Anda di halaman 1dari 16

JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal.

91-106 Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA


e-ISSN 2477-2038

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FILM ANIMASI SEBAGAI MEDIA


PEMBELAJARAN KONSEP FOTOSINTESIS
(Dikirim 30 September 2015; direvisi 8 Oktober 2015; diterima 12 November 2015)
Umrotul Hasanah1 dan Lukman Nulhakim2
1,2
Jurusan Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang
Email: umrotul.hasanah25@gmail.com
2
Jurusan Pendidikan IPA, FKIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang

Abstract

The research aims to develop animation film as a learning media in photosynthesis


concept learning and to know the results of the assessment of the learning media expert
test the concept of photosynthesis animated films. This research is Research and
Development (R&D). The research used questionnaire Aspects of assessment in terms of
the media covering aspects of technical quality, narration, and music/sound effects.
Aspects of the assessment of the suitability of the material terms covering the material
aspects of the curriculum, the clarity of the material, the order of the material,
communicative, suitability of the material with the purpose of learning, material
relationship with the students’ critical thinking skill, and material relationship with
motivation. Media expert test against “Cahaya dan Fotosintesis” animated film made by
media experts with a percentage of 80,6% with the as good category, and 92,5% are
material expert excellent category. Based on the “Cahaya dan Fotosintesis” animated
film expert test to students can be tasted on a limited basis, after the media deficiencies
corrected.
Keywords: Animation Movie, Media of Learning, Photosynthesis.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran film animasi pada
konsep fotosintesis dan untuk mengetahui hasil penilaian uji ahli terhadap media
pembelajaran film animasi pada konsep fotosintesis. Penelitian ini merupakan penelitian
research and development (R & D). Teknik pengumpulan data dengan menggunakan
angket. Aspek penilaian dari segi media meliputi aspek kualitas teknik, narasi dan
musik/efek suara. Aspek penilaian dari segi materi meliputi aspek kesesuaian materi
dengan kurikulum, kejelasan materi, urutan materi, komunikatif, kesesuaian soal evaluasi,
kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran, hubungan materi dengan kemampuan
berpikir kritis dan hubungan materi dengan motivasi. Uji ahli terhadap media film
animasi “Cahaya dan Fotosintesis” dilakukan oleh ahli media dengan perolehan persentse
80,6% dengan kategori baik, dan ahli materi 92,5% yaitu kategori sangat baik.
Berdasarkan hasil uji ahli media film animasi “Cahaya dan Fotosintesis” dapat diujikan
kepada siswa secara terbatas, setelah kekurangan media tersebut diperbaiki.
Kata Kunci: Film Animasi, Media Pembelajaran, Fotosintesis.

91
PENDAHULUAN untuk dipentaskan, sebagai teater atau
Keberhasilan proses pembelajaran yang hanya untuk dibacakan, misalnya
dipengaruhi beberapa faktor, seperti sebagai drama radio (Widayat, 2006).
faktor guru, siswa, media, dan Program televisi yang termasuk dalam
lingkungan (Sanjaya, 2009). Peranan program drama yaitu sinetron dan film
sebuah media dalam pembelajaran (Morissan, 2014).
dikatakan sangat penting, karena media Film merupakan sederetan gambar
pembelajaran dapat memperjelas dengan ilusi gerak, sehingga terlihat
penyajian pesan informasi, sehingga hidup dalam frame yang diproyeksikan
dapat memperlancar proses belajar dan melaui proyektor dan diproduksi secara
meningkatkan hasil belajar. Media mekanis sehingga dapat dilihat dan
pembelajaran juga dapat mengarahkan didengar (Darojah, 2011). Film
perhatian anak sehingga dapat digunakan untuk memenuhi suatu
menimbulkan motivasi belajar, dan kebutuhan umum yaitu
membantu siswa untuk belajar mandiri mengkomunikasikan suatu gagasan,
sesuai dengan kemampuan pesan atau kenyataan (Raimukti, 2013).
sertaminatnya (Azwandi, 2007). Penggunaan media film dalam
Guru perlu mencari atau pembelajaran memberikan suasana yang
merancang media pembelajaran yang baru dan menyenangkan bagi siswa.
inovatif dan menarik agar dapat Film dapat menyajikan materi tentang
membangkitkan minat serta motivasi suatu proses atau peristiwa masa lampau
siswa. Untuk memenuhi fungsi motivasi, dengan tempat, pelaku, serta suasana
media pembelajaran dapat direalisasikan tertentu yang dapat dihadirkan di dalam
dengan teknik drama atau program kelas (Sobandi, 2008). Film
hiburan (Arsyad, 2011). Program dikelompokkan menjadi film nyata dan
hiburan merupakan segala bentuk siaran tidak nyata. Film tidak nyata merupakan
yang bertujuan untuk menghibur film yang penggambaran ceritanya, tidak
penonton dalam bentuk musik, lagu, diperagakan langsung oleh makhluk
cerita, dan permainan. Program yang hidup, misalnya film kartun dan film
termasuk dalam kategori hiburan, animasi (Herdiannanda, 2010).
diantaranya drama, musik, dan Menurut Darojah (2011) media
permainan (Morissan, 2014). Drama film animasi merupakan media audio-
merupakan karya sastra yang ditulis visual berupa rangkaian gambar tak
dengan menekankan bentuk dialog dan hidup yang berurutan pada frame
lakuan, baik yang ditulis dengan maksud

JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 91-106 Umrotul Hasanah dan Lukman Nulhakim
e-ISSN 2477-2038
92
dan diproyeksikan secara mekanis menunjukkan bahwa animasi
elektronis sehingga tampak hidup pada multimedia memberikan kesan
layar. Oleh karena keunikan dimensi dan menyenangkan, dan mempermudah
sifat hiburannya, saat ini banyak mengingat materi pembelajaran.
bermunculan film animasi di televisi. Materi-materi pembelajaran yang
Akan tetapi, kebanyakan dari semua dianggap sulit karena terlalu verbalistis
film-film animasi tersebut belum ada dan perlu visualisasi dapat diajarkan
yang mengarah pada edukasi ilmiah. dengan media animasi, seperti materi
Kebanyakan film-film animasi yang fotosintesis. Menurut Kose (2008) pada
ditayangkan di televisi, hanya bertujuan materi fotosintesis banyak terjadi
untuk hiburan semata. Meskipun, ada miskonsepsi. Hal tersebut menunjukkan
beberapa diantara film-film animasi bahwa materi fotosintesis sulit dipahami.
tersebut yang menyampaikan pesan Miskonsepsi sulit untuk diperbaiki
moral dalam ceritanya. Ketertarikan hanya dengan metode mengajar ceramah
pada film animasi, tidak hanya dialami (Ekici, et al.,2007). Kenyataannya di
anak-anak, namun saat ini para remaja sekolah masih banyak guru yang
bahkan orang dewasa, tidak sedikit yang menyampaikan materi fotosintesis hanya
tertarik menyaksikan film animasi. dengan ceramah dan dengan media
Pemanfaatan film animasi dalam buku-buku teks pelajaran. Kurniawan
proses pembelajaran dapat (2011) menyatakan bahwa gambar-
meningkatkan kualitas proses dan hasil gambar pada materi fotosintesis dalam
belajar, karena film animasi bersifat buku teks pelajaran, tidak dapat
menarik. Jika media film animasi ini menjelaskan tahapan-tahapan dalam
sudah menarik perhatian siswa, maka proses fotosintesis dengan jelas. Adapun
diharapkan informasi akan mudah media film animasi mengenai
dimengerti, karena sebanyak mungkin fotosintesis, diharapkan dapat
indera terlibat, terutama telinga dan menjelaskan semua tahapan-tahapan
mata yang digunakan untuk menyerap pada proses fotosintesis dengan jelas,
informasi (Rahayu dan Kristiyantoro, karena visualisasi gambar lebih menarik
2011). Oleh sebab itu, pengembangan dan berupa digital bukan cetak seperti
media pembelajaran berupa film animasi buku teks. Berdasarkan latar belakang
yang menarik sangat diperlukan untuk masalah tersebut, peneliti tertarik untuk
dapat meningkatkan motivasi belajar melakukan penelitian berjudul
terutama pada materi pembelajaran yang “Pengembangan Media Film Animasi
sulit. Hasil penelitian Suheri (2006)

JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 91-106 Umrotul Hasanah dan Lukman Nulhakim
e-ISSN 2477-2038
93
sebagai Media Pembelajaran Konsep saran yang ditindaklanjuti dengan
Fotosintesis”. perbaikan. Setelah perbaikan, maka
METODE PENELITIAN skenario dan storyboard tersebut
Metode penelitian yang digunakan diaplikasikan pada komputer. Softwere
yaitu metode research and development yang digunakan yaitu Anime studio pro
(R&D) atau yang disebut juga metode 9.5, windows movie maker 6, E.M.
pengembangan. Desain penelitian yang Powerpoint video converter, hamster
digunakan pada metode penelitian R & free video converter, adobe photoshop
D ini, yaitu desain survey. Metode CS, dan power point.
pengembangan berarti memperdalam Media film animasi yang
dan memperluas pengetahuan yang telah dihasilkan berjudul “Cahaya dan
ada (Sugiyono, 2009). Selain itu, Fotosintesis”, dan digunakan sebagai
Sugiyono (2009) menyatakan bahwa media dalam bentuk CD. Media film
pada umumnya penelitian R & D animasi tersebut menggambarkan dua
bersifat longitudinal (beberapa tahap). tokoh yang sedang melakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN percakapan tentang fotosintesis, dan dua
A. Proses Pengembangan Media Film tokoh tersebut yaitu Eria dan Javanica.
Animasi “Cahaya dan Fotosintesis” Durasi media film animasi yang
Desain awal media pembelajaran dikembangkan ± 15 menit 28 detik, yang
berupa film animasi diawali dengan terdiri dari apersepsi, inti dan evaluasi.
pembuatan diagram langkah-langkah Bagian apersepsi pada film animasi
penelitian, mengenai prosedur tersebut, terdiri dari menggali
pengembangan film animasi yang akan pengetahuan dasar siswa dan
dibuat. Selanjutnya, dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran
menganalisis kurikulum berupa silabus, (Gambar 1). Kegiatan menggali
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan pengetahuan dasar siswa disajikan
materi pembelajaran. Setelah dengan mengajukan pertanyaan, seperti
menganalisis kurikulum, dilanjutkan “hewan dan manusia mampu
dengan pembuatan skenario dan memperoleh makanannya dengan
storyboard. Skenario dan storyboard mudah, karena hewan dan manusia
yang telah dibuat didiskusikan, dari hasil mampu bergerak bebas. Lalu bagaimana
diskusi tersebut terdapat masukan dan dengan tumbuhan?”.

JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 91-106 Umrotul Hasanah dan Lukman Nulhakim
e-ISSN 2477-2038
94
Gambar 1 Screenshoot bagian apersepsi media film animasi “Cahaya dan Fotosintesis”

Bagian inti film animasi yang dapat menimbulkan dorongan dan


dikembangkan, terdiri dari percakapan semangat dalam belajar. Penyampaian
kedua tokoh mengenai pengertian materi fotosintesis pada bagian inti
fotosintesis, tempat terjadinya dimulai dari pengertian fotosintesis,
fotosintesis, faktor-faktor yang tempat terjadinya fotosintesis, dan
mempengaruhi fotosintesis, dua tahap faktor-faktor yang mempengaruhi
reaksi pada fotosintesis, percobaan fotosintesis, kemudian hentian pertama
sachs, dan percobaan ingenhousz. Pada dan dilanjutkan dengan tayangan
bagian inti terdapat 3 kali hentian percobaan sachs. Selanjutnya hentian
materi, yang bertujuan agar guru dapat kedua, sebelum tayangan materi
melakukan penguatan materi. Penguatan mengenai dua tahapan reaksi pada
materi merupakan bagian penting dalam fotosintesis dan percobaan ingenhousz,
proses pembelajaran. Pendapat ini sesuai sementara itu hentian ketiga sebelum
dengan penelitian Hasibuan (2008) evaluasi. Adapun bagian inti media film
menyatakan bahwa siswa membutuhkan animasi “Cahaya dan Fotosintesis”
penguatan dalam belajar karena ditunjukkan Gambar 2.
penguatan merupakan penghargaan yang

JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 91-106 Umrotul Hasanah dan Lukman Nulhakim
e-ISSN 2477-2038
95
Gambar 2 Screenshoot bagian inti media film animasi “Cahaya dan Fotosintesis”

Bagian evaluasi terdiri dari lima menunjukkan tempat terjadinya


soal yang sesuai dengan tuntutan fotosintesis melalui gambar; 3)
indikator pembelajaran. Adapun Menyebutkan faktor-faktor yang
indikator pembelajaran fotosintesis pada mempengaruhi fotosintesis; dan 4)
media yang dikembangkan, yaitu: 1) menyebutkan dua tahap reaksi pada
menjelaskan pengertian fotosintesis; 2) fotosintesis (Gambar 3).

Gambar 3 Screenshoot bagian evaluasi media film animasi “Cahaya dan Fotosintesis”

JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 91-106 Umrotul Hasanah dan Lukman Nulhakim
e-ISSN 2477-2038
96
Setelah proses pembuatan suara, sedangkan aspek yang dinilai oleh
(Assembly), media film animasi ini ahli materi yaitu kesesuaian materi
dikonsultasikan kembali kepada dengan kurikulum, kejelasan materi,
pembimbing. Selanjutnya, setelah urutan materi, komunikatif, kesesuaian
dikonsultasikan, dilakukan judgment soal evaluasi, kesesuaian materi
terhadap media film animasi yang pelajaran dengan tujuan pembelajaran,
dikembangkan. Judgment terhadap hubungan materi dengan kemampuan
media film animasi dilakukan oleh 2 ahli berpikir kritis, dan hubungan materi
materi dan 1 ahli media. Film animasi dengan motivasi.
yang telah dijudgment, kemudian B. Uji Ahli Media terhadap Media Film
diperbaiki berdasarkan komentar dan Animasi “Cahaya dan Fotosintesis”
saran dari para ahli. Film animasi yang Hasil persentase penilaianmedia
telah diperbaiki, selanjutnya akan diuji film animasi “Cahaya dan Fotosintesis”
validasi oleh tim ahli, yang terdiri dari 2 dari segi media ditunjukkan pada
ahli media dan 5 ahli materi. Validasi Gambar 4. Berdasarkan gambar tersebut
(uji) ahli terhadap media film animasi tampak bahwa aspek kualitas teknik dan
tersebut menggunakan angket yang aspek narasi memperoleh 83,3% yang
berisi beberapa aspek penilaian. Aspek termasuk kriteria baik, sedangkan aspek
yang dinilai oleh ahli media yaitu musik/efek suara hanya memperoleh
kualitas teknik, narasi, dan musik/efek 66,7% yang termasuk kriteria cukup
100
90 83.3 83.3
Hasil Penilaian (%)

80
70 66.7
60
50
40
30
20
10
0 Kualitas Teknik Narasi Musik/Efek Suara

Aspek Penilaian

Gambar 4 Hasil Persentase Penilaian Media Film Animasi “Cahaya dan Fotosintesis”
Dari Segi Media

JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 91-106 Umrotul Hasanah dan Lukman Nulhakim
e-ISSN 2477-2038
97
Aspek kualitas teknik memperoleh antara gambar satu dengan lainnya
kriteria baik, karena keterbacaan tulisan kontras, dan pencahayaan tampilan
baik, media bersifat praktis, dan kualitas terlihat terang. Pendapat ini sesuai
tampilan film animasi baik. Keterbacaan dengan penelitian Arsyad (2011) yang
tulisan pada film tersebut bersifat baik, menyatakan bahwa kriteria aspek
karena ukuran huruf dan jenis huruf kualitas teknik yang harus dicapai
dapat terbaca dengan jarak ± 2 meter diantaranya keterbacaan, mudah
dari laptop/komputer. Sementara itu, digunakan (praktis), dan kualitas
media bersifat praktis karena media tayangan yang baik. Adapun bagian
dalam bentuk CD ringan, mudah media film animasi “Cahaya dan
dibawa, dan mudah digunakan dengan Fotosintesis” yang menunjukkan
komputer/laptop. Kemudian kualitas keterbacaan tulisan dan kualitas
tampilan film animasi baik, karena tampilan film animasi baik ditunjukkan
gambar pada tayangan film jelas, warna Gambar 5.

(a) (b)
Gambar 5 Screenshoot (a) Bagian yang Menunjukkan Kualitas Keterbacaan Tulisan Baik
(b) Bagian yang Menunjukkan Kualitas Tampilan Baik

JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 91-106 Umrotul Hasanah dan Lukman Nulhakim
e-ISSN 2477-2038
98
Aspek narasi juga memperoleh program, efek suara mendukung
persentase 83,3% yang termasuk kriteria program, dan ilustrasi musik/efek suara
baik. Kriteria penilaian aspek narasi tidak terlalu keras. Oleh karena itu, hasil
meliputi penggunaan bahasa dan penilaian para ahli media terhadap
intonasi suara pada media film animasi media film animasi “Cahaya dan
yang dikembangkan. Para ahli media Fotosintesis” menunjukkan bahwa film
menilai bahasa yang digunakan dalam animasi ini memiliki kelebihan pada
media film animasi tersebut sederhana aspek kualitas teknik dan narasi,
dan intonasi suara baik. Pendapat ini sedangkan kekurangan media film
sesuai dengan penelitian Sungkono animasi “Cahaya dan Fotosintesis”
(2012) yang menyatakan kriteria aspek terdapat pada aspek musik/efek suara.
narasi yang harus dicapai yaitu volume C. Uji Ahli Materi terhadap Media
suara baik, intonasi suara baik, gaya Film Animasi “Cahaya dan
bahasa, kejelasan ucapan, dan tempo Fotosintesis”
ucapan. Hasil persentase penilaian media
Aspek musik/efek suara film animasi “Cahaya dan Fotosintesis”
memperoleh persentase 66,7% yang dari segi materi ditunjukkan pada
termasuk kriteria cukup. Kriteria Gambar 6. Berdasarkan gambar tersebut
penilaian aspek musik/efek suara tampak bahwa aspek kesesuaian materi
meliputi efek suara mendukung dengan kurikulum, kejelasan materi, dan
program, efek suara tidak terlalu keras, urutan materi memperoleh persentase
dan pada saat percakapan tidak ada 100% yang termasuk kriteria sangat
musik latar. Kriteria penilaian aspek baik. Aspek komunikatif dan kesesuaian
musik/efek suara yang kurang tercapai dengan soal evaluasi memperoleh
yaitu efek suara kurang mendukung film persentase 93,3% yang termasuk kriteria
animasi yang dikembangkan (program). sangat baik. Aspek kesesuaian materi
Faktor yang menyebabkan efek suara dengan tujuan pembelajaran dan
kurang mendukung program, hubungan materi dengan kemampuan
diantaranya volume suara tokoh Eria berpikir kritis memperoleh 86,7% yang
kurang terdengar, dan pada bagian termasuk kriteria sangat baik, sementara
praktikum ingenhousz musik sebagian aspek hubungan materi dengan motivasi
sangat keras dan tiba-tiba menjadi pelan. memperoleh 80% yang termasuk kriteria
Menurut Sungkono (2012) kriteria aspek baik.
musik/efek suara yang harus dicapai
adalah ilustrasi musik mendukung

JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 91-106 Umrotul Hasanah dan Lukman Nulhakim
e-ISSN 2477-2038
99
100
90 100 100 100
Hasil Penilaian (%) 93.3 93.3
80 86.7 86.7
70 80
60
50
40
30
20
10
0
a b c d e f g h

Aspek Penilaian

Keterangan:
a : Kesesuaian materi dengan KI dan KD (kesesuaian materi dengan kurikulum)
b : Materi jelas dan mudah dipahami (kejelasan materi)
c : Materi sistematis (urutan materi)
d : Bahasa komunikatif/mudah dipahami (komunikatif)
e : Soal evaluasi relevan dengan materi (kesesuaian soal evaluasi)
f : Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran
g : Materi dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa (hubungan materi
dengan kemampuan berpikir kritis)
h : Materi dapat memotivasi siswa (hubungan materi dengan motivasi)

Gambar 6 Hasil Persentase Penilaian Media Film Animasi “Cahaya dan Fotosintesis” dari
Segi Materi
Kesesuaian materi dengan makanan, transformasi energi, respirasi,
kurikulum menunjukkan bahwa materi sistem pencernaan makanan, dan
esensial pada film animasi tersebut fotosintesis, (Gambar 8) dan; 4.8)
sudah sesuai dengan KI dan KD. Melakukan percobaan sederhana untuk
Adapun tuntutan KD pada materi menyelidiki proses fotosintesis pada
fotosintesis, yaitu: 1.1) Mengagumi tumbuhan hijau (Gambar 9). Kesesuaian
keteraturan dan kompleksitas ciptaan materi dengan KI dan KD pada media
Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, film animasi tersebut dapat menjadikan
kehidupan dalam ekosistem dan peranan proses pembelajaran lebih efektif,
manusia dalam lingkungan serta karena kompetensi yang harus dikuasai
mewujudkan dalam pengamalan ajaran siswa setelah proses belajar mengajar
agama yang dianutnya (Gambar 7); 3.6) sudah jelas. Pendapat ini sesuai dengan
Mengenal konsep energi, energi dari penelitian Riyana (2007) yang

JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 91-106 Umrotul Hasanah dan Lukman Nulhakim
e-ISSN 2477-2038
100
menyatakan bahwa penyusunan media membuat siswa dapat belajar secara
pembelajaran yang berdasarkan analisis efektif dan efesien.
kompetensi yang harus dikuasai akan

Gambar 7 Screenshoot Bagian Media Film Animasi “Cahaya dan Fotosintesis” yang
Menunjukkan Ketercapaian KI 1 dan KD 1.1

Gambar 8 Screenshoot Bagian Media Film Animasi “Cahaya dan Fotosintesis” yang
Menunjukkan ketercapaian KI 3 dan KD 3.6

Gambar 9 Screenshoot Bagian Media Film Animasi “Cahaya dan Fotosintesis”


yang Menunjukkan Adanya Kegiatan Praktikum (Ketercapaian KI 4 dan KD 4.8).

JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 91-106 Umrotul Hasanah dan Lukman Nulhakim
e-ISSN 2477-2038
101
Aspek kejelasan materi juga telinga, dan siswa cenderung akan
memperoleh persentase 100% yang memikirkan terus bahasa yang sulit
termasuk kriteria sangat baik, karena tersebut, sehingga siswa kehilangan
memenuhi kriteria ketercapaian yang konsentrasi dalam mendengarkan.
meliputi uraian materi logis, uraian Sementara itu, kriteria ketercapaian
sistematis, dan penjelasan sederhana. aspek kesesuaian soal evaluasi yaitu soal
Sementara itu, aspek urutan materi evaluasi sesuai indikator
memperoleh kriteria sangat baik, karena pembelajaran,dan mudah dipahami.
materi disajikan dari sederhana sampai Adapun indikator pembelajaran
yang kompleks, proporsi materi penting fotosintesis pada media yang
80-100%, dan proporsi materi kurang dikembangkan, yaitu: 1) menjelaskan
penting 10-20%. Aspek kejelasan materi pengertian fotosintesis; 2) menunjukkan
dan urutan materi memenuhi kriteria tempat terjadinya fotosintesis melalui
baik, berarti menunjukkan sudah sesuai Gambar 3) Menyebutkan faktor-faktor
dengan tahapan berpikir siswa. Pendapat yang mempengaruhi fotosintesis; dan 4)
ini sesuai dengan penelitian Purnamasari menyebutkan dua tahap reaksi pada
(2012) yang menyatakan bahwa tahap fotosintesis (Gambar 3). Soal evaluasi
berpikir siswa mengikuti tahapan pada media film animasi yang
perkembangan dimulai dari berpikir dikembangkan sudah sesuai dengan
sederhana menuju ke berpikir kompleks. tuntutan kurikulum, karena sesuai
Aspek komunikatif dan dengan indikator. Kesesuaian soal
kesesuaian soal evaluasi memperoleh evaluasi dengan kurikulum merupakan
93,3% yang termasuk kriteria sangat prinsip dasar evaluasi hasil belajar.
baik. Kriteria ketercapaian aspek Pendapat ini sesuai dengan penelitian
komunikatif yaitu bahasa sederhana, Suryadi (2012) yang menyatakan prinsip
bahasa jelas (tidak ambigu), dan dasar evaluasi hasil belajar diantaranya
informasi tersampaikan. Penggunaan sesuai dengan standar kompetensi,
bahasa sangat penting diperhatikan, objektif, dan praktis. Oleh karena itu,
karena dapat berpengaruh terhadap soal evaluasi ini dapat diguankan untuk
pemahaman siswa. Pendapat ini sesuai menilai kemampuan kognitif siswa pada
dengan penelitian Sadiman, et al.,(2008) konsep fotosintesis.
yang menyatakan bahwa penulisan Aspek kesesuaian materi dengan
naskah/narasi harus menggunakan tujuan pembelajaran dan hubungan
kalimat-kalimat pendek, karena kalimat- materi dengan kemampuan berpikir
kalimat panjang sulit ditangkap oleh kritis, memperoleh persentase 86,7%

JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 91-106 Umrotul Hasanah dan Lukman Nulhakim
e-ISSN 2477-2038
102
yang termasuk kriteria sangat baik. Aspek hubungan materi dengan
Kriteria ketercapaian aspek kesesuaian motivasi memperoleh persentase 80%
materi dengan tujuan pembelajaran yaitu yang termasuk kriteria baik. Kriteria
materi sesuai dengan indikator ketercapaian aspek hubungan materi
pembelajaran, tidak ada materi yang dengan motivasi yaitu materi menarik
menyimpang, dan materi sesuai dengan dan tidak membosankan, dapat
tingkat kemampuan siswa. Pendapat ini memusatkan perhatian siswa, dan
sesuai dengan penelitian Azwandi menimbulkan kekaguman. Kriteria yang
(2007) yang menyatakan bahwa hal tercapai yaitu dapat memusatkan
yang utama dalam pengembangan media perhatian siswa dan menimbulkan
untuk digunakan, yaitu kesesuaian kekaguman, sedangkan kriteria yang
materi dengan tujuan yang ingin dicapai. tidak tercapai yaitu daya tarik materi.
Sementara itu, kriteria ketercapaian Menurut salah satu ahli materi, film
aspek hubungan materi dengan animasi yang dikembangkan terlihat
kemampuan berpikir kritis, yaitu membosankan dari beberapa hal, seperti
menimbulkan rasa ingin tahu, latar tempat percakapan yang terjadi di
menimbulkan pertanyaan, dan dapat ruang makan, musik latar yang dari awal
menjawab pertanyaan. Pendapat salah sampai akhir sama, dan gerakan tokoh
satu ahli menyatakan bahwa media film kurang fleksibel. Media yang dapat
animasi yang dikembangkan, membuat memotivasi akan memudahkan siswa
penyajian materi fotosintesis menjadi mengingat isi pelajaran. Pendapat ini
menarik. Pembelajaran yang menarik sesuai dengan penelitian Arsyad (2011)
dapat menimbulkan keingintahuan yang yang menyatakan bahwa media dapat
menyebabkan siswa tertawa dan berpikir mengarahkan perhatian siswa kepada
(Azwandi, 2007). Berdasarkan kritik materi pelajaran, sehingga untuk
tidak ada bagian yang menunjukan memperoleh dan mengingat isi pelajaran
bahwa materi dapat mengembangkan semakin besar. Oleh karena itu,
kemampuan kritis siswa, karena ilustrai diperlukan perbaikan, agar media film
animasi kurang sesuai untuk anak SMP. animasi ini menjadi lebih baik pada
Oleh karena itu, diperlukan perbaikan aspek memotivasi siswa.
ilustrasi animasi yang disesuaikan Hasil penilaian para ahli materi
dengan kemampuan berpikir siswa terhadap media film animasi yang
tingkat SMP dan ilustrasi lebih bersifat dikembangkan, menunjukkan bahwa
real, agar dapat mengembangkan film animasi ini memiliki kelebihan
kemampuan berpikir kritis siswa. pada aspek kesesuaian dengan

JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 91-106 Umrotul Hasanah dan Lukman Nulhakim
e-ISSN 2477-2038
103
kurikulum, kejelasan materi, urutan belum dapat dikatakan layak untuk
materi, komunikatif, kesesuaian soal digunakan sebagai media pembelajaran
evaluasi, kesesuaian materi dengan di sekolah.
tujuan pembelajaran, dan hubungan KESIMPULAN
materi dengan kemampuan berpikir Berdasarkan hasil penelitian yang
kritis siswa. Sedangkan kekurangan telah dilakukan terhadappengembangan
media film animasi cahaya dan media film animasisebagai media
fotosintesis yaitu kurang memotivasi pembelajaran konsep fotosintesis,
siswa, karena motivasi merupakan penilaian terhadap media film animasi
faktor internal yang sulit dikontrol cahaya dan fotosintesis dari segi materi
berkaitan dengan psikologi siswa. memperoleh presentase 92,5% termasuk
Pendapat ini sesuai dengan penelitian dalam kriteria sangat baik. Sementara
Yamin (2008) mengatakan bahwa itu, ahli media memberikan nilai dengan
motivasi belajar merupakan daya presentase 80,6% termasuk kriteria baik.
penggerak psikis dari dalam diri SARAN
seseorang untuk dapat melakukan Berdasarkan hasil penelitian yang
kegiatan belajar dan menambah telah dilakukan, disarankan bagi peneliti
ketrampilan serta pengalaman, sehingga selanjutnya untuk memperbaiki aspek
terdapat perbedaan ketertarikan dalam musik/efek suara media film animasi
diri siswa terhadap media film animasi “Cahaya dan Fotosintesis”, memperbaiki
yang dikembangkan. Materi lengkap aspek hubungan materi dengan motivasi
dengan tampilan kurang menarik media film animasi tersebut,
menyebabkan motivasi rendah. memperbaiki gerakan tokoh Eria dan
Penelitian pengembangan media Javanica menjadi lebih fleksibel,
film animasi yang dikembangkan memperbaiki soal evaluasi dengan
sampai pada tahap uji ahli (validasi), menggunakan kalimat tanya yang baik
yang meliputi uji ahli media dan materi. dan menambah soal, karena satu
Adapun tahapan pengembangan media indikator tidak terpenuhi hanya dengan
yang belum dilakukan yaitu tahapan uji satu soal, memperbaiki bagian apersepsi,
coba terbatas dan uji lapangan. disesuaikan dengan kebutuhan tingkat
Kelayakan suatu media pembelajaran berpikir siswa SMP, dan melakukan uji
yang dikembangkan dapat diketahui coba terbatas dan uji lapangan pada
setelah tahap uji lapangan dilakukan. media film animasi yang dikembangkan
Oleh karena itu, pengembangan media sebagai media pembelajaran, karena
film animasi “Cahaya dan Fotosintesis” penelitian ini hanya sampai uji ahli.
JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 91-106 Umrotul Hasanah dan Lukman Nulhakim
e-ISSN 2477-2038
104
DAFTAR PUSTAKA Kurniawan, A. S. 2011. Visualisasi Tiga
Dimensi Proses Fotosintesis
Arsyad, A. 2011. Media pembelajaran.
Tumbuhan Menggunakan Particel
PT. Raja Grapindo Persada.
System (Efek Partikel). Skripsi.
Jakarta.
UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspac
Azwandi, Y. 2007. Media Pembelajaran
e/bitstream/123456789/3071/1/A
Anak Berkebutuhan Khusus.
HMAD%20SYAUGY%20KURN
Departemen Pendidikan Nasional
IAWAN-FST.pdf. Diakses
Direktorat Jendral Pendidikan
tanggal 12 Maret 2014.
Tinggi Direktorat Ketenagaan.
Jakarta.
Morissan. 2014. Programming Televisi.
http://mercubuana.ac.id/files/MO
Darojah, R. U. 2011. Peningkatan
RISSAN%20-
Kemampuan Berbicara
%20PROGRAMMING%20TV---
Melaporkan dengan Media Film
---Ok%2014--
Animasi pada Siswa Kelas VIII
%20Ganjil%200809/PROGRAM
SMPN 12 Yogyakarta. Skripsi.
MING%20TV%20_6_.pdf.
UNY, Yogayakarta.
Diakses tanggal 24 April 2014.
http://eprints.uny.ac.id/1296/1/Rid
an_07201241029.pdf.Diakses
Purnamasari, E. N. E., 2012. Pengaruh
tanggal 7 Januari 2014.
Penggunaan Media Video
Pembelajaran terhadap
Ekici, F., E. Ekici, dan F. Aydin. 2007.
Pemahaman Konsep Ilmu
Utility of Concept Cartoons in
Pengetahuan Alam pada Siswa
Diagnosing and Overcoming
Kelas iv SD Negeri 2 Tamansari
Misconception Related to
dan SD Negeri 2 Karanggude,
Photosynthesis. International
Karanglewas, Banyumas. Skripsi.
Journal of Environmental
UNY, Yogyakarta.
&&ience Education. 2 (4): 111-
124.
Rahayu, T. W. dan A. Kristiyantoro.
2011. Mengoptimalkan
Hasibuan, J. J. 2008. Proses Belajar
Kompetensi Mahasiswa dalam
Mengajar. PT. Remaja
Mata Kuliah Perkembangan
Rosdakarya. Bandung.
Motorik Melalui Media Film
Animasi. Jurnal media ilmu
Herdiannanda, D. 2010. Pemanfaatan
keolahragaan Indonesia. 1 (1):
Audio Visual (Film Kartun)
10-16.
Sebagai Media Bantu Siswa dalam
Penguasaan Kosakata Bahasa
Raimukti. 2013. Perkembangan Film
Mandarin di SMA Negeri 4
Animasi di Indonesia.
Surakarta. Laporan Tugas Akhir
http://repository.stisitelkom.ac.id/
(D III). UNS, Surakarta.
72/2/Pekembangan_film_animasi
http://eprints.uns.ac.id/501/1/1668
_di_indonesia.pdf. Diakses
10209201012171.pdf. Diakses
tanggal 24 Januari 2014.
tanggal 18 Januari 2014.
Riyana, C. 2007. Pedoman
Kose, S. 2008. Diagnosing Student
Pengembangan Media Video.
Misconception: Using Drawings
http://kurtek.upi.edu/media/source
as a Research Method. World
s/PEDOMAN%20mediavideo.pdf
Applied Sciences Journal. 3 (2):
.Diakses tanggal 10 Oktober
283-293.
2014.

JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 91-106 Umrotul Hasanah dan Lukman Nulhakim
e-ISSN 2477-2038
105
Sadiman, A. S., et al. 2008. Media Yamin, M. 2008. Paradigma pendidikan
pendidikan pengertian, konstruktivistik: implementasi
pengembangan, dan KTSP dan UU. No. 14 tahun 2005
pemanfaatannya. PT. Raja tentang guru dan dosen. Gaung
Grafindo Persada. Jakarta. Persada Press. Jakarta

Sanjaya, W. 2009. Kurikulum dan


Pembelajaran: Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Kencana Prenada Media
Group. Bandung.

Sobandi, B. 2008. Model Pembelajaran


Kritik dan Apresiasi Seni Rupa.
Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi. Bandung.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian


Pendidikan: Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Alfabeta. Bandung.

Suheri, A. 2006. Animasi Multimedia


Pembelajaran.http://physicsmaster
.orgfree.com/Artikel%20%26%20
Jurnal/Inovasi%20Dalam%20Pen
didikan/Animasi%20Multimedia
%20Pembelajaran.pdf. Diakses
tanggal 26 Januari 2014.

Sungkono. 2012. Evaluasi Media


Pendidikan.http://staff.uny.ac.id/si
tes/default/files/2012/pengabdian/
sungkono-mpd/evaluasi-
media.pdf. Diakses tanggal 7
Februari 2014

Suryadi. 2012. Teknik menyusun alat


evaluasi dan analisis hasil
belajar.http://file.upi.edu/Direktor
i/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PE
NDIDIKAN/196807291998021-
SURYADI/2012/pengembangan_
soal.pdf. Diakses tanggal 5
November 2014.

Widayat, A. 2006. Diktat Drama


Jawa.http://staff.uny.ac.id/sites/de
fault/files/Diktat%20Drama.pdf.
Diakses tanggal 24 April 2014.

JPPI, Vol. 1, No. 1, November 2015, Hal. 91-106 Umrotul Hasanah dan Lukman Nulhakim
e-ISSN 2477-2038
106

Anda mungkin juga menyukai