2. EPIDEMIOLOGI
Plasenta previa dilaporkan bervariasi berdasarkan wilayah di dunia.
Di Amerika Serikat, plasenta previa dilaporkan ditemukan padan0,5% dari
seluruh kehamilan.
Di Indonesia secara nasional belum diketahui, namun dilaporkan
bahwa plasenta previa adalah penyebab 3% perdarahan dalam kehamilan
di Indonesia. Sebuah studi di lampung melaporkan adanya 3856 persalinan
sepanjang 2011 di RSUDAM provinsi lampung. Dari jumlah tersebut,
didapatkan 3% memiliki penyulit perdarahan antepartum akibat plasenta
previa.
3. ETIOLOGI
Penyebab pasti dari placenta previa belum diketahui sampai saat
ini. Tetapi berkurangnya vaskularisasi pada segmen bawah rahim karena
bekas luka operasi uterus, kehamilan molar, atau tumor yang
menyebabkan implantasi placenta jadi lebih rendah merupakan sebuah
teori tentang penyebab palcenta previa yang masuk akal.
4. PATOFISIOLOGI
Menurut Chalik (2002), pada usia kehamilan yang lanjut,
umumnya pada trisemester ketiga dan mungkin juga lebih awal, oleh
karena telah mulai terbentuknya segmen bawah rahim, tapak plasenta akan
mengalami pelepasan. Sebagaimana diketahui tapak plasenta terbentuknya
dari jaringan maternal yaitu bagian desidua basalis yang tumbuh menjadi
bagian dari uri. Dengan melebarnya istmus uteri menjadi segmen bawah
rahim, maka plasenta yang berimplantasi disitu sedikit banyak akan
mengalami laserasi akibat pelepasan pada tapaknya. Demikian pula pada
waktu servik mendatar dan membuka ada bagian tapak plasenta yang
lepas.
Pada tempat laserasi itu akan terjadi perdarahan yang berasal dari
sirkulasi maternal yaitu ruang intervillus dari plasenta. Oleh sebab itu,
perdarahan pada plasenta previa betapapun pasti akan terjadi oleh karena
segmen bawah rahim senantiasa terbentuk Perdarahan antepartum akibat
plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu saat segmen bawah
uterus lebih banyak mengalami perubahan. Pelebaran segmen bawah
uterus dan servik menyebabkan sinus uterus robek karena lepasnya
plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari
plasenta. Perdarahan tidak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan
serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti pada plasenta
letak normal (Mansjoer, 2001).
5. WOC
- bekas luka operasi pada uterus
- kehamilan multiple
- kehamilan multipara
- tumor endometrium
- vaskularisasi fundus ↓
plasenta previa
Intoleransi Aktivitas
6. GEJALA KLINIS
7. PEMERIKSAAN FISIK
a) Keadaan umum
1. Kesadaran : composmetis sampai dengan koma
2. Postur tubuh : biasanya gemuk
3. Cara berjalan : biasanya lambat dan tergesa-gesa
4. Raut wajah : biasanya pucat
b) Tanda-tanda vital
1. Tensi : normal sampai turun (syok)
2. Nadi : normal sampai meningkat (> 100x / menit)
3. Suhu : normal / meningkat (> 37,5˚ c)
4. RR : normal / meningkat (> 22x / menit)
c) Anamnesa plasenta previa
1. Terjadi perdarahan pada kehamilan sekitar 28 minggu.
2. Sift perdarahan :
a. Tanpa rasa sakit terjadi secara tiba-tiba
b. Tanpa sebab yang jelas
c. Dapat berulang
3. Perdarahan menimbulkan penyulit pada ibu atau janin dalam rahim
4. Pada inspeksi dijumpai
a. Perdarahan pervagina encer sampai menggumpal
b. Pada perdarahan yang banyak ibu tanpa anemis
d) Pemeriksaan fisik ibu
1. Dijumpai keadaan bervariasi dari keadaan normal sampai syok
2. Kesadaran penderita bervariasi dari kesadaran baik sampai koma.
3. Pada pemeriksaan dapat dijumpai :
a. Tekanan darah, nadi dan pernafasan dalam batas normal
b. Tekanan darah turun, nadi dan pernafasan meningkat
c. Tanpa anemis
e) Pemeriksaan khusus
1. Pemeriksaan palpasi abdomen
a) Janin belum cukup bulan, tinggi fundus uteri sesuai dengan umur
hamil.
b) Karena plasenta di segmen bahwa rahim, maka dapat dijumpai
kelainan letak janin dalam rahim dan bagian terendah masih
tinggi.
2. Pemeriksaan denyut jantung janin
1. Bervariasi dari normal sampai ke ujung asfiksia dan kematian
dalam rahim.
2. Pemeriksaan dalam dilakukan diatas meja operasi dan siap untuk
segera mengambil tindakan, Tujuan pemeriksaan dalam untuk :
a. Menegakkan diagnosa pasti
b. Mempersiapkan tindakan untuk melakukan operasi persalinan
atau hanya memecahkan ketuban.
Hasil pemeriksaan dalam teraba plasenta sekitar osteum, uteri, internum
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
9. KOMPLIKASI
Plasenta previa dapat menyebabkan resiko pada ibu dan janin. Menurut
Manuaba (2001), adapun komplikasi – komplikasi yang terjadi yaitu:
Menurut Chalik (2002), ada tiga komplikasi yang bisa terjadi pada ibu dan
janin antara lain:
Servik dan segmen bawah raim yang rapuh dan kaya akan pembuluh darah
sangat potensial untuk robek disertai oleh perdarahan yang banyak
menyebabkan mortalitas ibu dan perinatal.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Pengumpulan data
Anamnesa
1. Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan,
alamat, medicalrecord dll.
2. Keluhan utama : Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28
minggu/trimester III.
3. Inspeksi
4. Palpasi abdomen
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat Obstetri
Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, ataukeduanya.
Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat kunjungan pertama.
Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut pada kehamilan
yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual pada
janin.
Kondisi kronis seperti dibetes melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek
buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat infeksi, prosedur operasi,
dan trauma pada persalinan sebelumnya harus di dokumentasikan
c. Pemeriksaan fisik
Umum
Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra.
Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
Laju pertumbuhan rambut berkurang.Wajah
8. Abdomen
9. Vagina
Khusus
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Dx Tujuan Intervensi Rasional
Kep
1 1 Umum : 1. Pantau tanda – 1. Membantu
Setelah dilakuka tanda vital, menentukan
tindakan penisian beratnya
keperawatan kapiler pada kehilangan darah,
selama ..x.. jam dasar kuku, meskipun sianosis
syok hipovolemik warna dan perubahan
teratasi. membran pada tekanan
mukosa/ kulit darah, nadi adalah
Khusus: dan suhu. tanda-tanda lanjut
Setelah dilakuka Ukur tekanan dari kehilangan
tindakan vena sentarl, sirkulasi atau
keperawatan bila ada. terjadinya syok.
selama ..x.. jam 2. Perkiraan
syok hipovolemik kehilangan darah
teratasi. 2. Evaluasi, membantu
laporkan, dan membedakan
Kriteria hasil: catat jumlah diagnosa, Setiap
TTV dalam serta jumlah gram peningkatan
batas normal kehilangan berat pembalut
TD : 110- darah. sama dengan
120/70-90 Lakukan kehilangan kira-
N : 60- perhitungan kira 1 ml darah.
100x/menit pembalut 3. Menjamin
RR: 16- Timbang keadekuatan
22x/menit pembalut darah yang
Suhu : 36,3- pengalas. tersedia untuk
37,50C otak; peninggian
Akral hangat 3. Posisikan panggul
Kadar Hb dalam klien dengan menghindari
batas normal tepat, kompresi vena
(12-16g/dL). telentang kava. Posisi semi-
Klien tidak dengan fowler
tampak pucat panggul memungkinkan
Konjungtiva ditinggikan janin bertindak
tidak Anemis atau posisi sebagai tampon.
CRT : < 3 detik semi-fowler. 4. Dapat
Hindari posisi meningkatkan
trendelenburg. hemoragi,
khususnya bila
plasenta previa
4. Hindari marginal atau
pemeriksaan total terjadi.
rectal atau 5. Meningkatkan
vagina volume darah
sirkulasi dan
mengatasi gejala-
5. Berikan gejala syok.
larutan 6. Hemoragi
intravena, berhenti bila
ekspander plasenta diangkat
plasma, darah dan sinus-sinus
lengkap, atau vena tertutup.
sel-sel
kemasan,
sesuai
indikasi.
6. Siapkan untuk
kelahiran
sesaria.
5.EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
Pandang.