MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Belajar dan Pembelajaran
Matemaika
Oleh,
2014 F
Segala puji bagi Allah SWT., yang telah memberikan kemampuan dan
kesehatan kepada penyusun, sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah ini.
Meskipun banyak kesulitan-kesulitan yang penyusun hadapi, tetapi atas dorongan
serta bantuan dari berbagai pihak hal tersebut bukan halanagan. Shalawat serta
salam tidak lupa penyusun sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW., beserta
sahabat-sahabatnya sebagai penyampaian risalahnya. Alhamdulillah pada
kesempatan ini penyusun dapat menyampaikan makalah yang berjudul “Model-
Model Pembelajaran”.
Penyusun
DAFTAR ISI
1. Pendahuluan .............................................................................................1
2. Kajian Pustaka
2.12 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TS-
TS) ............................................................................................14
2.13 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bamboo Dancing ..........15
3. Penutup ..................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA
Model-Model Pembelajaran
1. Pendahuluan
Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia
ini adalah maslah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran
ini, kurangnya siswa didorong dalam kemampuan berfikir didalam kelas ,
siswa di dalam kelas diarahkan pada kemampuan untuk menghafal informasi,
sehingga anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi
tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya untuk
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Akibatnya, ketika peserta didik sudah menyelesaikan jenjang sekolahnya
mereka pintar secara teoritis akan tetapi miskin secara pengaplikasian. Oleh
sebab itu, seorang pendidik harus memiliki kemampuan mendesain model
pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan.
Berbicara mengenai model pembelajaran pasti akan berkaitan mengenai
gaya mengajar guru dan gaya belajar peserta didik. Menurut Soekamto dkk.
dalam Trianto (2010:22) menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan para pengajar dalam melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran yaitu
suatu pedoman atau acuan yang digunakan oleh guru dalam proses
perencanaan pembelajaran yang akan dilakukannya agar mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Sebagai calon pendidik kita harus memahami model-model pembelajaran
dari mulai pengertiannya samapai langkah-langkahnya, sehingga ketika kita
nanti menjadi guru, kita bisa tauhu model pembelajaran apa yang cocok untuk
siswa ketika pembelajaran berlangsung sehingga bisa membuat proses belajar
pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan. Selain itu juga, model
pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan materi pelajaran agar terjadi
korelasi satu sama lain.
2. Kajian Pustaka
2.1. Model Pembelajaran Problem Based Learning
2.1.1. Pengertian
Menurut David Bound dan Grahame I. Feletti (1997),
problem based learning is a conception of knowledge,
understanding, and education profoundly different from the
more usual conception underlying subject-based learning.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa PBL
merupakan gambaran dari ilmu pengetahuan, pemahaman,
dan pembelajaran yang sangat berbeda dengan pembelajaran
subject based learning.
Sedangkan menurut Arends dalam Abbas (2000), model
PBL adalah model pembelajaran dengan pendekatan
pembelajaran siswa masalah autentik, sehingga ia bisa
menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan
keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan
siswa, serta meningkatkan kepercayaan diri.
2.1.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
a. Guru meginformasikan tujuan pembelajaran.
b. Guru menciptakan lingkungan kelas yang
memungkinkan terjadi pertukaran ide yang terbuka.
c. Guru mengarahkan kepada pertanyaan atau masalah.
d. Guru mendorong siswa mengekspresikan ide-ide secara
terbuka.
e. Guru membantu siswa dalam menemukan konsep
berdasarkan masalah.
f. Guru mendorong keterbukaan, proses demokrasi, dan
cara belajar siswa aktif.
g. Guru menguji pemahaman siswa atas konsep yang
ditemukan.
h. Guru memandu menyelidiki secara mandiri atau
kelompok.
i. Guru mengembangkan dan menyajikan hasil kerja, serta
j. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan
masalah.
2.2. Model Pembelajaran Inquiry
2.2.1. Pengertian
Dikutip oleh Suryosubroto dalam Trianto (2009)
menyatakan bahwa, Inquiry merupakan perluasan proses
discovery, yang digunakan lebih mendalam, inkuiry yang
dalam bahasa Inggris Inquiry berarti pertanyaan, atau
pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses
umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau
memahami informasi.
2.2.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran inquiry :
a. Membentuk kelompok-kelompok inkuiri. Masing-
masing kelompok dibentuk berdasarkan rentang
intelektal dan keterampilan-keterampilan social
b. Memperkenalkan topik-topik inkuiri kepada semua
kelompok. Tiap kelompok diharapkan memahami dan
berminat mempelajarinya.
c. Membentuk posisi tentang kebijakan yang bertalian
dengan topik, yakni pernyataan apa yang harus
dikerjakan. Mungkin terdapat satu atau lebih solusi
yang diusulkan terhadap masalah pokok.
d. Merumuskan semua istilah yang terkandung di dalam
proposisi kebijakan.
e. Menyelidiki validitas logis dan konsisten internal
pada proposisi dan unsur-unsur penunjangnya.
f. Mengumpulkan evidensi (bukti) untuk menunjang
unsur-unsur proposes
g. Menganalisis solusi-solusi yang diusulkan dan
mencari posisi kelompok
h. Menilai proses kelompok.
2.3. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning/ CTL)
2.3.1. Pengertian
Contextual Teaching and Learning adalah suatu konsep
mengajar dan belajar, yang membantu guru untuk
menghubungkan kegiatan dan bahan ajar dengan situasi
nyata, yang dapat memotivasi siswa untuk dapat
menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan
kehidupan sehari-hari siswa sebagai anggota keluarga,
bahkan sebagai anggota masyarakat di sekitarnya. (US
Departement of Education, 2011).
2.3.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh
dalam CTL adalah sebagai berikut :
a. Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih
bermakna dengan cara bekerja sendiri serta
mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan
barunya.
b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk
semua topik.
c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d. Ciptakan masyarkat belajar.
e. Hadirkan model/ alat peraga sebagai contoh
pembelajaran.
f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
g. Lakukan penilaian yang sebenarnya (authentic
assessment) dengan berbagai cara.
2.4. Model Pembelajaran Langsung (Directive Learning)
2.4.1. Pengertian
Model Pembelajaran Langsung (Directive Learning)
Merupakan salah satu model pengajaran yang dirancang
khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang
pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang
terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi
selangkah (Sofan Amri & Iif Khoiru
Ahmadi, 2010:39).
2.4.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Sintaks Model Pembelajaran Langsung adalah :
a. Guru menjelaskan kompetensi dan tujuan pembelajaran,
informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran,
mempersiapkan siswa untuk belajar.
b. Guru mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan
yang benar atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
c. Guru merencanakan dan memberikan bimbingan
pelatihan awal.
d. Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas
dengan baik, memberikan umpan balik.
e. Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan
lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan
kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-
hari.
2.5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)
atau Kelompok Investigasi (KI)
2.5.1. Pengertian
Dalam pandangan Tsoi, Goh, dan Chia (Aunurrahman,
2010 : 151), model investigasi kelompok secara filosofis
beranjak dari paradigma konstruktivis, dimana terdapat suatu
situasi yang di dalamnya siswa-siswa berinteraksi dan
berkomunikasi satu sama lain dengan berbagai informasi dan
melakukan pekerjaan secara kolaboratif untuk
menginvestigasi suatu masalah, merencanakan,
mempresentasikan, serta mengevaluasi kegiatan mereka.
Sedangkan menurut Nurasma (2006:62) Model Group
Investigation adalah: “Model pembelajaran kooperatif yang
dilaksanakan dengan cara mencari dan menemukan informasi
(gagasan, opini, data, solusi ) dari berbagai macam sumber
(buku-buku, institusi-institusi, orang-orang) didalam dan
diluar kelas. Siswa mengevaluasi dan mensistesiskan semua
informasi yang disampaikan oleh masing-masing anggota
kelompok dan akhirnya dapat menghasilkan produk berupa
kelompok”.
2.5.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini :
a. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk
memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki.
Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.
b. Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh
anggota. Kemudian membuat perencanaan dari
masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan
sumber apa yang akan dipakai.Melaporkan hasil
kegiatan kelompok berupa produk atau presentasi.
c. Siswa mengumpulkan, menganalisis dan
mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan
mengaplikasikan bagian mereka ke dalam
pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah
kelompok.
d. Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang
akan dipresentasikan di depan kelas.
e. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok
lain tetap mengikuti.
f. Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah
diselidiki dan dipresentasikan.
g. Penghargaan kelompok.
2.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
(NHT) atau disebut Kepala Bernomor oleh Spencer Kagan (1992)
2.6.1. Pengertian
Number Head Together (NHT) adalah suatu Model
pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas
siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi
dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan
kelas (Rahayu, 2006). Menurut Kagan (2007) model
pembelajaran NHT ini secara tidak langsung melatih siswa
untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat
serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa
lebih produktif dalam pembelajaran
2.6.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran NHT adalah :
a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam
setiap kelompok mendapat nomor.
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing
kelompok mengerjakannya.
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan
memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakannya/ mengetahui jawabannya.
d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan
nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama
mereka.
e. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru
menunjuk nomor yang lain.
f. Kesimpulan
2.7. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw (TIM AHLI/Expert
Group) (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, and Snapp, 1978)
2.7.1. Pengertian
Jigsaw adalah salah satu dari model-model pembelajaran
koperatif yang paling fleksibel (Slavin, 2005 : 246).
Sedangkan menurut Sudrajat (2008 : 1) mengartikan
Pembelajaran Model Jigsaw sebagai suatu tipe pembelajaran
yang dilakukan secara berkelompok, dimana dalam kelompok
tersebut terdiri dari beberapa siswa yang bertanggung jawab
untuk menguasai bagian dari materi ajar dan selanjutnya
harus mengajarkan materi yang telah dikuasai tersebut
kepada teman satu kelompoknya.
2.7.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
a. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dengan
anggota maksimal 5 siswa setiap kelompoknya.
b. Masing-masing siswa dalam setiap kelompok diberi
bagian materi yang berlainan..
c. Masing-masing siswa dalam kelompok diberi bagian
materi yang ditugaskan.
d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari
bagian/subbab yang sama bertemu dalam kelompok baru
(kelompok ahli) untuk mendikusikan sub bab tersebut.
e. Setelah anggota dari kelompok ahli selesai
mendiskusikan sub bab bagian mereka, maka selanjutnya
masing-masing anggota dari kelompok ahli kembali
kedalam kelompok asli dan secara bergantian mengajar
teman dalam satu kelompok mengenai sub bab yang
telah dikuasai sedangkan anggota lainnya mendengarkan
penjelasan dengan seksama.
f. Masing-masing kelompok ahli melakukan presentasi
hasil diskusi yang telah dilakukan.
g. Guru melaksanakan kegiatan evaluasi.
h. Penutup.
2.8. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture (PP)
2.8.1. Pengertian
Model pembelajaran picture and picture merupakan
sebuah model dimana guru menggunakan alat bantu atau
media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau
memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Dengan
menggunakan alat bantu atau media gambar, diharapkan
siswa mampu mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik
dan dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga apapun
pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan
mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat kembali oleh
siswa.
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang
menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan
menjadi urutan logis (Hamdani, 2010 : 89). Sehingga siswa
yang cepat mengurutkan gambar jawaban atau soal yang
benar, sebelum waktu yang ditentukan habis maka merekalah
yang mendapat poin.
2.8.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Di
langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apa
yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang
bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat
mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya.
b. Guru menyajikan materi sebagai pengantar. Penyajian
materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting,
dari sini guru memberikan momentum permulaan
pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran
dapat dimulai dari sini.
c. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar
kegiatan berkaitan dengan materi. Dalam proses
penyajian materi, guru mengajak siswa ikut terlibat aktif
dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap
gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya.
Dengan gambar kita akan menghemat energi kita dan
siswa akan lebih mudah memahami materi yang
diajarkan.
d. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian
memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi
urutan yang logis. Di langkah ini guru harus dapat
melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung
kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah
satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa
memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan.
Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa
untuk diurutkan, dibuat, atau di modifikasi.
e. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan
gambar tersebut. Dalam langkah ini peran guru sangatlah
penting sebagai fasilitator dan motivator agar siswa
berani mengemukakan pendapatnya.
f. Berdasarkan alasan atau urutan gambar tersebut guru
memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses ini guru
harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ingin
dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi,
menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa
mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam
pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan.
g. Guru menyimpulkan dan merangkum. Kesimpulan dan
rangkuman dilakukan bersama dengan siswa. Guru
membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan
rangkuman.
2.9. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Script (CS)
(Danserau, dan kawan-kawan, 1985 dalam Riyanto, 2003)
2.9.1. Pengertian
Pembelajaran Cooperative Script menurut Schank dan
Abelson dalam Hadi (2007:18) adalah pembelajaran yang
menggambarkan interaksi siswa seperti ilustrasi kehidupan
sosial siswa dengan lingkungannya sebagai individu,dalam
keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat yang lebih
luas.
Sedangkan, Miftahul A’la (2011 : 97), Cooperative
Script diartikan sebagai suatu model pembelajaran dimana
para siswa bekerja secara berpasangan dan secara lisan
melakukan pengikhtisaran bagian-bagian dan materi ajar
yang dipelajarinya pada ruang kelas.
Jadi, model pembelajaran Cooperative Script merupakan
penyampaian materi ajar yang diawali dengan pemberian
wacana atau ringkasan materi ajar kepada siswa yang
kemudian diberikan kesempatan kepada siswa untuk
membacanya sejenak dan memberikan/memasukkan ide-ide
atau gagasan-gagasan baru kedalam materi ajar yang
diberikan guru, lalu siswa diarahkan untuk menunjukkan ide-
ide pokok yang kurang lengkap dalam meteri yang ada secara
bergantian sesama pasangan masing-masing (Alit, 2002:203).
2.9.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
a. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
b. Guru membagi wacana atau materi tiap siswa untuk
dibaca dan membuat ringkasan.
c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan
sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai
pendengar.
d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap
mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam
ringkasannya.
Sementara pendengar :
- Menyimak atau mengoreksi atau menunjukkan
ide-ide pokok yang kurang lengkap.
- Membantu mengingat atau menghafal ide-ide
pokok dengan menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi lainnya.
e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar
menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti
diatas.
f. Merumuskan simpulan bersama-sama antar guru dan
murid.
g. Penutup.
2.10. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing
2.10.1. Pengertian
Kisworo (2008) mengemukakan bahwa model
pembelajaran Snowball throwing adalah suatu metode
pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok
yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari
guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan
yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar
ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab
pertanyaan dari bola yang diperoleh.
2.10.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil
masing-masing ketua kelompok untuk memberikan
penjelasan tentang materi.
c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke
kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan
materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar
kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja
yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh
ketua kelompok.
e. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat
seperti bola dan dilemparkan dari satu siswa ke siswa
yang lain selama ± 15 menit.
f. Setelah siswa dapat satu bola atau satu pertanyaan
diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab
pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola
tersebut secara bergantian.
g. Evaluasi.
h. Penutup.
2.11. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted
Individualization)
2.11.1. Pengertian
Model Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization) ini dikembangkan oleh Slavin. Menurut
Slavin (2005) tipe ini mengkombinasikan keunggulan
pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe
ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara
individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih
banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada
model pembelajaran TAI ini adalah setiap siswa secara
individual belajar materi pembelajaran yang sudah
dipersiapkan oleh guru.
2.11.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team
Assisted Individualization) adalah :
a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari
materi pembelajaran secara individual yang sudah
dipersiapkan oleh guru.
b. Guru memberikan kuis (pretest) secara individual kepada
siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.
c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari 4–5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-
beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan
rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras,
budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.
d. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam
kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota
kelompok saling memeriksa jawaban teman satu
kelompok.
e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,
mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi
pembelajaran yang telah dipelajari.
f. Guru memberikan kuis (posttest) kepada siswa secara
individual.
g. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan
perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari
skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).
2.12. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TS-
TS)
2.12.1. Pengertian
Model belajar mengajar Dua Tinggal Dua Tamu (Two
Stay Two Stray) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992)
dan merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan
hasil dan informasi kepada kelompok lain .
2.12.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
a. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Setiap
kelompoknya terdiri dari empat orang. Kelompok yang
dibentuk merupakan kelompok heterogen.
b. Guru memberikan sub pokok bahasan pasa setiap
kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota
kelompoknya masing-masing.
c. Siswa bekerjasama dalam kelompok yang beranggotakan
empat orang. Hal ini, bertujuan untuk memberikan
kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat secara
aktif dalam proses berfikir.
d. Setelah selesai, dua orang dari setiap kelompok
meninggalkan kelompoknya untuk bertamu kepada
kelompok lain.
e. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas
membagikan hasil kerja dan informasi mereka kepada
tamu mereka.
f. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka
sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok
lain.
g. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja
mereka.
h. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja
mereka.
2.13. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bamboo Dancing
2.13.1. Pengertian
Model Pembelajaran Tari Bambu mempunyai tujuan
agar siswa saling berbagi informasi pada saat yang
bersamaan dengan pasangan yang berbeda dalam waktu
singkat secara teratur, strategi ini cocok untuk materi yang
membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi
antar siswa.Meskipun namanya Tari Bambu tetapi tidak
menggunakan bambu. Siswa yang berjajarlah yang
diibaratkan sebagai bambu.
2.13.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
a. Separuh kelas atau seperempat jika jumlah siswa terlalu
banyak berdiri berjajar . Jika ada cukup ruang mereka
bisa berjajar di depan kelas. Kemungkinan lain adalah
siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang
kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok
karena diperlukan waktu relatif singkat.
b. Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran
yang pertama
c. Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi
sinformasi.
d. Kemudian satu atau dua siswa yang berdiri di ujung
salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya.
Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini masing-
masing siswa mendapat pasangan yang baru untuk
berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan
kebutuhan.
2.14. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-
Achievement Divisions (STAD)
2.14.1. Pengertian
Menurut Nur Citra Utomo dan C. Novi Primiani (2009 :
9), “STAD merupakan desain untuk memotivasi siswa-siswa
supaya kembali bersemangat dan saling menolong untuk
mengembangkan keterampilan yang diajarkan oleh guru”.
Menurut Mohamad Nur (2008 : 5), pada model ini siswa
dikelompokkan dalam tim dengan anggota 4 siswa pada
setiap tim. Tim dibentuk secara heterogen menurut tingkat
kinerja, jenis kelamin, dan suku.
2.14.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
a. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara
heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin,
suku, dan lain-lain).
b. Guru menyajikan pelajaran.
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan
oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang
sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya
sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
d. Guru memberikan kuis atau pertanyaan kepada seluruh
siswa.
e. Memberi evaluasi.
f. Kesimpulan.
2.15. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping
2.15.1. Pengertian
Minf Mapping adalah suatu teknik mencatat yang dapat
memetakan pikiran yang kreatif yang efektif serta
memadukan dan mengembangkan potensi kera otak baik
belahan otak kanan, maupun belahan otak kiri yang tedapat
didalam diri seseorang . (Bobby De Porter, Mike Hernacki:
2003:153)
2.15.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
c. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah
kelompok berpasangan dua orang.
d. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu
menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan
pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan
kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok
lainnya.
e. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak
menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman
pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah
menyampaikan hasil wawancaranya.
f. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang
kiranya belum dipahami siswa.
g. Kesimpulan/penutup.
2.16. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
2.16.1. Pengertian
Teknik Make a Match adalah teknik mencari pasangan,
siswa di gabung suruh mencari pasangan dari kartu yang
mereka pegang. Keunggulan tekhnik ini adalah siswa
mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau
topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini dapat
digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua
tingkatan usia anak didik (Lorna Curran dalam Miftahul
Huda, 2011: 113).
2.16.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa
konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu
bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
b. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan
soal ataupun jawaban secara acak.
c. Setelah semua mendapatkan kartu, kelompokkan antara
pemegang kartu pertanyaan dan kelompok pemegang
kartu jawaban, posisikan berdiri siswa saling
berhadapan. Posisi ini bertujuan agar siswa mudah untuk
mencari pasanganya.
d. Tiap siswa memikirkan jawaban ataupun soal dari kartu
yang dipegang.
e. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan
kartunya. .
f. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum
batas waktu diberi poin.
g. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan
kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau
kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah
disepakati bersama.
h. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian
seterusnya.
i. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya
yang memegang kartu yang cocok.
j. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan
terhadap materi pelajaran.
2.17. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
2.17.1. Pengertian
Frang Lyman dan Koleganya di universitas Maryland
sesuai yang dikutip Arends (1997),menyatakan bahwa think
pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat
variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa
semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk
mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang
digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih
banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling
membantu.
2.17.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
a. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang
ingin dicapai.
b. Siswa diminta untuk berfikir tentang
materi/permasalahan yang disampaikan guru.
c. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya
(kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran
masing-masing.
d. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok
mengemukakan hasil diskusinya.
e. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan
pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah
materi yang belum diungkapkan para siswa.
2.18. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bertukar Pasangan
2.18.1. Pengertian
Model pembelajaran bertukar pasangan ini merupakan
salah satu pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran yang
dikembangkan dari teori kontruktivisme karena
mengembangkan struktur kognitif untuk membangun
pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional (Rustaman et
al., 2003: 206).
2.18.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
a. Siswa dibentuk berkelompok secara berpasangan/2 orang
(guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih
sendiri pasangannya).
b. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas
dengan pasangannya.
c. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu
pasangan dari kempok yang lain.
d. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian
pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari
kepastian jawaban mereka.
e. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan
kemudian dibagikan kepada pasangan semula.
f. Kesimpulan.
g. Penutup.
2.19. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horey
(CRH)
2.19.1. Pengertian
Menurut Dwitantra (2010) model pembelajaran Course
Review Horay adalah Suatu metode pembelajaran dengan
pengujian pemahaman menggunakan kotak yang diisi dengan
nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu
mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay.
Sedangkan menurut Imran (dalam Nur Malechah, 2011)
Model pembelajaran Course Review Horay merupakan suatu
model pembelajaran dengan pengujian pemahaman
menggunakan kotak yang diisi dengan nomor untuk
menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapatkan
tanda benar vertikal atau horisontal, atau diagonal langsung
berteriak horey.
2.19.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi.
c. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab.
d. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok.
e. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat
kotak 9 atau 16 atau 25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap
kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing
siswa.
f. Guru membacakan soal secara dan siswa menulis
jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru
dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar
(√) dan salah diisi tanda silang (×)
g. Siswa yang sudah mendapatkan tanda √ vertikal atau
horizontal, atau diagonal harus berteriak hore ... atau yel-
yel lainnya.
h. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah hore
yang diperoleh.
i. Guru memberikan rewardv pada yang memperoleh nilai
tinggi atau yang banyak memperoleh horay.
j. Penutup.
2.20. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick
2.20.1. Pengertian
Talking Stick adalah suatu model pembelajaran
kelompok dengan bantuan tongkat, kelompok yang
memegang tongkat terlebih dahulu wajib memnjawab
pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi
pokoknya, selanjutnya kegiatan tersebut diulang sampai
semua kelompok mendapatkan giliran untuk menjawab
pertanyaan guru.
2.20.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
a. Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang.
b. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20
cm.
c. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,
kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk
membaca dan mempelajari materi pelajaran.
d. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di
dalam wacana.
e. Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan
mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota
kelompok untuk menutup isi bacaan.
f. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah
satu anggota kelompok, setelah itu guru memberi
pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang
tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian
seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian
untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
g. Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika
anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan.
h. Guru memberikan kesimpulan.
i. Guru melakukan evaluasi/penilaian, baik secara
kelompok maupun individu.
j. Guru menutup pembelajaran.
2.21. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Explicit Instruction
2.21.1. Pengertian
Menurut Arends (dalam Trianto, 2009:41) “Model
pembelajaran explicit instruction adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang dirancang khusus untuk menunjang
proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur
dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola selangkah
demi selangkah”.
2.21.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
a. Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang
pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa
untuk belajar.
b. Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar,
atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
c. Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan
awal.
d. Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas
dengan baik, memberi umpan balik.
e. Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan
lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan
kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-
hari.
f. Penyimpulan dan evaluasi.
g. Refleksi.
2.22. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) (Steven dan Slavin, 1995)
2.22.1. Pengertian
Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dari segi bahasa
dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran kooperatif
yang mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh
kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian
yang penting (Suyatno, 2009:68).
2.22.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
a. Membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4
orang yang secara heterogen.
b. Guru memberikan wacana atau kliping sesuai dengan
topik pembelajaran.
c. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan
ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana atau
kliping dan tulis pada lembar kertas.
d. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.
e. Guru membuat kesimpulan bersama.
f. Penutup.
2.23. Model Pembelajaran Aktif Learning Starts With A Question
(LSQ)
2.23.1. Pengertian
Menurut Howard (2008:63) Learning start with a
question (LSQ) adalah suatu model pembelajaran aktif dalam
bertanya. Agar siswa aktif bertanya, maka siswa diminta
untuk mempelajari materi yang akan dipelajari yaitu dengan
membaca terlebih dahulu, dengan membaca maka siswa
memiliki gambaran tentang materi yang akan dipelajari,
sehingga apabila dalam membaca/membahas materi tersebut
terjadi kesalahan konsep akan terlihat dan dapat dibahas serta
dibenarkn secara bersama-sama.
2.23.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajarannya adalah :
a. Pengajar menentukan bacaan yang akan dipelajari.
Pilihlah bahan bacaan yang sesuai kemudian bagikan
kepada siswa. Dalam hal ini bacaan tidak harus
difotocopi. Cara lain adalah dengan cara memilih satu
topik atau bab tertentu dari buku teks. Usahakan bacaan
itu bacaan yang memuat informasi umum atau bacaan
yang memberi peluang untuk ditafsirkan berbeda-beda.
b. Kemudian pengajar meminta pembelajar membaca
bacaan tersebut
c. Pengajar mengelompokkan para pembelajar dalam
kelompok-kelompok kecil (beranggotakan 2 orang)
d. Bersama dengan temannya dalam kelompok kecil
bekerjasama memaknai wacana/mempelajari bacaan
e. Pembelajar diminta memberi tanda pada bagian bacaan
yang tidak dipahami dan diminta menyusun suatu
pertanyaan.
f. Pengajar meminta dua kelompok kecil bergabung
menjadi satu kelompok (beranggotakan 4 orang) untuk
membahas pertanyaan/poin-poin yang tidak diketahui
yang telah diberi tanda
g. Pembelajar di dalam kelompoknya diminta untuk
menuliskan pertanyaan tentang materi yang dibaca yang
belum dapat diselesaikan.
h. Pengajar meminta setiap kelompok menginventarisasi
pertanyaan yang telah ditulis
i. Kelompok membacakan pertanyaan yang belum dapat
diselesaikan untuk ditanggapi kelompok lain
j. Pengajar menjelaskan jawaban dari sisa pertanyaan yang
belum terjawab
k. Pengajar mengarahkan pembelajar untuk menarik
kesimpulan
2.24. Model Pembelajaran Aktif Team Quiz
2.24.1. Pengertian
Model pembelajaran aktif Tipe team quiz yang
dikemukakan oleh Dalvi bahwa: “Merupakan salah satu tipe
pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan siswa
dalam proses belajar”.
Sedangkan menurut Nurhayati, “Team quiz merupakan
metode pembelajaran aktif yang dikembangkan oleh Mel
Silberman, yang mana dalam tipe team quiz ini siswa dibagi
menjadi tiga tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab
untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, dan tim yang lain
menggunakan waktunya untuk memeriksa catatan”.
2.24.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model kuis berkelompok adalah :
a. Pilihlah topik yang yang dapat disampaikan dalam tiga
bagian.
b. Bagilah siswa menjadi tiga kelompok yaitu A, B dan C.
c. Sampaikan kepada siswa format penyampaian pelajaran
kemudian mulai penyampaian materi. Batasi
penyampaian materi maksimal 10 menit.
d. Setelah penyampaian, minta kelompok A menyiapkan
pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan materi yang
baru saja disampaikan. Kelompok B dan C menggunakan
waktu ini untuk melihat lagi catatan mereka.
e. Mintalah kepada kelompok A untuk memberi pertanyaan
kepada kelompok B. Jika kelompok B tidak dapat
menjawab pertanyaan, lempar pertanyaan tersebut
kepada kelompok C.
f. Kelompok A memberi pertanyaan kepada kelompok C,
jika kelompok C tidak bisa menjawab, lemparkan kepada
kelompok B.
g. Jika tanya jawab selesai, lanjutkan pelajaran kedua dan
tunjuk kelompok B untuk menjadi kelompok penanya.
Lakukan seperti proses untuk kelompok A.
h. Setelah kelompok B selesai dengan pertanyaannya,
lanjutkan penyampaian materi pelajaran ketiga dan
tunjuk kelompok C sebagai kelompok penanya.
i. Akhiri pelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan
jelaskan sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru.
2.25. Model Pembelajaran Aktif Modeling the Way
2.25.1. Pengertian
Model Modeling The Way sebagai model pembelajaran
adalah suatu model pembelajaran yang dilaksanakan dengan
cara guru memberikan skenario suatu sub bahasan untuk
didemonstrasikan siswa di depan kelas, sehingga
menghasilkan ketangkasan dengan keterampilan atau skill
dan profesionalisme (Dep Dik Bud, 1993: 219).
2.25.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran modeling adalah :
a. Setelah pembelajaran satu topik tertentu, carilah topik-
topik yang menuntut siswa untuk mencoba atau
mempraktikan keterampilan yang baru diterangkan.
b. Bagilah siswa ke dalam beberapa kelompok kecil sesuai
dengan jumlah mereka. Kelompok-kelompok ini akan
mendemonstrasikan suatu keterampilan tertentu sesuai
dengan skenario yang dibuat.
c. Berikan kepada siswa waktu 10-15 menit untuk
menciptakan skenario kerja.
d. Beri waktu 5-7 menit untuk berlatih
e. Secara bergiliran tiap kelompok diminta
mendemonstrasikan kerja masing-masing. Setelah
selesai, beri kesempatan kepada kelompok lain untuk
memberikan masukan pada setiap demonstrasi yang
dilakukan.
f. Guru memberikan penjelasan secukupnya untuk
mengklarifikasi.
2.26. Model Pembelajaran Aktif Silent Demonstration
2.26.1. Pengertian
Model pembelajaran silent demonstration adalah suatu
metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta didik
(siswa) terhadap suatu bahan belajar dengan cara
memperlihatkan, memperhatikan, dan memperagakan bahan
belajar tertentu. Model silent demonstration proses digunakan
untuk menunjukkan atau memperagakan suatu proses atau
rangkaian kegiatan
2.26.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Langkah-langkah model pembelajaran demonstrasi bisu
adalah :
a. Tentukan prosedur atau langkah-langkah yang akan
diajarkan kepada siswa.
b. Mintalah kepada siswa untuk memerhatikan Anda
mengerjakan prosedur tertentu. Lakukan dengan
penjelasan atau komentar yang seminim mungkin. Tugas
Anda disini adalah memberikan gambaran visual tentang
prosedur tersebut. Jangan terlalu berharap siswa akan
banyak mengingat apa yang Anda kerjakan. Dalam
kesempatan ini Anda hanya dituntut untuk membangun
kesiapan belajar mereka.
c. Bentuk siswa menjadi pasangan-pasangan.
Demonstrasikan lagi bagian pertama dari prosedur,
usahakan tidak terlalu banyak memberi penjelasan.
Minta masing-masing pasangan untuk mendiskusikan
apa yang mereka saksikan dari demonstrasi sang guru.
d. Minta beberapa orang untuk menjelaskan apa yang Anda
lakukan. Jika siswa masih kesulitan, ulangi lagi
demonstrasi Anda. Komentari observasi yang benar.
e. Akhiri dengan pemberian tantangan kepada siswa untuk
melakukan prosedur dari awal sampai akhir.
2.27. Model Pembelajaran Aktif Bermain Jawaban
2.27.1. Pengertian
Model bermain jawaban adalah model pembelajaran
yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang
bersifat two way traffic. Sebab pada saat yang sama terjadi
dialog antara guru dan siswa. Model bermain ini dapat
melibatkan semua siswa dari awal sampai akhir. Dalam
permainan ini mereka ditantang untuk mencari jawaban yang
benar dan sekaligus bergantung pada faktor keberuntungan.
Permainan ini dapat digunakan untuk pretest maupun
posttest, selain untuk mengajarkan materi yang baru. Dalam
permainan ini guru mengajar dengan menggunakan jawaban-
jawaban yang ditemukan oleh siswa.
2.27.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)
Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam mengembangkan
model pembelajaran bermain jawaban adalah :
a. Buatlah sejumlah pertanyaan yang memerlukan jawaban
ringkas, dan masing-masing ditulis pada selembar kertas.
b. Tulislah sejumlah kemungkinan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan no 1 diatas. Jumlah jawaban
harus lebih banyak dari jumlah pertanyaan.
c. Kelompokkan jawaban-jawaban yang dibuat pada
langkah yang dibuat sesuai dengan kategori tertentu.
d. Masukkan jawaban-jawaban tadi ke dalam kantong-
kantong kertas. Setiap kantong ditulisi nama kategori
sesuai dengan kategori jawaban.
e. Tempelkan kantong-kantong kertas tadi pada selembar
kertas karton atau pada selembar papan.
f. Tempel atau gantungkan kertas karton tadi di depan
kelas.