Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mokamat Fiki Siyam Romandon

NIM : 18040254009

Kelas : 2018 A

Perkenalkan namaku Mokamat Fiki Siyam Romandon aku terlahir delapan belas
tahun yang lalu, tepatnya 19 Desember 1999 dari pasangan suami istri. Ayah saya adalah
kelahiran Lamongan dan Ibu saya Bojonegoro. Sudah bisa dilihat tentunya percampuran
lamongan dan bojonegoro menjadi setampan sekarang ini , pada masa kanak-kanak aku
sedikit agak nakal dengan seringnya menggunakan bahasa kasar-kasar khas surabaya.
bagaimana aku bisa menggunakan bahasa kasar surabaya sedangkan diriku sendiri dari
bojonegoro?, jawabannya tentu saja aku diajari oleh salah seorang kerabat. Ya namanaya juga
anak kecil pasti mudah terpengaruh.

Aku melanjutkan pendidikan dasarku di SDN Sidorejo. Saat masuk SD mulai


kusadari bahwa perkataan kasar tersebut kuranglah pantas, dan akhirnya aku mulai
meninggalkan kebiasaan buruk tersebut. Meskipun kebiasaaan buruk tersebut telah hilang
muncul lagi kebiasaan buruk baru yaitu menganggkat rok anak gadis. Tapi para anak gadis
yang kubuka roknya hanya menjerit saja dan tidak mengadukan kepada guru. Hahahaha,
sungguh polosnya mereka dulu (pikir saya dalam hati). Saat SD aku tergolong sebagai siswa
yang cerdas karena aku selalu masuk peringkat lima besar. Masa itu kecerdasan siswa
ditentukan dari peringkatnya termasuk ibuku menganggap hal tersebut. Setelah lulus dari SD
aku melanjutkan pendidikan SLTP ke MTS N 1 Bojonegoro. Sekolah madrasah, dulu aku
juga sempat bingung kenapa aku bisa berakhir di madrasah cukup sulit di ingat dan dicerna
juga masa itu. Di sekolah tersebut aku hanya menjadi murid standart dimana tidak pernah
membuat masalah, peringkat terbaik yang pernah saya dapat masa MTS ini adalah peringkat
8 itupun saya dapat dari semester 5 atau semester akhir.

Di SLTA lagi-lagi aku mimilih sekolah madrasah yakni MAN 2 Bojonegoro kali ini
aku tahu kenapa memilih MAN 2 berhubung jika mau masuk SMA dengan nilai yang
standart pasti akan ada masalah dan juga, aku tidak hanya ingin ilmu agama yang kudapatkan
di MTS percuma begitu saja maka dari itu aku memilih MAN karena disana aku juga bisa
mengembangkan ilmu agama yang kudapat.

Pada masa orientasi siswa kujumpai salah seorang gadis dikelasku dia memiliki mata
yang sipit sekali, kulihat dia nampak biasa saja kami berkenalan dan menjadi akrab dengan
cepat namanya Melania Saniatu Farkhah aku memanggilnya dengan nama hah dan ia
memanggilku syam. Hal ini terasa agak menyenangkan, setelah satu minggu berlalu aku
mulai menyadari kalau ada yang spesial tentang perasaanku padanya hanya dalam satu
minggu hatiku telah terjerat dalam genggamannya. (jika kupikir sekarang apa yang kurasakan
dulu bukanlah sebuah cinta melainkan sebuah nafsu sesaat saja) akupun mulai sering
berkirim pesan entah itu dari media online maupun pesan lewat hp. Aku mulai memberanikan
diriku untuk berkata bahwa aku mencintainya. Aku membuat video yang di dalamnya
berisikan tentang definisi cinta dan pada akhir video tersebut aku menyatakan perasaanku
bahwa aku mencintainya. Kemudian karena tidak ada balasan dari Hah akhirnya aku
menuliskan surat tentang perasaanku padanya yang kutitipkan lewat temannya. Suratku
dibalas dengan penolakan. Penolakannya menyatakan bahwa dia tidak ingin pacaran dan
fokus untuk sekolah. Cukup menyakitkan penolakannya memang, aku bahkan sampai tidak
nafsu makan selama tiga hari.

Waktu itu saat ulangan akhir semester satu kutahu secara tidak sengaja kalau Hah
sedang dekat dengan temanku sendiri. Tak lama setelah UAS mereka berpacaran. Bisa
dibayangkan saat itu perasaanku yang sudah kubangun lagi secara perlahan hancur kembali.
Sakit namun tak berdarah, sejak itu aku sudah tidak mempercayai cinta lagi karena masalah
ini peringkatku di semester satu anjlok dari tiga puluh enam siswa dikelasku aku peringkat
tujuh belas. Aku mulai bangkit di semester dua dengan menjadi peringkat delapan dan
puncaknya di semester tiga aku menjadi peringkat satu hal itu terus berlangsung sampai
semester enam.

Meskipun sudah ada di puncak dan berprestasi pula masih tetap kosong perasaan ini.
Ingin kupunya pacarr namun apa daya orang tua tak mengijinkan. Hingga ada gadis yang
mendekataiku dan dia bilang bahwa dia suka padaku. Namun kutolak dengan alasan aku
ingin fokus ke kuliahku dulu. Sebenarnya bukan itu juga alasanku menolaknya, aku hanya
menganggapnya sebagai teman dan adik kelas saja tidak lebih, dia adalah gadis yang manis
cantik tapi bukan tipeku, tipeku itu lebih mengarah kegadis orental.

Sata hal yang perlu diketahui tentang saya bukannya sombong bahwa semua guru dan
staff sekolah mengenal saya. Bahkan saya menjadi murid kesayangan guru yang mengajar
sejarah.

Anda mungkin juga menyukai