Anda di halaman 1dari 14

SAP 1

KONSEP DASAR PERILAKU KEORGANISASIAN

KELOMPOK 5

Nama Kelompok : No Absen :


Ni Made Leny Pebriyaningrum (25)
Ni Luh Yuni Pratiwi (26)
Devina Danayanti (27)
Made Kumara Dewi (28)
Made Sukma Prasita Dewi (29)
Ni Nyoman Paramitha (30)

PROGRAM REGULER SORE 2019


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR BALI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku
tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatuorganisasi serta dampaknya terhadap
kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku organisasi juga
dikenal sebagai studi tentang organisasi. Bagi masyarakat pada era industrialisasi sekarang
ini, pekerjaan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat penting. Bagi masyarakat
modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh
imbalan berupa uang atau jasa, ataupun dalam rangka mengembangkan dirinya. Komunikasi
mengacu pada tindakan oleh satu orang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan hal
tersebut terjadi dalam suatu konteks tertentu yang mempunyai pengaruh tertentu, dan ada
kesempatan untuk melakukan umpan balik. Oleh karena itu kita perlu mengetahui bagaimana
konsep dasar dan ruang lingkup perilaku organisasi, hal mutlak apa saja yang terdapat
didalamnya, serta disiplin yang berkontribusi dalam bidang perilaku organisasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep dasar, tujuan dan ruang lingkup perilaku keorganisasian ?
2. Apa definisi prilaku keorganisasian ?
3. Bagaimana disiplin yang berkontribusi dalam bidang perilaku keorganisasian ?
4. Apa saja hal mutlak dalam perilaku keorganisasian ?
5. Bagaimana tantangan dan peluang dalam perilaku keorganisasian ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep dasar, tujuan dan ruang lingkup perilaku keorganisasian.
2. Mengetahui definisi prilaku keorganisasian.
3. Mengetahui disiplin yang berkontribusi dalam bidang perilaku keorganisasian.
4. Mengetahui hal mutlak dalam perilaku keorganisasian.
5. Mengetahui tantangan dan peluang dalam perilaku keorganisasian.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar, Tujuan dan Ruang Lingkup Perilaku Keorganisasian

Konsep Dasar Perilaku Keorganisasian

Perilaku keorganisasian akan bersangkut paut dengan seperangkat konsep dasar di


sekitar manusia dan organisasi. Dalam hakekat manusia pemahaman mengenai perilaku
keorganisasian yaitu sebagai berikut :

1. Perbedaan individu, adalah bahwa setiap orang berbeda satu dengan yang lain
2. Orang seutuhnya, adalah orang-orang berfungsi sebagai makhluk manusia
seutuhnya
3. Perilaku termotivasi, adalah orang berperilaku karena suatu dorongan yang
berangkat dari suatu kebutuhan. Motivasi sangat penting dalam
menyelenggarakan organisasi
4. Manusia memiliki nilai maartabat

Dalam hakekat organisasi pemahaman mengenai perilaku organisasi yaitu sebagai berikut:

1. System sosial, artinya bahwa organisasi adalah system sosial yang dibentuk untuk
kepentingan bersama
2. Kepentingan bersama, artinya bahwa organisasi membutuhkan orang-orang dna
orang-orang membutuhkan organisasi

Perilaku organisasi adalah bersifat holistic, yang menafsirkan hubungan orang-


organisasi dalam hubungannya dengan orang seutuhnya, kelompok seutuhnya, organisasi
seutuhnya, dan sistem sosial secara keseluruhan. Konsep ini menyandang pandangan total
tentang orang-orang dalam organisasi untuk memahami sebanyak mungkin faktor yang
mempengaruhi perilaku mereka. Semua isu dianalisis dalam kaitannya dengan keseluruhan
situasi yang memperngaruhinya, bukan dalam hubungannya dengan peristiwa atau masalah
secara terpisah.

Tujuan Perilaku Keorganisasian


Setiap disiplin ilmu pasti memiliki tujuan, begitu juga dengan disiplin ilmu perilaku
organisasi. Menurut Nimran, Tujuan memahami perilaku organisasi yaitu :

1. Prediksi
Mampu memprediksi perilaku orang merupakan suatu keuntungan besar
karena dengan begitu kita dapat menjalin komunikasi yang baik dengan orang
tersebut. Dengan bisa memprediksi perilaku orang lain, sehingga kita dapat
berpikir, bersikap dan bertindak dengan tepat dalam berkomunikasi dengan orang
tersebut. Nimram mengatakan bahwa keteraturan perilaku dalam organisasi
memberikan kemungkinan kepada kita untuk melakukan prediksi atas perilaku-
perilaku anggota organisasi pada masa yang akan datang.
2. Eksplanasi
Tujuan mempelajari perilaku organisasi yang kedua adalah untuk menjelaskan
berbagai peristiwa yang terjadi dalam organisasi. Eksplanasi berarti bahwa kita
akan berusaha menjawab pertanyaan mengapa suatu peristiwa terjadi, mengapa
karyawan malas dan lain sebagainya. Dengan mempelajari perilaku organisasi
maka kita mencoba untuk menjelaskan atau memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan seperti itu.
3. Pengendalian
Tujuan mempelajari perilaku organisasi yang terakhir yaitu untuk
pengendalian. Semakin banyak perilaku-perilaku individu atau kelompok dalam
organisasi yang dapat diprediksi dengan tepat dan dapat dijelaskan dengan baik,
sehingga nantinya pemimpin organisasi itu akan semakin mudah dalam melakukan
fungsi pengendalian atas karyawannya sehingga perilaku individu maupun
kelompok akan menjadi positif dan fokus pada pencapaian tujuan. Namun di sisi
lain, perilaku yang destruktif, yang kurang baik, bisa dihindari atau dicegah.

Ruang Lingkup Perilaku Keorganisasian

Perilaku Organisasi, sesungguhnya terbentuk dari perilaku-perilaku individu yang


terdapat dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu pengkajian masalah perilaku organisasi
jelas akan meliputi atau menyangkut pembahasan mengenai perilaku individu. Dengan
demikian dapat dilihat bahwa ruang lingkup kajian ilmu perilaku organisasi hanya terbatas
pada dimensi internal dari suatu organisasi.
Dalam kaitan ini, aspek-aspek yang menjadi unsur-unsur, komponen atau sub sistem
dari ilmu perilaku organisasi antara lain adalah motivasi, kepemimpinan, stres dan atau
konflik, pembinaan karir, masalah sistem imbalan, hubungan komunikasi, pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan, produktivitas dan atau kinerja (performance), kepuasan,
pembinaan dan pengembangan organisasi (organizational development), dan sebagainya.

Sementara itu aspek-aspek yang merupakan dimensi eksternal organisasi seperti


faktor ekonomi, politik, sosial, perkembangan teknologi, kependudukan dan sebagainya,
menjadi kajian dari ilmu manajemen strategik (strategic management). Jadi, meskipun faktor
eksternal ini juga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan organisasi
dalam mewujudkan visi dan misinya, namun tidak akan dibahas dalam konteks ilmu perilaku
organisasi.

Meskipun unsur-unsur, komponen atau sub sistem yang akan dibahas bisa jadi telah
banyak dipelajari pada disiplin ilmu yang lain, namun Mata Kuliah Perilaku Organisasi akan
mencoba menjawab, mengapa berbagai unsur atau komponen tadi dapat membentuk karakter,
sikap, atau perilaku individu dalam kapasitasnya sebagai anggota suatu organisasi. Oleh
karena itu, bobot atau muatan materinya akan diusahakan agar memiliki sisi empiris yang
cukup memadai. Untuk kepentingan ini, maka pada setiap session pembahasan akan
diupayakan untuk dilengkapi dengan kasus-kasus yang relevan sebagai instrumen untuk lebih
memudahkan dalam memahami masalah perilaku organisasi.

2.2 Definisi Perilaku Keorganisasian

Organisasi menurut Stephen P. Robbins adalah unit sosial yang dengan sengaja diatur
terdiri atas dua orang atau lebih, yang berfungsi secara relatif terus menerus untuk mencapai
sasaran atau serangkaian sasaran bersama. Perilaku adalah sikap dan tindakan.

Perilaku organisasi menurut Stephen P. Robbins adalah bidang studi yang


mempelajari dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi
dengan tujuan mengaplikasikan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki efektivitas
organisasi.

Robbins menjelaskan bahwa perilaku organisasi adalah studi yang mengambil


pandangan mikro – memberi tekanan pada individu – individu dan kelompok – kelompok
kecil. Studi perilaku organisasi kemudian menghampiri persoalan individu – individu dan
kelompok seperti yang dijelaskan Robbins diatas dengan berbagai disiplin ilmu antara lain
psikologi, sosiologi, antropolgi dan ilmu politik. Multidisiplin ilmu yang dipakai dalam studi
perilaku organisasi intinya dimanfaatkan agar menolong kita lebih paham tentang hakekat
sistem dan nilai – nilai kemanusiaan atau masalah manusia.

2.3 Disiplin yang Berkontribusi dalam Bidang Perilaku Keorganisasian

Psikologi

Psikologi merupakan ilmu yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk mengukur,


menjelaskan dan kadang-kadang mengubah prilaku manusia. Sumbangan psikologi yang
nyata didasarkan prilaku organisasional berkaitan dengan proses belajar keperibadian,
konseling. Secara sfesifik, sumbangan psikologi terhadap prilaku organisasional berkenaan
dengan masalah-masalah kebosanan, kelelahan, kondisi kerja, persepsi, kepribadian, latihan,
emosi, efektifitas pengambilan keputusan, kepemimpinan, motivasi, pengambilan keputusan
dan pengurangan sikap.

Sumbangan penting dari ilmu psikologi terhadap perilaku organisasi adalah kajian
tentang stres kerja. Istilah itu membedakannya dengan jenis residu lainnya yang bersumber
dari lingkungan keluarga dan lingkungan sosial. Kontribusi itu terutama dalam menjelaskan
konsep stress kerja yang didasarkan pada tiga pendekatan dalam mengkaji stress yaitu
pendekan fisiologi, pendekatan stimulus, pendekatan psikologi.

Sosiologi

Menurut J.Fitcher (1957) sosiologi adalah sebagai studi keilmuan mengenai interaksi
manusia maka dengan demikian, sosiologi lebih mentitik beratkan kepada kelompok.
Sumbangan terpenting ilmu sosiologi terhadap perilaku organisasi adalah kajian tentang
dinamika kelompok, tim kerja, komunikasi, kekuasaan, konflik dan perilaku antar kelompok.

Sementara psikologi pada individu, sosiologi (sociology) mempelajari manusia dalam


kaitannya dengan lingkungan sosial dan kultur mereka. Pada sosiolog telah memberikan
konstribusi untuk PO melalui studi mereka mengenai perilaku kelompok dalam organisasi,
terutama organisasi formal dan kompleks. Barangkali yang terpenting, sosiologi telah
memberikan konstribusi untuk penelitian tentang kultur organisasi, struktur dan teori
organisasi formal, teknologi organisasi, komunikasi, kekuatan, dan konflik.

Psikologis Sosial
Psikologis sosial adalah suatu bidang dalam psikologi yang memadukan antara
konsep-konsep baik dari psikologi maupun dari sosiologi. Psikologi sosial memfokuskan
kajiannya pada pengaruh seseorang terhadap yang lain.

Menurut Stpehen P Robbins, psikologi sosial memberikan semangat signifikan dalam


bidang-bidang pengukuran, pemahaman dan perubahan ssikap, pola komunikasi,
pembangunan kepercayaan, cara kegiatan kelompok memuaskan kebutuhan individu, serta
proses-proses pengambilan keputusan kelompok.

Kajian psikologi sosial, misalnya dalam kajian perilaku organisasi dalam pendidikan,
pengambilan keputusan kelompok merupakan salah satu yang terpenting. Hal ini disebabkan
karena organisasi pendidikan dicirikan oleh kesejawatan yang tinggi yang karenanya relevan
menggunakan proses pengambilan keputusan kelompok salah satu bentuk pengambilan
keputusan kelompk adalah dengan melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan.
Partisipasi bertujuan untuk melibatkan mental dan emosional individu dalm situasi kelompok
yang mendorong individu berkontribusi kepada tujuan-tujuan kelompok dan berbagai
tanggung jawab dengan anggota lainnya.

Antropologi

Disiplin ilmu lain yang mempengaruhi perilaku organisasi adalah antropologi.


Antropologi adalah studi tentang masyarakat untuk mempelajari manusia dan kegiatan
mereka. Karya antropolog tentang budaya dan lingkungan telah membantu kita memahami
perbedaan nilai-nilai fundamental, sikap dan perilaku diantara orang-orang pada organisasi
dan Negara yang berbeda. Antropologi mempelajari masyarakat untuk mempengaruhi seluk
beluk manusia dan seluruh aktifitasnya.

Sumbangan terpenting antropologi terhadap perilaku organisasi adalah kajian tentang


nilai komparatif, sikap komparatif, analisis lintas budaya, budaya organisasi, dan lingkungan
organisasi. Budaya organisasi merupakan topic kajian terpenting terutama sejak 1980-an
yang cukup mendominasi dalam kajian perilaku organisasi

Ilmu Politik

Perilaku organisasi juga dikembangkan dari disiplin ilmu politik. Ilmu politik
mempelajari perilaku individu dan kelompok dalam lingkungan politik. Kajian terpenting
yang berkaitan dengan perilaku organisasi adalah konflik, politik, intera organisasi dan
kekuasaan, termasuk bagaimana orang memanipulasi kekuasaan untuk kepentingan individu.
Salah satu tipologi kekuasaan yang sering digunakan dalam organisasi adalah yang
dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard (1982). Menurut mereka terdapat tujuh basis
kekuasaan yaitu kekuasaan paksaan, kekuasaan koneksi, kekuasaan penghargaan, kekuasaan
legitimasi, kekuasaan personal (leferent), kekuasaan informasi dan kekuasaan keahlian.

Kekuasaan penghargaan didasarkan atas kemampuan pemimpin memberikan ganjaran


bagi anggota yang menyelesaikan pekerjaan yang diperintahkan kekuasaan legitimasi
didasarkan atas kedudukan resmi pemimpin. Kekuasaan personal didasarkan atas sifat-sifat
kepribadian yang dimiliki oleh pemimpin. Kekuasaan informasi didasarkan atas kepemilikan
akses informasi dari pemimpin yang dipandang bermanfaat bagi anggota. Kekuasaan
keahlian didasarkan atas kepemilikan pengetahuan keterampilan yang mempengaruhi orang
lain.

Menurut Harsey dan Blanchard penggunaan basis kekuasaan tersebut sangat


tergantung dengan tingkat kematangan anggota. Menurut keduanya tingkat kematangan
anggota dibedakan atas tiga tingkatan : rendah, sedang, dan tinggi. Anggota yang memiliki
tingkat kematangan rendah lebih tepat memperoleh kekuasaan paksaan. Anggota yang
memiliki tingkat kematangan sedang lebih cocok mendapatkan kekuasaan penghargaan dan
kekuasaan personal. Anggota yang memiliki kematangan tinggi lebih tepat menggunakan
kekuasaan keahlian.

2.4 Hal Mutlak dalam Perilaku Keorgansasian

Prinsip-prinsip universal yang sederhana menjelaskan perilaku organisasi adalah


hukum-hukum dalam ilmu pengetahuan alam-kimia, astronomi, fisika yang konsisten dan
bisa diterapkan dalam berbagai situasi. Hukum-hukum ini memungkinkan para ilmuwan
untuk menggeneralisasi tarikan gravitasi atau mengirimkan astronot ke luar angkasa untuk
memperbaiki satelit. Tetapi seperti yang telah disimpulkan secara tepat oleh seorang peneliti
perilaku terkenal, “Tuhan memberikan semua masalah mudah kepada fisikawan.” Manusia
adalah makhluk yang rumit karena tidak serupa, kemampuan manusia untuk membuat
generalisasi yang sederhana, akurat, dan luas sangat terbatas. Dua individu sering bertindak
dengan sangat berbeda dalam situasi yang sama, dan perilaku individu yang sama mengalami
perubahan dalam situasi yang berbeda-beda.
Tentu saja, itu tidak berarti bahwa kita tidak bisa memberikan penjelasan yang akurat
mengenai perilaku manusia atau membuat prediksi yang valid. Namun, ini berarti bahwa
konsep – konsep perilaku organisasi harus mencerminkan kondisi – kondisi yang situasional,
atau mempunyai banyak kemungkinan. Kita bisa mengatakan bahwa x menghasilkan y, tetapi
hanya dalam kondisi – kondisi yang ditentukan dalam z – variabel kontinjensi (contingecy
variable). Ilmu pengetahuan perilaku organisasi dikembangkan dengan cara mengambil
konsep – konsep umum dan menerapkannya dalam situasi, individu, atau kelompok tertentu.
Sebagai contoh, sarjana PO akan menghindari menyatakan bahwa setiap individu menyukai
kerja yang rumit dan menantang (konsep umum). Mengapa? Karena tidak semua individu
menginginkan sebuah pekerjaan yang menantang. Beberapa individu lebih menyukai
pekerjaan rutin daripada pekerjaan yang bervariasi atau pekerjaan yang sederhana daripada
pekerjaan yang rumit. Dengan perkataan lain, sebuah pekerjaan yang menarik bagi seseorang
belum tentu menarik bagi orang lain, jadi daya tarik sebuah pekerjaan bergantung pada
individu yang menjalankannya.

Teori-teori perilaku organisasi mencerminkan persoalan pokok yang ditanganinya.


Manusia adalah makhluk yang sangat kompleks dan rumit, dan demikian pula dengan teori-
teori yang dikembangkan untuk menjelaskan tindakan-tindakan mereka.

2.5 Tantangan dan Peluang dalam Perilaku Keorganisasian

Tantangan adalah kualitas yang memerlukan pemanfaatan sepenuhnya atas


kemampuan, tenaga dan semua sumber daya seseorang. Dalam lingkup organisasi, tantangan
adalah hal-hal atau permasalahan yang harus dihadapi, diatasi dan dikelola dengan baik
dengan menggunakan segala kemampuan, tenaga dan strategi agar dapat mencapai tujuan.

Sedangkan peluang menurut arti yang terdapat dalam kamus yang sama yaitu saat
yang tepat untuk dilakukan atau diraih agar tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai. Jadi
peluang dalam lingkup organisasi adalah hal hal atau kesempatan yang harus diraih agar
dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Tantangan dan peluang ini muncul karena ada perubahan dramatis seiring dengan
kemajuan zaman, perubahan-perubahan yang berlangsung pada organisasi organisasi menjadi
tantangan bagi para pelakunya. Tantangan tantangan tersebut adalah :

Globalisasi

Untuk mengatasi tantangan ini seseorang manajer perlu melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Memahami budaya di mana ia ditugaskan
b. Memahami bagaimana budaya itu membentuk mereka
c. Menyesuaikan gaya manajemen
d. Memodifikasi praktik mereka

Keanekaragaman Angkatan Kerja

Keanekaragaman ini meliputi :

a. Jenis kelamin (pria, wanita, waria, lesbian, dan sebagainya)


b. Ras (keturunan)
c. Etnis (suku)
d. Kelompok lain (penyandang cacat, manula)

Memperbaiki Kualitas dan Produktivitas

Kualitas dalah mutu seseorang atas suatu pekerjaan. Sementara produktifitas


dijelaskan sebagai “daya produksi” yaitu kemampuan produksi.

Untuk mengahadapi tantangan ini perlu melakukan :

Total Quality Manajement (TMQ)

Rekayasa ulang terhadap program-program yang menuntut untuk melibatkan


karyawan secara luas, karena TMQ adalah : “suatu filsafat manajemen yang didorong oleh
pencapaian kepuasan pelanggan secara konstan lewat perbaikan, berkesinambungan atas
semua proses organisasi”.

Lebih rinci lagi TMQ dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Fokus intensif pada pelanggan


b. Peduli akan perbaikan terus menerus
c. Perbaikan kualitas dari semua yang dilakukan oleh organisasi
d. Pengukuran yang akurat
e. Pemberian kuasa pada karyawan

Memperbaiki Keterampilan Menangani Orang


Keterampilan menangani orang menjadi bagian yang penting bagi keefektifan
manajerial yang sekaligus tantangan lain bagi para manajer.

Keterampilan menangani orang meliputi :

a. Bagaimana menjadi pendengar yang efektif


b. Bagaimana cara yang benar memberikan umpan balik kinerja
c. Bagaimana mendelegasikan otoritas
d. Bagaimana menciptakan tim-tim yang kreatif dan inovatif

Dari Manajemen Kontrol ke Pemberian Kuasa (empowerment)

Seorang manajer melakukan empowering ketika:

a. Memberi tanggung jawab kepada karyawan mengenai apa yang harus dikerjakan
b. Menyerahkan tanggung jawab akan pekerjaan mereka dan mengambil keputusan yang
benar, dengan kata lain :
 Pengambilan keputusan tidak bermutu pada manajer
 Karyawan berperan serta dalam keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan

Dari Kemantapan Ke Keluwesan

Studi perilaku organisasi memberikan wawasan penting dalam membantu para


manajer memahami secara lebih baik suatu dunia kerja dengan perubahan terus menerus,
bagaiman mengatasi keengganan untuk berubah dan bagaimana yang paling baik
menciptakan budaya organisasional yang berusaha kerja kerasnuntuk berubah, tentunya
berubah untuk sesuatu yang lebih baik.

Memperbaiki Perilaku Etis

Perilaku etis adalah perilaku yang benar menurut kaidah/norma yang berlaku.untuk
membantu karyawan memperbaiki perilaku etis, para manajer harus berusaha melakukan
berbagai upaya diantaranya :

a. Mengadakan seminar
b. Mengadakan lokakarya
c. Mengadakan program latihan
d. Menyediakan konsultan
e. Menciptakan meknisme perlindungan untuk karywan yang mengungkapkan praktik
praktik tidak etis
f. Menciptakan iklim yang sehat secara etis bagi para karyawannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :

a. Tantangan dan peluang akan selalu muncul bagi para pelaku organisasi
b. Tantangan harus dihadapai, diatasi, dikelola dengan baik
c. Peluang harus diraih agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan
d. Tantangan jika dikelola dengan tepat akan menjadi peluang yang baik
e. Dalam menghadapi tantangan dan meraih peluang diperlukan keterampilan khusus
bagi para manajer global yaitu :
 Keterampilan strategi global
 Keterampilan Mengelola beragam cultural
 Keterampilan Membangun kelompok
 Keterampilan organisasi
 Keterampilan berkomunikasi
 Keterampilan mentransfer pengetahuan
KESIMPULAN

Konsep perilaku organisasi menafsirkan hubungan orang-organisasi dalam


hubungannya dengan orang seutuhnya, kelompok seutuhnya, organisasi seutuhnya, dan
sistem sosial secara keseluruhan. Konsep ini menyandang pandangan total tentang orang-
orang dalam organisasi untuk memahami sebanyak mungkin faktor yang mempengaruhi
perilaku mereka. Semua isu dianalisis dalam kaitannya dengan keseluruhan situasi yang
memperngaruhinya, bukan dalam hubungannya dengan peristiwa atau masalah secara
terpisah. Tujuan memahami perilaku organisasi yaitu untuk prediksi, eksplanasi dan
pengendalian.

Perilaku organisasi adalah bidang studi yang mempelajari dampak perorangan,


kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan tujuan mengaplikasikan
pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki efektivitas organisasi.

Disiplin yang berkontribusi dalam bidang perilaku keorganisasian yaitu psikologi,


sosiologi, psikologis sosial, antropologi dan ilmu politik.

Tantangan dan peluang ini muncul karena ada perubahan dramatis seiring dengan
kemajuan zaman, perubahan-perubahan yang berlangsung pada organisasi organisasi menjadi
tantangan bagi para pelakunya yaitu globalisasi, keanekaragaman angkatan kerja,
memperbaiki kualitas dan produktivitas, memperbaiki keterampilan menangani orang, dari
manajemen kontrol ke pemberian kuasa (empowerment), dari kemantapan ke keluwesan,
memperbaiki perilaku etis.
DAFTAR PUSTAKA

Thoha, Miftah. (1983). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta : PT.
Rajawali

Robbins,Stephen P. (1996). Teori organisasi; Struktur. Design & Aplikasi. Jakarta : ARCAN

Stephen P. Robbins. Timothy A. Judge. Perilaku Organisasi, Organizational Behavior. (Hal.


16 – 17)

https://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/10/disiplin-ilmu-yang-mendukung-perilaku.html

https://perilakuorganisasibab4.wordpress.com/2015/05/18/disiplin-ilmu-penyumbang-
terhadap-ilmu-perilaku-organisasi/

http://yhunie-manyun.blogspot.com/2014/06/prilaku-organisasi.html

Anda mungkin juga menyukai