Pertolongan Pertama pada Gawat Darurat (PPGD) adalah serangkaian usaha-usaha pertama yang
dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan pasien dari kematian.
Langkah-langkah dasar dalam PPGD dikenal dengan singkatan A-B-C-D (Airway – Breathing –
Circulation – Disability). Keempat poin-poin tersebut adalah poin-poin yang harus sangat
diperhatikan dalam penanggulangan pasien dalam kondisi gawat Darurat.
Apabila ada pasien tidak sadar, hal yang pertama kali harus dilakukan adalah memastikan kondisi
tempat pertolongan aman bagi pasien dan penolong, kemudian memberitahukan kepada lingkungan
kalau anda akan berusaha menolong, hal ini dilakukan agar orang-orang mempercayai anda dan
segera memberi jalan. Baru kemudian mengecek kesadaran pasien dengan menggunakan metode
AVPU, yaitu:
Selanjutnya adalah Call for Help, mintalah bantuan kepada masyarakat di sekitar untuk menelepon
ambulans dengan memberitahukan jumlah korban, kesadaran korban (sadar atau tidak sadar),
perkiraan usia dan jenis kelamin, tempat terjadi kegawatan.
Dalam PPGD, cara melakukan evaluasi adalah dengan melakukan memperhatikan A-B-C. Airway,
dengan cara melakukan look, listen, feel selama 10 detik. Cek juga apakah ada hambatan sebagian
saluran nafas:
Snoring: suara seperti dengkur, kondisiini menandakan adanya kebuntuan jalan nafas bagian
atas oleh benda padat, jika ada suara ini maka lakukanlah pengecekan langsung dengan cara
cross finger untuk membuka mulut (menggunakan dua jari yaitu ibu jari dan jari telunjuk
kanan yang digunakan untuk chin lift tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk
menekan rahang bawah ke bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di
tenggorokan (contoh, gigi palsu) pindahkan benda tersebut
Gargling: suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan yang disebabkan
oleh cairan (contoh darah), maka lakukan cross-finger, lalu lakukanlah finger-sweep (gunakan
2 jari yang telah dibalut dengan kain untuk ”menyapu” rongga mulut dari cairan-cairan)
Crowing: suara dengan nada tinggi, biasanya disebabkan karena pembengkakan (edema) pada
trakea, untuk pertolongan pertama tetap lakukan maneuver head tilt and chin lift atau jaw
thrust saja
Jika suara nafas tidak terdengar karena ada hambatan total pada jalannya nafas maka dapat dilakukan
beberapa hal berikut:
Black Bow sebanyak 5 kali, yaitu dengan memukul menggunakan telapak tangan daerah
antara tulang scapula di punggung
Heimlich Maneuver, dengan cara memposisikan diri seperti gambar, lalu menarik tangan ke
arah belakang atas.
Chest Thrust, dilakukan pada ibu hamil, bayi atau obesitas dengan cara memposisikan diri
seperti gambar lalu mendorong tangan kearah dalam atas.
Breathing adalah menyecek apakah pasien bernafas atau tidak. Circulation adalah mengecek apakah
ada aliran darah atau tidak dengan Cirullary Rest Test (menekan kuku). Apabila tidak kembali setelah
2 detik, maka segera melakukan pijat jantung. Pijat Jantung adalah usaha untuk ”memaksa” jantung
memompakan darah ke seluruh tubuh, pijat jantung dilakukan pada korban dengan nadi karotis yang
tidak teraba. Satu set pijat jantung dilakukan sejumlah 30 kali tekanan, untuk memudahkan
menghitung dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: satu dua tiga empat SATU satu dua tiga
empat DUA satu dua tiga empat TIGA satu dua tiga empat EMPAT satu dua tiga empat LIMA satu
dua tiga empat ENAM
1. Push deep
2. Push hard
3. Push fast
4. Maximum recoil (berikan waktu jantung relaksasi)
5. Minimum interruption (pada saat melakukan prosedur ini penolong tidak boleh diinterupsi)
Setelah melakukan pijat jantung, cek nadi carotis jika sudah ada maka bisa melakukan evaluasi (A-
B-C) jika tidak ada maka harus melakukan RJP (Resustansi Jantung Paru). RJP harus terus dilakukan,
kecuali: