Anda di halaman 1dari 3

DRAF SIARAN RRI PRO 1

DISMENOREA

A. DEFINISI

Dismenore berasal dari kata dalam bahasa yunani kuno (Greek) kata tersebut berasal dari
dys yang berarti sulit, nyeri, abnormal. Meno yang berarti bulan. dan rrhea yang berarti aliran
atau arus. Secara singkat dismenore dapat di definisikan sebagai aliran menstruasi yang sulit atau
menstruasi yang mengalami nyeri. Dimenore bisa terjadi menjelang dan atau saat haid. Biasanya
nyeri dirasakan dengan rasa kram yang terpusat di abdomen / perut bagian bawah. Pada sebagian
wanita, dismenore dapat bersifat ringan, namun pada sebagian lain, dismenore bisa berlebihan
hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

B. KLASIFISIKASI

Dismenore dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:

1. Dismenore Primer
Nyeri haid tanpa ditemukan keadaan patologi / abnormal pada panggul. Dismenore primer
ini berhubungan dengan siklus ovulasi dan disebabkan oleh kontraksi otot rahim sehingga
terjadi iskemia akibat adanya prostaglandin. Prostaglandin ini merupakan molekul yang
memicu kontraksi rahim sehingga menimbulkan nyeri.

2. Dismenore Sekunder
Nyeri haid yang berhubungan dengan berbagai keadaan patologi / abnormal di organ
genitalia. Misalnya: mioma uteri, endometriosis, penyakit radang panggul, dll

C. ETIOLOGI / PENYEBAB
1. Dismenore Primer
Dismenore primer disebabkan oleh peningkatan produksi prostaglandin rahim.
Prostaglandin akan memicu kontraksi rahim sehingga menimbulkan nyeri. Kadar tertinggi
prostaglandin adalah 48 jam / 2 hari pertama siklus haid. Selain itu Prostaglandin akan
masuk ke sirkulasi sistemik yang kana menyebabkan keluhan penyerta lainnya seperti
mual, muntah, nyeri kepala dll. . Kadar molekul ini juga berbeda tiap orang. Makanya ada
wanita yang nyerinya ringan ada juga yang sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.

2. Dismenore Sekunder
Keadaan patologi /abnormal pada panggul dan organ genitalia yang dapat menyebabkan
dismenore sekunder seperti: endometriosis, mioma uteri, kista/tumor rahim, penyakit
radang panggul, dll.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dismenore menurut Arulkumaran (2006) antara


lain:

1. Faktor menstruasi
a) Menarche dini, gadis remaja dengan usia menarche dini insiden dismenorenya lebih
tinggi.
b) Masa menstruasi yang panjang, terlihat bahwa perempuan dengan siklus yang
panjang mengalami dismenore yang lebih parah.
2. Paritas, insiden dismenore lebih rendah pada wanita multiparitas. Hal ini menunjukkan
bahwa insiden dismenore primer menurun setelah pertama kali melahirkan juga akan
menurun dalam hal tingkat keparahan.
3. Olahraga, berbagai jenis olahraga dapat mengurangi dismenore. Hal itu juga terlihat bahwa
kejadian dismenore pada atlet lebih rendah, kemungkinan karena siklus yang anovulasi.
4. Pemilihan metode kontrasepsi, jika menggunakan kontrasepsi oral sebaiknya dapat
menentukan efeknya untuk menghilangkan atau memperburuk kondisi. Selain itu,
penggunaan jenis kontrasepsi lainnya dapat mempengaruhi nyeri dismenore.
5. Riwayat keluarga, mungkin dapat membantu untuk membedakan endometriosis dengan
dismenore primer.
6. Faktor psikologis (stres) Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika
mereka tidak mendapat penjelasan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenore.
Selain itu, stres emosional dan ketegangan yang dihubungkan dengan sekolah atau
pekerjaan memperjelas beratnya nyeri.

E. GEJALA
Gejala-gejala klinis biasanya dimulai sehari sebelum haid berlangsung selama hari pertama
dan ke dua haid, dan jarang terjadi setelah itu. Rasa nyeri biasanya merupakan nyeri di garis tengah
perut di atas tulang kemaluan, nyeri terasa hilang timbul, tajam dan bergelombang. Biasanya
mengikuti gerakan rahim dan dapat menjalar ke arah pinggang belakang. Selain rasa nyeri dapat
pula disertai mual, muntah, sakit kepala, dan mudah tersinggung atau depresi (PMS).

F. PENANGANAN
1. Obat-Obatan
NSAID adalah terapi awal yang sering digunakan untuk dismenore. NSAID
mempunyai efek analgetik/penghilang rasa nyeri.dan secara langsung menghambat
pembentukan prostaglandin dan menekan jumlah darah haid yang keluar.
Pil Kontrasepsi kombinasi bekerja mencegah ovulasi dan pertumbuhan jaringan
endometrium sehingga mengurangi jumlah darah haid dan pembentukan prostaglandin
serta kram rahim. Progestin dapat juga dipakai pengobatan. Mial medroksi
progesterone asetat (MPA) 5 mg atau didrogesteron 2 x10 mg mulai haid hari ke 5
sampai 25
Sebelum menggunakan obat-obatan untuk menangani dimenorea sebaiknya periksakan
terlebih dahulu.
2. Non Medika mentosa (PENTING)
a. Diet, makanan yang rendah lemak dan suplemen vitamin E, vitamin B6, omega 3,
dan magnesium. Berdasarkan beberapa penelitian dilaporkan dapat mengurangi
dismenore. Menghindari minum kopi dan merokok
b. Olahraga ringan seperti jalan santai, bersepeda , yoga, pilates
c. Memijat dan mengompres dengan air hangat bagian yang nyeri
d. Mengurangi stress misal dengan liburan, tidak bekerja berat

Anda mungkin juga menyukai