Nutrisi
Host
Imunisasi
(Pejamu) Cuci tangan
INFEKSI
Agen Environment
penyebab (Lingkungan)
Aseptik Manajemen lingkungan
Antibiotika Pengendalian Infeksi Limbah
1
Bagaimana vaksin bekerja????
1 2 3 4 5 1 2 3 4
CACAT
MATI
Untuk mencegah penyakit, kita harus sakit dahulu, Untuk mencegah penyakit, kita tak perlu sakit dahulu,
TIDAK EFEKTIF EFEKTIF
Memerangi Penyakit
P Gizi
Sanitasi
PRIMER
E Imunisasi
2
Upaya Pencegahan Penyakit Bayi dan Balita Pertahanan tubuh alamiah
tidak mampu melindungi terus menerus
3
Tujuan Imunisasi
4
IMUNISASI
Suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit
atau hanya mengalami sakit ringan.
VAKSIN
Antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup
tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah,
berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi
toksoid, protein rekombinan yang bila diberikan kepada
seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif
terhadap penyakit infeksi tertentu
Polisakarid
aktif pasif pasif aktif
• Adjuvans
Depo ( mempertahankan antigen tidak cepat hilang ) Sesudah Antibodi Injeksi Pengenalan
infeksi Ibu anti bodi Antigen
Preservative : pengawet Melewati
plasenta Imunisasi Imunisasi
Umumnya termolabil Cold Chain : 2 – 8° C / < 0° C Pasif aktif
5
Jenis-jenis Vaksin
• Campak
• BCG • Parotitis • OPV
• Rubela
• Yellow
• Varisela
Fever
33
Dapat bertahan
Vaksin Pada suhu
selama
Beberapa 0C diatas
Polio 2 hari
suhu udara luar < 34 C
6
Vaksin “Mati” : sensitif (tidak tahan) beku, tahan panas
Dapat bertahan
Vaksin Pada suhu
selama
HepB, DPT-
- 0.50 C (beku) Maks ½ jam
HB,
Herd immunity
(kekebalan komunitas)
7
1. Tujuan umum
Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
2. Tujuan khusus
a. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan
imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di seluruh
desa/kelurahan pada tahun 2014.
b. Tervalidasinya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di
bawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun
2013.
c. Global eradikasi polio pada tahun 2018.
d. Tercapainya eliminasi campak pada tahun 2015 dan pengendalian
penyakit rubella 2020.
e. Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan
limbah medis (safety injection practise and waste disposal
management).
Jenis imunisasi berdasarkan penyelenggaraan (1) Jenis imunisasi berdasarkan penyelenggaraan (2)
Dasar
Berdasarkan sifat penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan
Rutin Batita menjadi imunisasi wajib dan imunisasi pilihan.
Usia sekolah
Lanjutan
WUS
1. Imunisasi wajib, merupakan imunisasi yang diwajibkan
I oleh pemerintah untuk seseorang sesuai dengan
M WAJIB Tambahan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan
U dan masyarakat sekitarnya dari penyakit menular tertentu.
N 2. Imunisasi pilihan, merupakan imunisasi yang dapat
I Khusus
diberikan kepada seseorang sesuai dengan kebutuhannya
dalam rangka melindungi yang bersangkutan dari penyakit
S
menular tertentu.
A
S PILIHAN
I
8
Rekomendasi imunisasi berlaku mulai 1 Januari 2014
1. Vaksin Hepatitis B. Paling baik diberikan dalam waktu 12 4. Vaksin DTP. Vaksin DTP pertama diberikan paling cepat
jam setelah lahir dan didahului pemberian injeksi vitamin pada umur 6 minggu. Dapat diberikan vaksin DTwP atau
K1. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, diberikan vaksin DTaP atau kombinasi dengan vaksin lain. Untuk anak umur
hepatitis B dan imunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada lebih dari 7 tahun DTP yang diberikan harus vaksin Td, di-
ekstremitas yang berbeda. Vaksinasi hepatitis B selanjutnya booster setiap 10 tahun.
dapat menggunakan vaksin hepatitis B monovalen atau 5. Vaksin Campak. Campak diberikan pada umur 9 bulan, 2
vaksin kombinasi. tahun dan pada SD kelas 1 (program BIAS).
2. Vaksin Polio. Pada saat bayi dipulangkan harus diberikan 6. Vaksin Pneumokokus (PCV) Apabila diberikan pada
vaksin polio oral (OPV-0). Selanjutnya, untuk polio-1, polio- umur 7-12 bulan, PCV diberikan 2 kali dengan interval 2
2, polio-3 dan polio booster dapat diberikan vaksin OPV atau bulan; pada umur lebih dari 1 tahun diberikan 1 kali.
IPV, namun sebaiknya paling sedikit mendapat satu dosis Keduanya perlu dosis ulangan 1 kali pada umur lebih dari
vaksin IPV. 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. Pada
3. Vaksin BCG. Pemberian vaksin BCG dianjurkan sebelum 3 anak umur di atas 2 tahun PCV diberikan cukup satu kali.
bulan, optimal umur 2 bulan. Apabila diberikan sesudah
umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin.
Imunisasi wajib
9
Imunisasi dasar
● Diberikan pada bayi sebelum berusia 1 (satu) tahun.
● Jenis imunisasi dasar terdiri atas:
1. Bacillus Calmette Guerin (BCG);
2. Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau
Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus
Influenza type B (DPT-HB-Hib);
Hepatis
3. Hepatitis B pada bayi baru lahir; B
5. Campak. Imunisasi
Dasar
Cam
pak Hib
Polio
● Merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat ● Imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah dasar, diberikan
kekebalan atau untuk memperpanjang masa perlindungan. pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
diberikan pada :
● Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia
a. anak usia bawah tiga tahun (Batita); sekolah dasar, terdiri atas :
b. anak usia sekolah dasar; dan
Diphtheria Tetanus (DT),
c. wanita usia subur.
Campak, dan
● Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia bawah
tiga tahun (Batita) terdiri atas Tetanus diphteria (Td).
Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau ● Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan pada wanita usia
Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus subur, berupa Tetanus Toxoid (TT).
Influenza type B (DPT-HB-Hib) dan
Campak.
10
Imunisasi tambahan (3) Imunisasi khusus
Imunisasi pilihan
● Imunisasi pilihan adalah imunisasi lain yang tidak termasuk
dalam imunisasi wajib, namun penting diberikan pada bayi,
anak, dan dewasa di Indonesia mengingat beban penyakit Vaksin MMR
dari masing-masing penyakit.
Vaksin Influenza
● Yang termasuk dalam imunisasi pilihan ini adalah :
1. Vaksin Measles, Mumps, Rubella
2. Haemophilllus influenzae tipe b (Hib) JE
3. Vaksin tifoid Rota
Vaksin Tifoid
HPV
4. Vaksin Varisela Virus
5. Vaksin Hepatitis A
6. Vaksin Influenza Imunisasi
Tifoid PCV
7. Vaksin Pneumokokus Pilihan
8. Vaksin Rotavirus
9. Vaksin Japanese Ensephalitis Vaksin Varicella
Influen
MMR
10. Human Papiloma Virus (HPV)
za
Vaksin Hepatitis-A
Varicella
Vaksin Pneumokous
Vaksin HPV
Vaksin Rotavirus
11
Belum pernah atau kurang REKOMENDASI BILA VAKSINASI TERLAMBAT
VAKSIN REKOMENDASI
Kekebalan kurang optimal, tetapi tidak • BCG dapat diberikan dari lahir sampai 3 bulan, paling
optimal bila diberikan umur 2-3 bulan
berbeda banyak BCG • Bila umur > 3 bln belum BCG Mt test bila negatif
diberikan BCG 0,1 cc intra kutan
• Bila HIV positif atau dicurigai tidak boleh BCG
Tidak perlu diulang dari awal
• Bila blm imunisasi dasar pada usia < 12 bulan,
Sel memori kekebalan akan merangsang diberikan sesuai imunisasi dasar, baik jumlah maupun
intervalnya
kekebalan bila diberikan imunisasi berikutnya • Anak 1 – 7 tahun yang belum DPT sama sekali DPT
DPT diberi 3 kali dengan interval DPT-1 dan DPT-2 adalah 2
Lanjutkan sesuai jadwal catch-up bulan, sedangkan DPT-2 dan DPT-3 adalah 6-12 bulan
• Anak > 7 tahun diberikan dT , dT-1 dan dT-2 interval
Dengan vaksin kombinasi 1-2 bulan, sedangkan dT-2 dan dT-3 diberikan 6-12
bulan kemudian, JANGAN BERIKAN DPwT atau DPaT
walaupun vaksin tersedia
VAKSIN REKOMENDASI
• Untuk bayi berumur > 2 bulan yang belum mendapat
hepatitis-B, diberikan kombinasi DPT-HB sebanyak 3
Hepatitis-B kali dengan interval minimal 4 minggu
12
Prosedur vaksinasi Persiapan Pemberian Vaksin
Rantai Vaksin dan Penyimpanannya
Persiapan alat dan bahan : untuk vaksinasi dan Cuci tangan dengan antiseptik
mengatasi gawat - darurat Baca nama vaksin, tanggal kadaluwarsa,
Persiapan pemberian :
anamnesis, umur, jarak dgn vaksinasi sebelumnya, Teliti kondisi vaksin apakah masih layak :
riwayat KIPI, Indikasi kontra dan perhatian khusus warna indikator VVM,
Informed consent : manfaat, risiko KIPI Kocok : penggumpalan, perubahan warna
pemeriksaan fisik
Cara pemberian
Alat suntik : sekali pakai
dosis, interval Encerkan dan ambil vaksin sebanyak dosis
Lokasi, sudut, kedalaman Ukuran jarum : ketebalan otot bayi / anak
Pencatatan (dan pelaporan)
Pemantauan KIPI Pasang dropper polio dengan benar
Pengelolaan sisa vaksin, pemusnahan alat suntik
Vaksin Hidup : sensitif (tidak tahan) panas, tahan beku Vaksin “Mati” : sensitif (tidak tahan) beku, tahan panas
13
Suhu Penyimpanan dan Pengiriman Penggunaan vaksin yang sudah dibuka
14
Right vaccine (2) Right vaccine (3)
Setelah dikocok
Setelah 15 menit
Setelah 30 menit
Setelah 60 menit
15
Penyimpanan vaksin
Rak I vaksin Polio, Campak dan
• Lemari es BCG.
Rak II vaksin DPT , Hept. B
Jarak lemari es dengan dinding Rak III DT, TT
belakang 15 cm Fungsi cold pack tersebut sama
dengan botol-botol air pada
Lemari es tidak terkena sinar matahari bagian bawah dari lemari es
yaitu penahan suhu, ketika
langsung terjadi kerusakan pada lemari
Sirkulasi ruangan cukup es agar suhu tetap stabil.
Subcutaneous Intramuscular
e.g. measles, mumps, e.g. hepatitis A and B,
rubella, varicella DTP
Oral
e.g. polio Intradermal
BCG
16
Right side (2) Posisi suntikan
SUBKUTAN INTRAMUSKULAR
Arah jarum 45 ° terhadap kulit Pakai jarum cukup panjang
Cubit tebal untuk suntikakan SK Arah jarum 90°, lakukan dengan cepat
Aspirasi semprit sebelum Tekan kulit sekitar tempat suntikkan
disuntikkan dengan ibu jari dan telunjuk
Untuk multiple diberikan pada Aspirasi semprit sebelum disuntikkan
ekstremitas berbeda Untuk multiple diberikan pada
ekstremitas berbeda
17
18