A. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi saat ini sungguh sangat cepat dan fantastis, perbaikan demi
perbaikan terus bergerak secara signifikan, sehingga batasan ilmu semakin tipis, tidak
terkecuali di bidang otomotif. Ada tiga hal yang sangat pokok yang saat ini menjadi bahan
kajian para peneliti otomotif dalam rangka perbaikan performansi motor bakar, yaitu :
1) Efisiensi kerja yang tinggi sehingga dihasilkan daya yang besar,
2) Efisiensi pemakaian bahan bakar , dan
3) Gas buang dengan tingkat pencemaran rendah (ramah lingkungan)
Ada tiga parameter (faktor) yang sangat berpengaruh terhadap performansi motor bakar
dalam mencapai tujuan diatas, yaitu :
1) Perbadingan kompresi yang tepat, sehingga mengahasilkan tekanan kompresi
antara 10 – 16 bar dan tekanan hasil pembakaran 40 – 60 bar.
2) Perbandingan udara dan bahan bakar atau Air Fuel Ratio (AFR) yang bagus
dan selalu sesuai dengan kondisi operasional mesin.
3) Bunga api listrik yang kuat dan tepat waktu.
Kompresi yang rendah dan kondisi AFR yang tidak sesuai akan mengakibatkan efisiensi
mesin tidak optimal, dan kandungan polutan pada gas-buang sangat tinggi, sehingga
tingkat pencemarannya juga sangat tinggi. Hal ini semakin parah jika pengapian yang
terjadi timming-nya tidak/kurang tepat.
Salah satu kelemahan sistim konvensional yang menggunakan karburator sebagai
komponen yang berfungsi mencampur udara dan bahan bakar adalah tidak bisa
mengahasilkan gas dengan nilai AFR yang tepat dan selalu sesuai dengan kondisi
operasional mesin. Hal ini karena pada sistim konvensional tidak ada kontrol balik atau
koreksi ulang atas apa yang telah dihasilkan oleh karburator.
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka diciptakan suatu teknologi yang mampu
secara cepat, tepat dan terus menerus mengontrol kinerja mesin, sehingga mesin selalu
bekerja dengan tingkat efisiensi yang tinggi dan ramah lingkungan, yaitu sistim injeksi
bahan bakar dengan kontrol elektronik.
Halaman : 1 dari 25
a) Komposisi Udara dan Bensin/Premium
Kandungan udara yang utama terdiri atas Oksigen (O 2) yang menempati 21 % dari
volume udara, Nitrogen (N2) menempati 78 % dari volume udara dan berbagai macam
gas lainnya menempati 1 %. Tetapi jika dinyatakan dalam satuan berat, maka Oksigen
menempati 23 % dari berat udara. Bahan bakar premium atau bensin merupakan
senyawa dari beberapa macam hydrocarbon, tetapi yang utama adalah; Octana
(C8H18), Cyclohexane (C6H12), dan Benzena (C6H6).
2C8H18 + 25 O2 16 CO2 + 18 H2 O
dimana masa relatif atom C = 12; H = 1 dan O = 16, sehingga dari persamaan reaksi
kesetimbangan di atas dapat dihitung masa relatif dari masing-masing molekul, yaitu:
Octana (2C8H18) = ( 2 x 12 x 8 ) + ( 1 x 18 ) = 228 dan
Oxygen (25 O2) = ( 25 x 16 x 2 ) = 800
Hal ini menunjukkan bahwa perbandingan udara dan bahan bakar pada peristiwa
pembakaran sempurna adalah = 800 : 228 atau disederhanakan menjadi 3,5088 : 1,
artinya untuk membakar 1 Kg bahan bakar (Octana) dibutuhkan 3,5088 Kg udara
(Oksigen). Kandungan Oksigen di udara bebas adalah 23% persatuan berat udara,
artinya dalam 1 Kg udara bebas terdapat 0,23 Kg Oksigen, dengan demikian diperlukan
3,5088 : 0,23 = 15,255 Kg udara murni. Dengan lain kata nilai AFR pada proses
Halaman : 2 dari 25
pembakaran sempurna Octana adalah 15,255 : 1 (disebut nilai stoikiometri). Dalam
realitasnya bahan bakar premium atau sering disebut bensin tidaklah murni, tetapi
merupakan senyawa dari beberapa hydrocarbon, sehingga nilai AFR-nya pada
pembakaran sempurna adalah bergerak antara 14 : 1 sampai 15 :1, tetapi secara
praktis, AFR ideal adalah 14,7 : 1.
Jika nilai udaranya kurang dari 14,7 maka terbentuklah campuran yang menuju
gemuk/kaya, tetapi jika nilai udaranya lebih besar dari 14,7 maka terbentuklah
campuran yang menuju kurus/miskin. Tingkat “kegemukan” dari campuran yang masih
dapat terbakar adalah 3 : 1, sedang tingkat “kekurusan” yang memungkinkan mesin
masih bisa hidup adalah 17 : 1.
1:1
Halaman : 3 dari 25
Keterangan gambar :
1. Start adalah langkah awal menghidupkan mesin yang membutuhkan campuran
(gas) dengan nilai AFR kecil (sangat gemuk). Makin dingin kondisi mesin dan
udara disekitarnya, maka makin gemuk pula campuran yang dibutuhkan, yaitu
nilai AFR-nya sekitar 3 : 1. Untukmendapatkan campuran yang sangat gemuk
tersebut, maka diperlukan sistim cuk (choke system)
2. Idle adalah kondisi dimana mesin hidup dengan beban rendah dan temperatur
mesin mulai naik, sehingga kebutuhan campurannya juga turun (lebih kurus) dari
kondisi awal hidup. Untuk memenuhi kebutuhan gas pada kondisi ini diperlukan
sistim idel (idle system).
3. Warm upadalah kondisi pemanasan mesin, putaran harus dinaikkan sedikit lebih
tinggi dari putaran idel. Untuk itu diperlukan sistim yang
mempercepat/mempertinggi putaran idel (fast idle system).
4. Drivingadalah kondisi kendaraan sudah mencapai temperatur kerja dan sudah
melaju, sehingga dibutuhkan gas dengan komposisi yangBmendekati nilai AFR
ideal. Untuk itu diperlukan sistim kecepatan rendah dan tinggi (low speed system
dan high speed system)
Halaman : 4 dari 25
boros dan mesin mudah mati). Untuk mengatasi ini maka saluran
bahan bakar pada sistim utama harus ditutup, maka diperlukan
sistim pemutus bahan bakar (cut off fuel system)
► Sistim Injeksi
Prinsip kerjanya adalah menyemprotkan bahan bakar ke dalam intake
manifold melalui injektor sesuai dengan jumlah udara yang masuk. Agar
bahan bakar yang disemprotkan tersebut selalu sesuai dengan kebutuhan
mesin, maka sistim injeksi dilengkapi dengan sistim control elektronik.
Halaman : 5 dari 25
Sistim Injeksi dapat dibedakan berdasarkan :
1) Tempat penyemprotan bahan bakarnya.
o Direct : Bahan bakar disemprotkan ke dalam silinder
o Indirect : Bahan bakar disemprotkan ke intake manifold
2) Ritme penyemprotan
0
o Simultan : Injektor menyemprot secara serentak setiap berputar 360 pe
o Grouping : Injektor menyemprot secara kelompok, yaitu 1-3 dan 4-2
0
setiap berputar 720 pe
o Sequensial : Injektor menyemprot sesuai urutan FO pengapian.
3) Jumlah Injektor
o Single Point : Satu injector melayani banyak silinder
o Multi Point : Satu injector melayani sati silinder
4) Sistim Kontrol-nya
o Injeksi Mekanis (K)
o Injeksi Mekanis Elektronis (KE)
o Injeksi Elektronik (D, L, LH)
o Injeksi Komputer (PGM-FI, Motronik, TCCS)
Tetapi pada dasarnya semua sistim injeksi bahan bakar (fuel injection system) terdiri
dari tiga bagian pokok, yaitu :
► Sistim bahan bakar (Fuel system)
Berfungsi menyediakan/mengatur sejumlah bahan bakar yang akan
disemprotkan injector agar terbentuk gas dengan nilai AFR yang tepat.
► Sistim pemasukan udara (Air induction system)
Berfungsi mengalirkan/memasukkan udara ke dalam intake manifold
► Sistim control elektronik ( Electronic control system)
Berfungsi mengontrol jumlah udara, kondisi mesin, mengatur timming pengapian
dan penyemprotan serta mengatur durasi injector saat menyemprot. Untuk itu
pada sistim ini dilengkapi dengan banyak sensor dan actuator.
Makin mahal harga kendaraan, makin komplek pula pengaturan sistim
kontrolnya.
Halaman : 6 dari 25
a) Sistim Bahan bakar (Fuel system)
Yaitu sistim pemasukan bahan bakar mulai dari tanki sampai ke intake manifold, yang
komponen-komponennya adalah sebagai berikut :
Keterangan :
1. Fuel tank
2. Fuel pump
3. Fuel filter
4. Delivery pipe
5. Pressure regulator
6. Injector
7. Cold start injector
Halaman : 7 dari 25
Katup pengembali anker
Halaman : 8 dari 25
4) Pipa Pembagi Bahan Bakar (Delivery pipe)
Pada kendaraan dengan empat silinder terdapat empat ruang bakar dimana masing
masing ruang bakar terhubung oleh saluran intake. Untuk memenuhi ketersediaan
bahan bakar dalam ruang bakar tiap saluran intake terdapat satu injektor, dari sini
diperlukan saluran pembagi fuel menuju tiap-tiap injektor.
Konstruksi :
1.Saluran masuk bahan bakar dari delivery pipe
2.Saluran pengembali ke tangki.
3.Plat katup
4 Membran
5.Hubungan vakum dari air intake chamber
Halaman : 9 dari 25
Cara kerja :
Electric Fuel pump bekerja berdasarkan tenaga listrik, selama tidak terjadi perubahan
pada tegangan atau arus listrik yang masuk, maka pompa akan bekerja konstan. Artinya
putaran pompa tidak terpengaruh oleh putaran mesin, dengan demikian bahan bakar yang
dipompakan ke delivery pipe volumenya tetap, baik putaran tinggi maupun putaran rendah
atau bahkan ketika mesin mati kunci kontak ON.
Bahan bakar yang dikeluarkan pompa di-setting untuk kebutuhan maksimal mesin,
sehingga pada putaran di bawah maksimal pasti terjadi kelebihan pasokan bahan bakar,
sehingga hal ini menimbulkan tekanan yang fluktuatif di dalam fuel system, yang jika
dibiarkan akan menyebabkan volume penyemprotan yang tidak stabil dalam satuan waktu
yang sama. Padahal jumlah bahan bakar yang disemprotkan injector pada 1 detik saat
putaran tinggi harus sama dengan 1 detik saat putaran rendah.
Untuk mengatasi hal ini maka tekanan di dalam sistim harus distabilkan dengan cara
kelebihan bahan bakar harus dikembalikan ke tanki sesuai dengan kelebihan tekanan
yang terjadi. Di dalam pressure regulator terdapat pegas yang selalu menekan katup
(valve plate) dan diafragma/membran dengan gaya tekan sebesar 3,5 bar. Pegas tersebut
ditempatkan di suatu ruang yang kedap udara yang dihubungkan dengan air intake
chamber. Pada saat mesin hidup dengan posisi throttle valve tertutup atau terbuka sedikit
(putaran rendah), maka kevakuman di dalam air intake chamber sangat besar melebihi
gaya tekan pegas terhadap membrane, akibatnya membrane terhisap dan valve plate
terbuka sehingga sebagian bahan bakar dari delivery pipe masuk ke return pipe kembali
ke fuel tank. Jika kevakuman di air intake chamber. berkurang karena throttle valve dibuka
lebih besar, maka valve plate kembali tertutup.
6) Electromagnetic Injector
Electromagnetic injector terdiri dari kumparan jangkar untuk menarik plunger dan
needle valve dari dudukannya di orifice. sehingga timbul gerakan membuka dan
menutup pada lubang injector (orifice). Ketika tidak ada sinyal listrik pada kumparan
jangkar, pegas katup (spring valve) akan menekan valve sehingga menutup lubang
orifice, akibatnya tidak ada bahan bakar yang disemprotkan oleh injector ke intake
manifold.
Halaman : 10 dari 25
I II Keterangan:
Gambar I Katup jarum menutup
Gambar II Injektor menyemprotkan
bensin
1. Saluran masuk / filter
2. Kumparan jangkar
3. Pegas
4. Body injektor
5. Plunger
6. Ring pembatas
Jika diberikan sinyal kontrol pada ujung-ujung solenoid , maka arus listrik mengalir
pada kumparan jangkar selenoid. Akibatnya pada solenoid timbul medan magnet,
dan needle valve injektor terangkat, lubang orifice terbuka dan bahan bakar
menyemprot menuju saluran intake.
Sistem injeksi pada engine dikendalikan oleh ECU (Electrical Control Unit) dimana
waktu „on‟ dari injektor merepresentasikan banyaknya bahan bakar yang dialirkan
menuju ruang bakar engine, selain itu saat penginjeksian ditentukan oleh sinyal dari
sensor induktif yang dipasang di dalam distributor, yang mendeteksi posisi poros
engkol terhadap TMA. Pada saat sensor induktif aktif, menunjukkan bahwa engine
menjelang fase langkah hisap, bahan bakar harus disemprotkan, dimana volume
penyemprotan diatur melalui lebar pulsa yang diberikan oleh ECU pada injektor.
Halaman : 11 dari 25
b) Sistim Pemasukan Udara (Air Induction System)
Keterangan gambar :
Halaman : 12 dari 25
Cara Kerja AIS :
Ketika mesin di-starter maka didalam AIC timbul ke-vakuman yang sangat besar, sehingga
udara dari atmospher/udara bebas terhisap masuk melalui AC , AFM , TB , AIC , IM dan
masuk ke silinder. Jika start tersebut dilakukan saat mesin dingin (cold start), maka ketika
mesin sudah hidup, air pendingin mesin (engine water coolant) masih dingin sehingga
untuk mempercepat pemanasan mesin maka putaran idel mesin harus dinaikkan sedikit.
Untuk itu fast idle system (air valve) berfungsi, yaitu selama water coolant masih belum
mencapai temperatur kerja, air valve terbuka dan udara dari AC akan langsung masuk IM
tanpa melalui throtle valve. Tetapi nanti setelah water coolant mencapai temperatur kerja,
air valve akan menutup, sehingga aliran udara yang masuk IM sepenuhnya dikendalikan
oleh throtle valve.
Gambar Cara kerja Air valve model Wax (pemanasan melalui water coolant)
Halaman : 13 dari 25
Gambar detail cara kerja Air valve model Wax
Gambar Cara kerja Air valve model Bimetal (pemanasan melalui arus listrik)
Halaman : 14 dari 25
1) Prinsip Sistim Kontrol Elektronik
ECU mengolah data berdasarkan inputan dari sensor, inputan analog akan di
keluarkan dalam bentuk analog, dan inputan digital akan dikeluarkan dalam
bentuk digital. Oleh karena itu aktuator akan bekerja sesuai dengan jenis
inputan yang dibutuhkan, contoh : sinyal listrik yang dibutuhkan antara injektor
dan pompa bahan bakar (fuel pump) berbeda, sebab inputan yang dibutuhkan
oleh kedua komponen tersebut berbeda.
Halaman : 15 dari 25
Gambar Skema Aplikasi Konfigurasi Sensor – ECU – Actuator (sederhana)
Halaman : 16 dari 25
3)Sensor
Halaman : 17 dari 25
5. Exhaust Gas Oxygen /EGO Mendeteksi kandungan oksigen di dalam gas
buang
Posisi penempatan di exhaust manifold
6. Top Deat Centre (TDC) Sensor Menentukan timming pengapian saat starter
Posisi penempatan di distributor bersama-
sama CKP dan CMP sensor
Halaman : 18 dari 25
4) Actuator
Halaman : 19 dari 25
MODUL PRAKTIK
SISTIM INJEKSI BAHAN BAKAR
TUJUAN PEMBELAJARAN :
♣ Mempelajari sistim pengaliran bensin (Fuel System)
♣ Mempelajari sistim pemasukan udara (Air Induction System)
♣ Mempelajari system control elektronik (Elektronik Control System)
♣ Mengaktifkan MIL untuk throubleshooting
b) Kontrol kondisi slang vakum pada katup pengatur tekanan bahan bakar. Katup
pengatur tekanan terletak pada pipa pembagi bahan bakar.
c) Apabila slang vakum tersebut. bocor, tekanan bahan bakar menjadi terlalu tinggi,
maka jumlah penyemprotan naik pemakaian bensin menjadi boros.
Halaman : 20 dari 25
2) Mempelajari sistim pemasukan udara (Air Induction System)
a) Beri nama bagian-bagian yang ditunjuk garis !!
Halaman : 21 dari 25
2) Pengontrolan Air Valve
♣ Katup ini memberi udara tambahan pada saat motor dingin supaya terjadi
penaikan putaran (putaran start dingin). Pada waktu motor mencapai
temperatur kerjanya, katup tersebut. harus menutup saluran udara
tambahan.
Halaman : 22 dari 25
3) Mempelajari Electronic Control System Beri
nama-nama pada keterangan gambar..
Keterangan Gambar :
1. 9.
2. 10.
3. 11.
4. 12.
5. 13.
6. 14.
7. 15.
8. 16.
Halaman : 23 dari 25
b) Sistim Injeksi Bahan bakar Model 1.
Keterangan Gambar :
1. 9.
2. 10.
3. 11.
4. 12.
5. 13.
6. 14.
7. 15.
8. 16.
17.
Halaman : 24 dari 25
4) Mengaktifkan Malfunction Indicator Lamp (MIL)
Pada saat terjadi kerusakan pada sensor atau sensor tidak berfungsi (Malfunction),
maka MIL harus diaktifkan, sebab dari kode yang ditunjukkan oleh MIL tersebut,
sensor yang rusak dapat diketahui.
♣ Langkah-langkah untuk mengaktifkan MIL :
a. Periksa kondisi baterai (kondisi isian baterai harus bagus)
b. Posisikan kunci kontak ON
c. Jumper / hubungkan terminal TE1 dan E1 pada Service Check Connector .
d. Perhatikan kode kedipan yang ditunjukkan MIL, cocokkan dengan daftar
kode pada manual book.
e. Posisikan kunci kontak OFF
f. Perbaiki kerusakan yang terjadi sesuai petunjuk MIL
g. Sebelum menghidupkan mesin, lakukan reset / penghapusan memory
kerusan pada ECU.
h. Lepaskan jumper pada Service Check Connector
i. Hidupkan mesin
j. Selesai
Halaman : 25 dari 25