Anda di halaman 1dari 17

BAB III

PEMBAHASAN ALAT

3.1 Anasthesia Ventilator EKU TRIGO

3.1.2 Mampu melakukan penggunaan alat Elektromedik pada Sarana


Pelayanan Kesehatan
A. Spesifikasi Alat
Nama Alat : Anasthesia Ventilator
Merk : EKU
Type : TRIGO
SN : TR345032
Power Supply
AC Input : 100-240 V (50-60 Hz) max 80VA

Tampilan : color TFT display with touchscreen


Dimensi : 350 x 800 x 400 mm
Berat : 35 Kg
Lingkungan
Temperature : 15 -35℃
Kelembapan : 20 -80 % (non condensing)

B. FUNGSI ALAT
Suatu alat yang digunakan untuk menyalurkan gas atau campuran gas
anastetik yang aman ke rangkaian anestesi yang kemudian dihisap oleh pasien
dan membuang sisa gas dari pasien. ( Said.ALatief, dkk, 2001).

C. PRINSIP DASAR ANASTESI VENTILATOR

Oksigen, air pressure, dan gas N2O masuk kedalam mesin anestesi yang
diatur alirannya oleh regulator dan berapa besarnya aliran gas (flow gas) dapat
dilihat dari flowmeter/display. Oksigen, air pressure, dan N2O akan bercampur
melewati vaporizer, didalam vaporizer ini oksigen akan membawa partikel-
partikel obat bius yang berada didalam vaporizer tersebut. Setelah melewati
vaporizer gas yang telah tercampur dengan partikel obat bius tadi akan melewati
humidifier agar suhu dan kelembabannya sesuai dengan kondisi paru-paru, lalu
masuk kedalam saluran pernapasan pasien melalui masker atau endotracheal
tube. Setelah masuk kedalam paru-paru, pada saat pasien menghembuskan nafas
maka gas tadi akan keluar (ekspirasi). Pada proses ini sebagian oksigen akan di
filter kandungan karbondioksidanya dan setelah kandungan karbondioksida
hilang oksigen tersebut bisa masuk lagi kedalam saluran pernafasan, siklus
tersebut akan selalu berulang-ulang sampai pasien tertidur. Setelah pasien
tertidur, maka gas N2O dan obat bius tadi akan dihentikan. Jadi setelah pasien
tertidur gas yang dialirkan hanya gas oksigen dan air preassure yang berfungsi
untuk menjaga sistem pernafasan pasien.

D. Standar Prosedur Operasional Mesin Anastesi


1. Prasyarat
(1) Sumber daya manusia terlatih dan siap (tersertifikasi).
(2) Catu daya sesuai kebutuhan alat.
(3) Kontak-kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian.
(4) Alat laik pakai dan bersih.
(5) Aksesori lengkap dan berfungsi dengan baik.
2. Persiapan
(1) Tempatkan alat pada ruang tindakan.
(2) Lepaskan penutup debu dan kunci roda penggerak troli.
(3) Siapkan aksesori, sseperti patient tubing dan face mask.
(4) Siapkan gas medis yang dibutuhkan.
(5) Periksakan supply gas dan periksa tekanan gas (antara 3-6
bar), dan periksa pressure gauge.
(6) Periksa kebocoran gas pada selang/tubing.
(7) Periksa warna soda lime. Ganti soda lime jiwa warna sudah
berubah.
(8) Pasang aksesori.
3. Pelaksanaan
(1) Baca dan perhatikan protap pelayanan.
(2) Hubungkan alat dengan catu daya
(3) Hidupkan alat dengan cara menekan/memutar tombol
ON/OFF ke posisi ON.
(4) Lakukan pemanasan secukupnya.
(5) Atur dosis anasthesi/pembiusan.
(6) Lakukan tindakan.
4. Penempatan Dan Penyimpanan Mesin Anastesi
1) Persyaratan Teknis Lingkungan
a) Tegangan atau catu daya PLN sebesar 220 V.
b) Suhu ruangan berkisar antara 22C- 25C
c) Kelembaban ruang berkisar antara 10-60%
d) Memiliki tahanan pembumian yang baik
2) Penempatan dan Penyimpanan Mesin Anastesi
a) Matikan alat dengan menekan tombol power ON/OFF dan
menekan main switch ke posisi OFF.
b) Lepaskan alat dengan hubungan catu daya.
c) Lepaskan alat dari selang sentral gas atau tabung gas.
d) Lepaskan dan bersihkan aksesori dari alat.
e) Bersihkan alat.
f) Pasang penutup debu.
g) Simpan alat pada tempatnya.
h) Catat beban kerja alat.

E. BAGIAN- BAGIAN ALAT

a) Sumber Gas
Tersimpan dalam tabung-tabung khusus dibawah tekanan tinggi dapat
disimpan dalam bentuk gas (O2, udara ) maupun dalam bentuk cair ( N2O,
CO2, C6H6 ). Masing-masing tabung gas mempunyai alat pengukur tekanan(
regulator ) khusus. Regulator ini menunjukkan tekanan gas didalam tabung
dan dapat menurunkan tekanan, dengan pertolongan pressure reducting valve
(katup penurun tekanan ). Mesin anestesi bekerja efektif pada tekanan 50-60
PSI atau 3-4 atm.
Sebelum membuka tabung gas, yakinlah bahwa regulator sudah
benar-benar terpasang dan sudah ada hubungan antara regulator dan PAG
atau flowmeter. Tabung gas dapat dibuka dengan cara memutar logam(
berbentuk kotak kecil yang ada dipuncak tabung ) kearah berlawanan dengan
arah jarum jam dengan alat pembuka khusus atau alat lain.
Pada rumah sakit besar dengan banyak kamar operasi, mungkin tidak
dijumpai tabung-tabung gas tersebut karena telah dibuat dengan system
sentral.

Jenis Warnatabung Dalambentuk Tekanan Tekanan


(Psi) (atm)
O2 Putih/hijau gas 1800-2400 120-160
N2O Biru Cair 745 50
Air Hitam/putih Gas 1800 120
Cyclopropan Jingga Cair 75 5
CO2 Abu-abu cair 838 56

Tabel. Gas anastesi, warna tabung, bentuk gas dan tekanan jenuh

b) Flowmeter dan regulator, berfungsi untuk mengatur besarnya aliran gas yang
masuk kedalam saluran pernapasan pasien. Berbentuk tabung gelas yang
didalamnya terdapat indikator pengukur yang umumnya berbentuk bola atau
berbentuk rotameter.Skala yang tertera umumnya dalam L/menit dan
ml/menit.Sebelum membuka flowmeter perhatikan dulu gas apa yang akan
diputar ( tidak jarang terjadi bahwa kita bermaksud membuka O2, tanpa
sengaja kita membuka N2O ). Flowmeter dapat dibuka dengan cara memutar
tombol pemutar kearah berlawanan dengan arah jarum jam. Bila indikator
berbentuk bola, maka angka laju aliran ( flowmeter) dibaca setinggi bagian
tengah bola dan bila memakai rotameter dibaca setinggi bagian atas
rotameter.

Gambar 3.4 : Flowmeter dan regulator


c) Vaporizer, berfungsi untuk menguapkan obat bius yang dipakai dan mengatur
berapa konsentrasi obat bius yang masuk kepada pasien.

Gambar 3.5 : Vaporizer

d) Bellow dan filter karbondioksida (sodalime), bellow berfungsi untuk


memompa dan mengatur jumlah gas yang masuk kedalam paru-paru pasien,
sedangkan filter karbondioksida (sodalime) berfungsi untuk memfilter kadar
karbondioksida dari saluran pernafasan pasien. Selain itu juga untuk
mengurangi kadar zat anestesi dari gas buang pasien.

Gambar 3.6 : Bellow dan filter karbondioksida (sodalime)

e) Ventilator, berfungsi sebagai alat bantu pernafasan pasien. Ventilator ini


mengatur volume gas yang masuk kedalam saluran pernapasan pasien dan
mengatur berapa kali pernapasan dalam satu menit pada pasien tersebut.
F. MODE PADA ANASTHESI EKU

1. Mode CMV ( Control Mandatory ventilation ) / ACV (Assisted Control


Ventilation )

Mode CMV berfungsi memberikan bantuan pernafasan kepada pasien dengan


tidal volume yang konstan atau terus menerus
a. VT (mL)
Volume Tidal (VT) merupakan jumlah gas yang dihantarkan oleh ventilator
ke pasien setiap kali bernapas. Umumnya disetting antara 5-15 cc/kgBB,
tergantung dari compliance, resistance, dan jenis kelainan paru. Pasien
dengan paru normal mampu mentolerir volume tidal 10-15 cc/kgBB,
sedangkan untuk pasien PPOK cukup dengan 5-8 cc/kgBB. Parameter alarm
tidal volume diseting diatas dan dibawah nilai yang kita seting. Monitoring
volume tidal sangat perlu jika pasien menggunakan time cycled.
b. Freq (BPM) / RR (Respirasi Rate)
Banyaknya nafas pasien (satu siklus Inspirasi dan ekspirasi ) dalam satu
menit
c. I : E Ratio
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑖𝑛𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 + 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑖𝑠𝑡𝑖𝑟𝑎ℎ𝑎𝑡
Rumus Rasio Inspirasi : Ekspirasi = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖
Keterangan :
1) Waktu inspirasi merupakan waktu yang diperlukan untuk memberikan
volume tidal atau mempertahankan tekanan.
2) Waktu istirahat merupakan periode diantara waktu inspirasi dengan
ekspirasi
3) Waktu ekspirasi merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan
udara pernapasan.

Rasio inspirasi : ekspirasi biasanya disetiing 1 : 2 yang merupakan nilai


normal fisiologis inspirasi dan ekspirasi. Akan tetapi terkadang diperlukan
fase inspirasi yang sama atau lebih lama dibandingkan ekspirasi untuk
menaikan PaO2.
d. Tip : Ti (%) (Time Inspiratory Pause : Time Inspiratory )
Perbandingan waktu jeda inspirasi dengan waktu saat inspirasi dimulai lagi.
e. PEEP (mbar)
PEEP bekerja dengan cara mempertahankan tekanan positif pada alveoli
diakhir ekspirasi. PEEP mampu meningkatkan kapasitas residu fungsional
paru dan sangat penting untuk meningkatkan penyerapan O2 oleh kapiler
paru.
f. PMAX (mbar) (Pressure Maximum)
Batas aman/limit atas saat pressure diberikan kepada pasien
2. Mode PCV ( Pressure Control Ventilation )

a. PPLAT (mbar) (Pressure Plateau)


Jeda pernafasan dari inspirasi ke ekspirasi
b. SIMV Freq (BPM)
Total nafas yang diberikan dari alat ke pasien pada mode SIMV per menit.
Contoh : nafas yang dibutuhkan 12, namun pasien hanya mampu nafas 6,
jadi mesin membantu 6 nafas agar tercapai nafas 12
c. Ti (Sec) ( Time Inspiratory )
Waktu yang dibutuhkan alat memberikan inspirasi ke pasien dalam sekali
penarikan nafas.
d. PEEP (mbar)
PEEP bekerja dengan cara mempertahankan tekanan positif pada alveoli
diakhir ekspirasi. PEEP mampu meningkatkan kapasitas residu fungsional
paru dan sangat penting untuk meningkatkan penyerapan O2 oleh kapiler
paru.
e. Flow (L/min)
Banyaknya aliran udara yang diberikan alat kepada pasien dalam waktu
semenit
3. Mode SIMV (Synchoronous Intermittend Mandatory Ventilation )

Pada mode ventilator ini, memberikan bantuan nafas secara selang seling dengan
nafas pasien itu sendiri. Pada mode IMV pernafasan mandatory diberikan pada
frekensi yang diset tanpa menghiraukan apakah pasien pada saat inspirasi atau
ekspirasi, sehingga bisa terjadi fighting dengan segala akibatnya. Oleh karena itu
pada ventilator generasi saat ini, mode IMV disinkronisasikan menjadi SIMV.
Sehingga pernafasan mandatory diberikan sinkron dengan picuan dari pasien.
Mode IMV/SIMV diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan tetapi
belum normal sehingga masih memerlukan bantuan ventilator.
a. cSIMV
1) VT (mL)
Volume Tidal (VT) merupakan jumlah gas yang dihantarkan oleh
ventilator ke pasien setiap kali bernapas. Umumnya disetting antara 5-15
cc/kgBB, tergantung dari compliance, resistance, dan jenis kelainan paru.
Pasien dengan paru normal mampu mentolerir volume tidal 10-15
cc/kgBB, sedangkan untuk pasien PPOK cukup dengan 5-8 cc/kgBB.
Parameter alarm tidal volume diseting diatas dan dibawah nilai yang kita
seting. Monitoring volume tidal sangat perlu jika pasien menggunakan
time cycled.
2) SIMVFreq (BPM)
Total nafas yang diberikan dari alat ke pasien pada mode SIMV permenit.
Contoh :. nafas yang dibutuhkan 12, namun pasien hanya mampu nafas 6,
jadi mesin membantu 6 nafas agar tercapai nafas 12

3) Ti (Sec) ( Time Inspiratory )


Waktu yang dibutuhkan alat memberikan inspirasi ke pasien dalam sekali
penarikan nafas.
4) Tip:TI (%)
Perbandingan waktu jeda inspirasi denngan waktu saat inspirasi dimulai
lagi.
5) PEEP (Positif End Espiratory Pressure)
PEEP bekerja dengan cara mempertahankan tekanan positif pada alveoli
diakhir ekspirasi. PEEP mampu meningkatkan kapasitas residu fungsional
paru dan sangat penting untuk meningkatkan penyerapan O2 oleh kapiler
paru. (mbar)
6) PMAX (mbar)( Pressure Maximum )
Batas aman/limit atas saat pressure diberikan kepada pasien

b. pSIMV
1) PPLAT (mbar) (Pressure Plateau)
Jeda pernafasan dari inspirasi ke ekspirasi
2) SIMVFreq (BPM)
Total nafas yang diberikan dari alat ke pasien pada mode SIMV permenit.
Contoh :. nafas yang dibutuhkan 12, namun pasien hanya mampu nafas 6,
jadi mesin membantu 6 nafas agar tercapai nafas 12.

3) TI (Sec)
Waktu yang dibutuhkan alat memberikan inspirasi ke pasien dalam sekali
penarikan nafas.
4) PEEP (mbar)
PEEP bekerja dengan cara mempertahankan tekanan positif pada alveoli
diakhir ekspirasi. PEEP mampu meningkatkan kapasitas residu fungsional
paru dan sangat penting untuk meningkatkan penyerapan O2 oleh kapiler
paru. (mbar)
5) Flow (L/min)
Banyaknya aliran udara yang diberikan alat kepada pasien dalam waktu
semenit
4. Mode ASB / PS (Assisted Spontaneus Breathing / Pressure Support)
Mode ini diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan atau
pasien yang masih bisa bernafas tetapi tidal volumnenya tidak cukup karena
nafasnya dangkal. Pada mode ini pasien harus mempunyai kendali untuk
bernafas. Bila pasien tidak mampu untuk memicu trigger maka udara
pernafasan tidak diberikan.

5. CPAP (Continous Positive Air Pressure)


Pada mode ventilator ini mesin hanya memberikan tekanan positif dan
diberikan pada pasien yang sudah bisa bernafas dengan memenuhi syarat.
Tujuan pemberian mode ini adalah untuk mencegah atelektasis (paru
mengempis) dan melatih otot-otot pernafasan sebelum pasien dilepas dari
ventilator.

MAC (Minimum Alveoli Concentration )


Untuk menentukan banyaknya konsentrasi obat

FG (Fresh Gas) L/min

Fresh gas total aliran gas dari unit yang diberikan kepada ke pasien, berupa
percampuran gas O2 dengan Air, dan O2 dengan N2O.

Konsentrasi O2 X Nilai FG (Fresh Gas)

A. Monitoring
1. Airway Pressure Monitoring
a. Peak Pressure (mbar)
Total tekanan yang dibutuhkan untuk mendorong volume gas ke dalam
paru paru
b. PLAT Pressure (mbar)
Tekanan yang digunakan untuk mengatur jeda pernafasan dari inspirasi
ke ekspirasi
c. MEAN (mbar)
Tekanan rata-rata aliran udara yang diaplikasikan untuk tekanan positif
d. PEEP (mbar) Positif End Espiratoratoty Pressure
PEEP bekerja dengan cara mempertahankan tekanan positif pada alveoli
diakhir mampu meningkatkan kapasitas residu fungsional paru dan
sangat penting untuk meningkatkan penyerapan O2 oleh kapiler paru.
2. Expiratory Flow Meassure
a. VT (mL) ( Volume Tidal )
Jumlah gas yang diberikan kepada paru paru pasien.
b. AMV (L/min) (Adaptif minute volume )
Jumlah kapasitas paru paru pasien permenit, (jumlah perkalian VT
dengan Freq)
c. Freq (1/min)
Banyaknya nafas pasien (satu siklus Inspirasi dan ekspirasi ) dalam satu
menit.

B. Gas Monitoring
1. CO2 Meassure
a. FiCO2 ( Fractional Inspired Carbon Dioksida )
Konsentrasi karbon dioksida yang diberikan kepada pasien.
b. Et CO2 ( End Tidal Carbon Dioksida )
EtCO2 adalah tekanan parsial atau konsentrasi maksimal karbon
dioksida(CO2) pada akhir napas yang di hembuskan.

2. O2 Measure
FiO2 ( Fractional Inspired Oksigen )
Konsentrasi oksigen dalam udara yang diberikan kepada pasien.

3. N2O Measure
FiN2O ( Fractional Inspired Nitrogen Oksida)
Konsentrasi Nitrogen dalam udara yang diberikan kepada pasien.
4. Anaesthesia Gas Monitoring
a. FiHAL (haloten) warna Merah
b. FiENF ( Enfluren ) warna Jingga
c. FiISO ( Isofluren ) warna Ungu
d. FiSEV ( Sevofluren ) warna Kuning
e. FiDES ( Desofluren ) warna Biru

5. MAC (Age year 40) (minimum alveolar concentration)


Diukur berdasarkan besar konsentrasi gas anastesi dan konsentrasi N2O,
MAC dipengaruhi oleh umur pasien. Untuk menentukan kadar obat yang
diberikan.

C. Main menu
 Store profile:
Untuk menyimpan batas alarm, alarm volume, dan setting parameter.
 Use profile:
Untuk membuka profile menu yang telah disimpan sebelumnya.
 Startup profile:
Untuk menampilkan profile secara otomatis pada saat alat baru di
nyalakan.
 Leakage/Compl-Test:
Untuk melakukan tes kebocoran, saat alat pertama kali baru
digunakan. Proses pelaksanaan Leakage test seperti berikut ini:
1. Y-Piece, arus tertutup dan sirkuit system harus di isi
dengan Fresh Gas.
2. Tekan tombol start.
3. Pilih “yes” pada kotak konfirmasi.
4. Tekan “ÿes“ pada kotak konfirmasi selanjutnya.
5. Tunggu hingga proses Leakage selesai.
6. Jika proses Leakage selesai akan muncul tampilan hasil
pengukuran Leakage, jika gagal akan tampil pesan
error.

Dibawah ini beberapa penyebab error:

1. Terjadi kebocoran yang besar pada Circuit System.


2. Pengukuran tekanan tabung ke pasien tidak terhubung.
3. Bellows tidak terisi dengan Fresh Gas.

Kegagalan mengakibat Leakage Test harus di ulang kembali

Anda mungkin juga menyukai