Karya seni rupa pada zaman ini memiliki ciri khas, yaitu keterikatan atas otoritas gereja
yang mendominasi pemerintahan dan struktur sosial masyarakat. Ketaatan kepada gereja
adalah mutlak. bahkan tak jarang gereja ikut campur tangan dalam menentukan isi karya
yang akan dibuat.
Secara visual, karya seni rupa Abad Pertengahan terlihat datar, dengan pengolahan
warna-warna primer dan pose yang agak kaku. Konsep perspektif pada masa ini sangat
jarang ditemukan, atau kalau pun ada, hanya berupa pengolahan sederhana dengan
banyak distorsi. Selain itu, tidak sulit menemukan material cat emas, emas, batuan
berharga, dan gading sebagai bahan utama karya.
Ukuran karya seni rupa pada masa ini kebanyakan besar. Tetapi, tidak seperti pada masa
klasik Romawi, ukuran yang besar tidak dimaksudkan untuk hal monumental, tetapi lebih
sebagai pengisi ruang arsitektur yang pada masa itu cenderung tinggi dan luas dan
sebagai wujud kebesaran Tuhan.
abad kegelapan
Yang tampak muncul dalam abad ini misalnya seni Byzantium yang dipengaruhi dunia
Timur. Byzantium menampilkan seni rupa yang bertemakan religi, serta yang didasari
oleh idealisasi yang konvensional. Setelah kerajaan Romawi Barat mengalami
keruntuhan, kesenian yang seperti ini menjalar juga ke Barat serta berlangsung dalam
waktu yang lama, memenuhi dua zaman, ialah zaman Romaneska (abad V - XII A.D.)
dan Gotik (abad XIII) (Soedarso Sp, 2000:13). Zaman ini dinamakan pula abad kegelapan
(the dark age). Dalam abad ini para seniman tidak memiliki kebebasan dalam berkarya,
mereka dibatasi oleh kepentingan gereja dan ajaran Kristiani. Banyak karya yang
tujuannya hanya untuk kebutuhan agama semata.