Nim : V100140004
2015
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Esa atas segala berkat yang telah
diberikanNya., sehingga penulis dapat menyusun laporan kasus dengan judul
“AML PADA ANAK DIRUANG APEL RS KANKER DHARMAIS 2015”.
Adapun penyusunan tugas ini merupakan salah satu syarat dalam
menyelesaikan Praktek Kerja Klinik Pascasarjana Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan,bantuan dan doa dari berbagai
pihak, sehingga penyusunan tugas ini tidak akan dapat kami selesaikan dengan
baik. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak – pihak yang telah memberikan dukungan ,bimbingan, dan arahan kepada
kami selama proses penyusunan tugas kami :
1. Dr. Aisyi, SpA
2. Dr. Nugroho,SpD
3. Dr. Nurwati SpD
4. Dra. Guswita, Apt
5. Risani M.Farm,Apt
6. Staf IFRSK DHARMAIS
7. Staf Perawat Rawat Inap Anak
8. Staf Perawat Rawat Inap Teratai, Cempaka
9. Staf Diklat
10. Teman sejawat dari UI
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas kami ini masih banyak
kekurangan ,oleh karena itu penulis sangat berterima kasih.
Bila ada masukan , kritik dan saran yang bersifat membangun untuk proses
perbaikan dan pembelajaran.
Penulis berharap bahwa penyusunan tugas ini akan bermanfaat bagi semua
pihak.
Jakarta, 2 Oktober 2015
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Leukemia Mieloblastik Akut merupakan penyakit keganasan yang
sering ditemukanpada anak. Data registrasi kanker di Departemen ilmu
kesehatan Anak FKUI-SCM mencatat kasus leukemia akut baru sebanyak
426 dari 741 ( 57,5 % )kasus keganasan yang didiagnosis antara tahun 2007
– 2010. Dari semua kasus leukemia akut tersebut, leukemia mieloblastik
akut ditemukan 9 anak atau 21,8%. Pengobatan yang diberikan pada kasus
LMA umumnya adalah pemberian kemoterapi dan transplantasi sum – sum
tulang pada sebagian kasus yang terindikasi. Hambatan utama pengobatan
LMAdiinstitusi kami adalah kemampuan pasien memperoleh obat
kemoterapi sangat rendah. Sejak mulai ada jaminan kesehatan bagi warga
kurang mampu di indonesia,hambatan tersebut sebagian dapat teratasi
sehingga diharapkan keberhasilan pengonatan LMA dapat ditingkatkan.
Hasil pengobatan LMA dalam beberapa dekade trakhir cenderung membaik
yang ditunjukkan dengan angka remesi 70 % - 80%.
Leukemia adalah suatu keadaan dimana terjadi petumbuhan yang
bersifat inervesibel dari sel induk dari darah. Pertumbuhan dimulai dari
mana sel itu berasal sel – sel tersebut, pada berbagai stadium akan
membanjiri aliran darah. Pada kasus leukemia ( kanker darah ), sel darah
putih tidak merespon kepada tanda yang diberikan. Akhirnya produksi yang
berlabihan tidak terkontrol ( abnormal ) akan keluar dari sum – sum tulang
dan dapat ditemukan didalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah
putih yang abnormal ini bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal
sel lainnya, seseorang dengan kondisi seperti ini ( leukemia ) akan
menunjukkan beberapa gejala seperti : mudah terkena penyakit infeksi,
anemia, dan pendarahan ( Hematologi klinik Ed. 2.106)
1
2
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Agar penulis mampu melaksanakan farmasi klinik dan mendapat
gambaran serta pengalaman secara nyata tentang penerapan farmasi
klinik pada penyakit AML anak di RSK DHARMAIS.
b. Tujuan Khusus
1. Dapat melaksanakan praktek farmasi klinik pada pasien AMLanak.
2. Dapat mengetahui riwayat pasien AML serta program
kemoterapinya.
3. Dapat mengimplementasikan tatalaksana terapi pasien AML
4. Dapat melakukan evaluasi pada program kemoterapi pada pasien
AML
C. Manfaat
Laporan ini diharapkan bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
wawasan penulis serta seluruh pembaca mengenai program kemoterapi pada
pasien AML Anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
AML terjadi ketika DNA sel berkembang dalam sum – sum tulang yang
rusak ,sehingga menyebabkan produksi sel darah menjadi tidak merah. Sel imatur
diproduksi oleh sum – sum tulang, yang berkembang menjadi myeloblastis, sel –
sel darah putih leukimia. Sel – sel yang abnormal tidak dapat berfungsi dengan
baik, sehingga sel – sel abnormal berkembang yang menyebabkan leukimia tidak
jelas, namun radiasi, paparan bahan kimia tertentu dan beberapa obat kemoterapi
diduga menjadi penyebabnya.
3
4
Etiologi
Pada sebagian besar kasus, etiologi dari LMA tidak diketahui. Meskipun
demikian ada beberapa faktor yang diketahui dapat menyebabkan atau setidaknya
menjadi faktor prediposisi LMA pada populasi tertentu. Benzene, suatu senyawa
kimia yang banyak digunakan pada insidens penyamakan kulit di negara
berkembang, diketahui merupakan zat leukomogenik untuk LMA. Selain itu
radiasi ionik juga diketahui dapat menyebabkan LMA.
Faktor lain yang diketahui sebagai predisposisi untuk LMA adalah trisomi
kromosom 21 yang dijumpai pada penyakit herediter sindrom down. Pasien
sindrom down dengan trisomi kromosom 21 mempunyai resiko 10 hingga 18 kali
lebih tinggi untuk menderita leukimia, khususnya LMA tipe M7. Selain itu pada
beberapa pasien sindrom genetik seperti sindrom bloom dan anemia fanconi juga
diketahui mempunyai resiko yang jauh lebih tinggi dibandingkan populasi normal
untuk LMA.
Faktor lain yang dapat memicu terjadinya LMA adalah pengobatan dengan
kemoterapi sitotoksik pada pasien tumor padat. LMA akibat terapi adalah
komplikasi jangka panjang yang serius dari pengobatan limfoma, mieloma
multipel, kanker payudara, kanker ovarium, dan kanker testis. Jenis terapi yang
paling sering memicu timbulnya LMA adalah golongan alkylating agent dan
topoisomerase II intibitor.
5
Patogenesis
Gejala Klinis
Berbeda dengan anggapan umum selama ini, pada pasien LMA tidak selalu
dijumpai leukositosis. Leukositosis terjadi pada sekitar 50% kasus LMA, sedang
15% pasien mempunyai angka leukosit yang normal dan sekitar 35% mengalami
netropenia. Meskipun demikian, sel-sel blast dalam jumlah yang signifikan di
darah tepi akan ditemukan pada 85% kasus LMA. Oleh karena itu sangat penting
untuk memeriksa rincian jenis sel-sel leukosit di darah tepi sebagai pemeriksa
awal, untuk menghidari kesalahan diagnosis pad orang yang diduga menderita
LMA.
Tanda dan gejala utama LMA adalah adanya rasa lelah, perdarahan dan
infeksi yang disebabkan oleh sindrom kegagalan sum-sum tulang. Perdarahan
biasanya terjadi dalam bentuk purpura atau petekia yang sering dijumpai di
ekstremitas bawah atu berupa epistaksis, perdarahan gusi dan retina. Perdarahan
yang lebih berat jarang terjadi kecuali pada kasus yang disertai dengan DIC, yang
sering dijumpai pada kasus LMA tipe M3. Infeksi sering terjadi ditenggorokan,
paru-paru, kulit dan darah peri rektal, sehingga organ-organ tersebut harus
diperiksa secara teliti pada pasien LMA dengan Demam.
Pada pasien denganleukosit yang sangat tinggi lebih dari 100 ribu/mm³,
sering terjadi leukositosis yaitu gumpalan leukosit yang menyumbat aliran
pembuluh darah vena maupun arteri. Gejala leukositosissangat bervariasi
tergantung lokasi sumbatannya. Gejala yang sering dijumpai adalah gangguan
kesadaran, sesak nafas, nyeri dada, dan priapismus.
Diagnosis
klasifikasi FAB ( French American British ). Klafikasi FAB hingga saat ini
measih menjadi diagnosis dasar LMA pengecatan sitokimia yang penting untuk
pasien LMA adalah Sudan Black B ( SSB ) dan mieloperoksida ( MPO ). Kedua
pengecatan sitokimia tersebut akan memberikan hasil positif pada pasien LMA
tipe M1, M2, M3, M4 dan M6.
Pertama, tes darah dilakukan untuk menghitung jumlah setiap jenis sel darah
yang berbeda dan melihat apakah mereka berada dalam batas normal. Dalam
AML, tingkat sel darah merah mungkin rendah, menyebabkan anemia, tingkat
platelet mungkin rendah, menyebabkan pendarahan dan memar, dan tingkat sel
darah putih mungkin rendah, menyebabkan infeksi.
Biopsi sumsum tulang dari sumsum dari sumsum tulang mungkin dilakukan
juka hasil tes darah abnormal. Selama biopsi sumsum tulang, jarum berongga
dimasukkan ke tulang pinggul untuk mengeluarkan sejumlah kecil dari sumsum
dan tulang untuk pengujian di bawah mikroskop.
Kelainan Hematologis :
Diagnosa Banding :
IDENTITAS PASIEN :
Nama pasien : Ahmad R
Jenis kelamin : Laki – laki
Ruang : Apel
Umur : 16 tahun
Berat badan / Tinggi badan : 60 kg / 165 cm
Luas permukaan tubuh ( LPT ) : 1.658 m2
Tanggal masuk rumah sakit : 10 september 2015
Diagnosa : AML
Alergi : Tidak ada alergi
Nomor rekam medik ( RM ) : 317406300 18 54 87
Alamat : Keplang, Tanggerang Barat
Status pasien : Pasien JKN
Dokter penanggung jawab : Dr. Haridini Intan S. M. SpA
DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan Utama : anak A.R mengalami demam
2. Riwayat Penyakit Sekarang : AML M2
3. Riwayat Penyakit Terdahulu :-
4. Riwayat Penyakit Keluarga :-
5. Riwayat Perjalanan Penyakit :
8
9
6. Riwayat Pengobatan :
No Nama Obat Rute Dosis Frekuensi Indikasi
1 NS 100 IV 0.9% Terapi cairan
2 Aferesis Drip 300cc 1x Trombositopenia
3 Tranfusi TC Drip 300 cc 1x Trombositopenia
4 Dexametason IV 2mg 1x Premedikasi
5 PRC Drip 300cc Anemia
6 KA - EN IB Drip Terapi cairan
7 ARA – C Drip 25mg Kemoterapi
8 Inpepsa Oral 10ml 3x Peptik ulcer
9 Cefotaxime IV 1g 3x Antibiotik
10 Transamin IV 250mg 3x Perdarahan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan Fisik
Tangga 10/9 11/9 12/9 13/9 14/9 15/9 16/9 17/9 18/9 19/9 20/9 21/9 22/9 23/9 24/9 25/9 26/9 27/9 28/9 29/9 30/ 1/1
l 9 0
TD 100/ 100/ 100/ 100/ 110/ 110/ 110/ 110/ 110/ 110/ 110/ 100/ 100/ 100/ 100/ 100/ 100/ 110/ 110/ 110/ 100 110
(mm 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 80 80 70 70 70 70 70 80 70 /70 /80
Hg)
Suhu 37 37 38 38 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
(ºC)
Nadi 100 100 88 80 120 100 100 88 88 88 116 84 84 100 100 88 90 124 84 76 75 86
(x/m)
Nadi - - - 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
(x/m)
11
3. Kondisi Klinik
Tanggal 10/ 11/ 12/ 13/9 14/9 15/9 16/9 17/ 18/ 19/ 20/ 21/ 22/ 23/ 24/ 25/ 26/ 27/ 28/ 29/ 30/ 1/1
Kondisi Klinis
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 0
Kondisi Umum sdg sdg sdg baik baik Baik baik sdg sdg sdg sdg sdg sdg sdg - sdg sdg sdg - sdg sdg sdg
Kesadaran C C C CM CM CM CM C C C C C C C - C C C - C C C
M M M M M M M M M M M M M M M M
Akral Hg Hg Hg Hgt Hgt Hgt Hgt Hg Hg Hg Hg Hg Hg Hg - Hg Hg Hg - Hg Hg Hg
t t t t t t t t t t t t t t t t
Mual + Muntah - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Febris - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Pendarahan Gusi - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Stomatis - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
12
10/ 11/ 12/ 13/ 14/ 15/ 16 17/ 18/ 19/ 20/ 21/ 22/ 23/ 24/ 25/ 26/ 27/ 28/ 29/ 30/ 1/
9 9 9 9 9 9 /9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 10
1 NaCl 0,9% Drip
/ mg mg mg mg 3 3 3
6ja mg mg mg
m
9 Ondancetron 8 mg IV
10 Dexametason 3 mg IV
11 OMZ 40 mg IV
12 Infepsa 5 ml Oral
13 Bicnat 25 Drip 20 10 5m 25 25 25 25 25
mcg me me eq me me me me me
q q q q q q q
14 Infus 2A 500 Drip
ml
15 Allopurinol 200 Oral
mg
16 Diphenhidram 20 mg IV
in
17 Parasetamol 500 Oral
mg
14
18 Cefotaxim 1g IV
19 Vit King 2 mg IV
Penatalaksanaan :
15
16
Prognosis :
Dengan terapi agresif 40 – 50% penderita yang mencapai remisi akan hidup
lama ( 30 – 40% angka kesembuhan keseluruhan ) penderita yang mengalami
relaps setelah mendapat kemoterapi atau transplantasi autolog dapat diterapi
dengan CST allogenetik sebagai terapi penyelamat.
Pada tanggal 10 September 2015 pasien masuk rumah sakit karena ada
keluhan demam yang analnya didiagnosa ALL tetapi setelah dilakukan patologi
klinis dapat disimpulkan bahwa pasien menderita AML 𝑀2 dibuktikan dengan ≥
20% sel blast di sum – sum tulang atau darah dan maturasi neutrophis yaitu lebih
dari 20% disumsum tulang. Pada tanggal 17 Semptember 2015 pasien menjalani
Kemoterapi ARA – C siklus I yaitu 25mg yang dilarutkan dalam NS 0,9% 500ml.
Tanggal 18 September ARA – C 25mg dan tanggal 21 September 2015
Kemoterapi dengan ARA – C 25mg dalam 250ml NS 0,9% IV bolus selama 6jam.
Pada tanggal 22 September 2015 ARA – C 50mg dalam 250ml selama 6jam
dan dibilas dengan kaen IB.
Efek samping dari obat ini yaitu mual – muntah, meningkatkan risiko
infeksi, mulut luka,diare. Dalam penggunaan obat ini harusmemantau fungsi
jantung karena dapat memperburuk gangguan jantung.
19
DAFTAR PUSTAKA
Permono B, Ugrasena, IDG. Leukemia Akut Dalam Buku Ajar Hematologi-
onkologi Anak. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia,
2005.
20