Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan kualitas sumber daya manusia salah satunya ditentukan oleh

kualitas pangan yang dikonsumsi. Undang-Undang No. 18 tahun 2012 tentang

pangan menyatakan bahwa kualitas pangan yang dikonsumsi harus memenuhi

beberapa kriteria, diantaranya adalah aman, bergizi, bermutu, dan terjangkau oleh

daya beli masyarakat. Aman mencakup bebas dari pencemaran biologis,

mikrobiologis, kimia, dan logam berat.

Masyarakat sering membeli ikan yang dijual di pasaran tidak hanya

ditemukan dalam keadaan segar tetapi juga ditemukan dalam bentuk kemasan,

baik dalam bentuk kaleng maupun plastik, hal ini akan memberikan kemudahan

bagi para konsumen dalam pengolahannya. Ikan yang digunakan untuk produk

ikan kaleng (Sardines) kemasan ini ada bermacam-macam antara lain ikan sarden,

ikan tuna, ikan kembung, ikan kakap, dan ikan salam.

Ikan kaleng adalah salah satu produk hasil pengawetan atau pengolahan

ikan dengan menggunakan panas yang pertama kali dilakukan dalam suatu wadah

tertutup, yang kemudian dikenal dengan istilah canning atau pengalengan oleh

Nicholas Appert (1775-1810) seorang bangsa Perancis. Tujuan dari pengalengan

ini adalah untuk mengawetkan bahan makanan dan mencegah makanan dari

proses kebusukan atau kerusakan (Afrianti, 2013:92-102). Biasanya produk

makanan yang dikemas dalam kaleng akan kehilangan cita rasa segarnya dan akan

mengalami penurunan gizi akibat pengolahan dengan suhu tinggi. Satu hal lagi
2

yang cukup mengganggu adalah timbulnya rasa seperti besi yang timbul akibat

coating kaleng yang tidak sempurna .

Terdeteksinya logam berat pada produk ikan kaleng dikatakan sebagai

kontaminasi makanan karena logam berbahaya bagi tubuh. Kontaminasi logam

berat dapat terjadi karena logam berat yang terkandung dalam kemasan kaleng

atau biasa digunakan untuk menyambung bagian tutup kaleng dengan bagian

badan kaleng juga untuk menyambung bagian bawah kaleng dengan bagian badan

kaleng. Tempat itu biasanya menggunakan campuran dari 90 % timbal dan 10 %

timah. Selain itu, sumber logam berat yang masuk kedalam makanan atau

minuman antara lain dari air yang digunakan yang berasal dari air tanah, seperti

yang kita ketahui air tanah masih banyak mengandung jenis logam berat,

Menurut Dewi (2011:8-9), efek toksik (keracunan) dari logam berat adalah

gangguan gastrointestinal, rasa logam pada mulut, muntah, sakit perut dan diare.

Pada bayi dan anak-anak, keracunan timbal dapat menyebabkan gangguan mental

dan penurunan kecerdasan. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian

tentang analisis logam berat dalam produk ikan kaleng dengan menggunakan

metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimana bahaya logam berat dalam tubuh manusia?


3

2. Bagaimana menganalisis logam berat yang terkandung dalam produk ikan

kaleng?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui bahaya logam berat dalam tubuh manusia.

2. Mengetahui cara menganalisis logam berat yang terkandung dalam

produk ikan kaleng.

Anda mungkin juga menyukai