Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu ditujukan kepada-Nya Maha Cinta yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua selaku hamba-Nya dalam menjalankan tugas sehari-
hari, Alhamdulilah berkat Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini dengan tepat waktu.

Makalah ini dibuat agar kita semua dapat memahami arti Agama Islam dan ruang
linkupnya dalam kehidupan kita sehari-hari. Besar harapan kami dengan disusunnya tugas
makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat mempermudah pemahaman serta menjadi
penerang yang baik dalam kesulitan-kesulitan yang terjadi pada pemahaan kita tentang Islam,
khususnya untuk kami umumnya untuk seluruh pembaca.

Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Hendy yang telah memberikan tugas ini
kepada kami, sehingga dengan mengerjakan tugas ini wawasan kami menjadi bertambah dan
mempermudah pemahaman kami tentang hal ini, tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada
seluruh pihak yang terkait karena berkat do’a dan dukungannya makalah ini dapat terselesaikan
dengan tepat waktu.

Bandung, 21 Mei 2015

Penulis
Daftar Isi
BAB I ............................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ................................................................................................................................. 3
B. Perumusan Masalah.......................................................................................................................... 3
BAB II........................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ....................................................................................................................................... 4
A. Pendahuluan ..................................................................................................................................... 4
B. Teori Masuknya Islam ke Asia Tenggara ......................................................................................... 5
C. Cara-cara Datang dan Berkembangnya Islam di Asia Tenggara .................................................... 8
D. Tahap-tahap Perkembangan Islam[8]............................................................................................. 10
E. Perkembangan Islam di negara-negara Asia Tenggara[9] .............................................................. 11
F. Kerajaan Islam di Asia Tenggara .................................................................................................... 16
G. Pengaruh Islam di Asia Tenggara[14]............................................................................................ 22
BAB III ....................................................................................................................................................... 23
PENUTUP .............................................................................................................................................. 23
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 23
B. Daftar Pustaka ................................................................................................................................ 24
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang pada saat ini sudah menyebar ke seluruh benua dan Negara
yang ada dipermukaan bumi ini. Karena memang didalam ajaran Islam itu sendiri menuntut
kepada orang yang memeluk agama Islam untuk menyebarkannya kepada umat-umat yang
lainnya yang belum kenal Islam, di dalam Islam pun ajaranya mudah dimengerti sesuai rasional
dan juga banyak bukti-bukti alam bahwa agama Islam adalah agama yang benar. Maka orang
Islam yang berakhlak baik memudahkan dalam penyebaranya agar penduduk sekitar yang non
Islam mau menerima, mengikuti, dan masuk agama Islam.

Salah satu fakta tentang orang yang paling berpengaruh diseluruh dunia adalah Nabi kita
Rasulullah Muhammad Shallallahu‘alaihiwasallam. Beliau menyebarkan Islam sendirian di
Mekkah yang saat itu penduduknya jahiliyah dan kemudian berubah menjadi masyarakat yang
berakhlak baik dengan memeluk Agama Islam yang dibawa oleh beliau.Dari sinilah sejarah
penyebaran Islam semakin luas ke seluruh dunia hingga sampai ke Asia Tenggara.

Seiring berjalanya waktu dari penyebaran Islam di Mekkah sampai ke penjuru dunia,
maka para pakar sejarah melakukan penelitian dan menceritakan dalam buku seperti apa
perjalanan penyebaran Islam itu hingga bisa mencapai ke setiap Negara. Sebenarnya para ahli
sejarah yang telah menggungkapkan seperti apa perjalanan penyebaran Islam ada yang berbeda-
beda pendapat, dari masalah penepatan tahun persisnya waktu kejadian tersebut, tapi pada
dasarnya semua saling melengkapi. Karena seiring dengan berkembangya teknologi di zaman
sekarang, buku-buku tentang sejarah direvisi dari kekurangan-kekurangannya, sehingga menjadi
semakin lengkap dan benar.

B. Perumusan Masalah
a) Bagaimana teori-teori masuknya Islam ke kawasan Asia Tenggara
b) Cara-cara datang dan berkembangnya Islam di Asia Tenggara
c) Tahap-tahap perkembangan Islam di Asia Tenggara
d) Perkembangan Islam di negara-negara Asia Tenggara
e) Kerajaan Islam di Asia Tenggara
f) Pengaruh Islam di Asia Tenggara
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendahuluan
Dalam historiografi Asia Tenggara, diterima secara luas bahwa sejarah Asia Tenggara
pada umumnya dibagi menjadi dua periode yaitu, Asia Tenggara yang ter-India-kan dan periode
Asia Tenggara yang ter-Islam-kan sebelum datangnya era Kolonial. Penyebaran Islam ke
Kepulauan Asia Tenggara di mulai sekitar akhir abad ke-13 dan awal abad ke-14. Kedatangan
Islam menandai awal menelusuri lanskap sosio-politik dan kultural indigenos di dunia melayu
sebelum penetrasi budaya hindu serta asal-usul dan proses akulturasi dari pengaruh Hindu dan
Islam di kawasan Asia Tenggara.

Masa prasejarah kepulauan Asia Tenggara tidak terlalu jelas. Orang-orang dari kepulauan
yang menggunakan rumpun bahasa Autronesia itu mengawali migrasi ke arah selatan dari
daratan Asia menuju kepulauan Asia Tenggara antara 3000 SM hingga 1000 SM. Riset yang
dilakukan oleh para antropolog, arkeolog dan pakar linguistik, menyebutkan bahwa penduduk
kepulauan Malaya ini berpindah tempat dari cina selatan menuju pulau-pulau sekarang dikenal
sebagai Filipina sekitar tahun 2500 SM dan kemudian menyebar ke Malaysia dan Indonesia.
Penduduk awal Asia Tenggara menganut Animisme sebelum masuknya Hinduisme yang datang
dari anak benua india. Agama-agama asli orang austronesia adalah Shamanisme atau Animisme
yang mengakui bahwa manusia, binatang, pohon, tumbuhan, batuan, arus sungai dan gunung,
mengandung kekuatan spritual yang sangat kuat.

Sejarah Islam dikepulauan Asia Tenggara merupakan sebuah topik diskusi yang hidup
dikalangan sejarawan sejak tahun 1860-an. Islamisasi adalah sebuah proses akulturasi dimana
kontak-kontak berbagai kelompok budaya yang berbeda mengarah pada penerimaan pola-pola
budaya baru oleh satu atau kedua kelompok dengan mengambil seluruh atau sebagian dari
budaya kelompok yang lain. Perdebatan tersebut terfokus pada dua isu, yakni asal-usul dan
perkembangan Islam di kepulauan Asia Tenggara.Sejarawan pada umumnya, menerima fakta
bahwa pedagang-pedagang Muslim adalah penyebar pertama budaya Islam ke kepulauan Asia
Tenggara. Jadi, para sejarawan membidik tepat ke arah pedagang Arab Muslim dan pedagang
India muslim yang kemungkinan besar merupakan sumber-sumber penyebar Islam ke kawasan
Asia Tenggara. Karena itu, dua aliran pemikiran utama yang dikembangkan, yaitu berasal-usul
Arab dan berasal-usul India.

Teori yang berasal-usul Arab ini sangat populer dikalangan orang Eropa, khususnya
sarjana-sarjana belanda tahun 1860-an. Drewes menguraikan dasara pemikiran aliran ini :
“adalah jelas bahwa di masa lalu, penyebaran Islam di Indonesia dan semenanjung Melayu
seharusnya dianggap berasal dari orang Arab. Mengingat Islam berasal-usul tanah Arab,
tampaknya masuk akal untuk mencari kaitan antara agama ini dan kehadiran orang-orang arab di
mana pun orang arab dan Islam berada. Di Indonesia dan Semenanjung Melayu, orang-orang
Arab dapat ditemukan dibanyak tempat. Jadi, tampaknya mereka adalah orang-orang yang
membawa Islam ke kawasan Asia Tenggara

Jhon Crawfurd pada tahun 1820 telah menunjukkan bahwa Islam dikepulauan Asia
Tenggara mungkin diperkenalkan oleh orang-orang arab dan para pengikut Nabi Muhammad
dari pesisir timur India. Akan tetapi, para pakar yang memperdebatkan asal-usul Islam di
kepulauan Asia Tenggara tidak hanya gagal dalam mencapai kesepakatan tentang asal-usul dan
perkembangan Islam di kepulauan Asia Tenggara.

Kebangkitan Islam di Asia Tenggara merupakan kebangkitan yang dikondisikan sejarah,


budaya politik serta lingkungan ekonomi lokal dan etnis. Sebagai contoh, kebangkitan Islam di
Indonesia lebih menaruh perhatian pada masalah kemiskinan, kesenjangan pendapatan dan
eksploitasi ekonomi dari pada di Malaysia yang tampaknya lebih terlibat dalam permasalahan
identitas dan simbol-simbol serta ritus-ritus yang membantu mendefinisikan kebangkitan
tersebut. Kesadaran Islamis pada dua minoritas muslim di wilayah ini juga dapat mencerminkan
dua bentuk yang sangat berbeda. Di Mungthai selatan secara menyeluruh ideologis konservatif,
sedangkan di Filipina bagian selatan cenderung lebih radikal.Oleh sebab hal inilah yang
memperlihatkan bahwa kebangkitan Islam dikondisikan oleh sesuatu yang ada di wilayah
masing-masing.

B. Teori Masuknya Islam ke Asia Tenggara


Sejak abad pertama, kawasan laut Asia Tenggara, khususnya Selat Malaka sudah
mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan
internasional yang dapat menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur Jauh, Asia Tenggara dan
Asia Barat. Perkembangan pelayaran dan perdagangan internasional yang terbentang jauh dari
Teluk Persia sampai China melalui Selat Malaka itu kelihatan sejalan pula dengan muncul dan
berkembangnya kekuasaan besar, yaitu China dibawah Dinasti Tang (618-907), kerajaan
Sriwijaya (abad ke-7-14), dan Dinasti Umayyah (660-749).

Masuknya Islam ke berbagai wilayah di Asia tenggara tidak berada dalam satu waktu
yang bersamaan tetapi berada dalam satu kesatuan proses sejarah yang panjang. Kerajaan-
kerajaan dan wilayah itupun berada dalam situasi politik dan kondisi sosial budaya yang
berbeda-beda. Ketika sriwijaya mengembangkan kekuasaannya sekitar abad VII dan VIII, jalur
selat malaka sudah ramai oleh para pedagang Muslim. Data ini diperkuat dengan berita Cina
jaman dinasti T’ang yang dapat memberikan gambaran bahwa ketika itu telah ada masyarakat
Muslim di kanfu (kanton) dan daerah Sumatera. Diperkirakan terjalinnya perdagangan yang
bersifat Internasional ketika itu juga sebagai akibat kegiatan kerajaan Cina jaman dinasti T’ang
di Asia timur dengan kerajaan Islam dibawah Bani Umayyah di bagian Barat, dan tentunya
kerajaan Sriwijaya sendiri di wilayah Asia Tenggara.
Keberadaan pedagang-pedagang di Asia Tenggara ketika itu mungkin belum memberikan
pengaruh pada kerajaan-kerajaan yang ada. Setelah pecahnya pemberontakan petani Cina Selatan
terhadap kaisar Hi-Tsung (878-889 M) yang menyebabkan banyak orang Islam di bunuh maka
mulailah mereka mencari perlindungan ke Kedah. Hal ini berarti orang Islam telah mulai
melakukan politik yang tentunya banyak membawa akibat pada kerajaan di Asia Tenggara dan
Cina. Syed Naguib al-attas mengatakan bahwa sejak abad VII orang Islam telah mendirikan
perkampungan di kanton dengan derajat keagamaan yang tinggi dan menyelenggarakan
pemerintahan perkampungan sendiri di Kedah dan Palembang[2].

Ada beberapa teori tentang masuknya Islam ke kawasan Asia Tenggara, seperti teori
kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Arab, Cina dan India.

1. Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Arab


Dikemukakan oleh John Crawford[3].Menurutnya Islam datang dari Arab melalui
pedagang. Buktinya catatan China mengatakan orang Arab dan Persia telah mempunyai pusat
perniagaan di Canton sejak tahun 300 M. Pedagang Arab yang ke China singgah di pelabuhan
Asia Tenggara tepatnya di Selat Malaka karena posisinya yang strategis, dalam jalur
perdagangan. Kemudian Pedagang Arab ini tinggal beberapa bulan di Asia Tenggara dan ada
yang menetap serta membina perkampungan Arab.Perkampungan ini juga menjadi tempat untuk
berdagang.Ada juga pedagang Arab yang menikah dengan wanita setempat dan menyebarkan
Islam.Karena sebagian besar pedagang menggunakan jalur laut sebagai sarana transportasi maka
pada masa menunggu angin muson/musim digunakan oleh pedagang Arab untuk
mengembangkan Islam.

Mulai abad ke-7 dan ke-8 (abad ke-1 dan ke-2 H), orang Muslim Persia dan Arab sudah
turut serta dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan sampai ke negeri China.Pada masa
pemerintahan Tai Tsung (627-650) kaisar ke-2 dari Dinasti Tang, telah datang empat orang
Muslim dari jazirah Arabia. Yang pertama, bertempat di Canton (Guangzhou), yang kedua
menetap dikota Chow, yang ketiga dan keempat bermukim di Coang Chow. Orang Muslim
pertama, Sa’ad bin Abi Waqqas, adalah seorang muballigh dan sahabat Nabi Muhammad SAW
dalam sejarah Islam di China. Ia bukan saja mendirikan masjid di Canto, yang disebut masjid
Wa-Zhin-Zi (masjid kenangan atas nabi). Karena itu, sampai sekarang kaum Muslim China
membanggakan sejarah perkembangan Islam di negeri mereka, yang dibawa langsung oleh
sahabat dekat Nabi Muhammad SAW sendiri, sejak abad ke-7 dan sesudahnya.[4]

Adapun beberapa bukti dari teori ini yaitu :

a) Telah ada perkampungan Arab di Sumatera (Barus) pada 625 M (menurut literatur kuno
Tingkok.[5]
b) Persamaan penulisan dan kesusasteraan Asia Tenggara dan Arab.
c) Karya-karya yang menceritakan pengIslaman raja tempatan oleh syeikh dari Tanah Arab
contohnya hikayat Raja-raja samudra Pasai mengatakan Raja Malik diIslamkan oleh ahli
sufi dari Arab yaitu Syeikh Ismail.

2. Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Cina.


Dikemukakan oleh E.G Eredia dan S.Q. Fatimi. Menurut Eredia, Canton pernah menjadi
pusat Perdagangan bagi para pedagang Arab hingga pedagang Cina memeluk Islam. Pedagang
China Islam ini kemudiannya berdagang di Asia tenggara disamping menyebarkan Islam.
Sedangkan menurut Fatimi, pedagang Cina Canton pernah berpindah beramai-ramai ke Asia
Tenggara.

Adapun bukti kedatangan Islam dari China ini, yaitu :

a) Pada Batu Bersurat Terengganu, batu nisan yang mempunyai ayat al-Quran di Pekan,
Pahang.
b) Wujud persamaan antara seni Bangunan Cina dengan seni Bangunan masjid di Kelantan,
Melaka dan Jawa yaitu seperti bumbung pagoda, ciri khas atap genteng dari China.

3. Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari India/Gujarat.

Dikemukakan oleh S.Hurgronje, Menurutnya Islam datang dari Gujarat/India dan pantai
Koromandel di semenanjung India. Hubungan dagang Asia Tenggara dengan India telah
terwujud sejak lama, hal ini memberikan peluang bagi pedagang Islam India untuk menyebarkan
Islam.

Adapun beberapa bukti dari teori ini yaitu

a) Terdapat batu marmar pada batu nisan mempunyai cirri buatan India, contohnya di batu
nisan Raja Malik Pasai.
b) Unsur budaya India amat banyak kita jumpai di Negara-negara Asia Tenggara.

Kurun waktu abad ke-11 hingga abad ke-14 adalah fase awal dari perkembangan Islam di
kepulauan Asia Tenggara. Pedagang-pedagang arab dan Muslim India adalah agen-agen
perubahan yang mebawa Islam ke kawasan itu. Tersebarnya Islam Tidak terlepas dari pengaruh
kerajaan yang berada di nusantara yang di pimpin oleh raja-raja yang memeluk agama
Islam.Seperti, kerajaan Samudera Pasai yang dipimpin oleh Sultan Malik As-saleh.Perlak
(Peureulak) adalah sebuah bandar niaga penting di pesisir timur Sumatera Utara pada abad ke-
13.Marco Polo mengunjungi pelabuhan itu pada tahun 1292 dan melaporkannya telah menjadi
sebuah negara Islam.Marco Polo menulis tentang Perlak. “kerajaan ini, anda harus tahu sering
dikunjungi saudagar-saudagar Saracen secara teratur, yang kemudian membaiat penduduk
pribumi pada hukum Muhammad Shallallahu‘alaihiwasallam[6]
C. Cara-cara Datang dan Berkembangnya Islam di Asia Tenggara
Menurut Uka Tjandrasasmita[7], saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada beberapa
yaitu:

1. Saluran Perdagangan
Pada taraf permulaan, proses masuknya Islam adalah melalui perdagangan. Kesibukan
lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 membuat pedagangpedagang Muslim
(Arab, Persia dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat,
Tenggara dan Timur Benua Asia.Saluran Islamisasi melaui perdagangan ini sangat
menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan
mereka menjadi pemilik kapal dan saham.Mereka berhasil mendirikan masjid dan mendatangkan
mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka menjadi banyak, dan karenanya anak-anak
Muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya-kaya.Di beberapa tempat penguasa-penguasa Jawa
yang menjabat sebagai Bupati Majapahit yang ditempatkan di pesisir Utara Jawa banyak yang
masuk Islam, bukan karena hanya faktor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi karena
factor hubungan ekonomi drengan pedagang-rpedrarrgarng Muslim.

Perkembangan selanjutnya mereka kemudian mengambil alih perdagangan dan


kekuasaan di tempat-tempat tinggalnya.

2. Saluran Perkawinan
Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial yang lebih baik
daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi terutama puteri-puteri bangsawan,
tertarik untuk menjadi isteri saudagar-saudagar itu.Sebelum dikawin mereka diIslamkan terlebih
dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas, akhirnya timbul
kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan Muslim

Dalam perkembangan berikutnya, ada pula wanita Muslim yang dikawini oleh keturunan
bangsawan; tentu saja setelah mereka masuk Islam terlebih dahulu. Jalur perkawinan ini jauh
lebih menguntungkan apabila antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja
dan anak adipati, karena raja dan adipati atau bangsawan itu kemudian turut mempercepat proses
Islamisasi. Demikianlah yang terjadi antara Raden Rahmat atau sunan Ampel dengan Nyai
Manila, Sunan Gunung Jati dengan puteri Kawunganten, Brawijaya dengan puteri Campa yang
mempunyai keturunan Raden Patah (Raja pertama Demak) dan lain-lain.

3. Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi mengajarkan teosofi yang bercampur dengana
jaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal magis dan
mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Diantara mereka juga ada yang mengawini
puteri-puteri bangsawab setempat. Dengan tasawuf, “bentuk” Islam yang diajarkan kepada
penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya
menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima. Diantara ahli-
ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran
Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan
Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini masih dikembangkan di abad ke-19 M bahkan di
abad ke-20 M ini.

4. Saluran Pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang
diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama.Di pesantren atau pondok itu, calon
ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama.Setelah keluar dari pesantren, mereka
pulang ke kampung masing-masing atau berdakwak ketempat tertentu mengajarkan
Islam.Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden rahmat di Ampel Denta Surabaya, dan
Sunan Giri di Giri.Kleuaran pesantren ini banyak yang diundang ke Maluku untuk mengajarkan
Agama Islam.

5. Saluran Kesenian
Saluran Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan
wayang.Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan
wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk
mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari
cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam serita itu di sisipkan ajaran nama-nama pahlawan
Islam.Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad dan
sebagainya), seni bangunan dan seni ukir.

6. Saluran Politik
Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya
memeluk Islam terlebih dahulu.Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di
daerah ini.Di samping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia Bagian Timur, demi
kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non
Islam.Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan
Islam itu masuk Islam.

Untuk lebih memperjelas bagaimana proses masuknya agama Islam di Asia Tenggara ini, ada 3
teori diharapkan dapat membantu memperjelas tentang penerimaan Islam yang sebenarnya:

a. Menekankan peran kaum pedagang yang telah melembagakan diri mereka di beberapa
wilayah pesisir lndonesia, dan wilayah Asia Tenggara yang lain yang kemudian melakukan
asimilasi dengan jalan menikah dengan beberapa keluarga penguasa local yang telah
menyumbangkan peran diplomatik, dan pengalaman lnternasional terhadap perusahaan
perdagangan para penguasa pesisir. Kelompok pertama yang memeluk agama lslam adalah dari
penguasa lokal yang berusaha menarik simpati lalu-lintas Muslim dan menjadi persekutuan
dalam bersaing menghadapi pedagang-pedagang Hindu dari Jawa. Beberapa tokoh di wilayah
pesisir tersebut menjadikan konversi ke agama lslam untuk melegitimasi perlawanan mereka
terhadap otoritas Majapahit dan untuk melepaskan diri dari pemerintahan beberapa lmperium
wilayah tengah Jawa.

b. Menekankan peran kaum misionari dari Gujarat, Bengal dan Arabia. Kedatangan para sufi
bukan hanya sebagai guru tetapi sekaligus juga sebagai pedagang dan politisi yang memasuki
lingkungan istana para penguasa, perkampungan kaum pedagang, dan memasuki perkampungan
di wilayah pedalaman. Mereka mampu mengkomunikasikan visi agama mereka dalam
bentuknya, yang sesuai dengan keyakinan yang telah berkembang di wilayah Asia Tenggara.
Dengan demikian dimungkinkan bahwa masuknya Islam ke Asia Tenggara agaknya tidak lepas
dengan kultur daerah setempat.

c. Lebih menekankan makna lslam bagi masyarakat umum dari pada bagi kalangan elite
pemerintah. Islam telah menyumbang sebuah landasan ldeologis bagi kebajikan lndividual, bagi
solidaritas kaum tani dan komunitas pedagang, dan bagi lntegrasi kelompok parochial yang lebih
kecil menjadi masyarakat yang lebih besar (Lapidus, 1999:720-721). Agaknya ketiga teori
tersebut bisa jadi semuanya berlaku, sekalipun dalam kondisi yang berbeda antara satu daerah
dengan yang lainnya. Tidak terdapat proses tunggal atau sumber tunggal bagi penyebaran lslam
di Asia Tenggara, namun para pedagang dan kaum sufi pengembara, pengaruh para murid, dan
penyebaran berbagai sekolah agaknya merupakan faktor penyebaran lslam yang sangat penting.

D. Tahap-tahap Perkembangan Islam[8]

1. Kehadiran para pedagang Muslim (7 - 12 M)


Fase ini diyakini sebagai fase permulaan dari proses sosialisasi Islam di kawasan Asia
Tenggara, yang dimulai dengan kontak sosial budaya antara pendatang Muslim dengan
penduduk setempat.

Pada fase pertama ini, tidak ditemukan data mengenai masuknya penduduk asli ke dalam
Islam. Bukti yang cukup jelas mengenai hal ini baru diperoleh jauh kemudian, yakni pada
permulaan abad ke-13 M / 7 H. Sangat mungkin dalam kurun abad ke 1 sampai 4 H terdapat
hubungan perkawinan antara pedagang Muslim dengan penduduk setempat, hingga menjadikan
mereka beralih menjadi Muslim. Tetapi ini baru pada tahap dugaan.

Walaupun di Leran - Gresik, terdapat sebuah batu nisan bertuliskan Fatimah binti
Maimun yang wafat pada tahun 475 H / 1082 M. Namun dari bentuknya, nisan itu menunjukkan
pola gaya hias makam dari abad ke-16 M seperti yang ditemukan di Campa, yakni berisi tulisan
yang berupa do'a-do'a kepada Allah.

2. Terbentuknya Kerajaan Islam (13-16M)


Pada fase kedua ini, Islam semakin tersosialisasi dalam masyarakat Nusantara dengan
mulai terbentuknya pusat kekuasaan Islam. Pada akhir abad ke-13 kerajaan Samudera Pasai
sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia merebut jalur perdagangan di Selat Malaka yang
sebelumnya dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya. Hal ini terus berlanjut hingga pada permulaan
abad ke-14 berdiri kerajaan Malaka di Semenanjung Malaysia.

Sultan Mansyur Syah (w. 1477 M) adalah sultan keenam Kerajaan Malaka yang
membuat Islam sangat berkembang di Pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaka.Di
bagian lain, di Jawa saat itu sudah memperlihatkan bukti kuatnya peranan kelompok Masyarakat
Muslim, terutama di pesisir utara.

3. Pelembagaan Islam
Pada fase ini sosialisasi Islam semakin tak terbendung lagi masuk ke pusat-pusat
kekuasaan, merembes terus sampai hampir ke seluruh wilayah.Hal ini tidak bisa dilepaskan dari
peranan para penyebar dan pengajar Islam.Mereka menduduki berbagai jabatan dalam struktur
birokrasi kerajaan, dan banyak diantara mereka menikah dengan penduduk pribumi. Dengan kata
lain, Islam dikukuhkan di pusat-pusat kekuasaan di Nusantara melalui jalur perdagangan,
perkawinan dengan elit birokrasi dan ekonomi, di samping dengan sosialisasi langsung pada
masyarakat bawah. Pengaruh Islamisasi yang pada awalnya hanya berpusat di satu tempat telah
jauh meluas ke wilayah-wilayah lain di Asia tenggara.

Islam Begitu cepat berkembang dan dapat diterima dengan baik di masyarakat karena
Dalam Penyebaran dan perkembangannya, dengan jalan damai.tidak pernah ada ekspedisi militer
ataupun kekerasan untuk Islamisasi ini.

E. Perkembangan Islam di negara-negara Asia Tenggara[9]

a. Islam di Indonesia
Dalam buku Indonesia karya Mahmud Syakir disebutkan bahwa Indonesia terdiri dari
kumpulan pulau yang jumlahnya terbanyak di dunia (lebih dari 13.600 pulau) dihubungkan
dengan dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.Juga dihubungkan oleh
setengah bola dunia utara dan selatan.Luas wilayah ini mencapai 1.919.440 km2, letaknya di
Asia Tenggara.Pulau-pulau terbesar adalah Sumatera, Jawa, Irian, dan Borneo (Kalilmantan).

Dari segi jumlah penduduk, negeri ini menempati urutan keempat terbanyak di dunia,
setelah China, India dan Amerika Serikat tapi urutan pertama pada tingkat dunia Islam.Mayoritas
mereka berasal dari Melayu dan China. Presentase kaum muslim di negeri ini mencapai 89 %
(sebagian besar adalah pengikut Sunni), juga terdapat sedikit Nasrani, Hindu dan Budha[10].
Sebanyak 12,9 persen dari total Muslim dunia hidup di Indonesia.[11]

Waktu kapan Islam masuk ke Indonesia masih ada perbedaan pendapat, berikut beberapa
teori mengenai masuknya Islam ke Indonesia[12], yaitu :
1. Teori Gujarat

Teori ini merupakan teori tertua yang menjelaskan tentang masuknya Islam di Nusantara.
Dinamakan Teori Gujarat, karena bertolak dari pandangannya yang mengatakan bahwa Islam
masuk ke Nusantara berasal dari Gujarat, pada abad ke-13 M, dan pelakunya adalah pedagang
India Muslim.

Bukti-bukti dari teori ini yaitu:

a) bukti batu nisan Sultan pertama Kerajaan Samudera Pasai, yakni Malik al-Shaleh yang
wafat pada 1297. relif nisan tersebut bersifat Hinduistis yang mempunyai kesamaan
dengan nisan yang terdapat di Gujarat.
b) adanya kenyataan bahwa agama Islam disebarkan melalui jalan dagang antara Indonesia-
Cambai (Gujarat)-Timur Tengah-Eropa.

2. Teori Makkah

Teori ini dicetuskan oleh Hamka, Ia lebih menguatkan teorinya dengan mendasarkan
pandangannya pada peranan bangsa Arab sebagai pembawa agama Islam ke Indonesia,
kemudian diikuti oleh orang Persia dan Gujarat. Gujarat dinyatakan sebagai tempat singgah
semata, dan Makkah sebagai pusat, atau Mesir sebagai tempat pengambilan ajaran Islam.

Hamka menolak pendapat yang mengatakan bahwa Islam baru masuk pada abad 13,
karena kenyataanya di Nusantara pada abad itu telah berdiri suatu kekuatan politik Islam, maka
sudah tentu Islam masuk jauh sebelumnya yakni abad ke-7 (670 M) atau pada abad pertama
Hijriyah.

Pendapat ini juga di dukung oleh Drs. Juned Periduri yang berkesimpulan bahwa agama
Islam pertama kali masuk pada abad ke-7. Hal ini didasarkan pada penyelidikan sebuah makam
Syeikh Mukaiddin di Tapanuli yang berangka tahun 48 H (670 M).

Pada 674 M telah terdapat perkampungan perdagangan Arab Islam di Pantai Barat
Sumatera, bersumber dari berita Cina.kemudian berita Cina ini ditulis kembali oleh T.W. Arnold
(1896), J.C. van Leur (1955) dan Hamka (1958). Timbulnya perkampungan perdagangan Arab
Islam ini karena ditunjang oleh kekuatan laut Arab.

Dari keterangan tentang peranan bangsa Arab dalam dunia perniagaan seperti di atas,
kemudian dikuatkan dengan kenyataan sejarah adanya perkampungan Arab Islam di pantai barat
Sumatera di abad ke-7, maka terbukalah kemungkinan peranan bangsa Arab dalam memasukkan
Islam ke Nusantara.

3. Teori Persia

Pencetus teori ini adalah P.A. Hoesein Djajadiningrat. Teori ini berpendapat bahwa
agama Islam yang masuk ke Nusantara berasal dari Persia, singgah ke Gujarat, sedangkan
waktunya sekitar abad ke-13. Teori ini lebih menitikberatkan tinjauannya kepada kebudayaan
yang hidup di kalangan masyarakat Islam Indonesia yang dirasakan memiliki persamaan dengan
Persia (Morgan, 1963:139-140). Di antaranya adalah:

a) Peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai hari peringayan Syi'ah atas syahidnya
Husein.
b) Adanya kesamaan ajaran antara Syaikh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran al-Hallaj,
sekalipun al-Hallaj telah meninggal pada 310H / 922M, tetapi ajarannya berkembang
terus dalam bentuk puisi, sehingga memungkinkan Syeikh Siti Jenar yang hidup pada
abad ke-16 dapat mempelajarinya.

Dari uraian tentang tiga teori masuknya Islam ke Indonesia di atas, dapat dilihat beberapa
perbedaan dan kesamaannya:

 Teori Gujarat dan Persia mempunyai persamaan pandangan mengenai masuknya agama
Islam ke Nusantara berasal dari Gujarat. Perbedaannya terletak pada teori Gujarat yang
melihat ajaran Islam di Indonesia mempunyai kesamaan ajaran dengan mistik di India.
Sedangkan teori Persia memandang adanya kesamaan dengan ajaran Sufi di Persia.
Gujarat dipandangnya sebagai daerah yang dipengaruhi oleh Persia, dan menjadi tempat
singgah ajaran Syi'ah ke Indonesia.
 Dalam hal Gujarat sebagai tempat singgah, teori Persia mempunyai persamaan dengan
teori Makkah, tetapi yang membedakannya adalah teori Makkah memandang Gujarat
sebagai tempat singgah perjalanan perjalanan laut antara Indonesia dengan Timur
Tengah, sedangkan ajaran Islam diambilnya dari Makkah atau dari Mesir.
 Teori Gujarat dan Persia keduanya tidak memandang peranan bangsa Arab dalam
perdagangan. Dalam hal ini keduanya lebih memandang pada peranan orang India
Muslim. keduanya meyakini Islam masuk di Nusantara pada abad ke-13. Sebaliknya teori
Makkah lebih meyakini Islam masuk di Nusantara pada abad ke-7, karena abad ke-13
dianggap sebagai saat-saat perkembangan Islam di Nusantara.
 Dalam melihat sumber negara yang mempengaruhi Islam di Nusantara, teori Makkah
lebih berpendirian pada Makkah dan Mesir dengan mendasarkan tinjauannya pada
besarnya pengaruh madzhab Syafi'i di Indonesia. Sedangkan teori Persia, meskipun
mengakui pengaruh madzhab Syafi'i di Indonesia tetapi, bagi teori ini, hal itu merupakan
pengaruh madzhab Syafi'i yang berkembang di Malabar, oleh karena itu teori ini lebih
menunjuk India sebagai negara asal Islam Indonesia.

Walaupun dari analisa perbandingan di atas ketiga teori tersebut lebih menampakkan tajamnya
perbedaan dari pada persamaan, namun ada titik temu yang bisa disimpulkan yakni, bahwa :

Pertama, Islam masuk dan berkembang melalui jalan damai (infiltrasi kultural),
Kedua, Islam tidak mengenal adanya misi sebagaimana yang dijalankan oleh kalangan Kristen
dan Katolik.

Para Ulama awal yang menyebarkan Islam di Indonesia adalah Hamzah


Fansuri,Syamsuddin Al-Sumatrani, Nuruddin Ar-Raniri, Abdurauf Singkel, Syeikh Muhammad
Yusuf Al-Makassari, Syeikh Abdussamad al-Palimbani, Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari,
Syeikh Muhammad Nafis al-Banjari, Syeikh Muhammad bin Umar al-Nawawi al-Bantani,
Khatib Minangkabau.

b. Islam di Malaysia
Islam merupakan agama resmi negara federasi Malaysia.Hampir 50% dari 13 juta
penduduknya adalah Muslim dan sebagian besar diantaranya adalah orang melayu yang tinggal
di Semenanjung Malaysia.Adapun sisanya terdiri dari kelompok-kelompok etnik yang minoritas
yakni diantaranya Cina yang terdiri sekitar 38% dari penduduk Malaysia dan yang lainnya India
dan Arab. Diantara warga Muslim dan non Muslim dapat hidup rukun tanpa ada permusuhan
sehingga masyarakat di sana tentram dan damai. Perkembangan Islam di Malaysia telah
membawa peradaban-peradaban baru yang diakui Dunia Islam. Sampai saat ini Muslim Malaysia
dikenal sebagai Muslim yang taat ibadahnya, kuat memegang hukum Islam dan juga kehidupan
beragamanya yang damai serta mencerminkan keIslaman agamanya baik di perkampungan
maupun dalam pemerintahan. Mengenai hasil peradaban Islam di Malaysia ini juga tidak kalah
dengan negara-negara Islam yang lain, seperti:

a) Adanya bangunan-bangunan masjid yang megah seperti Masjid Ubaidiyah di Kuala


Kancong.
b) Banyaknya bangunan-bangunan sekolah Islam.
c) Berlakunya hukum Islam pada pemerintahan Malaysia (hukum Islam di sana
mendapat kedudukan khusus karena dijadikan hukum negara).

Selain itu juga keputusan yang diambil oleh Perdana Menteri Tun Dr. Mahathir Muhammad
pada tahun 1982 untuk menjalankan kebijakan penanaman nilai-nilai islami dalam pemerintahan
juga membuat peran islam semakin penting terutama ketika kebijakan tersebut dilaksanakan
secara nyata.

c. Islam di Singapura
Komunitas muslim di Singapura terdiri dari 2 kelompok, yaitu migran dari wilayah
indonesia dan migran dari luar wilayah indonesia (India dan Arab). Studi islam di Singapura
telah lama berkembang. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
muslim. Selanjutnya, disebutkan bahwa etnis melayu merupakan komunitas muslim terbesar di
Singapura. Tapi berdasarkan hasil sensus tahun 1980 yang menyatakan bahwa orang-orang
muslim Singapura tertinggal dari etnis lain dalam bidang sosial ekonomi, maka lembaga-
lembaga muslim memberikan motivasi untuk meningkatkan pendidikan dan berkompetensi
secara profesional. Dari gerakan tersebut muncullah beberapa profesional muslim seperti Maarof
Saleh (Presiden Himpunan Belia Islam), Dr. Muhd. Hussain Muthalib (Direktur Eksekutif MUIS
dan Dosen University of Singapore) dan Ridwan Abdullah (Presiden The Muslem Convert
Assosiation Darul Arqam). Sedangkan dalam bidang pendidikan, pada tahun 1981 ini didirikan
sebuah lembaga yang bergerak pada permasalahan pendidikan anak muslim (MENDAKI) dan
mendapatkan dukungan dari pemerintah setempat. Keberadaan lembaga ini juga mempercepat
lahirnya karya-karya yang terkait dengan pendidikan bagi kaum minoritasmuslim di Singapura.

d. Islam di Thailand
Islam di Muangthai adalah agama minoritas hanya 4 %, selain itu masyarakat Muangthai
menganut agama Budha dan Hindu.Orang Melayu Muslim merupakan golongan minoritas
terbesar ke-dua di Muangthai, sesudah golongan Cina.Mereka tergolong Muslim Sunni dari
madzab Syafi’I yang merupakan madzab paling besar dikalangan umat Islam di
Muangthai.Ikatan-ikatan budayanya telah membantu memupuk suatu perasaan keterasingan
dikalangan mereka terhadap lembaga-lembaga sosial, budaya, dan politik Muangthai.Sejak
bangsa Muangthai untuk pertama kali menyatakan daerah itu sebagai wilayah yang takluk
kepada kekuasaannya.Pada akhir abad ke-13 orang Melayu Muslim terus-menerus memberontak
terhadap kekuasaan Muangthai.Keinginan mereka adalah untuk menjadi bagian dari Dunia
budaya Melayu Muslim dengan pemerintahan otonom.Akhirnya keinginan yang tak pernah
mengendor itu pudar dalam sejarah, dan ciri-ciri sosial ekonomi dan budaya mereka telah
membuat mereka sadar bahwa mereka hanyalah kelompok kecil yang mempunyai identitas
terpisah dari bagian utama penduduk Negeri Muangthai.Masyarakat Muslim di Muangthai
sebagian besar berlatarbelakang pedesaan. Dan Perkembangan Islam di Muangthai telah banyak
membawa peradaban-peradaban, misalnya :

a) Di Bangkok terdaftar sekitar 2000 bangunan masjid yang sangat megah dan indah.
b) Golongan Tradisional dan golongan ortodoks telah menerbitkan majalah Islam
“Rabittah”.
c) Golongam modernis berhasil menerbitkan jurnal “Al Jihad”.

e. Islam di Brunei Darussalam


Brunei Darussalam memperoleh kemerdekaan penuhnya pada tanggal 1 Januari 1984.
Penduduk negara ini terdiri dari 65% suku melayu, 25% keturunan cina dan sisanya kelompok
pribumi Kalimantan. Beberapa sumber menyatakan bahwa agama islam masuk ke negara ini
pada abad ke-15, dan sejak itu negara ini berubah menjadi kesultanan Islam. Agama resminya
juga Islam dan tradisi keislaman juga dijaga sangat baik sampai sekarang. Dari segi politik
situasi di negara ini terbilang tenang dan stabil karena ukuran negara ini kecil. Dan sebagai
agama resmi negara islam mendapatkan perlindungan dari negara. Dominasi keluarga kerajaan di
bidang pemerintahan dan tidak adanya demokrasi politik memungkinkan pemerintah
memberlakukan kebijakan di bidang agama dan bidang lainnya tanpa banyak kesulitan.
f. Islam di Filiphina
Islam tersebar di wilayah ini pada abad ke-6 H/12 M. Saat itu penjajah Portugis telah
sampai di wilayah ini. Kemudian disusul oleh Belanda dan Inggris yang datang pada tahun
1211H/1796 M. Terjadilah perlawanan dan revolusi di negeri ini sejak tahun 1305 H. Negeri ini
berada dibawah perlindungan Inggris sejak tahun 1367 H/ 1947 M, dan mengumumkan diri
sebagai negara republic yang merdeka pada tahun 1385 H/ 1965 M. Adapun di Filiphina, Islam
tersebar hampir mencapai seluruh kepulauannya, pula telah berdiri pemerintahan Islam. Akan
tetapi, munculah arus pemiliran keagamaan yang dibawa oleh penjajah Spanyol yang amat
dibenci.Pada tahun 928 H/ 1521 M, secara mendadak Spanyol menyerbu kepulauankepulauan
Filipina. Mereka datang denagn membawa seluruh dendam orang-orang salib terhadap kaum
muslimin,. Maka, situasi di Filipina saat itu hamper sama denagn situasi yang dialami oleh Islam
Andalusia. Penjajah Spanyol berada di Filiphina ini hingga tahun 1316 H/ 1898 M.

Selama masa yang hampir mencapai 4 abad, telah terjadi upaya penjauhan ajaran Islam
dari generasi kaum muslim secara berturut-turut lewat jalan peperangan yang menghancurkan
kaum muslimin dan memaksa mereka untuk memeluk agama Nasrani denagn ancaman
kekerasan. Sekalipun demikian, mereka tidak juga mampu mengalahkan pemerintahan-
pemerintahn Muslim, sehingga disana masih tersisa beberapa pemerintahan.Spanyol belum
berhasil sepenuhnya menguasai Filipina khususnya kepulauan Mindanao dan Sulu. Amerika
Serikat kemudian menguasai kepulauan Filipina pada tahun 1317 H/1899 M. Maka timbulah
perlawanan menentanganya dan berlangsung hingga tahun 1339 H/ 1920 M. Setelah itu kaum
Muslimin menyerah, karena mereka tealh ditimpa penyakit “wahn”(penyakit cinta dunia dan
takut mati). Kemudian tersebarlah berbagai penyakit, kemiskinan, kebodohan, dan
keterbelakangan diantara mereka.Pada saat itulah orang-orang salib menawarkan berbagai
bantuan, hingga akhirnya Islam surut kembali di negeri itu. Amerika lalu mengumumkan
kemerdekaan bagi Filipina pada tahun 1366 H/ 1946 M. Sekarang ini Islam hanya tinggal ada di
13 wilayah di selatan filipina, yang sampai saat ini masih tetap menuntut pemerintahan otonomi
dengan segala upayanya.

F. Kerajaan Islam di Asia Tenggara


Penyebaran Islam di wilayah Asia Tenggara ditandai dengan berdirinya kesultanan Islam
di kawasan tersebut. Sejarah perkembangan kesultanan Islam di Asia Tenggara tidak lepas dari
kepentingan perdagangan dan syiar agama yang dibawa oleh para saudagar dan ulama muslim
dari Asia Barat. Adapun Malaka dikenal sebagai pintu gerbang Nusantara.Julukan ini diberikan
mengingat peranannya sebagai jalan lalu lintas antara Asia Timur san Asia Barat bagi para
pedagang yang hendak keluar masuk pelabuhan-pelabuhan di Asia Tenggara.Berikut ini adalah
profil beberapa kesultanan Islam yang pernah berkuasa di Asia Tenggara.

1) Kesultanan Samudera Pasai (abad ke-13)

Samudera Pasai merupakan kesultanan Islam pertama[13] di Indonesia.Letak kesultanan


ini di Aceh Utara.Sultan pertama Samudera Pasai adalah Malikush Shaleh.Letak Samudera Pasai
sangat strategis sebagai pusat pelayaran dan perdagangan di Nusantara. Banyak pedagang
muslim dari Arab, Cina dan India datang untuk berdagang dan menyebarkan Islam. Kesultanan
ini memperoleh sumber pendapatan yang besar dari pajak perdagangan dan pelayaran.Samudera
Pasai ditaklukkan Portugis pada 1521. Sejarah Kesultanan Samudera Pasai dapat diketahui antara
lain dengan ditemukannya uang dirham emas dengan tulisan nama sultan yang memerintah
Samudera Pasai.

2) Kesultanan Malaka (abad ke-15)

Kesultanan ini terletak di Semenanjung Malaka.Islam di Malaka berasal dari Kesultanan


Samudera Pasai.Pendiri Kesultanan Malaka adalah Paramesywara, seorang pangeran dari
Sriwijaya.Paramesywara menikah dengan putri sultan Samudera Pasai dan kemudian masuk
Islam.Kesultanan Malaka mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Muzaffar
Syah (1445-1459).

Kesultanan ini runtuh ketika Portugis menyerang dan mengalahkan Malaka pada
1511.Peninggalan sejarah Kesultanan Malaka barupa mata uang yang merupakan peninggalan
dari akhir abad ke-15 dan benteng A'Farmosa yang merupakan bukti penaklukkan Malaka oleh
pasukan Portugis.

3) Kesultanan Islam Pattani (abad ke-15).

Kehadiran Islam di Pattani dimulai dengan kedatangan Syekh Said, mubalig dari Pasai,
yang berhasil menyembuhkan raja Pattani bernama Phaya Tu Nakpa yang sedang sakit
parah.Phaya Tu Nakpa (1486-1530) beragama Budha kemudian masuk Islam dan bergelar Sultan
Ismail Syah.Kesultanan Pattani mengalami kemajuan pesat setelah menjalin hubungan dagang
dengan Kesultanan Malaka.Kesultanan Pattani kemudian menjadi pusat perdagangan dan
pelabuhan, terutama bagi pedagang dari Cina dan India.Kejayaan Pattani berakhir setelah
dikalahkan Kerajaan Siam dari Bangkok. Peninggalan sejarah Pattani berupa nisan kubur yang
disebut Batu Aceh yang melambangkan kedekatan hubungan dengan Samudera Pasai.

4) Kesultanan Brunei Darussalam (abad ke-15).

Kesultanan Brunei Darussalam merupakan kesultanan Islam yang terletak di Pulau


Kalimantan sebelah utara.Islam pertama kali masuk ke Brunei pada 977, dibawa saudagar Cina.
Setelah raja Awang Alak Betatar (1406-1408) masuk Islam, ia mengubah kerajaan itu menjadi
kesultanan. Kata "Darussalam" ditambahkan pada kata "Brunei" pada abad ke-15 untuk
menekankan Islam sebaga agama negara.Kesultanan Brunei Darussalam berkembang menjadi
pusat penyebaran Islam dan perdagangan wilayah Melayu ketika Kesultanan Malaka jatuh ke
tangan Portugis.Kesultanan Brunei Darussalam pernah dikuasai Inggris pada 1888, di masa
kepemimpinan Sultan Hasyim Jalilu Ageramaddin, sultan ke-15, namun dapat meraih
kemerdekaannya dari Inggris 1983.
5) Kesultanan Islam Sulu (abad ke-15).

Kesultanan Sulu merupakan kesultanan Islam yang terletak di Filipina bagian


selatan.Islam masuk dan berkembang di Sulu melalui orang Arab yang melewati jalur
perdagangan Malaka dan Filipina.Pembawa Islam di Sulu adalah Syarif Karim al-Makdum,
orang Arab yang ahli ilmu pengobatan. Abu Bakar, seorang dai dari Arab, menikah dengan putri
dari pangeran Bwansa dan kemudian memerintah di Sulu dengan mengangkat dirinya sebagai
Sultan.

6) Kesultanan Ternate (abad ke-15).

Kesultanan Islam terbesar di Maluku adalah Kesultanan Ternate.Penyebaran Islam di


daerah ini dilakukan oleh para ulama dan pedagang dari Pulau Jawa.Islam menjadi agam
kerajaan setelah Sultan Zainal Abidin memerintah.Kesultanan Ternate menjadi salah satu pusat
penyebaran Islam di kawasan timur Nusantara.Kesultanan Ternate mencapai kejayaannya pada
masa pemerintahan Sultan Babullah.Kesultanan Ternate bersaing dengan Kesultanan Tidore
terutama dalam perdagangan.Kesultanan Ternate berakhir setelah ditaklukkan oleh VOC
(Verenidge Osst-Indische Compagnie) pada 1660. Peninggalan Kesultanan Ternate antara lain
Benteng Portugis dan bekas istana di Ternate (Maluku Utara).

7) Kesultanan Aceh Darussalam (abad ke-16).

Kesultanan Aceh atau Aceh Darussalam adalah kerajaan Islam yang terletak di Pulau
Sumatera bagian utara.Kesultanan ini didirikan pada 1541 oleh Sultan Ali Mughayat
Syah.Kesultanan Aceh mengantikan peran Kesultanan Samudera Pasai dan Kesultanan Malaka
yang jatuh ke tangan Portugis, terutama dalam perdagangan dan pelayaran.Kesultanan ini
mengalami puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda.Kesultanan Aceh
akhirnya jatuh ke dalam kekuasaan pemerintah Hindia Belanda pada 1912. Peninggalan sejarah
Kesultanan Aceh antara lain Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh dan Cakra Donya, yaitu
lonceng hadiah dari kaisar Cina.

8) Kesultanan Demak (abad ke-16).

Kesultanan Demak adalah kesultanan Islam pertama di Pulau Jawa.Raja Demak pertama
adalah Raden Fatah, bupati Majapahit di Bintoro dan mencapai puncak kejayaan di bawah
kepemimpinan Sultan Trengono.Kesultanan Demak berhasil melebarkan kekuasaannya sampai
ke daerah luar Jawa, seperti Kesultanan Banjar, Kerajaan Kotawaringin, dan Kesultanan Kutai di
Kalimantan.Kesultanan ini mengalami kemunduran di masa Sunan Prawoto karena beberapa
daerah taklukkan Demak memberontak.Peninggalan Kesultanan Demak yang paling terkenal
adalah Masjid Agung Demak. Ciri khas masjid ini adalah bangunannya ditopang empat tiang
atau saka guru yang dibangun empat orang sunan dari sembilan wali (Wali Songo), yaitu Sunan
Ampel, Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang, dan Sunan Kalijaga.
9) Kesultanan Cirebon (abad ke-16).

Kesultanan Cirebon merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa Barat.Kesultanan


Cirebon didirikan pada 1450 oleh Pangeran Walangsungsang.Tokoh yang paling berperan
menjadikan Cirebon sebagai Kesultanan Islam adalah Syarif Hidayatullah. Sepeninggal
Panembahan Girilaya (1650-1662), Kesultanan Cirebon dibagi menjadi dua oleh kedua anaknya,
menjadi Kesultanan Kasepuhan dan Kesultanan Kanoman. Meskipun tidak mempunyai
kekuasaan administratif, Kesultanan Cirebon tetap bartahan sampai saat ini.

10) Kesultanan Banjar (abad ke-16).

Kesultanan Banjar merupakan kesultanan Islam yang terletak di Pulau Kalimantan bagian
selatan.Kesultanan ini pada walnya bernama Daha, sebuah kerajaan Hindu yang berubah menjadi
kesultanan Islam.Kesultanan Banjar berdiri pada 1595 dengan penguasa pertama Sultan
Suriansyah.Islam masuk ke wilayah ini tahun 1470, bersamaan dengan melemahnya kerajaan
Maajapahit di Pulau Jawa.Penyebaran Islam secara luas dilakukan Syekh Muhammad Arsyad al-
Banjari, seorang ulama yang menjadi Mufti Besar Kalimantan.Kesultanan Banjar mengalami
kemunduran dengan terjadinya pergolakan masyarakat yang menentang pengangkatan Pangeran
Tamjidillah (1857-1859) sebagai sultan oleh Belanda.Pada 1859-1905, terjadi perang Banjar
yang dipimpin Pangeran Antasari (1809-1862) melawan Belanda.Akibat dari perang ini, Belanda
menghapuskan Kesultanan Banjar pada 1860.Peninggalan sejarah Kesultanan Banjar dapat
dilihat dari bangunan masjid di Desa Kuin, Banjar Barat (Banjarmasin) yang dibangun pada
masa pemerintahan Sultan Tamjidillah.

11) Kesultanan Banten (abad ke-16).

Kesultanan ini adalah kesultanan terbesar di Jawa Barat.Kesultanan Banten didirikan


Sunan Gunung Jati pada 1524.Pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin, Islam telah
mengalami perkembangan pesat.Hal ini ditandai dengan berdirinya bangunan masjid dan
pesantren.Kesultanan Banten mencapai masa keemasannya di masa pemerintahan Sultan Ageng
Tirtayasa (1651-1683).

Kesultanan ini mengalami kemunduran setelah terjadi perang melawan


Belanda.Peninggalan Kesultanan Banten berupa Masjid Agung Banten, Menara Banten, Benteng
Speelwijk, dan bekas Keraton Surosowan.

12) Kesultanan Buton (abad ke-16).

Kesultanan Buton merupakan kerajaan Islam yang terletak di Pulau Buton, Sulawesi
bagian tenggara.Kerajaan Buton menjadi kesultanan setelah Halu Oleo, raja ke-6, memeluk
agama Islam. Penyebaran Islam secara luas dilakukan oleh syekh Abdul Wahid bin Syarif
Sulaiman al-Patani, seorang ulama dari Kesultanan Johor. Peninggalan sejarah Kesultanan Buton
berupa Benteng Kraton dan Batupoaro, yaitu batu tempat berkhalwat (mengasingkan diri) Syekh
Abdul Wahid di akhir keberadaannya di Buton.

13) Kesultanan Goa (abad ke-16).

Kesultanan Goa terletak di sebelah selatan Pulau Sulawesi.Kerajaan Goa berubah


menjadi kesultanan pada akhir abad ke-16, di masa pemerintahan Sultan Alauddin (1593-1639).

Pada masa kepemimpinan Sultan Hasanuddin terjadi perang Makassar (1666-1669)


meawan Belanda.Kesultanan Goa selanjutnya dikuasai oleh Belanda setelah dipaksa menyerah
dan menandatangani Perjanjian Bongaya.Peninggalan Kesultanan Goa berupa kompleks makam
Sultan Goa dan bekas rumah Sultan Goa terakhir di Makassar (Sulawesi Selatan).

14) Kesultanan Johor (abad ke-16).

Kesultanan Johor berdiri setelah Kesultanan Malaka dikalahkan oleh Portugis.Sultan


Alauddin Riayat Syah membangun Kesultanan Johor pada sekitar tahun 1530-1536.Masa
kejayaan kesultanan ini terjadi pada masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil Riayat Syah
II.Kesultanan Johor memperkuat dirinya dengan mengadakan sebuah aliansi bersama Kesultanan
Riau sehingga disebut Kesultanan Johor-Riau.Kesultanan Johor-Riau berakhir setelah Raja Haji
wafat dan wilayah tersebut dikuasai oleh Belanda.

15) Kesultanan Kutai (abad ke-16).\

Kesultanan Kutai terletak di sekitar Sungai Mahakam, Kalimanta bagian timur.Pada


awalnya, Kutai merupakan kerajaan yang dipengaruhi ajaran Hindu dan Buddha.Islam
berkembang pada masa kepemimpinan Aji Raja Mahkota (1525-1600).

Penyebaran Islam dilakukan oleh seorang mubalig bernama Said Muhammad bin
Abdullah bin Abu Bakar al-Warsak. Kesultanan ini mencapai kejayaannya pada masa Aji Sultan
Muhammad Salehuddin (1780-1850) memerintah.Kesultanan Kutai mengalami kemunduran
setelah Aji Sultan Muhammad Salehuddin meninggal dunia.Peninggalan sejarah Kesultanan
Kutai berupa makam para sultan di Kutai Lama (dekat Anggana).

16) Kesultanan Pajang (abad ke-16).

Kesultanan Pajang merupakan kerjaan Islam pertama di pedalaman Jawa.Kesultanan ini


didirikan oleh Joko Tingkir pada 1546, setelah Trenggono, Sultan Demak, wafat.Joko Tingkir
atau Sultan Adiwijaya membawa pengaruh Islam dari wilayah pesisir ke wilayah pedalaman
Jawa.Kesultanan Pajang hanya bertahan selama 45 tahun karena dihancurkan oleh Kesultanan
Mataram pada 1618.Peninggalan Kesultanan Pajang berupa makam Pangeran Benowo.

17) Kesultanan Mataram (abad ke-16).


Kesultanan Mataram beridiri sejak 1582.Kesultanan ini berawal dari wilayah Kesultanan
Pajang yang dihadiahkan oleh Sultan Adiwijaya kepada Kiai Ageng Pamanahan.Sultan pertama
Mataram adalah Panembahan Senopati (1582-1601).

Puncak kekuasaan Kesultanan Mataram tercapai pada masa kepemimpinan Sultan Agung
(1613-1645).Kesultanan Mataram melemah setelah terjadi perpecahan wilayah akibat Perjanjian
Giyanti serta campur tangan pihak Belanda.Kesultanan Mataram selanjutnya terbagi menjadi
empat wilayah yaitu Kesultanan Yogyakarta, Pakualaman, Kasunanan Surakarta, dan
Mangkunegara. Peninggalan Kesultanan Mataram antara lain berupa pintu gerbang Masjid
Kotagede di Yogyakarta.

18) Kesultanan Palembang (abad ke-16).

Pada awalnya, Kesultanan Palembang termasuk dalam wilayah kekuasaan Kesultanan


Demak.Sultan pertama sekaligus pendiri Kesultanan ini adalah Ki Gendeng Suro (1539-
1572).Pengetahuan dan keilmuan Islam berkembang pesat dengan hadirnya ulama Arab yang
menetap di Palembang.Kesultanan Palembang menjadi bandar transit dan ekspor lada karena
letaknya yang strategis.Belanda kemudian menghapuskan Kesultanan Palembang setelah
berhasil mengalahkan Sultan Mahmud Badaruddin.Salatu satu peninggalan Palembang adalah
Masjid Agung Palembang yang didirikan pada masa kepemimpinan Sultan Abdur Rahman.

19) Kesultanan Bima (abad ke-17).

Kesultanan Bima adalah kerajaan Islam yang terletak di Pulau Sumbawa bagian timur.
Kerajaan Bima berubah menjadi kesultanan Islam pada 1620 setelah rajanya, La Ka'i, memeluk
agama Islam dan mengganti namanya menjadi Sultan Abdul Kahir. Pada masa pemerintahan
Sultan Abdul Khair Sirajuddin (1640-1682), Kesultanan Bima menjadi pusat penyebaran Islam
kedua di timur Nusantara setelah Makassar.Kesultanan Bima berakhir pada 1951, ketika
Muhammad Salahuddin, sultan terakhir, wafat. Peninggalan Kesultanan Bima antara lain berupa
kompleks istana yang dilengkapi dengan pintu lare-lare atau pintu gerbang kesultanan.

20) Kesultanan Siak Sri Indrapura (abad ke-18).

Siak Sri Indrapura adalah sebuah kesultanan Melayu, didirikan (1723) oleh Sultan Abdul
Jalil Rahmat Syah, dan penyebarab Islam di Sumatera Timur.Pusatnya adalah Desa Buantan,
kemudian pindah ke Siak Sir Indrapura (sekitar 90 km ke timur laut Pekanbaru).Wilayah
kekuasaan Siak Sri Indrapura meliputi Siak Asli, Bukit Batu, Merbau, Tebing Tinggi, Bangko,
Tanah Putih dan Pulau Bengkalis (Kabupaten Bengkalis); Tapung Kiri dan Tapung Kanan
(Kampar); Pekanbaru; dan sekitarnya. Istana bekas tempat tinggal dan pusat Kesultanan Siak Sri
Indrapura sampai sekarang masih berdiri dengan megah di pinggir Sungai Siak dan merupakan
salah satu objek pariwisata di daerah Riau.
G. Pengaruh Islam di Asia Tenggara[14]
Islam begitu berpengaruh di kawasan Asia Tenggara, adapun beberapa pengaruh Islam
adalah sebagai berikut:

a) Sistem Pemerintahan Negara


i. Wujudnya institusi kesultanan Islam di beberapa
ii. Ulama menjadi penasehat bagi Raja/sultan
iii. Islam sebagai agama resmi dan mayoritas.
iv. Undang-undang berlandaskan hukum Islam
v. Wujudnya semangat jihad
b) Sistem Pendidikan
i. Pendidikan Islam disampaikan kepada semua lapisan masyarakat
ii. Sekolah, pesantren, madrasah, dan Mesjid sebagai institusi pendidikan dan
Basis Islam
c) Cara hidup
i. Penggunaan Pakaian yang menutup aurat
ii. Mengamalkan konseppersaudaraan sesama Islam
iii. Persamaan taraf sesama manusia
iv. Sifat tolong-menolong, hormat menghormati, dan amalan bergotong-royong
d) Bahasa dan Kesusastraan
v. Bentuk tulisan Arab-Melayu
vi. Banyak istilah Arab digunakan dalam bahasa Melayu
vii. Hasil kesusasteraan Melayu terpengaruh dengan gaya dan tata bahasa
viii. Bentuk sastera Melayu dipengaruhi, bentuk sastera Islam
e) Kesenian
i. Seni pada batu nisan dan ukiran kayu
ii. Seni bangunan Islam mempengaruhi bentuk masjid, kubah, mimbar, mihrab
dan menara azan.
f) Ekonomi
i. Terbentuknya Institusi ekonomi Islam seperti baitulmal
ii. Amalan zakat dan sedekah
iii. Amalan riba, penindasan dan penipuan dilarang dalam perdagangan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Masuknya Islam ke Asia Tenggara


Para ahli berbeda pendapat mengenai dari mana asal penyebaran Islam di Asia Tenggara.
Maka ada 3 teori mengenai dari mana Islam itu dibawa, yaitu:

 kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Arab.


 Teori Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Cina.
 Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari India/Gujarat.

Demikian pula dengan waktu masuknya Islam ke kawasan Asia Tenggara, para ahli sejarah
pun berbeda pendapat. Ada yang mengatakan waktunya itu adalah abad ke-1 H/ke-7 M da nada
pula yang menyebut pada abad ke-13 M. Namun dalam hal ini kami ambil kesimpulan bahwa
agama Islam sudah masuk ke kawasan Asia Tenggara pada abad ke-1 H/7 M. Kemudian pada
abad-13 agama Islam berkembang pesat.

2. Cara-cara datang dan berkembangnya Islam di Asia Tenggara


Menurut Uka Tjandrasasmita[15], saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada
beberapa yaitu:

 Saluran Perdagangan
 Saluran Perkawinan
 Saluran Tasawuf
 Saluran Pendidikan
 Saluran Kesenian
 Saluran Politik

3. Tahap-tahap perkembangan Islam di Asia Tenggara


Adapun tahap-tahap perkembangan Islam di Asia Tenggara ada 3 tahapan:

 Kehadiran para pedagang Muslim (7 - 12 M)


 Terbentuknya Kerajaan Islam (13-16M)
 Pelembagaan Islam
 Perkembangan Islam di negara-negara Asia Tenggara
Perkembangan Islam di Asia Tenggara di setiap Negara ternyata berbeda, hal itu dikarenakan
perbedaaan kountur budaya, adat, pola pikir dan perekonomian masing-masing Negara.

B. Daftar Pustaka
1. al-‘Usairy, Ahmad. Sejarah Islam. Jakarta: AKBAR MEDIA.2012 (Penerjemah: Samson
Rahman).
2. Avendonk, C.V..Encyclopedia of Islam. Leiden: Britll Ltd, 1934.
3. Abdurrahman, Dudung. Sejarah Peraadaban Islam: dari masa klasik hingga modern.
Yogyakarta: Jurusan SPI fak. Adab Sunan Kalijaga bekerjasama dengan LESFI
Yogyakarta. 2003.
4. Hasjmi.Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.Jakarta: P.T. Al-Maarif,
1981. hlm. 375
5. Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam.Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008
6. Majalah Tauhid Edisi 2/Th. 1, Sya’ban 1433 H/Juli 2012 M.
7. http://nugrahagalih.wordpress.com/2012/09/27/muslim-di-asia-tenggara/
8. http://www.segenggam-harapan.com/2012/06/teori-masuknya-Islam-dan-
perkembangan.html
9. http://spistai.blogspot.com/2009/03/sejarah-peradaban-islam-di-asia.html
10. http://nugrahagalih.wordpress.com/2012/09/27/muslim-di-asia-tenggara/
11. http://akholilashari.blogspot.com/2011/04/islam-di-asia-tenggara.html
12. http://www.fiqhislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=68499:isla
m-di-nusantara-dibawa-dari-timur-tengah-bukan-dari-gujarat-&catid=144:sejarah-islam-
dunia&Itemid=361

Anda mungkin juga menyukai