PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Ledakan
penduduk ini terjadi karena laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Kondisi ini jelas
menimbulkan dua sisi yang berbeda. Disatu sisi kondisi tersebut bisa menjadi salah satu
kekuatan yang besar untuk Indonesia. Tetapi di satu sisi kondisi tersebut menyebabkan beban
negara menjadi semakin besar. Selain menjadi beban negara juga menimbulkan permasalahan
lain. Banyaknya jumlah penduduk yang tidak disertai dengan ketersediaan lapangan pekerjaan
yang mampu menampung seluruh angkatan kerja bisa menimbulkan pengangguran, kriminalitas,
yang bersinggungan pula dengan rusaknya moralitas masyarakat.
1
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2
Nasional sebagai semi Pemerintah, kemudian pada tahun 1970 lembaga ini diganti
menjadi BKKBN atau Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang merupakan
badan resmi pemerintah dan departemen dan bertanggung jawab penuh terhadap
pelaksanaan program Keluarga Berencana di Indonesia.
3
1) Menjarangkan anak untuk memungkinkan penyususan daan penjagaan kesehatan
ibu dan anak
2) Pengaturan masa hamil agar terjadi pada waktu yag aman
3) Mengatur jumlah anak, bukan saja untuk keperluan keluarga malainkan juga
untuk kemampuan fisik, financial, pendidikan dan pemeliharaan anak
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak
langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah
Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan
cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya
adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui
pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang
berkualitas, keluarga sejahtera. Ada beberapa sasaran keluarga berencana. Sasaran
program keluarga berencana (KB) nasional lima tahun kedepan seperti tercantum dalam
RPP JM 2004-2009 adalah sebagai berikut:
4
2) Menurunkan angka kelahiran total FertililtyRate (TFR) menjadi 2,2 perperempuan.
3) Meningkatnya peserta KB Pria menjadi 4,5 %.
4) Meningkatnya pengguna metode Kontrasepsi yang efektif dan efisisen
5) Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
6) Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluaga sejahtera 1 yang aktif
dalam usaha ekonomi produktif.
7) Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggraan pelayanan KB
dan kesehatan reproduksi
5
Cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi yaitu ibu mencari informasi terlebih
dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar.
Untuk itu dalam memutuskan suatu cara konstrasepsi sebaiknya mempertimbangkan
penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien.
Media adalah salah satu cara untuk menyampaikan informasi. Salah satu contoh
media adalah flip chart yang sering disebut sebagai bagan balik yang merupakan
kumpulan ringkasan, skema, gambar, tabel yang dibuka secara berurutan berdasarkan
topik materi pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran kelompok kecil yaitu 30 orang
(Nursalam, 2008 ). Selain itu bagan ini mampu memberikan ringkasan butir-butir penting
dari suatu presentasi untuk menyampaikan pesan atau kesan tertentu akan tetapi mampu
untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku seseorang (Syafrudin, 2008).
6
dan penyelenggaraan keluarga berencana. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 43, BKKBN menyelenggarakan fungsi:
Dalam media massa kompas.com disebutkan bahwa: Dalam lima tahun terakhir,
jumlah peserta keluarga berencana hanya bertambah 0,5 persen, dari 57,4 persen
pasangan usia subur yang ada pada 2007 menjadi 57,9 persen pada tahun 2012.
Sementara itu jumlah rata-rata anak tiap pasangan usia subur sejak 2002-2012 stagnan di
angka 2,6 per pasangan. Rendahnya jumlah peserta KB dan tingginya jumlah anak yang
dimiliki membuat jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2030 diperkirakan mencapai
7
312,4 juta jiwa. Padahal jumlah penduduk saat itu sebenarnya bisa ditekan menjadi 288,7
juta jiwa. Tingginya jumlah penduduk ini mengancam pemanfaatan jendela peluang yang
bisa dialami Indonesia pada tahun 2030. Jendela peluang adalah kondisi negara dengan
tanggungan penduduk tidak produktif, oleh penduduk produktif paling sedikit. Kondisi
ini hanya terjadi sekali dalam sejarah tiap bangsa. Agar jendela peluang termanfaatkan,
angka ketergantungan penduduk maksimal adalah 44 persen. Artinya, ada 44 penduduk
tidak produktif, baik anak-anak maupun orangtua, yang ditanggung 100 penduduk usia
produktif berumur 15 tahun hingga 60 tahun.
8
Angka kenaikan yang cukup stagnan ini tentunya menjadi sebuah pertanyaan
besar, sebenarnya apa yang menjadi permasalahan sehingga partisipasi masyarakat untuk
ikut KB sangat minim. Kita sudah tahu permasalahan yang akan muncul ketika laju
pertumbuhan penduduk tidak dapat dibendung, mulai dari masalah kemiskinan, SDM
rendah dan lain sebagainya. Kalau kita lihat proses sosialisasi KB sendiri masih menemui
banyak kendala, mulai dari masyarakat yang tidak atau kurang peduli dengan program
tersebut sampai pada pelaksanaan program KB tersebut. Saat ini peran Petugas Lapangan
Keluarga Berencana (PLKB) masih minim dalam menjalankan tugasnya. Hal ini juga ada
kaitannya dengan jumlah petugas yang hanya sedikit, sampai-sampai satu orang harus
menghandle 3-4 desa dengan jumlah penduduk yang mencapai ratusan bahkan ribuan.
Seharusnya ada peran dari masyarakat, missal Ibu-ibu PKK dalam mendukung
terwujudnya program ini. Ada pula indikasi bahwa metode KB yang diterapkan saat ini
kurang tepat, sehingga tidak berjalan maksimal.
9
berbagai elemen dalam mendukung pelaksanaan program Keluarga Berencana.
Sedangkan peran yang perlu kita lakukan dalam mendukung peningkatan partisipasi
masyarakat dalam program KB diantaranya ; Peran kita dalam mensosialisasikan
program KB mulai dari keluarga sendiri, sampai tetangga kita. Memaksimalkan
organisasi masyarakat seperti Karang Taruna dan PKK untuk mendukung sosialisasi KB
di masyarakat dan terakhir kita perlu membangun jaringan kuat yang mampu berinergi
mendukung program KB agar terlaksana dengan efektif dan efisien.
KB merupakan salah satu sarana bagi setiap keluarga baru untuk merencanakan
pembentukan keluarga ideal, keluarga kecil bahagia dan sejahtera lahir dan bathin. Melalui
program KB diharapkan lahir manusia Indonesia yang berkualitas prima, yaitu manusia
Indonesia yang memiliki kualitas diri antara lain beriman, cerdas, trampil, kreatif, mandiri,
menguasai iptek, memiliki daya juang, bekerja keras, serta berorientasi ke depan. Karena itu
KB seharusnya bukan hanya menjadi program pemerintah tetapi program dari setiap keluarga
masyarakat Indonesia. Masyarakat memiliki kebebasan untuk memilih metode kontrasepsi
yang diinginkan. Dari hasil wawancara terhadap 40 ibu-ibu di desa X, 10 orang di antara
mereka memilih untuk menggunakan metode kontrasepsi sederhana tanpa alat dan 30 orang
lainnya memilih untuk tidak menggunakan metode kontrasepsi ini. Responden memiliki
alasan yang beragam mengenai keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan
metode kontrasepsi sederhana tanpa alat.
10
Mereka juga beranggapan, dengan tidak menggunakan alat dapat terhindar dari
efek merugikan bahan kimia yang terkandung di dalam alat kontrasepsi. Hal ini
juga dapat menghindarkan diri dari kemungkinan alergi yang ditimbulkan oleh
karena pemakaian alat kontrasepsi. Selain itu, alat kontrasepsi menurut mereka
dapat menyebabkan sakit dalam pamakaiannya, seperti penggunaan KB suntik 3
bulan dimana akseptor akan mengalami sakit akibat tusukan jarum setiap 3
bulannya. Siklus menstruasi dapat menjadi tidak teratur serta berat badan akan
naik pada umumnya, sehingga akan mengurangi daya tarik bagi suami mereka
karena kenaikan berat badan yang bertahap. Oleh sebab itu, mereka lebih memilih
untuk menggunakan metode kontrasepsi sederhana tanpa alat.
11
sehingga dapat terhindar dari kehamilan yang tidak diinginkan. Selain itu bagi
mereka yang mempunyai siklus haid yang tidak teratur akan sulit untuk
menentukan sendiri kapan atau tidak berada pada masa subur. Keefektivan
tergantung dari kemauan, pemahaman dan disiplin pasangan maupun akseptor
sendiri. Oleh karena itu, mereka lebih memilih menggunakan KB dengan alat yang
lebih efektif dan efisien.
Dengan pemakaian yang berkala sehingga mereka tidak perlu ribet lagi
untuk memikirkan cara berhubungan seksual setiap harinya untuk mencegah
kehamilan atau mengatur jarak kehamilannya.Dan ada juga kerugiannya karena
metode kontrasepsi sederhana tanpa alat memerlukan waktu pantang berkala yang
relative lama, sehingga dapat mengurangi keharmonisan rumah tangga. Suami yang
tidak dapat menahan keinginannya untuk melakukan hubungan suami istri, dapat
melampiaskan keinginannya tersebut di luar rumah. Bagi pasangan yang salah
satunya terinfeksi penyakit menular seksual (PMS), metode kontrasepsi sederhana
tanpa alat ini dihindari. Pasalnya, metode ini tidak melindungi pihak yang tidak
terinfeksi, seperti pada penggunaan kondom.
12
Semua komponen, termasuk pemerintah, swasta, lembaga dan organisasi
masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan wartawan memberikan
dukungan dalam bentuk berbeda-beda. Wartawan mendukung program KB
melalui penyebaran informasi kepada masyarakat melalui media massa sementara
tokoh agama dan adat menyampaikan informasi program KB kepada masyarakat
melalui pengajian, pertemuan adat, dan lain-lain. Program KB telah berkontribusi
terhadap penurunan angka fertilitas di Indonesia dari 5,6 anak per wanita pada
1970-an menjadi 2,3 anak per wanita pada 2000-an (SDKI 2002-2003, 2007).
Selama 30 tahun, program KB telah berhasil menghindari sebanyak 100 juta
kelahiran.
13
3. Ketiga menyadari bahwa pemerintah, dalam hal ini tempat-tempat
pelayanan pemerintah tidak mungkin bisa memberikan pelayanan secara
optimal akan pemenuhan pelayanan KB. Di sisi lain, ada potensi lain yang
perlu digali, maka sekali lagi dilakukan gotong royong atau bermitra dengan
pihak swasta.
4. Keempat, sejak pertengahan 1990-an, pola penggarapan KB tidak hanya
terfokus pada kuantitas, tetapi juga sudah diarahkan ke kualitas layanan.
14
serta kapan dan berapa anak yang akan mereka miliki. Selain itu, pertemuan ini
juga mendukung pelaksanaan dan dibangun dengan memanfaatkan momentum
yang diciptakan oleh Strategi Global untuk Kesehatan Perempuan dan Anak
(Global Strategy for Womens and Childrens Health) Setiap Perempuan, Setiap
Anak (Every Woman, Every Child) Sekretaris Jenderal PBB dan kemitraan
pemerintah-swasta dan masyarakat madani yang inovatif melalui Koalisi Pasokan
Kesehatan Reproduksi (Reproductive Health Supplies Coalition) dan kampanye
Bergandeng Tangan (Hand to Hand) mereka, yang diluncurkan di Majelis Umum
PBB pada September 2010. Pertemuan ini diikuti oleh berbagai negara, negara
dan organisasi donor, LSM, dan organisasi pendukung. Ada 4 kepala negara dan
28 menteri yang hadir termasuk dari Indonesia.
15
dijalankan pemerintah untuk mengurangi populasi penduduk, karena diasumsikan
pertumbuhan populasi penduduk tidak seimbang dengan ketersediaan barang dan
jasa. Pelaksanaan program tersebut salah satunya adalah dengan cara
menganjurkan. setiap keluarga agar mengatur dan merencanakan kelahiran anak,
dengan menggunakan alat kontrasepsi modern. Sebab, dengan mengatur kelahiran
anak, keluarga biasanya akan lebih mudah menyeimbangkan antara keadaan dan
kebutuhan, pendapatan dan pengeluaran. Dan pada akhirnya dapat lebih mudah
membentuk sebuah keluarga bahagia dan sejahtera. Bila pertumbuhan penduduk
dapat ditekan, maka masalah yang dihadapi tidak seberat menghadapi
pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
16
Berencana juga mengalami perubahan tanggal 17 Oktober 1968 didirikanlah LKBN yaitu
Lembaga Keluarga Berencana Nasional sebagai semi Pemerintah, kemudian pada tahun 1970
lembaga ini diganti menjadi BKKBN atau Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah
anak dan jarak kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi.tujuan dari keluarga berencana
adalah ingin menunda kelahiran, menjarangkan kelahiran dan mengakhiri kelahiran.peningkatan
kesejahteraan keluarga. Sasaran keluargaa berencana ini ada 2 yaitu sasarang langsung (wanita
usia subur) dan sasaran tidan langsusng (pengguna KB).
Peran serta pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat sangat di fokuskan pada visi
program keluarga berencana nasional untukmewujudkan keluarga yang berkualitas . Karena
keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah
anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis . selain itu juga mencegah
tingginya AKI dan AKB sehingga menjadikan Negara Indonesia lebih baik kedepannya.
3.2 Saran
Sebagai saran dari penulis semoga setelah membaca makalah ini kita semua dapat
mengerti tentang sejarah singkat, tujuan, dan sasaran Kelurga berencana..Dianjur kepada seluruh
mahasiswa agar dapat mempelajari dan memahami tentang materi ini serta bagi pegaiwai
kesehatan, pemerinta serta masyarakat mengerti dan memahami peran Keluarga Berencana ini
baik untuk keluarga sejahterah dan juga kebaikan untuk negara Indonesia.
17
DAFTAR PUSTAKA
18