A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan analisis likuiditas dan risiko likuiditas?
2. Bagaimana hubungan likuiditas dan solvabilitas?
1
Analisis Likuiditas dan Solvabilitas
A. Analisis Likuiditas
Rasio Likuiditas
Aktiva Lancar
a. Rasio lancar =
Utang L ancar
2
kas+ surat berharga+ piutang= A .lancar−(persediaan+ prepaid expense)
Utang Lancar
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid
mampu menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik.
Rasio ini disebut juga Acid Test Ratio.
Kas
c. Ratio Kas atas Aktiva Lancar =
Aktiva Lancar
Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total
aktiva lancar.
Kas
d. Rasio Kas atas Utang Lancar =
Utang Lancar
Rasio ini menunjukkan porsi kas yang dapat menutupi utang lancar
Aktiva Lancar
e. Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva =
¿ tal Aktiva
Rasio ini menunjukkan porsi aktiva lancar atas total asset.
Aktiva Lancar
f. Aktiva Lancar dan Total Utang =
Total Utang J . Panjang
Rasio ini menunjukkan porsi aktiva lancar atas total kewajiban
perusahaan.2
B. Risiko Likuiditas
C. Analisis Solvabilitas
2 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2010).
Hal. 301-303
3
Rasio Solvabilitas
Total Utang
a. Rasio Utang atas Modal =
Modal (Equity)
Rasio ini menggambarkan sejauh mana laba setelah dikurangi bunga dan
penyusutan serta biaya non kas dapat menutupi kewajiban bunga dan pinjaman.
Semakin besar rasio ini semakin besar kemampuan perusahaan menutupi utang-
utangnya. Perusahaan yang sehat mestinya laba yang diperoleh jauh melebihi
kewajiban pembayaran atau pelunasan utang.
Total Utang
c. Rasio Utang atas Aktiva =
Total Aktiva
Rasio ini menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva lebih
besar rasionya lebih aman. Bisa juga dibaca berapa porsi utang dibanding dengan
aktiva. Supaya aman porsi utang terhadap aktiva herus lebih kecil.4
4 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2010).
Hal. 303-304
4
Likuiditas dan solvensi mempengaruhi fleksibilitas keuangan ( financial
flexibility ) entitas, yang mengukur “kemampuan perusahaan mengambil tindakan
yang efektif untuk mengubah jumlah dan penetapan waktu arus kas sehingga bisa
bereaksi terhadap kebutuhan dan peluang yang tak terduga”. Sebagai contoh,
sebuah perusahaan yang memiliki banyak utang tidak fleksibel secara keuangan
mungkin memiliki sumber kas yang terbatas atau tidak sama sekali untuk
membiayai ekspansi atau melunasi utang yang telah jatuh tempo. Sebuah
perusahaan yang mempunyai tingkat fleksibilitas keuangan yang tinggi akan lebih
mampu melalui periode yang buruk, memulihkan diri dari krisis, dan
memanfaatkan peluang investasi yang tak terduga dan menguntungkan. Secara
umum, semakin tinggi fleksibilitas keuangan, semakin kecil resiko kegagalan
perusahaan.5
5
KESIMPULAN
6
DAFTAR PUSTAKA
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.
Rajawali Pers, 2010).