UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU
I. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui apa saja jenis-jenis endapan bijih
2. Mengetahui genesa, asosiasi mineral dan mineral apa saja yang
terkandung dalam endapan bijih
Dari reaksi di atas dapat dilihat bahwa pada proses ini akan
terbentuk kasiterit sebagai padatan dan asam chloride atau asam
fluoride sebagai gas.
2.) Endapan Timah Sekunder
Endapan timah sekunder termasuk salah satu jenis endapan placer
yang mempunyai nilai ekonomis. Endapan timah sekunder terbentuk
oleh proses pelapukan, erosi, transportasi Berdasarkan tempat atau
lokasi pengendapannya, endapan bijih timah sekunder dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Endapan Elluvial
Endapan elluvial adalah endapan bijih timah yang terjadi
akibat pelapukan secara intensif. Proses ini diikuti dengan
disintegrasi batuan samping dan perpindahan mineral kasiterit
(Sn02) secara vertikal sehingga terjadi konsentrasi residual. Ciri-
ciri endapan elluvial adalah sebagai berikut :
- Terdapat dekat sekali dengan sumbernya
- Tersebar pada batuan sedimen atau batuan granit yang telah
lapuk
- Ukuran butir agak besar dan angular
b. Endapan Kollovial
Endapan bijih timah yang terjadi akibat peluncuran hasil
pelapukan endapan bijih timah primer pada suatu lereng dan
terhenti pada suatu gradien yang agak mendatar diikuiti dengan
pemilahan. Ciri-cirinya :
- Butiran agak besar dengan sudut runcing
- Biasanya terletak pada lereng suatu lembah
c. Endapan Alluvial
Endapan bijih yang terjadi akibat proses transportasi sungai,
dimana mineral berat dengan ukuran butiran yang lebih besar
diendapkan dekat dengan sumbernya. Sedangkan mineral-mineral
yang berukuran lebih kecil diendapkan jauh dari sumbernya. Ciri-
cirinya :
- Terdapat di daerah lembah
- Mempunyai bentuk butiran yang membundar
d. Endapan Miencan
Endapan bijih timah yang terjadi akibat pengendapan yang
selektif secara berulang-ulang pada lapisan tertentu. Ciri-cirinya :
- Endapan berbentuk lensa-lensa
- Bentuk butiran halus dan bundar
e. Endapan Disseminated
Endapan bijih timah yang terjadi akibat transportasi oleh air
hujan. Jarak transportasi sangat jauh sehingga menyebabkan
penyebaran yang luas tetapi tidak teratur. Ciri-cirinya :
- Tersebar luas, tetapi bentuk dan ukurannya tidak teratur
- Ukuran butir halus karena jarak transportasi jauh
- Terdapat pada lapisan pasir atau lempung
1. No. Sampel : 01
2. Warna : Kuning terang, coklat
3. Pecahan : Konkoidal
4. Belahan : Tidak Jelas
5. Cerat : Hitam Kehijauan
6. Kilap : Logam Metalik
7. Kekerasan : 3,5 - 4 Skala Mohs
8. Tenacity : Brittle
9. Berat Jenis : 3,9 – 4,1 g/cm3
10. Transparansi : Opaque
11. Komposisi Kimia : CuFeS2
12. Sistem Kristal : Tetragonal
13. Golongan Mineral: Mineral Sulfida
14. Sifat Khas : Mineral biji tembaga yang terdapat cebakan tembaga
porfiri dan urat-urat
15. Nama Mineral : Kalkopirit
16. Keterangan : Mineral ini terbentuk di bawah kondisi Epitermal
keduanya dalam urat bentuk Kristal Baryte, dolomite,
pyrhotite, kuarsa, malachite. Digunakan sebagai bahan
campuran tembaga. Mineral ini terbanyak bersama
tembaga dan lebih sedikit bersama sulfida. Sebagai
mineral bijih primer berkarakteristik hipotermal dan urat-
urat mesotermal bertemperatur lebih tinggi. Juga
terbentuk dibawah kondisi epitermal keduanya dalam urat
dan bentuk kristal. Dapat larut pada senyawa asam dan
jika dibakar apinya berwarna hijau dan mengeluarkan
racun. Potensi tembaga terbesar yang dimiliki Indonesia
terdapat di Papua. Potensi lainnya menyebar di Jawa
Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.
17. Referensi : https://www.scribd.com/doc/302914104/Borang-
Katalog-Mineral-Kalkopirit
1. No. Sampel : 02
2. Warna : Coklat Kemerahan, Merah Muda
3. Pecahan : Konkoidal
4. Belahan : Tidak Ada
5. Cerat : Hitam Logam
6. Kilap : Logam
7. Kekerasan : 1,5 – 3 Skala Mohs
8. Tenacity : Ductile
9. Berat Jenis : 8,9 gr/cm3
10. Transparansi : Opaque
11. Komposisi Kimia : Cu
12. Sistem Kristal : Isometric
13. Golongan Mineral: Mineral Native
14. Nama Mineral : Tembaga
15. Keterangan : Mineral ini terbentuk di dalam zona oksidasi dari endapan
bijih sulfida. Batuan sedimen yang berdekatan dengan
ekstrusif basa, dan di dalam rongga- rongga batuan basal.
Digunakan sebagai bijih tembaga utama, sebagai contoh
mineral, dan untuk hiasan (ornamental stone). Digunakan
untuk membuat kawat, komponen listrik, uang logam
(koin), membuat pipa. Mudah ditempa (liat) dan bersifat
mulur sehingga mudah dibentuk dan Konduktor panas
dan listrik yang baik, kedua setelah perak. Potensi
tembaga terbesar yang dimiliki Indonesia terdapat di
Papua. Potensi lainnya menyebar di Jawa Barat, Sulawesi
Utara, dan Sulawesi Selatan.
16. Referensi : https://www.scribd.com/doc/119586156/Karakteristik-
Tembaga
1. No. Sampel : 03
2. Warna : Kuning sampai Emas
3. Pecahan : Hackly
4. Belahan : Tidak Baik
5. Cerat : Kuning
6. Kilap : Logam
7. Kekerasan : 2,5 – 3 Skala Mohs
8. Tenacity : Brittle
9. Berat Jenis : 9 gr/cm3
10. Transparansi : Opaque
11. Komposisi Kimia : Au
12. Sistem Kristal : Isometric
13. Golongan Mineral: Mineral Native
14. Nama Mineral : Emas
15. Keterangan : Mineral ini terbentuk dari proses magmatisme atau
pengkonsentrasian di permukaan dan kebanyakan
terdapat di dalam urat-urat hydrothermal/ berasosiasi
dengan mineral sulfide dan di dalam endapan-endapan
bijih. Digunakan sebagai bahan perhiasan, bahan
penghargaan, bahan pembuat mata uang,dll. Cebakan
emas aluvial ini di Indonesia banyak di jumpai di
Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Papua. Emas
aluvial dengan sumber daya yang lebih kecil juga
dijumpai juga di P. Jawa, yaitu di Banyumas, Jawa
Tengah.
16. Referensi : https://www.scribd.com/doc/119586156/Karakteristik-
Tembaga
1. No. Sampel : 04
2. Warna : Bening, putih sampai putih kebiruan, abu-abu
3. Pecahan : Konkoidal
4. Belahan : Sempurna
5. Cerat : Putih
6. Kilap : Kristal
7. Kekerasan : 10 Skala Mohs
8. Tenacity : Ductile
9. Berat Jenis : 3,5 gr/cm3
10. Transparansi : Tranparan
11. Komposisi Kimia : C
12. Sistem Kristal : Isometric
13. Golongan Mineral: Mineral Semi Logam
14. Nama Mineral : Intan
15. Keterangan : Kebanyakan intan yang kita temukan sekarang
merupakan hasil pembentukan proses jutaan-milyar tahun
yang lalu, erupsi magma yang sangat kuat membawa
intan-intan tersebut ke permukaan, membentuk
pipa kimberlite, penamaan kimberlite berasal dari
penemuan pertama pipa tempat intan berada tersebut di
daerah Kimberley, Afrika Selatan. Digunakan sebagai alat
untuk memotong, ,mengasah dan sebagai mata bor,
perhiasan, dll.
16. Referensi : https://www.geologinesia.com/2016/02/intan-
merupakan-mineral-bukan-batu-permata-berlian.html
1. No. Sampel : 05
2. Warna : Abu-abu
3. Pecahan : Hackly
4. Belahan : Sempurna
5. Cerat : Abu-abu
6. Kilap : Logam
7. Kekerasan : 2,5 Skala Mohs
8. Tenacity : Brittle
9. Berat Jenis : 7,58 gr/cm3
10. Transparansi : Opaque
11. Komposisi Kimia : C
12. Sistem Kristal : Isometric
13. Golongan Mineral: Mineral Sulfida
14. Nama Mineral : Galena
15. Keterangan : Terdapat dalam urat – urat hydrothermal berasosiasi
dengan spalerit, kalkopirit, pirit, lain-lain sulfida, kuarsa,
kalsit, dolomit, barit, dan flourit.keterdapatan mineral
galena ini biasa berada pada vein – vein kuarsa atau biasa
juga didapatkan pada batuan – batuan yang teralterasi
sangat kuat baik itu pada batuan vulkanik seperi Tufa,
basalt dll atau pada batuan – batuan terobosan lainnya.
Digunakan sebagai sumber logam timbal atau timah
hitam, hidangan makanan hias.
16. Referensi : https://www.geologinesia.com/2016/06/mengenal-
galena-dan-kegunaannya.html
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/35972354/Endapan-Mineral-Bijih-Klasifikasi-
Genesa-Model-Endapan-Serta
https://www.scribd.com/doc/221058016/Endapan-Mineral-Bijih
Asep Sofyan, 2008, Inventarisasi Cebakan Bijih Besi Primer Di Kab. Tanah
Bumbu dan Tanah Laut, Propinsi Kalimantan Selatan, Kelompok Kerja
Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.
Nurhakim, M. Untung Dwiatmoko, Romla NH, Adip M. 2011. IDENTIFIKASI
POTENSI ENDAPAN BIJIH BESI LATERIT DI BAGIAN TENGAH
PULAU SEBUKU, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN. INFO TEKNIK,
Volume 12 No. 2.