikel terperangkap ke dalam suatu media
dan seolah-olah menjadi bagian dari keseluruhan media tersebut.
Proses terjadi ketika fluida melewati material solid atau
granular material. Ketika aliran gas masuk melalui bagian bawah
30 bed, gas akan bergerak keatas melewati bagian kosong pada bed,
dan liquid akan masuk melalui bagian atas sehingga akan terjadi
kontak antara kedua fluida. Berdasarkan hasil uji coba alat,
alat PRECIUMCAR-PBC dapat berfungsi sesuai dengan proses
absorpsi. Untuk membantu dalam validasi data dilakukan penerapan
35 variasi kontak untuk mengetahui kinerja dari PRECIUMCAR-PBC,
diantaranya jenis fasa Ca(OH)2, konsentrasi Ca(OH)2, ketinggian
bed dan tekanan gas. Hasil menunjukkan pada fase Ca(OH)2 liquid
ketinggian bed akan berpengaruh terhadap massa yang diproduksi,
dimana semakin tinggi bed maka massa yang dihasilkan semakin
40 banyak. Sedangkan pada fase Ca(OH)2 solid menunjukkan semakin
tinggi tekanan dan konsentrasi Ca(OH)2 maka produk CaCO3 yang
dihasilkan semakin tinggi pula.
8

Kata kunci : Absorpsi, PRECIUMCAR-PBC, Absorber

5
9

Gambar 1. Skema Alat PRECIUMCAR-PBC

Keterangan
5 1. Packed Bed Column
2. Kantong Keteter
3. Ca(OH)2 Tank
4. Gas Tabung CO2 dan N2
5. CaCO3 Tank
10 6. Flowmeter
7. Valve
10

Outlet gas H2O Inlet Ca(OH)2

Bed

Inlet CO2 Outlet CaCO3

Gambar 2. PRECIUMCAR-PBC yang Diterapkembangkan

Anda mungkin juga menyukai