BAB III PEMBAHASAN ALAT 3.1 Anasthesia V
BAB III PEMBAHASAN ALAT 3.1 Anasthesia V
PEMBAHASAN ALAT
B. FUNGSI ALAT
Suatu alat yang digunakan untuk menyalurkan gas atau campuran gas
anastetik yang aman ke rangkaian anestesi yang kemudian dihisap oleh pasien
dan membuang sisa gas dari pasien. ( Said.ALatief, dkk, 2001).
Oksigen, air pressure, dan gas N2O masuk kedalam mesin anestesi yang
diatur alirannya oleh regulator dan berapa besarnya aliran gas (flow gas) dapat
dilihat dari flowmeter/display. Oksigen, air pressure, dan N2O akan bercampur
melewati vaporizer, didalam vaporizer ini oksigen akan membawa partikel-
partikel obat bius yang berada didalam vaporizer tersebut. Setelah melewati
vaporizer gas yang telah tercampur dengan partikel obat bius tadi akan melewati
humidifier agar suhu dan kelembabannya sesuai dengan kondisi paru-paru, lalu
masuk kedalam saluran pernapasan pasien melalui masker atau endotracheal
tube. Setelah masuk kedalam paru-paru, pada saat pasien menghembuskan nafas
maka gas tadi akan keluar (ekspirasi). Pada proses ini sebagian oksigen akan di
filter kandungan karbondioksidanya dan setelah kandungan karbondioksida
hilang oksigen tersebut bisa masuk lagi kedalam saluran pernafasan, siklus
tersebut akan selalu berulang-ulang sampai pasien tertidur. Setelah pasien
tertidur, maka gas N2O dan obat bius tadi akan dihentikan. Jadi setelah pasien
tertidur gas yang dialirkan hanya gas oksigen dan air preassure yang berfungsi
untuk menjaga sistem pernafasan pasien.
a) Sumber Gas
Tersimpan dalam tabung-tabung khusus dibawah tekanan tinggi dapat
disimpan dalam bentuk gas (O2, udara ) maupun dalam bentuk cair ( N2O,
CO2, C6H6 ). Masing-masing tabung gas mempunyai alat pengukur tekanan(
regulator ) khusus. Regulator ini menunjukkan tekanan gas didalam tabung
dan dapat menurunkan tekanan, dengan pertolongan pressure reducting valve
(katup penurun tekanan ). Mesin anestesi bekerja efektif pada tekanan 50-60
PSI atau 3-4 atm.
Sebelum membuka tabung gas, yakinlah bahwa regulator sudah
benar-benar terpasang dan sudah ada hubungan antara regulator dan PAG
atau flowmeter. Tabung gas dapat dibuka dengan cara memutar logam(
berbentuk kotak kecil yang ada dipuncak tabung ) kearah berlawanan dengan
arah jarum jam dengan alat pembuka khusus atau alat lain.
Pada rumah sakit besar dengan banyak kamar operasi, mungkin tidak
dijumpai tabung-tabung gas tersebut karena telah dibuat dengan system
sentral.
Tabel. Gas anastesi, warna tabung, bentuk gas dan tekanan jenuh
b) Flowmeter dan regulator, berfungsi untuk mengatur besarnya aliran gas yang
masuk kedalam saluran pernapasan pasien. Berbentuk tabung gelas yang
didalamnya terdapat indikator pengukur yang umumnya berbentuk bola atau
berbentuk rotameter.Skala yang tertera umumnya dalam L/menit dan
ml/menit.Sebelum membuka flowmeter perhatikan dulu gas apa yang akan
diputar ( tidak jarang terjadi bahwa kita bermaksud membuka O2, tanpa
sengaja kita membuka N2O ). Flowmeter dapat dibuka dengan cara memutar
tombol pemutar kearah berlawanan dengan arah jarum jam. Bila indikator
berbentuk bola, maka angka laju aliran ( flowmeter) dibaca setinggi bagian
tengah bola dan bila memakai rotameter dibaca setinggi bagian atas
rotameter.
Pada mode ventilator ini, memberikan bantuan nafas secara selang seling dengan
nafas pasien itu sendiri. Pada mode IMV pernafasan mandatory diberikan pada
frekensi yang diset tanpa menghiraukan apakah pasien pada saat inspirasi atau
ekspirasi, sehingga bisa terjadi fighting dengan segala akibatnya. Oleh karena itu
pada ventilator generasi saat ini, mode IMV disinkronisasikan menjadi SIMV.
Sehingga pernafasan mandatory diberikan sinkron dengan picuan dari pasien.
Mode IMV/SIMV diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan tetapi
belum normal sehingga masih memerlukan bantuan ventilator.
a. cSIMV
1) VT (mL)
Volume Tidal (VT) merupakan jumlah gas yang dihantarkan oleh
ventilator ke pasien setiap kali bernapas. Umumnya disetting antara 5-15
cc/kgBB, tergantung dari compliance, resistance, dan jenis kelainan paru.
Pasien dengan paru normal mampu mentolerir volume tidal 10-15
cc/kgBB, sedangkan untuk pasien PPOK cukup dengan 5-8 cc/kgBB.
Parameter alarm tidal volume diseting diatas dan dibawah nilai yang kita
seting. Monitoring volume tidal sangat perlu jika pasien menggunakan
time cycled.
2) SIMVFreq (BPM)
Total nafas yang diberikan dari alat ke pasien pada mode SIMV permenit.
Contoh :. nafas yang dibutuhkan 12, namun pasien hanya mampu nafas 6,
jadi mesin membantu 6 nafas agar tercapai nafas 12
b. pSIMV
1) PPLAT (mbar) (Pressure Plateau)
Jeda pernafasan dari inspirasi ke ekspirasi
2) SIMVFreq (BPM)
Total nafas yang diberikan dari alat ke pasien pada mode SIMV permenit.
Contoh :. nafas yang dibutuhkan 12, namun pasien hanya mampu nafas 6,
jadi mesin membantu 6 nafas agar tercapai nafas 12.
3) TI (Sec)
Waktu yang dibutuhkan alat memberikan inspirasi ke pasien dalam sekali
penarikan nafas.
4) PEEP (mbar)
PEEP bekerja dengan cara mempertahankan tekanan positif pada alveoli
diakhir ekspirasi. PEEP mampu meningkatkan kapasitas residu fungsional
paru dan sangat penting untuk meningkatkan penyerapan O2 oleh kapiler
paru. (mbar)
5) Flow (L/min)
Banyaknya aliran udara yang diberikan alat kepada pasien dalam waktu
semenit
4. Mode ASB / PS (Assisted Spontaneus Breathing / Pressure Support)
Mode ini diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan atau
pasien yang masih bisa bernafas tetapi tidal volumnenya tidak cukup karena
nafasnya dangkal. Pada mode ini pasien harus mempunyai kendali untuk
bernafas. Bila pasien tidak mampu untuk memicu trigger maka udara
pernafasan tidak diberikan.
Fresh gas total aliran gas dari unit yang diberikan kepada ke pasien, berupa
percampuran gas O2 dengan Air, dan O2 dengan N2O.
A. Monitoring
1. Airway Pressure Monitoring
a. Peak Pressure (mbar)
Total tekanan yang dibutuhkan untuk mendorong volume gas ke dalam
paru paru
b. PLAT Pressure (mbar)
Tekanan yang digunakan untuk mengatur jeda pernafasan dari inspirasi
ke ekspirasi
c. MEAN (mbar)
Tekanan rata-rata aliran udara yang diaplikasikan untuk tekanan positif
d. PEEP (mbar) Positif End Espiratoratoty Pressure
PEEP bekerja dengan cara mempertahankan tekanan positif pada alveoli
diakhir mampu meningkatkan kapasitas residu fungsional paru dan
sangat penting untuk meningkatkan penyerapan O2 oleh kapiler paru.
2. Expiratory Flow Meassure
a. VT (mL) ( Volume Tidal )
Jumlah gas yang diberikan kepada paru paru pasien.
b. AMV (L/min) (Adaptif minute volume )
Jumlah kapasitas paru paru pasien permenit, (jumlah perkalian VT
dengan Freq)
c. Freq (1/min)
Banyaknya nafas pasien (satu siklus Inspirasi dan ekspirasi ) dalam satu
menit.
B. Gas Monitoring
1. CO2 Meassure
a. FiCO2 ( Fractional Inspired Carbon Dioksida )
Konsentrasi karbon dioksida yang diberikan kepada pasien.
b. Et CO2 ( End Tidal Carbon Dioksida )
EtCO2 adalah tekanan parsial atau konsentrasi maksimal karbon
dioksida(CO2) pada akhir napas yang di hembuskan.
2. O2 Measure
FiO2 ( Fractional Inspired Oksigen )
Konsentrasi oksigen dalam udara yang diberikan kepada pasien.
3. N2O Measure
FiN2O ( Fractional Inspired Nitrogen Oksida)
Konsentrasi Nitrogen dalam udara yang diberikan kepada pasien.
4. Anaesthesia Gas Monitoring
a. FiHAL (haloten) warna Merah
b. FiENF ( Enfluren ) warna Jingga
c. FiISO ( Isofluren ) warna Ungu
d. FiSEV ( Sevofluren ) warna Kuning
e. FiDES ( Desofluren ) warna Biru
C. Main menu
Store profile:
Untuk menyimpan batas alarm, alarm volume, dan setting parameter.
Use profile:
Untuk membuka profile menu yang telah disimpan sebelumnya.
Startup profile:
Untuk menampilkan profile secara otomatis pada saat alat baru di
nyalakan.
Leakage/Compl-Test:
Untuk melakukan tes kebocoran, saat alat pertama kali baru
digunakan. Proses pelaksanaan Leakage test seperti berikut ini:
1. Y-Piece, arus tertutup dan sirkuit system harus di isi
dengan Fresh Gas.
2. Tekan tombol start.
3. Pilih “yes” pada kotak konfirmasi.
4. Tekan “ÿes“ pada kotak konfirmasi selanjutnya.
5. Tunggu hingga proses Leakage selesai.
6. Jika proses Leakage selesai akan muncul tampilan hasil
pengukuran Leakage, jika gagal akan tampil pesan
error.