Anda di halaman 1dari 18

TM Thaib

Sub Bagian Tumbuh Kembang Anak dan Pediatri Sosial


Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-Unsyiah/RS Dr. Zainoel Abidin
1

Proporsi penyebab kematian pada umur 29 hari-4 tahun


Riskesdas 2007

No. 29 hari - 11 bulan % No. 1 - 4 tahun %


1 Diare 31,4 1 Diare 25,2
2 Pneumonia 23,8 2 Pneumonia 15,5
Necroticans Entero Collitis
3 Meningitis/ensefalitis 9,3 3 10,7
(NEC)
4 Kelainan saluran pencernaan 6,4 4 Meningitis/ensefalitis 8,8

Kelainan jantung congenital


5 5,8 5 Demam berdarah dengue 6,8
dan Hidrosefalus

6 Sepsis 4,1 6 Campak 5,8


7 Tetanus 2,9 7 Tenggelam 4,9
8 Malnutrisi 2,3 8 TB 3,9
9 TB 1,2 9 Malaria 2,9
10 Campak 1,2 10 Leukemia 2,9
11 Lainnya 11,6 11 Lainnya 12,6
Total 100 Total 100

 Nutrisi
Host
Imunisasi
(Pejamu)  Cuci tangan

INFEKSI

Agen Environment
penyebab (Lingkungan)
 Aseptik  Manajemen lingkungan
 Antibiotika Pengendalian Infeksi  Limbah

1
Bagaimana vaksin bekerja????

1 2 3 4 5 1 2 3 4

CACAT

Kuman Kuman Kuman


Masuk SEHAT/ Masuk TIDAK Masuk TIDAK
Pertama SAKIT KEBAL Kedua Pertama
SAKIT Imunisasi KEBAL SAKIT
Dalam Dalam Dalam
Tubuh Tubuh Tubuh

MATI

Untuk mencegah penyakit, kita harus sakit dahulu, Untuk mencegah penyakit, kita tak perlu sakit dahulu,
TIDAK EFEKTIF EFEKTIF

Memerangi Penyakit
P  Gizi
 Sanitasi
PRIMER
E Imunisasi

 Pencegahan lebih baik daripada N


mengobati C
 lebih mudah
E  Deteksi dini
 lebih nyaman SEKUNDER
 lebih murah G  Pengobatan

 lebih efektif mengendalikan penyakit A


 Pengendalian lebih baik dari pada H
pengobatan A TERSIER  Pemulihan
 Mandiri
N

2
Upaya Pencegahan Penyakit Bayi dan Balita Pertahanan tubuh alamiah
tidak mampu melindungi terus menerus

● Pencegahan UMUM, TIDAK SPESIFIK KUMAN


(promotif, preventif)
 Kesehatan ibu hamil, Keluarga Berencana Kulit Selaput mukosa
 ASI, makanan pendamping ASI, perbaikan gizi • Barier fisik
• Barier kimiawi • Barier fisik
 Kebersihan perorangan, sumber air, lingkungan • Barier kimiawi
• Flora bakteria
 Pemantauan tumbuh kembang, penyuluhan
Saluran nafas
● Pencegahan Spesifik : Vaksinasi / Imunisasi Saluran cerna
• Selaput mukosa
 Effisien, effektif terhadap penyakit berbahaya : • Sel epithel • Selaput mukosa
Tuberkulosis, Polio, Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak • Asam dan basa
• Flora bakteria

Hak –Hak Anak Undang-Undang No. 36 tahun 2009


berdasar Konvensi Hak-Hak Anak 1990 Tentang Kesehatan
dan UU Perlindungan Anak 2002

• Kepentingan terbaik untuk anak  Pasal 130 : Pemerintah wajib memberikan


imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan
• Non diskriminatif anak.
 Pasal 132 ayat 3 : Setiap anak berhak
• Hak untuk :
memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan
• Kelangsungan hidup
ketentuan yang berlaku untuk mencegah
• Tumbuh kembang optimal
terjadinya penyakit yang dapat dihindari
• Perlindungan
melalui imunisasi.
• Mengemukakan pendapat

3
Tujuan Imunisasi

Melindungi seseorang terhadap


penyakit tertentu (intermediate goal)

Menurunkan prevalensi penyakit


(mengubah epidemiologi penyakit)

Eradikasi penyakit (final goal)

Upaya Pencegahan Penyakit Bayi dan Balita Pertahanan tubuh alamiah


tidak mampu melindungi terus menerus

● Pencegahan UMUM, TIDAK SPESIFIK KUMAN


(promotif, preventif)
 Kesehatan ibu hamil, Keluarga Berencana Kulit Selaput mukosa
 ASI, makanan pendamping ASI, perbaikan gizi • Barier fisik
• Barier kimiawi • Barier fisik
 Kebersihan perorangan, sumber air, lingkungan • Barier kimiawi
• Flora bakteria
 Pemantauan tumbuh kembang, penyuluhan
Saluran nafas
● Pencegahan Spesifik : Vaksinasi / Imunisasi Saluran cerna
• Selaput mukosa
 Effisien, effektif terhadap penyakit berbahaya : • Sel epithel • Selaput mukosa
Tuberkulosis, Polio, Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak • Asam dan basa
• Flora bakteria

4
IMUNISASI
Suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit
atau hanya mengalami sakit ringan.

VAKSIN
Antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup
tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah,
berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi
toksoid, protein rekombinan yang bila diberikan kepada
seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif
terhadap penyakit infeksi tertentu

• Bahan vaksin SIAPA YANG MEMBENTUK ANTIBODI ?


 Virus / bakteri hidup  dilemahkan

 Virus / bakteri mati Imunitas alami Imunitas buatan


 Toksoid

 Polisakarid
aktif pasif pasif aktif
• Adjuvans

Secara nonspesifik meningkatkan respon imun

Depo ( mempertahankan antigen tidak cepat hilang ) Sesudah Antibodi Injeksi Pengenalan
infeksi Ibu anti bodi Antigen
Preservative : pengawet Melewati
plasenta Imunisasi Imunisasi
Umumnya termolabil  Cold Chain : 2 – 8° C / < 0° C Pasif aktif

5
Jenis-jenis Vaksin

• Campak
• BCG • Parotitis • OPV
• Rubela
• Yellow
• Varisela
Fever

• Difteria • Meningo • Influenza


• Tetanus • Pneumo • IPV
• Pertusis • Hib • Rabies
• Kolera • Typhoid Vi • Hepatitis B
• Hepatitis A

Dosis, cara dan tempat pemberian

33

Vaksin Hidup : sensitif (tidak tahan) panas, tahan beku

Dapat bertahan
Vaksin Pada suhu
selama
Beberapa 0C diatas
Polio 2 hari
suhu udara luar < 34 C

BCG, Beberapa 0C diatas


7 hari
Campak suhu udara luar < 34 C

6
Vaksin “Mati” : sensitif (tidak tahan) beku, tahan panas

Dapat bertahan
Vaksin Pada suhu
selama
HepB, DPT-
- 0.50 C (beku) Maks ½ jam
HB,

DPT, DT, TT - 5 sd -100 C (beku) Maks 1,5 – 2 jam

DPT, DPT-HB, Beberapa 0C diatas suhu


14 hari
DT udara luar < 34 C

Beberapa 0C diatas suhu


HepB, TT 30 hari
udara luar < 34 C

Created by : Soedjatmiko, IKA FKUI-RSCM, 2008

Vaksin Bofarma, Indonesia Kekebalan komunitas

Vaksin mencegah infeksi


Mencegah penyakit
Mencegah transmisi
penularan di masyarakat
Cakupan
imunisasi
> 80%

Herd immunity
(kekebalan komunitas)

7
1. Tujuan umum
Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
2. Tujuan khusus
a. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan
imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di seluruh
desa/kelurahan pada tahun 2014.
b. Tervalidasinya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di
bawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun
2013.
c. Global eradikasi polio pada tahun 2018.
d. Tercapainya eliminasi campak pada tahun 2015 dan pengendalian
penyakit rubella 2020.
e. Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan
limbah medis (safety injection practise and waste disposal
management).

Jenis imunisasi berdasarkan penyelenggaraan (1) Jenis imunisasi berdasarkan penyelenggaraan (2)

Dasar
Berdasarkan sifat penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan
Rutin Batita menjadi imunisasi wajib dan imunisasi pilihan.
Usia sekolah
Lanjutan
WUS
1. Imunisasi wajib, merupakan imunisasi yang diwajibkan
I oleh pemerintah untuk seseorang sesuai dengan
M WAJIB Tambahan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan
U dan masyarakat sekitarnya dari penyakit menular tertentu.
N 2. Imunisasi pilihan, merupakan imunisasi yang dapat
I Khusus
diberikan kepada seseorang sesuai dengan kebutuhannya
dalam rangka melindungi yang bersangkutan dari penyakit
S
menular tertentu.
A
S PILIHAN
I

Rekomendasi Jadwal Imunisasi 2014

8
Rekomendasi imunisasi berlaku mulai 1 Januari 2014

1. Vaksin Hepatitis B. Paling baik diberikan dalam waktu 12 4. Vaksin DTP. Vaksin DTP pertama diberikan paling cepat
jam setelah lahir dan didahului pemberian injeksi vitamin pada umur 6 minggu. Dapat diberikan vaksin DTwP atau
K1. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, diberikan vaksin DTaP atau kombinasi dengan vaksin lain. Untuk anak umur
hepatitis B dan imunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada lebih dari 7 tahun DTP yang diberikan harus vaksin Td, di-
ekstremitas yang berbeda. Vaksinasi hepatitis B selanjutnya booster setiap 10 tahun.
dapat menggunakan vaksin hepatitis B monovalen atau 5. Vaksin Campak. Campak diberikan pada umur 9 bulan, 2
vaksin kombinasi. tahun dan pada SD kelas 1 (program BIAS).
2. Vaksin Polio. Pada saat bayi dipulangkan harus diberikan 6. Vaksin Pneumokokus (PCV) Apabila diberikan pada
vaksin polio oral (OPV-0). Selanjutnya, untuk polio-1, polio- umur 7-12 bulan, PCV diberikan 2 kali dengan interval 2
2, polio-3 dan polio booster dapat diberikan vaksin OPV atau bulan; pada umur lebih dari 1 tahun diberikan 1 kali.
IPV, namun sebaiknya paling sedikit mendapat satu dosis Keduanya perlu dosis ulangan 1 kali pada umur lebih dari
vaksin IPV. 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. Pada
3. Vaksin BCG. Pemberian vaksin BCG dianjurkan sebelum 3 anak umur di atas 2 tahun PCV diberikan cukup satu kali.
bulan, optimal umur 2 bulan. Apabila diberikan sesudah
umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin.

9. Vaksin Influenza. Vaksin influenza diberikan pada umur


7. Vaksin Rotavirus. Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 minimal 6 bulan, diulang setiap tahun. Untuk imunisasi
kali, vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3 kali. Vaksin pertama kali (primary immunization) pada anak umur
rotavirus monovalen dosis I diberikan umur 6-14 minggu, kurang dari 9 tahun diberi dua kali dengan interval minimal
dosis ke-2 diberikan dengan interval minimal 4 minggu. 4 minggu. Untuk anak 6 – <36 bulan, dosis 0,25 mL.
Sebaiknya vaksin rotavirus monovalen selesai diberikan 10. Vaksin Human papiloma virus (HPV). Vaksin HPV
sebelum umur 16 minggu dan tidak melampaui umur 24 dapat diberikan mulai umur 10 tahun. Vaksin HPV bivalen
minggu. Vaksin rotavirus pentavalen: dosis ke-1 diberikan diberikan tiga kali dengan interval 0, 1, 6 bulan; vaksin
umur 6-14 minggu, interval dosis ke-2, dan ke-3 4-10 HPV tetravalen dengan interval 0, 2, 6 bulan.
minggu, dosis ke-3 diberikan pada umur kurang dari 32
minggu (interval minimal 4 minggu).
8. Vaksin Varisela. Vaksin varisela dapat diberikan setelah
umur 12 bulan, namun terbaik pada umur sebelum masuk
sekolah dasar. Bila diberikan pada umur lebih dari 12 tahun,
perlu 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.

Imunisasi wajib

● Imunisasi wajib diberikan sesuai jadwal sebagaimana


ditetapkan dalam pedoman penyelenggaraan
imunisasi
● Terdiri atas :
a. Imunisasi rutin
 Imunisasi rutin merupakan kegiatan imunisasi yang
dilaksanakan secara terus menerus sesuai jadwal.
 Imunisasi rutin terdiri atas imunisasi dasar dan imunisasi
lanjutan.
b. Imunisasi tambahan
c. Imunisasi khusus

9
Imunisasi dasar
● Diberikan pada bayi sebelum berusia 1 (satu) tahun.
● Jenis imunisasi dasar terdiri atas:
1. Bacillus Calmette Guerin (BCG);
2. Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau
Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus
Influenza type B (DPT-HB-Hib);
Hepatis
3. Hepatitis B pada bayi baru lahir; B

4. Polio; dan BCG DPT

5. Campak. Imunisasi
Dasar

Cam
pak Hib

Polio

Imunisasi lanjutan (1) Imunisasi lanjutan (2)

● Merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat ● Imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah dasar, diberikan
kekebalan atau untuk memperpanjang masa perlindungan. pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
diberikan pada :
● Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia
a. anak usia bawah tiga tahun (Batita); sekolah dasar, terdiri atas :
b. anak usia sekolah dasar; dan
 Diphtheria Tetanus (DT),
c. wanita usia subur.
 Campak, dan
● Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia bawah
tiga tahun (Batita) terdiri atas  Tetanus diphteria (Td).
 Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau ● Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada wanita usia
 Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus subur, berupa Tetanus Toxoid (TT).
Influenza type B (DPT-HB-Hib) dan
 Campak.

Imunisasi tambahan (1) Imunisasi tambahan (2)


● Imunisasi tambahan diberikan pada kelompok umur tertentu
yang paling berisiko terkena penyakit ● PIN (Pekan Imunisasi Nasional)
● Pemberian imunisasi tambahan, tidak menghapuskan  Kegiatan imunisasi yang dilaksanakan secara serentak
kewajiban pemberian imunisasi rutin disuatu Negara dalam waktu yang singkat.
● Yang termasuk dalam kegiatan imunisasi tambahan adalah:  Tujuan untuk memutuskan mata rantai penyebaran suatu
a. Backlog fighting penyakit (misalnya polio)
 Upaya aktif untuk melengkapi imunisasi dasar pada anak yang
berumur di bawah 3 (tiga) tahun.  Imunisasi yang diberikan pada PIN diberikan tanpa
 Diprioritaskan untuk dilaksanakan di desa yang selama 2 (dua) memandang status imunisasi sebelumnya.
tahun berturut-turut tidak mencapai UCI. ● Sub PIN
b. Crash program
 Ditujukan untuk wilayah yang memerlukan intervensi secara cepat  Merupakan kegiatan serupa dengan PIN tetapi
untuk mencegah terjadinya KLB. dilaksanakan pada wilayah wilayah terbatas (beberapa
 Kriteria pemilihan daerah yang akan dilakukan crash program provinsi atau kabupaten/kota).
adalah:
1) Angka kematian bayi akibat PD3I tinggi.
2) Infrastruktur (tenaga, sarana, dana) kurang.
3) Desa yang selama 3 tahun berturut-turut tidak mencapai UCI.

10
Imunisasi tambahan (3) Imunisasi khusus

● Catch up Campaign campak ● Merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan untuk


 Upaya untuk memutuskan transmisi penularan virus melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada
campak pada anak usia sekolah dasar. situasi tertentu.
 Dilakukan dengan pemberian imunisasi campak secara ● Situasi tertentu antara lain persiapan keberangkatan calon
serentak pada anak SD kelas I-VI, serta anak usia 6 - 12 jemaah haji/umroh, persiapan perjalanan menuju negara
tahun yang tidak sekolah, tanpa mempertimbangkan status endemis penyakit tertentu dan kondisi kejadian luar biasa.
imunisasi sebelumnya. ● Jenis imunisasi khusus, antara lain terdiri atas imunisasi :
 Di samping untuk memutus rantai penularan, juga berguna
 Meningitis Meningokokus,
sebagai booster atau imunisasi ulangan (dosis kedua).
● Imunisasi dalam Penanganan KLB (Outbreak Response  Imunisasi demam kuning, dan
Immunization/ORI)  Imunisasi Anti Rabies (VAR).
 Crash program bisa dilakukan untuk satu atau lebih jenis
imunisasi, misalnya campak, atau campak terpadu dengan
polio.

Imunisasi pilihan
● Imunisasi pilihan adalah imunisasi lain yang tidak termasuk
dalam imunisasi wajib, namun penting diberikan pada bayi,
anak, dan dewasa di Indonesia mengingat beban penyakit Vaksin MMR
dari masing-masing penyakit.
Vaksin Influenza
● Yang termasuk dalam imunisasi pilihan ini adalah :
1. Vaksin Measles, Mumps, Rubella
2. Haemophilllus influenzae tipe b (Hib) JE
3. Vaksin tifoid Rota
Vaksin Tifoid
HPV
4. Vaksin Varisela Virus

5. Vaksin Hepatitis A
6. Vaksin Influenza Imunisasi
Tifoid PCV
7. Vaksin Pneumokokus Pilihan

8. Vaksin Rotavirus
9. Vaksin Japanese Ensephalitis Vaksin Varicella
Influen
MMR
10. Human Papiloma Virus (HPV)
za
Vaksin Hepatitis-A
Varicella

Vaksin Pneumokous

Vaksin HPV

Vaksin Rotavirus

11
Belum pernah atau kurang REKOMENDASI BILA VAKSINASI TERLAMBAT

VAKSIN REKOMENDASI
 Kekebalan kurang optimal, tetapi tidak • BCG dapat diberikan dari lahir sampai 3 bulan, paling
optimal bila diberikan umur 2-3 bulan
berbeda banyak BCG • Bila umur > 3 bln belum BCG  Mt test bila negatif
diberikan BCG 0,1 cc intra kutan
• Bila HIV positif atau dicurigai  tidak boleh BCG
 Tidak perlu diulang dari awal
• Bila blm imunisasi dasar pada usia < 12 bulan,
 Sel memori kekebalan akan merangsang diberikan sesuai imunisasi dasar, baik jumlah maupun
intervalnya
kekebalan bila diberikan imunisasi berikutnya • Anak 1 – 7 tahun yang belum DPT sama sekali DPT
DPT diberi 3 kali dengan interval DPT-1 dan DPT-2 adalah 2
 Lanjutkan sesuai jadwal  catch-up bulan, sedangkan DPT-2 dan DPT-3 adalah 6-12 bulan
• Anak > 7 tahun diberikan dT , dT-1 dan dT-2 interval
 Dengan vaksin kombinasi 1-2 bulan, sedangkan dT-2 dan dT-3 diberikan 6-12
bulan kemudian, JANGAN BERIKAN DPwT atau DPaT
walaupun vaksin tersedia

VAKSIN REKOMENDASI
• Untuk bayi berumur > 2 bulan yang belum mendapat
hepatitis-B, diberikan kombinasi DPT-HB sebanyak 3
Hepatitis-B kali dengan interval minimal 4 minggu

• Bila terlambat, jangan mengulangi pemberiannya


Polio oral dari awal, tetapi berikan sesuai imunisasi dasar, baik
jumlah maupun intervalnya
• Pada umur 9 – 12 bulan, berikan kapan saja saat
Campak bertemu
• Bila umur anak ≥ 1 tahun berikan MMR

Hal-hal yang sering dipertanyakan Pernah sakit


 Bayi prematur :
 sesuai jadwal,
 kecuali Hep B mulai 2 bulan, atau > 2000 gr  Kuning, Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak
 Batuk, pilek, mencret sedikit ? Boleh !  Boleh divaksinasi
 Asalkan : TIDAK DEMAM, TIDAK REWEL
 Bayi sangat rewel ? Tunda 1 – 2 minggu  Kejang demam
 Boleh divaksinasi
 Obat penurun panas/pengurang nyeri sebelum (+
sesudah) imunisasi  boleh !  Penurun panas : dosis dan frekuensi

 Sedang minum obat  Epilepsi


 antibiotik ? Boleh !
 prednison dosis tinggi ? Tunda ½ - 3 bln  Boleh divaksinasi
 inhalasi steroid (anak asma), salep, suntikan steroid
? Boleh !

12
Prosedur vaksinasi Persiapan Pemberian Vaksin
 Rantai Vaksin dan Penyimpanannya
 Persiapan alat dan bahan : untuk vaksinasi dan  Cuci tangan dengan antiseptik
mengatasi gawat - darurat  Baca nama vaksin, tanggal kadaluwarsa,
 Persiapan pemberian :
 anamnesis, umur, jarak dgn vaksinasi sebelumnya,  Teliti kondisi vaksin apakah masih layak :
riwayat KIPI, Indikasi kontra dan perhatian khusus warna indikator VVM,
 Informed consent : manfaat, risiko KIPI  Kocok : penggumpalan, perubahan warna
 pemeriksaan fisik
 Cara pemberian
 Alat suntik : sekali pakai
 dosis, interval  Encerkan dan ambil vaksin sebanyak dosis
 Lokasi, sudut, kedalaman  Ukuran jarum : ketebalan otot bayi / anak
 Pencatatan (dan pelaporan)
 Pemantauan KIPI  Pasang dropper polio dengan benar
 Pengelolaan sisa vaksin, pemusnahan alat suntik

Rantai vaksin : suhu 2 – 80 C

 Tidak boleh kena panas, sinar matahari langsung


 semua vaksin
 Terutama vaksin hidup : Polio, BCG, Campak

 Tidak boleh beku


 Vaksin “mati” (komponen kuman, toksoid,
polisakharida, rekombinan)
 Hepatitis B, DPT, DT dan TT

Vaksin Hidup : sensitif (tidak tahan) panas, tahan beku Vaksin “Mati” : sensitif (tidak tahan) beku, tahan panas

Dapat bertahan Dapat bertahan


Vaksin Pada suhu Vaksin Pada suhu
selama selama
HepB, DPT-
Beberapa 0C diatas - 0.50 C (beku) Maks ½ jam
Polio 2 hari HB,
suhu udara luar < 34 C
DPT, DT, TT - 5 sd -100 C (beku) Maks 1,5 – 2 jam

BCG, Beberapa 0C diatas


7 hari DPT, DPT-HB, Beberapa 0C diatas suhu
14 hari
Campak suhu udara luar < 34 C DT udara luar < 34 C

Beberapa 0C diatas suhu


HepB, TT 30 hari
udara luar < 34 C

13
Suhu Penyimpanan dan Pengiriman Penggunaan vaksin yang sudah dibuka

Produk Masa Suhu Suhu


Vaksin Waktu Maksimum
Daluarsa Penyimpanan Pengiriman Penggunaan vaksin
Poliomyelitis oral 2 tahun ≤ - 20°C Dalam freezer ≤+8°C (max 2x24 jam) BCG (beku kering) 3 jam setelah dilarutkan
Campak (beku kering) 2 tahun +2°C s/d
Dalam lemari es ≤+30°C (max 2x24 jam)
Campak (beku kering) 6 jam setelah dilarutkan
BCG (beku kering) 1 tahun +8°C
Poliomyelitis Oral 4 minggu setelah dibuka
DTP-HB 2 tahun
DTP-HB 4 minggu setelah dibuka
Jerap DT 2 tahun
DTP 2 tahun
TT 4 minggu setelah dibuka
Dalam lemari es, +2°C s/d +30°C
TT 3 tahun
+2°C s/d
+8°C
jangan dalam (maksimal 2x24 jam) Jerap DT 4 minggu setelah dibuka
freezer
Jerap Td 3 tahun DTP 4 minggu setelah dibuka
Hepatitis B Rekombinan 26 bulan
Jerap Td 4 minggu setelah dibuka
Influenza HA 1 tahun
Influenza HA 4 minggu setelah dibuka

The 6 Rights of Vaccine Administration

Right Patients Right vaccine (1)

 Patient’s name  Check the label at least 3 times


 Patient’s date of birth  Name of the vaccine
 Expiration date of the vaccine
 Patient’s immunization record
 Inspect vaccine visually

14
Right vaccine (2) Right vaccine (3)

Right vaccine (5) Right vaccine (4)


Vaksin tidak pernah beku Vaksin pernah beku

Setelah dikocok

Setelah 15 menit

Setelah 30 menit

Boleh digunakan Jangan digunakan

Setelah 60 menit

Pengambilan vaksin Cold pack & cool pack


 Wadah plastik atau kantong plastik
 Diisi air
 Ambil sampel tiap kotak Lihat :
 tanggal kadaluarsa,  Cair (cool pack) : biru / merah
 VVM,  dinginkan di lemari es 2-80 C/min. 24 jam
 warna larutan,  Untuk vaksin HepB, DPT, DPT-HB, DT, TT
 gumpalan dalam larutan
 Beku (cold pack) : putih
 Pisahkan vaksin yang  bekukan di freezer-5 sd – 150C min 24 jam
 Tidak memenuhi syarat
 Untuk vaksin Polio, BCG, Campak
 VVM A dan B, jangan dicampur
 VVM B dipakai lebih dahulu

15
Penyimpanan vaksin
Rak I vaksin Polio, Campak dan
• Lemari es BCG.
Rak II vaksin DPT , Hept. B
 Jarak lemari es dengan dinding Rak III DT, TT
belakang 15 cm Fungsi cold pack tersebut sama
dengan botol-botol air pada
 Lemari es tidak terkena sinar matahari bagian bawah dari lemari es
yaitu penahan suhu, ketika
langsung terjadi kerusakan pada lemari
 Sirkulasi ruangan cukup es agar suhu tetap stabil.

Pengontrol suhu diletakkan


sebuah thermometer pada rak
• Penyusunan vaksin kedua, lalu freeze watch/freeze
tag pada rak ketiga.
 Jarak menyusun dos vaksin 1-2 cm atau Lakukanlah pencatatan suhu
dua kali dalam sehari, pada
 satu jari antar dos vaksin grafik suhu.

Perbedaan antara pintu buka depan dan pintu buka atas

Right route Right side (1)

Subcutaneous Intramuscular
e.g. measles, mumps, e.g. hepatitis A and B,
rubella, varicella DTP

Oral
e.g. polio Intradermal
BCG

16
Right side (2) Posisi suntikan

SUBKUTAN INTRAMUSKULAR
 Arah jarum 45 ° terhadap kulit  Pakai jarum cukup panjang
 Cubit tebal untuk suntikakan SK  Arah jarum 90°, lakukan dengan cepat
 Aspirasi semprit sebelum  Tekan kulit sekitar tempat suntikkan
disuntikkan dengan ibu jari dan telunjuk
 Untuk multiple diberikan pada  Aspirasi semprit sebelum disuntikkan
ekstremitas berbeda  Untuk multiple diberikan pada
ekstremitas berbeda

Right technique Right documentation

Right dosage Right time

17
18

Anda mungkin juga menyukai