Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
AUDIT INTERNAL
Audit Internal merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu pernyataan,
pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen guna memberikan suatu
pendapat. Pihak yang melaksanakan auditing disebut dengan auditor.
Menurut Mulyadi (2002:29), audit intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan
(perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan
apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi,
menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi
dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang
dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, internal auditor harus melakukan kegiatan-kegiatan berikut:
a. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sistem
pengendalian manajemen, pengendalian intern dan pengendalian operasional
lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak
terlalu mahal.
b. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur yang telah
ditetapkan oleh manajemen.
c. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi
dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan
penyalahgunaan.
d. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat
dipercaya.
e. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan
oleh manajemen.
f. Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan
efisiensi dan efektifitas.
Ada empat alternatif kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi yaitu:
a. Bagian internal audit berada dibawah direktur keuangan (sejajar dengan bagian
akuntansi keuangan),
b. Bagian internal audit merupakan staf direktur utama,
c. Bagian internal audit merupakan staf dari dewan komisaris,
d. Bagian internal audit dipimpin oleh seorang internal audit director.
a. Perencanaan Audit
Tahap perencanaan audit merupakan langkah yang paling awal dalam pelaksanaan
kegiatan audit intenal, perencanaan dibuat bertujuan untuk menentukan objek yang
akan diaudit/prioritas audit, arah dan pendekatan audit, perencanaan alokasi sumber
daya dan waktu, dan merencanakan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan proses audit.
Audit intern terus menerus meninjau/melakukan tindak lanjut (follow up) untuk
memastikan bahwa terhadap temuan-temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah
dilakukan tindakan yang tepat.
AUDIT OPERASIONAL
Audit Operasional adalah proses yang sistematis untuk mengevaluasi efisiensi dan
efektivitas kegiatan suatu organisasi dalam prosesnya untuk mencapai tujuan organisasi
tersebut, dan keekonomisan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian manjemen
serta melaporkan kepada orang-orang yang tepat atas hasil-hasil evaluasi tersebut beserta
rekomendasi untuk perbaikan.
Menurut (Amin Wijaya Tunggal, 2001), meskipun terdapat beberapa perbedaan dari
definisi audit operasional seperti telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa audit
operasional merupakan:
a. Waktu, waktu menjadi factor yang sangat membatasi, karena auditor harus
memberikan informasi kepada manajemen secara cepat atau setidaknya tepat waktu
untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sebaiknya audit operasional dilakukan
secara teratur untuk menjamin bahwa permasalahan yang penting tidak menjadi
kronis dalam perusahaan.
b. Keahlian auditor, kurangnya pengetahuan banyak dikeluhkan para auditor
operasional karea tidak mungkin bagi seorang auditor mengetahui dan menguasai
berbagai disiplin bisnis. Auditor operational hanya lebih ahli dalam bidang audit
daripada dalam bidang bisnis.
c. Biaya, biaya juga merupakan salah satu factor pembatas, karena itu tentu saja biaya
audit harus lebih kecil dari jumlah yang dapat dihemat. Oleh karena itu, auditor
harus mengabaikan masalah kecil yang mungkin dapat memakan biaya jika
diselidiki lebih lanjut.
1. Standar Umum
Yaitu Standar Umum Pertama (Persyaratan Kemampuan atau Keahlihan), Standar
Umum Kedua (Independensi), Standar Umum Ketiga (Penggunaan Kemahiran Secara
Cermat dan Seksama), dan Standar Umum Keempat (Pengendalian Mutu).
2. Standar Pekerjaan Lapangan Audit Kinerja