Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berdasarkan bobot jenis, berat atom, nomor atom, sifat kimia, dan toksisitas.
Definisi yang paling sering digunakan adalah berdasarkan bobot jenis dan berat
atom dimana suatu logam dapat dinyatakan sebagai logam berat jika memiliki
bobot jenis lebih besar dari 5 atau 6 g/cm3 dan berat atom lebih besar dari sodium.
(tanah, air dan udara) yang tercemar. Beberapa logam berat secara alami terdapat
perindustrian dan kegiatan rumah tangga. Logam berat digunakan dalam industri
2.1.1 Timbal
Timbal atau yang lebih dikenal sebagai timah hitam memiliki nama
mempunyai nomor atom 82, berat molekul 207.18 dan berat jenis 11.34 pada suhu
20oC serta titik didih dan titik lebur masing-masing 1740oC dan 327oC. Timbal
bertekstur lunak mudah dibentuk dan merupakan penghatar listrik yang baik serta
tahan terhadap korosi dengan sifat ini timbal menjadi sangat popular dan
digunakan dibanyak industri elektronik dan listrik. Sumber utama timbal di alam
5
adalah batuan sulfide galena, PbS dan batuan karbonat. Menurut Gusnita (2012),
timbal banyak digunakan sebagai bahan dalam kemasan, saluran air, alat rumah
tangga dan hiasa, serta dalam bentuk oksida timbal digunakan sebagai pigmen
Paparan timbal pada manusia dapat masuk melalui dua cara yaitu
pernafasan dan pencernaan. masuknya timbal melalui pernafasan berasal dari asap
buangan bahan bakar baik dari industri maupun kendaraan bermotor, sehingga
melalui pencernaan bersumber dari bahan makanan atau air yang tercemar timbal.
selera, anemia, gangguan tidur, lemah, tekanan darah tinggi dan keguguran pada
logam berat dalam pangan olahan, dimana batas maksimum cemaran logam Pb
pada ikan dan olahannya adalah sebesar 0,20 mg/kg(kecuali untuk ikan predator
2.1.2 Merkuri
Merkuri (Hg) merupakan salah satu jenis logam berat yang memiliki
bobot jenis 13,6 g/cm3, nomor atom 80, dan bobot molekul 200.59. Merkuri
berbentuk cair pada suhu 25oC, berwarna perak dan memiliki titik didih 356,6oC.
6
Merkuri adalah bahan alami dan secara alami terdapat di alam dalam jumlah
sedikit. Di alam merkuri tersebar dikarang-karangan, tanah, air dan udara. Di alam
merkuri berbentuk logam, garam organic dan garam anorganik. Merkuri dalam
makanan, dan penetrasi kulit. Sumber paparan merkuri pada manusia sebagain
besar berasal dari udara yang tercemar, proses amalgam emas atau produk
limbah industri. Pencemaran perairan baik sungai maupun laut akan masuk ke
dalam tubuh ikan-ikan kecil dan terakumulasi dalam organnya, selanjutnya ikan-
ikan kecil tersebut berkemungkinan besar dimakan oleh hewan air lain yang lebih
besar. Hewan laut lain seperti moluska dan krustase dapat terkontaminasi dari air
atau sedimen yang tercemar merkuri. Merkuri juga dapat masuk ke tubuh hewan
organik dalam bentuk metil merkuri beracun bagi sistem syaraf baik sensoris
menyempit, myeri, lemah, sulit berdiri, mudah jatuh, ataksia, tremor, sulit bicara
dengan istilah “hatter’s shakes” (topi bergoyang) dengan gejala tremor yang dapat
menyerang otot muka, jari dan tangan dan apabila berkelanjutan dapat
logam berat dalam pangan olahan, dimana batas maksimum cemaran logam Hg
pada ikan dan olahannya adalah sebesar 0,06 mg/kg(kecuali untuk ikan predator
2.1.3 Cadmium
Kadmium memiliki nomor atom 48, berat jenis 8.6 g/cm3, titik lebur
320.9oC, titik didih 765oC dan berat atom 112.4. Cadmium berwarna putih
keperakan. Keberadaan kadmium di alam bercampur logam lain seperti seng (Zn)
dan timbal (Pb). Menurut ASTDR (2012), kadmium banyak digunakan pada
industri diantaranya baterai (83%), pigmen (8%), pelapis dan palating (7%),
bahan baku atau bahan tambahannya sehingga yang paling mungkin terpapar
Pencemaran kadmium pada makanan dan minuman berasal dari air dan
adalah bahan makanan terutama sayuran daun, kentang, kacang, kedelai dan biji
bunga matahari.
8
kadmium menyebabkan efek akur pada paru-paru, hati, ginjal dan testis,
logam berat dalam pangan olahan, dimana batas maksimum cemaran logam Cd
pada ikan dan olahannya adalah sebesar 0,10 mg/kg(kecuali untuk ikan predator
2.1.4 Timah
larut dalam air. Timah memiliki nama latin Stannum (Sn) dengan nomer atom 50,
berat atom 118.710, berat jenis 7.365 g/cm3, titik lebur 231.93oC dan titik diidih
260.2oC. Timah digunakan sebagai bahan pelapis pada kaleng makanan, minuman
dan aerosol. Menurut ATSDR (2005), timah terdapat dalam bentuk organik dan
plastik, pestisida, cat, pengawet kayu dan pengusir tikus. Timah dalam bentuk
anorganik terbentuk jika timah bergabung dengan senyawa sulfur, klorin atau
oksigen.
Paparan timah ke dalam tubuh manusia dapat melalui tiga cara yaitu
melalui pernafasan, pencernaan dan kontak langsung dengan kulit. Sumber timah
9
Kontaminasi logam berat timah dalam makanan juga dapat berasal dari makanan
kaleng, dimana timah digunakan sebagai bahan pelapis baja untuk mencegah
terjadiya korosi pada baja. Timah organik akan menyebabkan iritasi kulit dan
mata, iritasi pernafasan, masalah pencernaan, dan masalah syaraf jika terpapar
logam berat dalam pangan olahan, dimana batas maksimum cemaran logam Sn
2.1.5 Arsen
memiliki nomer atom 33 dengan berat atom 74.92, berat jenis 5.727 g/cm3. Arsen
dalam bentuk padat pada suhu 615oC akan langsung tersublimasi menjadi gas
tanpa melalui fase cair. Di alam arsen secara alami terdapat pada bebatuan, tanah
dan air tanah. Aktivitas manusia seperti penambangan, peleburan logam, dan
pembakaran bahan bakar minyak menjadi sumber cemaran arsen. Arsen juga
disebabkan kontaminasi pada air minum, air untuk preparasi makanan, dan air
10
yang digunakan untuk irigasi, sedangkan untuk arsen organik ditemukan pada
besar terdapat pada produk perikanan (terutama ikan dan kekerangan), beras,
Menurut WHO (2016), arsen memiliki efek akut berupa muntah, sakit
perut dan diare. Pada kasus yang lebih ekstrim arsen dapat menyebabkan keram
otot sampai dengan kematian. Paparan arsen anorganik dalam jangka panjang
ditandai dengan perubahan pigmen kulit, luka kulit dan hyperkeratosis dan pada
logam berat dalam pangan olahan, dimana batas maksimum cemaran logam As
desikator, erlenmeyer (250 ml dan 500 ml), furnance, gelas kimia (50 ml dan 100
ml), hot plate, labu takar (25 ml, 50 ml, 100 ml dan 1000 ml), lumpang, oven,
pemanas listrik, pipet tetes, pipet volume (1 ml, 5 ml dan 10 ml), sendok plastik,
11
asam nitrat (HNO3), asam sulfat (H2SO4), dan larutan standar untuk masing-
dalam cawan dan dipisahkan ikan dari sausnya. Lalu ikannya dihaluskan
Setelah itu dimasukkan ke dalam oven pada suhu 6000C selama 18 jam. Setelah
Dibuat larutan standar 10 ppb, 20 ppb, 30 ppb dan 50 ppb dari sediaan
stok primer 1000 ppm. Pertama, larutan stok 1000 ppm terlebih dahulu dijadikan
100 ppm dengan cara dipipet 10 ml dari larutan stok primer 1000 ppm dan
konsentrasi menjadi 100 ppm. Kemudian dipipet 1 ml dari 100 ppm dan
konsentrasi menjadi 1 ppm yang setara dengan 1000 ppb. Selanjutnya larutan
dengan konsentrasi 1000 ppb dimasukkan ke dalam alat SSA untuk dilakukan
12
sebanyak 0,2 gram dan dimasukkan dalam gelas kimia, dan ditambahkan 10 ml
asam nitrat (HNO3). Selanjutnya dipanaskan di atas penangas pada suhu 1000-
1200C sampai buih yang terbentuk habis dan HNO3 hampir kering. Hasil
Serapan Atom (SSA), kemudian akan terbaca konsentrasi dan absorban dari
(𝐷−𝐸)× 𝐹𝑝𝑉𝑎
Kadar Total Logam Uji = 𝑊
Fp = faktor pengenceran
13
menjelaskan tentang hasil pengamatan, dan analisis analitik untuk mengolah dan
menunjukkan bahwa pada tiga merk ikan kaleng yang beredar di Kota
Gorontalo mengandung logam timbal (Pb) dan kadar logam Pb) masing-
masing adalah 0,44607 mg/kg merk A, 0,70015 mg/kg merk B dan 0,44985
mg/kg merk C dan telah melebihi ambang batas maksimum yang telah
maksimum yang telah ditetapkan SNI 7387 : 2009 yaitu 0,3 mg/kg pada
BAB III
3.1 SIMPULAN
kandungan logam berat dalam produk ikan kaleng sangat berbahaya bagi manusia
dan lingkungan sekitarnya. Berbagai penyakit pada manusia akan muncul apabila
terjadi akumulasi logam berat dalam tubuh. Logam berat tersebut diantaranya
timah (Sn), timbale (Pb), Arsen (As), Kadmium (Cd), Merkuri (Hg) dan lain-lain.
keberadaan logam berat dalam ikan kaleng ini dapat berasal dari perairan yang
tercemar logam berat dan juga bisa berasal dari coating/pelapis kaleng.
logam berat dalam pangan olahan, dimana batas maksimum cemaran logam pada
ikan dan olahannya adalah sebesar 0,2 mg/kg (kecuali untuk ikan predator seperti
cucut, tuna, marlina, 0,4mg/kg) pada Pb; 0,06mg/kg (kecuali untuk ikan predator
seperti cucut, tuna, marlina, 0,40mg/kg) pada Hg; 0,10 (kecuali untuk ikan
predator seperti cucut, tuna, marlina, 0,30mg/kg) pada Cd; 250ppm pada Sn dan
0,25 mg/kg. Oleh karena itu sangat diperlukan analisis untuk mengetahui kadar
3.2 SARAN
2. Bagi Instansi terkait, seperti dinas kesehatan dan BPOM diharapkan lebih