Anda di halaman 1dari 6

TUGAS AGAMA KATOLIK

NAMA : MARIA NONA VONNI

Maria dalam Perjanjian Baru

Malaikat Agung Gabriel mewartakan khabar kepada Maria. Lukisan karya El Greco (1575).

Sedikit yang diketahui mengenai riwayat hidup Maria dari Perjanjian Baru. Dia adalah kerabat
dari Elizabet, istri dari imam Zakaria anggota golongan imam Abia. Elizabet sendiri seorang
keturunan Harun[3].

Maria bertempat tinggal di Nazareth di Galilea, kemungkinan bersama dengan kedua orang
tuanya, dan sementara itu telah dipertunangkan dengan Yusuf dari Keluarga Daud [4]. Para
Apologis Kristen kadang-kadang menduga bahwa Maria, sebagaimana Yusuf, juga adalah
seorang keturunan Raja Daud. Selama masa pertunangan mereka – yakni tahap pertama dalam
pernikahan Yahudi; selama masa tersebut, pasangan yang dipertunangkan tidak diperbolehkan
sama sekali untuk berduaan saja di bawah satu atap, meskipun sudah sah disebut suami isteri –
Malaikat Gabriel mewartakan kepadanya bahwa dia akan menjadi ibu dari Mesias yang
dijanjikan itu dengan cara mengandungnya melalui Roh Kudus [5]. Ketika Yusuf diberitahukan
mengenai kehamilan Maria dalam sebuah mimpi oleh "seorang malaikat Tuhan", dia terkejut;
namun malaikat itu berpesan agar Yusuf tidak gentar dan mengambil Maria sebagai isterinya.
Yusuf mematuhinya dengan secara resmi melengkapi ritus pernikahan itu [6].

Karena malaikat telah memberitahukan Maria bahwa Elizabet, yang sebelumnya mandul, kini
secara ajaib telah mengandung, Maria lalu segera mengunjungi kerabatnya itu, yang tinggal
bersama suaminya Zakaria di sebuah kota Yudea "di daerah perbukitan" (kemungkinan di
Yuttah)[7], bersebelahan dengan Maon, sekitar 160 km dari Nazareth)[8]. Begitu Maria tiba dan
menyalami Elizabet, Elizabet dengan segera menyatakan Maria sebagai "ibu dari Tuhannya", dan
atas pernyataan itu Maria menyanyikan sebuah kidung ungkapan syukur[9] yang umum dikenal
sebagai Magnificat. Tiga bulan sesudahnya, tampaknya segera setelah kelahiran Yohanes
Pembaptis, Maria pulang ke rumahnya[10]. Ketika kehamilan Maria sendiri makin membesar, tiba
sebuah dekret dari kaisar Romawi Augustus[11] yang menitahkan agar Yusuf dan sanak
keluarganya pergi ke Betlehem[12], sekitar 80 atau 90 mil (kurang lebih 130 km) dari Nazareth,
untuk mengikuti sensus. Ketika mereka berada di Betlehem, Maria melahirkan putera sulungnya;
namun karena tidak ada tempat bagi mereka di penginapan (tempat bernaung yang disediakan
bagi orang-orang asing[13], dia harus menggunakan sebuah palungan, atau tempat makan hewan,
sebagai buaian bayi.

Sesudah delapan hari, anak itu disunat dan dinamai Yesus, menurut instruksi yang diberikan oleh
"malaikat Tuhan" kepada Yusuf setelah Maria menerima anunsiasi, karena nama ini
menunjukkan bahwa "dia [akan] menyelamatkan umatnya dari dosa-dosa mereka"[14].

Setelah bayi Yesus berusia 40 hari, maka upacara-upacara tradisional tersebut dilanjutkan
dengan penyerahan Yesus kepada Tuhan di Bait Allah di Yerusalem sesuai dengan aturan hukum
bagi anak-anak sulung.

Hal ini kemudian diikuti oleh kunjungan orang-orang majus dari Timur, pengungsian Yusuf
beserta Maria dan Yesus ke Mesir, kembalinya mereka dari sana setelah mangkatnya Raja
Herodes Agung sekitar tahun 2 atau 1 Sebelum Masehi, dan menetap di Nazaret (Matius 2).
Maria tampaknya menetap di Nazaret selama kira-kira tiga puluh tahunan tanpa peristiwa-
peristiwa istimewa. Dia terlibat dalam satu-satunya peristiwa di awal kedewasaan Yesus yang
tercatat dalam Perjanjian Baru: pada usia dua belas tahun, Yesus terpisah dari orang tuanya
dalam perjalanan pulang mereka dari perayaan Paskah Yahudi di Yerusalem lalu ditemukan di
tengah para guru di Bait Allah[15]. Kemungkinan besar antara peristiwa tersebut sampai dengan
permulaan tampilnya Yesus ke depan umum, Maria menjadi janda, karena Yusuf tidak disebut-
sebut lagi.

Setelah Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis dan dicobai oleh iblis di padang gurun, Maria
hadir ketika Yesus mengerjakan mujizat pertamaNya di hadapan umum pada pesta pernikahan di
Kana dengan mengubah air menjadi anggur berkat perantaraan Maria[16]. Selanjutnya dalam
beberapa peristiwa Maria hadir bersama "saudara-saudara" (Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas)
serta "saudari-saudari" Yesus yang tidak disebutkan nama-namanya[17]. Maria juga dilukiskan
hadir pada peristiwa penyaliban Yesus, berdiri di dekat "murid yang dikasihi Yesus" bersama
saudarinya Maria Klopas (kemungkinan besar Maria Klopas adalah orang yang sama dengan
Maria ibu Yakobus muda dan Yusuf yang disebutkan dalam[18], serta Maria Magdalena[19]. Pada
daftar itu Matius 27:55 menambahkan "ibu anak-anak Zebedeus", yang diduga bernama Salome
yang disebut-sebut dalam Markus 15:40, serta wanita-wanita lain yang telah mengikuti Yesus
dari Galilea dan melayaniNya (disebutkan dalam Injil Matius dan Markus). Maria, menggendong
jenazah puteranya, meskipun tidak tertulis dalam injil, merupakan motif yang umum dalam seni,
yang disebut "pietà" atau "kesalehan".

Menurut Kisah Para Rasul, sesudah kenaikan Yesus ke surga, kurang-lebih 120 jiwa berkumpul
di Kamar Atas pada peristiwa terpilihnya Matias untuk mengisi posisi Rasul yang ditinggalkan
Yudas Iskariot, di mana Maria adalah satu-satunya orang yang disebutkan namanya selain ke-12
rasul serta para kandidat[20]. Sejak peristiwa ini, namanya menghilang dari Alkitab, meskipun
beberapa golongan Kristiani yang meyakini bahwa Maria sekali lagi digambarkan sebagai
Wanita surgawi dalam Wahyu[21].

Kematiannya tidak tercatat dalam Alkitab.

Lukisan karya Lima & Wo Ye tentang Maria dan bayi Yesus.

Tulisan-tulisan dan tradisi-tradisi umat Kristen selanjutnya

Menurut Injil Yakobus, yang, meskipun bukanlah bagian dari Kitab Perjanjian Baru, berisi
materi biografis mengenai Maria yang dianggap "dapat dipercaya" oleh beberapa kalangan
Kristiani Ortodoks dan Katolik, Maria adalah puteri dari Yoakim dan Ana. Sebelum
mengandung janin Maria, Ana mandul, dan kedua orang tua Maria sudah berusia lanjut ketika
dia dikandung. Mereka membawa Maria untuk tinggal di Bait Allah di Yerusalem ketika
umurnya baru tiga tahun, sangat mirip dengan peristiwa Hana membawa Samuel untuk tinggal di
Tabernakel, sebagaimana yang tercatat dalam Kitab Perjanjian Lama dan Tanakh (Alkitab
Ibrani).

Menurut tradisi Katolik Romawi dan Ortodoks Timur, antara tiga sampai lima belas tahun
sesudah kenaikan Kristus, di Yerusalem atau Efesus, Maria meninggal dunia; disaksikan para
rasul Kristus. Selanjutnya, ketika para rasul membuka makamnya, ternyata kosong, sehingga
mereka menyimpulkan bahwa dia telah diangkat secara badaniah ke Surga. ("Makam Maria" -
sebuah makam di Yerusalem diyakini sebagai makam Maria, namun makam itu baru dikenal
pada abad ke-6.)

Maria dalam agama-agama non-Abrahamik

Beberapa penganut agama-agama non-Abrahamik (non-Samawi), khususnya para penganut


agama Wicca, menghubung-hubungkan Maria dengan Ibu Pertiwi dalam pelbagai tradisi Neo-
pagan. Beberapa umat Buddha bahkan pernah menghubung-hubungkan Maria dengan Kwan-
Yin, Bodhisattva Welas-Asih yang dihormati oleh berbagai sekte Buddha di Tiongkok. Para
penganut agama Santeria menganggap Maria (sebagai Bunda Maria dari Regla) adalah Dewi
Yemaja, dan Maria (sebagai "Virgen de la Caridad del Cobre") adalah Dewi Oshun.

Dalam hal ini, perbedaan dengan sudut pandang agama Kristiani adalah Maria sungguh adalah
makhluk ciptaan Tuhan yang sangat mulia, terpuji di antara wanita, memiliki posisi yang
istimewa di mata Tuhan, namun tetaplah bukan seorang dewi atau pun makhluk setengah Tuhan.
Ia tetap manusia biasa yang berkenan di mata Tuhan
Kisah Meninggalnya Para Rasul
15:46
Katolisitas Indonesia

Apakah Anda tahu bahwa Rasul Yohanes ketika di Roma ia pernah di goreng hidup-hidup di
dalam minyak mendidih. Apakah ia takut menghadapi ini semua?Tidak! Ternyata tidak
satupun dari para Rasul yang memilih untuk hidup senang dan tentram dengan bersedia
mengingkari dan tidak mengakui Tuhan Yesus. Berapa lama orang bisa kuat dan bisa
bertahan menghadapi siksaan badan yang sedemikian keras dan kejamnya tanpa harus
menyangkal Tuhan?

Beda dengan manusia jaman sekarang, jangankan di siksa, karena ketakutan kehilangan
jabatan, atau kursi yg basah saja, mereka sudah bersedia untuk menyangkal bahkan balik
menghujat orang yg ia panut dan puja sebelumnya.

Sejarah tradisi gereja banyak sekali memberikan informasi mengenai kehidupannya sampai
dgn bagaimana wafatnya para Rasul. Satu penulis sejarah yg bisa dipertanggung jawabkan
tulisannya berdasarkan bukti-bukti nyata ialah Eusebius. Ia menulis buku mengenai cara
meninggalnya Para rasul di tahun 325 dgn judul: "Rasul dan murid dari Juruselamat telah
menyebarkan dan mengkotbahkan Injil ke seluruh dunia".

Tulisan dari Eusebius telah ditelusuri dan diselidiki ulang oleh penulis sejarah gereja
kondang Mr.Schumacher untuk membuktikan akan kebenaran dari tulisan tsb.

a. Matius meninggal dunia, karena disiksa dan dibunuh dengan pedang di Etiopia.
b. Markus meninggal dunia di Alexandria (Mesir), setelah badannya diseret hidup-hidup
dengan kuda melalui jalan-jalan yg penuh batu sampai ia menemukan ajalnya.
c. Lukas mati digantung di Yunani, setelah ia berkhotbah di sana kepada orang-orang yg
belum mengenal Tuhan Yesus.
d. Yohanes direbus atau lebih tepatnya digoreng di dalam bak minyak mendidih di Roma,
tetapi karena Tuhan masih ingin memakai Yohanes lebih jauh, maka keajaiban terjadi
sehingga walaupun ia telah digoreng hidup-hidup ia bisa hidup terus. Tetapi akhirnya ia
dibuang dan diasingkan ke pulau Patmos untuk kerja paksa di tambang batubara di sana .
Pada saat ia berada di sana , ia mendapatkan wahyu sehingga ia bisa menulis Kitab Wahyu.
Kemudian ia dibebaskan dan akhirnya kembali dan menjadi Uskup di Edessa (Turki). Ia
adalah satu2nya Rasul yg bisa mencapai usia lanjut dan bisa meninggal dunia dengan tenang.
e. Petrus telah disalib dengan kepala dibawah karena itulah permohonan yang ia ajukan
sebelum ia disalib, dimana ia memohon untuk disalib dengan cara demikian. Ia merasa tidak
layak untuk mati dan disalib seperti Tuhan Yesus.
f. Yakobus saudara sepupu dari Tuhan Yesus dan pemimpin gereja di Yerusalem, dilempar
ke bawah dari puncak bubungan Bait Allah, di tempat yg sama dimana si setan dahulu
membawa Tuhan Yesus untuk digoda. Ia meninggal dunia setelah dilempar dari tempat
tinggi tsb.

g. Yakobus anak Zebedeus adalah seorang nelayan dan ia adalah murid pertama yang
dipanggil untuk ikut Tuhan Yesus, ia dipenggal kepalanya di Yerusalem. Pada saat2 ia
disiksapun, ia tidak pernah menyangkal Tuhan Yesus, bahkan ia berusaha untuk berkhotbah
terus, bukan hanya kepada para tawanan lainnya saja, bahkan kepada orang yg menghukum
dan menyiksa dia dgn kejamnya. Sehingga akhirnya orang Romawi yang menjadi penjaga
dan penyiksa dia, bisa turut bertobat. Penjaga Romawi itu mendampingi Yakobus pada saat
ia dihukum penggal, bukannya sekedar hanya untuk turut menyaksikannya saja, melainkan
juga untuk turut dihukum dan dipenggal bersama dengan Yakobus. Pada saat ia mau
menjalani hukuman mati, ia berlutut bersama disamping Yakobus, sambil berdoa, itu adalah
doanya yang terakhir, sebelum ia mati dipenggal bersama Yakobus sebagai orang Kristen.

h. Bartolomeus yang lebih dikenal sebagai Natanael ia menjadi misionaris di Asia,antara


lain ia memberikan kesaksian di Turki. Ia meninggal dunia di Armenia setelah ia mendapat
hukuman pukulan cambuk yang sedemikian kejamnya sehingga semua kulitnya menjadi
hancur terlepas kebeset.

i. Andreas disalib dengan cara salib X di Patras, Yunani. Sebelumnya ia meninggal ia


disiksa dgn hukum cambuk oleh tujuh tentara dan diikat disalib dgn cara demikian mereka
bisa memperpanjang masa sakit dan masa siksaannya. Seorang pengikut Andreas yang turut
menyaksikan hukuman Andreas menceritakan perkataan yang telah diucapkan oleh Andreas
sebelum ia meninggal dunia: "Ternyata keinginan dan cita2 saya bisa terkabul dimana saya
bisa turut merasakan "happy hours" dgn disiksa dan disalib seperti Tuhan Yesus." Bahkan
pada saat ia disiksa pun tiada henti2nya ia berkhotbah terus, ia berkotbah terus dua hari
sebelum ajalnya tiba. Berkotbah sambil dihukum cambuk.

j. Rasul Thomas mati ditusuk oleh tombak di India.


k. Yudas saudaranya dari Tuhan Yesus dihukum mati dgn panah, karena ia tidak bersedia
untuk mengingkari Tuhan Yesus
l. Matias, rasul pengganti dari Yudas Iscariot mati dihukum rajam dan akhirnya dipenggal
kepalanya.
m. Barnabas salah satu dari 70 rasul, juga yang telah menulis Surat Barnabas dan
mengabarkan Injil di Italy maupun di Cyprus, ia mati dihukum rajam di Salonica.
n. Rasul Paulus disiksa dengan sangat kejam dan akhirnya dipenggal kepalanya oleh Kaisar
Nero di Roma pada th 67. Rasul Paulus adalah rasul yang paling lama mengalami masa
siksaan di penjara. Kebanyakan surat2 dari Rasul Paulus dibuat dan dikirim dari penjara.

Disamping kisah para rasul yang ditulis oleh ahli sejarah Eusebius, ia juga menceritakan
tentang seorang penginjil yang matanya dibakar sampai buta dengan catatan bahwa kalau ia
buta, maka ia tidak akan bisa membaca Alkitab lagi dengan mana ia tidak akan bisa
mengabarkan Injil lagi. Tetapi kenyataannya ia tetap mengabarkan Injil berdasarkan ayat2 yg
telah dipelajari dan diingat sebelumnya.

Para Rasul jaman dahulu sedemikian kuat imannya dan sedemikian mengasihi Tuhan Yesus
sehingga mereka bersedia membayar kepercayaannya ini dgn pengorbanan dan darah
mereka. Apakah umat Kristen sekarang ini juga bersedia melakukan yang serupa seperti para
Rasul jaman dahulu?

Sumber: Iman Katolik (Facebook)

Anda mungkin juga menyukai