Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN”.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam
makalah ini terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap ada nya kritik dan
saran demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang. Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membaca nya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan.

Jakarta, Juli 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3


A Latar Belakang .................................................................................................. 3
B Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 5


A Latar Belakang Proses Keperawatan ................................................................ 5
B Tujuan Proses Keperawatan .............................................................................. 7
C Tahap-tahap Proses Keperawatan ..................................................................... 7
D Komponen Dari Proses Keperawatan ............................................................... 11

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 15


A Kesimpulan ...................................................................................................... 15
B Saran ................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 16

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebelum menyusun suatu asuhan keperawatan yang baik, kita harus memahami
langkah-langkah dari proses keperawatan. Proses keperawatan merupakan suatu
metode bagi perawat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada klien.
Beberapa pengertian proses keperawatan adalah sebagai berikut
Suatu metoda pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional
(Kozier, 2010) Metoda pemberian asuhan keperawatan yang terorganisir dan
sistematis, berfokus pada respon yang unik dari individu terhadap masalah
kesehatan yang actual dan potensial.
Suatu aktifitas yang dinamika dan berkelanjutan yang meliputi interaksi perawat
klien dan proses pemecahan masalah (Schultz, 2010). Proses keperawatan bukan
hanya sekedar pendekatan sistematik dan terorganisir melalui lima langkah dalam
mengenali masalah-masalah klien, namun merupakan suatu metode pemecahan
masalah baik secara episodic maupun secara linier. Kemudian dapat dirumuskan
diagnosa keparawatannya, dan cara pemecahan masalah. Adapun karakteristik dari
proses keperawatan antara lain:
1. Merupakan kerangka berpikir dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
klien, keluarga, dan komunitas.
2. Bersifat teratur dan sistematis.
3. Bersifat saling bergantung satu dengan yang lain.
4. Memberikan asuhan keperawatan secara individual.
5. Klien menjadi pusat dan menghargai kekuatan klien.
6. Dapat digunakan dalam keadaan apapun

3
B. Rumusan Masalah
Adapun pokok bahasan yang akan dibahas dalam makalah ini:
1. Apa definisi dari proses keperawatan?
2. Apa manfaat dari proses keperawatan?
3. Apa kerugian jika tidak melakukan proses keperawatan?
4. Apa tujuan dan fungsi proses keperawatan?
5. Apa saja tahapan-tahapan proses keperawatan?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi dari proses keperawatan.
2. Dapat mengetahui manfaat dari proses keperawatan.
3. Dapat mengetahui kerugian jika tidak melakukan proses keperawatan.
4. Dapat mengetahui tujuan dan fungsi proses keperawatan.
5. Dapat mengetahui tahapan-tahapan proses keperawatan.

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. LATAR BELAKANG PROSES KEPERAWATAN


Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan terorganisasi
dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan respon
untuk individu pada suatu kelompok atau perorangan terhadap gangguan kesehatan
yang dialami. Baik aktual maupun potensial proses keperawatan juga dapat
diartikan sebagai pendekatan yang digunakan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan sehingga kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi.
Seiring dengan perkembangan keperawatan, keilmuan dalam praktek
keperawatanpun turut berkembang berbagai penelitian berdasarkan fenomena yang
ada di dunia pelayanan keperawatan dilakukan. Asuhan keperawatan merupakan
tulang punggung pelayanan yang terintegrasi dalam pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Mutu pelayanan keperawatan ditentukan oleh perawat yang kompeten di
bidangnya.
Namun, kebijakan manajemen rumah sakit terhadap pengembangan pelayanan
keperawatan pada umumnya tidak menjadi prioritas. Sumber daya manusia
keperawatan yang kompoten sulit didapat dan ukuran kompetensinya pun tidak
jelas.
Kompetensi perawat berbeda-beda dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan
keperawatan yang beragam. Mulai dari Sekolah Perawat Kesehatan (SPK/SPR),
DIII, DIV, S1, S2, hingga S3 keperawatan. Adapun karakteristik perawat
profesional adalah kompeten, mandiri, bertanggung jawab, percaya diri,
komunikatif, profesional dan sumber daya manusia yang mahal.
Sebelum proses keperawatan ditemukan perawat hanya melaksanakan tugas dan
pekerjaan berdasarkan instruksi dokter hal tersebut seolah-oleh menunjukkan
bahwa keperawatan bukanlah suatu proses yang mandiri dan berdasarkan ilmu.
Pada hal kedua hal itulah yang merupakan ciri penting suatu profesi. Tugas-tugas

5
yang dibebankan kepada perawat dilakukan sebagai rutinitas, sehingga ada perawat
yang hanya mengerjakan satu prosedur yang sama selama bertahun-tahun. Prosedur
yang umum dilakukan perawat antara lain : memasang infus, memasang kateter,
perawatan luka, memberikan obat suntik, dan mengambil darah untuk pemeriksaan
diagnostik. Apabila tugas-tugas tersebut telah selesai, maka perawat tidak
melakukan pekerjaan lainnya lagi pada klien. Jadi dapat dipahami mengapa dulu
perawat dikenal dengan sebutan ”pembantu dokter”. Ironisnya, sebutan itu masih
melekat hingga saat ini.
Seiring perkembangan keperawatan, berbagai penemuan dalam dunia
keperawatan pun diperkenalkan, salah satunya adalah proses keperawatan. Pada
tahun 1955, seorang ahli keperawatan bernama Hall memperkenalkan istilah proses
keperawatan. Namun hal ini baru sekedar istilah dan belum dilaksanakan. Delapan
tahun kemudian Wiedenbach memperkenalkan tiga langkah dalam proses
keperawatan yaitu : observasi, bantuan pertolongan, dan validasi.
Perkembangan terhadap proses keperawatan berlanjut pada tahun 1967, dimana
Knowless menemukan istilah yang menjelaskan tentang discover (penemuan),
divide (membagi), decide (memutuskan), do (melakukan) dan discrimination
(membedakan).
Perkembangan proses keperawatan terus terjadi di tahun yang sama, fakultas
keperawatan sebuah universitas katolik di Amerika memperkenalkan 4 tahap proses
keperawatan, yaitu : pengkajian, perencanaan, interfensi dan evaluasi.
Pada tahun 1982 National Council of State Boards of Nursing menyempurnakan
tahapan dari proses keperawatan menjadi 5 tahap, yaitu : pengkajian, diagnosis,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Pada tahap pengkajian kegiatan yang
dilakukan adalah pengumpulan data, seperti riwayat keperawatan, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan data sekunder lainnya (catatan hasil pemeriksaan diagnostik
dan literatur).

6
B. TUJUAN PROSES KEPERAWATAN
1. Tujuan umum :
Memberikan suatu kerangka kerja berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat, sehingga kebutuhan perawatan kesehatan klien, keluarga dan
masyarakat dapat terpenuhi.
2. Tujuan khusus :
a. Mempraktekkan metode pemecahan masalah dalam praktek keperawatan
(problem solving)
b. Menggunakan standart dalam praktek keperawatan
c. Memperoleh metode yang baku, rasional dan sistematis
d. Memperoleh metode yang dapat digunakan dalam berbagai macam situasi
e. Memperoleh asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi

C. TAHAP-TAHAP PROSES KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan
sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan
keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual
dapat ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan,yaitu Pengumpulan Data,
Analisis Data dan Penentuan Masalah kesehatan serta keperawatan.
2. Pengumpulan data
Tujuan :
Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada
pada pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk
mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan
spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Data tersebut harus
akurat dan mudah dianalisis.
Jenis data antara lain:

7
a. Data Objektif yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran,
pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta
warna kulit.
b. Data subjekif yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien,
atau dari keluarga pasien/saksi lain misalnya; kepala pusing, nyeri dan
mual.

Adapun focus dalam pengumpulan data meliputi :

a. Status kesehatan sebelumnya dan sekarang


b. Pola koping sebelumnya dan sekarang
c. Fungsi status sebelumnya dan sekarang
d. Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan
e. Resiko untuk masalah potensial
f. Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien
3. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan
berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan.
4. Perumusan masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah
kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan
Asuhan Keperawatan (Masalah Keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan
lebih memerlukan tindakan medis. Selanjutnya disusun Diagnosis Keperawatan
sesuai dengan prioritas. Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria
penting dan segera.
Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan
menimbulkan komplikasi, sedangkan Segera mencakup waktu misalnya pada
pasien stroke yang tidak sadar maka tindakan harus segera dilakukan untuk
mencegah komplikasi yang lebih parah atau kematian.
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan
menurut Maslow, yaitu : Keadaan yang mengancam kehidupan, keadaan yang
mengancam kesehatan, persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.

8
5. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan
menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito,2009).
Perumusan diagnosa keperawatan :
a. Actual : Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang
ditemukan.
b. Resiko : Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak
dilakukan intervensi.
c. Kemungkinan : Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk
memastikan masalah keperawatan kemungkinan.
d. Wellness : Keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga atau
masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera
yang lebih tinggi.
e. Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa keperawatan actual
dan resiko tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian
atau situasi tertentu.

6. Rencana keperawatan
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien
beralih dari status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam
hasil yang di harapkan.
Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana perawatan
terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi
tindakan perawatan yang diberikan. Rencana asuhan keperawatan yang di
rumuskan dengan tepat memfasilitasi konyinuitas asuhan perawatan dari satu
perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat mempunyai
kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan konsisten.

9
Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi oleh
perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis juga
mencakup kebutuhan klien jangka panjang (Potter & Perry, 2009)

7. Implementasi keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun
dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk
memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.
Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Tahap 1 : persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk mengevaluasi
yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.
b. Tahap 2 : intervensi
Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan
pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik
dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan :
independen,dependen,dan interdependen.
c. Tahap 3 : dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang
lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.

8. Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan
tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan
membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara
tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya.
Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut:

10
a. Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang telah disusun.
b. Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan yang telah di
rumuskan dalam rencana evaluasi

Hasil Evaluasi

Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :

a. Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan perbaikan atau kemajuan


sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
b. Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal,
sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.
c. Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan perubahan/kemajuan
sama sekali bahkan timbul masalah baru.dalam hal ini perawat perlu untuk
mengkaji secara lebih mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa,
tindakan, dan faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab
tidak tercapainya tujuan.

Setelah seorang perawat melakukan seluruh proses keperawatan dari


pengkajian sampai dengan evaluasi kepada pasien ,seluruh tindakannya harus
didokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi keperawatan.

D. KOMPONEN PROSES KEPERAWATAN


Sebagai sebuah ilmiah proses keperawatan harus mencakup langkah-langkah
tertentu. Metode pemecahan masalah secara ilmiah di awali dengan penemuan
masalah. Masalah tersebut kemudian di analisis untuk di ketahui penyebabnya.
Setelah permasalahan yang sebenarnya terungkap, di susunlah langkah-langkah
atau strategi pemecahan masalah untuk mengatasinya. Dengan demikian, upaya
intervensi dapat di lakukan dan di lanjutkan dengan evaluasi. Evaluasi ini bertujuan
untuk menilai keberhasilan intervensi dalam mengatasi masalah tersebut. Jika
berhasil, proses tersebut di anggap selesai. Jika sebaliknya, perlu di lakukan
pengkajian ulang untuk mengetahui penyebab kegagalan tersebut.

11
Metode ilmiah ini akan selalu di gunakan manusia sepanjang hidupnya karena
mereka tidak akan pernah lepas dari fenomena masal yang ada. Karenanya manusia
harus memiliki kemampuan untuk menerapkan metode pemecahan masalah, begitu
pula dengan profesi keperawatan. Keperawatan mempunyai metode tersendiri
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, yaitu melalui proses
keperawatan.
Sebagai metode ilmiah, proses keperawatan memiliki serangkain langkah yang
secara garis besar sama dengan langkah-langkah pemecahan masalah di atas ahli
keperawatan menyebutkan ada lima tahap. Di bawah ini akan di uraikan secara
sederhana langkah atau komponen pada proses keperawatan.
1. Tahap1 (Pengkajian)
Pengkajian merupakan tahap awal dari prose keperawatan. Di sini semua
data di kumpulkan secara sistematis guna menentukan status kesehatan klien
saat ini. Tujuan pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi dan
membuat data dasar klien. Pengkajian di lakukan saat klien masuk instansi
layanan kesehatan. Data yang di peroleh sangat berguna untuk menentukan
tahap selanjutnya dalam proses keperawatan. Data yang salah atau kurang tepat
dapat mengakibatkan kesalahan dalam penetapan diagnosis yang tentunya akan
berdampak pada langkah selanjutnya.
Kegiatan utama dalam tahap pemgkajian ini adalah pengumpulan data.
Dalam melakukan pengumpulan data ada beberapa hal yang harus di ketahui
oleh perawat di antaranya:

a. Tujuan pengumpulan data


b. Informasi atau data yang di perlukan
c. Sumber-sumber yang dapat di gunakan untuk memperoleh data
d. Bagaimana sumber-sumber tersebut dapat memberikan informasi yang
baik
e. Bagaimana mengorganisasi dan menggunakan informasi yang telah di
kumpulkan

12
Metode utama yang dapat di gunakan dalam pengumpulan data adalah
wawancara,observasi, dan pemeriksaan fisik serta diagnostik.
a. Wawancara
Wawancara atai interviu merupakan metode pengumpulan data secara
langsung antara perawat dan klien.Di sini perawat(pewawancara)
mendapatka respon langsung dari klien melalui tatap muka dan pertanyaan
yang di ajukan.Data wawancara adalah semua ungkapan klien tenaga
kesehatan atau orang lain yang berkepentingan.termasuk
keluarga,teman,dan orang terdekat klien.
b. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan
visual dengan menggunakan panca indra.Mencatat hasil observasi secara
khusus tentang apa yang di lihat, di rasa, di dengar,di cium.
c. Pemeriksaan
Pemeriksaan adalah proses inspeksi tubuh dan sistem tubuh guna
menentukan ada tau tidaknya penyakit yang di dasarkan pada hasil
pemeriksaan fsik dan laboratorium.

2. Tahap II (Diagnosis Keperawatan)


Diagnosis keperawatan adalah pernyataan yang di buat oleh perawat
profesional yang memberi gambaran tentang masalah atau status kesehatan
klien, baik aktual maupun potensial, yang di tetapkan berdasarkan analisis dan
interpretasi data hasil pengkajian. Pernyataan diagnosis keperawatan harus
jelas singkat dan lugas terkait masalah ke sehatan klien berikut penyebabnya
yang dapat melaui tindakan keperawatan.

3. Tahap III (Perencanaan)


Tahap perencanaan memberi kesempatan kepada perawat, klien, kluarga,
dan orang terdekat klien untuk merumuskan rencana tindakan keperawatan guna
mengatasi masalah yang di alami klien. Perencanaan ini merupakan suatu
petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat rencana tindakan

13
keperawatan yang di lakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya
berdasarkan diagnosis keperawatan.

4. Tahap IV (Implementasi)
Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana asuhan
keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien
mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Kemampuan yang harus di miliki
perawat pada tahap implementasi adalah kemampuan komunikasi yang efektif,
kemampuan untuk menciptakan hubungan sling percaya dan saling bantu,
kemampuan melakukan teknik psikomotor, kemapuan melakukan observasi
sistematis, kemampuan memberikan pendidikan kesehatan, kemampuan
advokasi dan kemampuan evaluasi.

5. Tahap V (Evaluasi)
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatn yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan
tujuan atau kriteria hasil yang di buat di buat pada tahap perencanaan. Evaluasi
di lakukan secara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan melihat definisi, ciri profesi yang telah disebutkan diatas dapat kita
analisis bahwa keperawatan di Indonesia dapat dikatakan sebagai suatu profesi.
Karena memiliki ciri-ciri dari profesi yaitu mempunyai body of knowledge,
berhubungan dengan nilai-nilai sosial, masa pendidikan, motivasi, otonomi,
komitmen, kesadaran bermasyarakat, dan kode etik.
Keperawatan sebagai suatu profesi adalah salah satu pekerjaan bagian dari
tim kesehatan, yang ikut bertanggung jawab dalam membantu klien sebagai
individu, keluarga, maupun sebagai masyarakat, baik dalam kondisi sehat
ataupun sakit, yang bertujuan untuk tercapainya pemenuhan kebutuhan dasar
klien, dalam mempertahankan kondisi kesehatan yang optimal, dalam
menentukan tindakan keperawatan harus didasarkan pada ilmu pengetahuan,
komunikasi interpersonal serta memiliki keterampilan yang jelas dalam
keahliannya.

B. Saran
Penyusun berharap agar semua perawat dapat meningkatkan kualitas kerjanya
dan mampu menjadi seseorang yang profesional dalam bidangnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. (2009). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Deswari, 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis, Jakarta : Salemba Medika
Kozier. (2010). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Edisi 5. Jakarta : EGC.

Nursalam.2009.Proses & Dokumentasi Keperawatan Konsep & Praktik. Jakarta:


Salemba Medika.

Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba. Medika.

Schultz, Duane P. Dan Schultz. 2010. Working Conditions and Work Today. Sixth
Edition, Willey and Sons, Inc.

16

Anda mungkin juga menyukai