Bab Ii PDF
Bab Ii PDF
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Motivasi
berbuat sesuatu.
gerak jiwa dan raga untuk berbuat. Motif merupakan driving force (daya
alami, dan rangsangan internal yang muncul dari dalam diri pemimpin
untuk mengemban tugas pokok dan fungsi secara kreatif, efesien, produktif,
1
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,hlm.255.
2
Sudarwan Danim, Kepemimpinan Pendidikan Kepemimipinan Jenius (IQ +EQ) Etika,
Perilaku, Motivasi, dan Mitos,Alfabeta, Bandung, 2010, hlm.117.
15
16
Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri
sebagai berikut (a) Tekun menghadapi tugas, artinya dapat bekerja terus
3
Saefullah, Op . Cit, hlm.255
4
Yaslin Ilyas , Kiat Sukses Manajemen Tim Kerja, Gramedia, Jakarta, 2003, hlm. 49
17
menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai,
(b) Ulet menghadapi kesulitan, dapat diartikan dengan tidak lekas putus
amoral dan sebagainya), (d) Lebih senang bekerja mandiri, artinya, ulet
Cepat bosan pada tugas yang rutin (hal– hal yang bersifat mekanis,
terjebak pada sesuatu yang bersifat rutinitas dan mekanis, (f) Dapat
yang diyakini, artinya tidak mudah akan melepaskan hal yang diyakini
kalau sudah yakin dan dipandangnya sudah cukup rasional, (h) Senang
mencari dan memecahkan masalah soal - soal. Harus peka dan responsif
pemecahannya. 5
Jadi motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki
5
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2000, hlm.81
18
dewasa, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas yang rutin,
pekerjaaan yang sepadan dengan niat. Setiap bekerja tanpa niat tidak diakui.
keunggulan, dan mencurahkan waktu dan energi untuk bekerja. Kerja adalah
6
Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 97, Al-Qur’an Terjemah, Departemen Agama Republik
Indonesia, Jakarta, hlm. 417.
7
Saefullah, Op. Cit, hlm.255.
19
gerak jiwa dan raga yang menggerakkan manusia berbuat untuk mancapai
(c) Apakah mereka dapat merasa bangga menjadi bagian dari perusahaan
Sebagai energi atau motor penggerak bagi manusia, seperti halnya bahan
antara dua atau lebih kegiatan yang bertentangan, (3) Merupakan pengatur
giat dan antusias untuk mencapai hasil yang diinginkan secara maksimal.
8
Didin Kurniadin & Imam Machali, Didin Kurniadin & Imam Machali, Manajemen
Pendidikan Konsep & Prinsip Pengelolaan Pendidikan , Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, hlm. 337
9
Didin Kurniadin & Imam Machali, Op. Cit, hlm. 337.
20
3. Teori Motivasi
bekerja dengan baik bila diberi kesempatan dan dorongan yang tepat.
tepat akan dapat menumbuhkan semangat dan kerja keras bawahan untuk
10
Didin Kurniadin & Imam Machali, Ibid, hlm. 337.
11
Sondang P. Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya, Bumi Aksara, Jakarta, 1990.
12
Sondang P. Siagian, OP.Cit, hlm. 287
21
kebutuhan yang lebih tinggi segera menjadi kebutuhan baru yang harus
dicapai.13
13
Didin Kurniadin & Imam Machali, Op.Cit, hlm. 330
14
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek, dan Riset pendidikan, Bumi Aksara,
Jakarta, hlm. 281
15
Saefullah, Op. Cit. hlm.263
22
berikut:
16
Husaini Usman, Op Cit, hlm. 282
17
Didin Kurniadin & Imam Machli, Op. Cit, hlm. 339.
23
tahun.
18
Dale. H. Schunk. Learning Theories : An Educational Perpective. Fifth Edition.
Pearson International Edition. 2009
24
19
Husaini Usman, Op. Cit, hlm. 282
20
Dale. H. Schunk. Op.Cit. 2009
25
Jika siswa takut bahwa mungkin secara fisik mereka dirugikan atau
21
Husaini Usman, Op. Cit, hlm. 283
26
22
Dale. H. Schunk. Op.Cit, 2009
27
memenuhi aturan, seperti jika ingin dihargai orang lain, maka kita
23
Husaini Usman, Op. Cit, hlm. 284
28
untuk memenuhinya.24
24
Husaini Usman, Op. Cit, hlm. 284
25
Didin Kurniadin & Imam Machali. Op.Cit, hlm.330-340
29
1). Teori X
maju.27
2). Teori Y.
26
Husaini Usman, Op. Cit, hlm. 287
27
Didin Kurniadin & Imam Machali, Op.Cit, hlm.341.
30
karakter guru yang berbeda - beda dan rasa tanggung jawab yang
28
Didin Kurniadin & Imam Machali, Op.Cit, hlm.341
29
Didin Kurniadin & Imam Machali, Ibid, hlm.342.
31
bekerja sesuai visi, misi, dan tujuan pendidikan. Hal ini dapat
4. Mengajar
30
Syamsul Ma’arif, Guru Profesional Harapan dan Kenyataan,Semarang, Need’s Press,
2012. hlm. 28.
31
Sardiman A.M, Op. Cit, him. 45
32
“mendidik”.32
didik secara utuh, baik matra kognitif, psikomotorik maupun afektif, agar
32
Sardiman A.M, Op. Cit, hlm. 51.
33
Sardiman A.M, Ibid, hlm. 51.
33
sebagai pribadi.
menengah.34
34
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
35
Team Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PT Media Pustaka Phoenix,
Jakarta Selatan, 2008, hlm. 300.
34
dan akhlak anak didik yang dapat membawa perubahan tingkah laku
motivasi juga ditentukan oleh faktor intern yang melekat pada diri setiap
36
Syamsul Ma’arif, Op. Cit,. hlm.40
37
Saefullah, Op. Cit, hlm. 258.
35
guru ada dua, yaitu faktor ekstern (faktor yang berasal dari luar diri
seseorang) dan faktor ekstern (faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang).
1. Pengertian Kepemimpinan
memiliki satu makna sehingga disebut sinonim atau murodif, sehingga kita
bisa menggunakan salah satu dari kata tersebut untuk menerjemahkan kata
38
Didin Kurniadin & Imam Machali, Op. Cit, hlm, 333
39
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelola Lembaga
Pendidikan Islam, Erlangga, Malang, 2007,hlm.268.
40
Hendyat Soetopo, Perilaku Organisasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung , 2012, hlm.
210 .
36
lembaga, tetapi posisi pemimpin masih merupakan faktor yang paling kuat
Islam43.
lainnya. Posisi pemimpin masih merupakan faktor yang paling kuat dan
41
Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya Mutu ,UIN-
Maliki Press, Malang , 2010. hlm 1.
42
K. Permadi, Pemimpin dan Kepemimpinan dalam manajemen, Rineka Cipta, Jakarta,
1996, hlm . 10
43
Mujamil Qomar, Op .Cit, hlm.273.
37
berbunyi:
dapat memberikan pengaruh kepada staf agar mereka bekerja secara suka
44
Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 30, Al-Qur’an Terjemah, Departemen Agama Republik
Indonesia,Jakarta,hlm.13.
45
Hendyat Soetopo, Op. Cit, hlm.211.
46
Baharudin & umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Islam Antara Teori & Praktik,Ar-
Ruzz Media, Yogyakarta, 2012, hlm. 434.
38
kelompok.
2. Teori-Teori Kepemimpinan.
dilahirkan sebagai pemimpin dan bukan karena dibuat atau dididik untuk
itu (leaders were borned and not made). Teori ini banyak ditentang oleh
para ahli karena bakat seseorang sangat tipis jika berkaitan dengan
kepemimpinan.47
sifat- sifat yang ada pada seseorang tetapi justru yang lebih penting
adalah dipengaruhi oleh sifat - sifat dan ciri - ciri kelompok yang
47
Saefullah, Op. Cit, hlm.159.
39
dipimpinnya. Akan tetapi, ketika ketika kiai itu menjadi kepala desa di
karena mereka bukan santri, dan semua kalangan meminta agar kyai itu
hal sebagai berikut (1) bakat, turunan, dan kecerdasan yang alamiah,
Jadi pada awalnya, bakat alami sudah ada dalam diri manusia,
48
Saefullah, Op. Cit, hlm 160.
49
Saefullah, Ibid, hlm.160.
50
Saefullah, Ibid, hlm. 161.
51
Saefullah, Ibid, hlm. 161.
40
oleh kemampuan atau sifat- sifat yang ada pada seseorang tetapi justru
yang lebih penting dipengaruhi oleh sifat - sifat dan ciri - ciri kelompok
3. Fungsi Kepemimpinan
a. Fungsi Instruktif.
52
Saefullah, Op. Cit , hlm. 162.
41
b. Fungsi Konsultatif
c. Fungsi Partisipasi.
melaksanakannya.55
d. Fungsi Delegasi.
53
Baharudin & Umiarso , Op. Cit, hlm. 439.
54
Baharudin & Umiarso, Ibid, hlm. 439.
55
Baharudin & Umiarso, Ibid, hlm. 439
42
e. Fungsi Pengendalian.
4. Gaya Kepemimpinan.
gerak gerik yang bagus, kekuatan, dan kesanggupan untuk berbuat baik.
56
Baharudin & Umiarso, Op. Cit, hlm.439
57
Baharudin & Umiarso, Ibid, hlm.439.
43
perilaku dan strategi yang sering disukai dan sering diterapkan oleh
seorang pemimpin.58
58
Didin Kurniadin & Imam Machali, Op. Cit, hlm, 301.
59
Didin Kurniadin & Imam Machali, Ibid, hlm, 302.
44
menaruh perhatian yang besar dan memiliki keinginan yang kuat, agar
laku, sikap yang elok, gerak gerik yang bagus, kekuatan, dan
empat:
60
Miftah Thoha, Pembinaan Organisasi Proses Diagnosa dan Intervensi, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm 56.
45
bodo).
61
Hendyat Soetopo, Op. Cit, hlm.214.
62
Hendyat Soetopo, Ibid, hlm.215.
46
manipulatif.
63
Hendyat Soetopo, Op. Cit, hlm.216
64
Hendyat Soetopo, Ibid, hlm.216.
47
berarti belajar. Jadi, madrasah berarti tempat belajar bagi siswa atau
diartikan dalam arti sempit, tetapi bisa juga dimaknai rumah, istana,
kuttab, perpustakaan, surau, masjid, dan lain - lain. Bahkan juga seorang
menulis dan membaca Al-Qur,an serta dasar - dasar agama Islam kepada
65
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2009,
hlm .120.
48
sehingga terciptalah hubungan dan kerja sama yang baik dan harmonis,
Sudah barang tentu dengan terciptanya suasana kerja yang sehat ini baik
guru , tata usaha dan kepala sekolah bekerja dengan kegembiraan dan
ibarat sopir bagi sebuah bus. Dialah yang menentukan arah perjalanan
66
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan
Perkembangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999, hlm. 161.
67
Hendyat Soetopo, Op. Cit, hlm.215.
49
kepadanya.68
demokratis dianggap yang terbaik. Hal ini karena tipe kepemimpinan ini
68
Arief Furhan, Transformasi Pendidikan Islam Di Indonesia Anatomi Keberadaan
Madrasah dan PTAI, Gama Media, Yogyakarta, 2004, hlm. 67.
69
Saifullah, Op. Cit, hlm.171
50
70
Baharudin & Umiarso, Op . Cit, hlm.441
71
Baharudin & Umiarso, Ibid, hlm. 442
72
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Di Sekolah, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2004, hlm.
189.
51
keputusan.
C. Komite Madrasah
73
Hendyat Soetopo, Op. Cit, hlm.216.
52
Madrasah, Komite TK. Atau nama lain yang sesuai dengan criteria
anaknya.75
74
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 2011, hlm. 193
75
Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Alfabeta,
Bandung, 2013, hlm.245
53
komite sekolah adalah perubahan nama dari BP3 dan pada umumnya baru
Ketua
Sekretaris Bendahara
3.Mutu pembelajaran
dapat mengambil sikap untuk melakukan tindakan dan kapan pula harus
76
Syaiful Sagala, Op. Cit, hlm.240.
54
dengan aturan yang berlaku, bukan berjalan menurut selera orang - orang
dokumen ini dibahas visi dan misi sekolah, analisis posisi untuk
77
Syaiful Sagala, Op. Cit, hlm. 241.
78
Made Pidarta, Op. Cit, hlm. 194
55
anggarannya.80
79
Syaiful Sagala, Op.Cit, hlm.241
80
Syaiful Sagala, Ibid, hlm.241
81
Syaiful Sagala, Ibid, hlm.241
56
menyertainya.84
82
Syaiful Sagala, Op.Cit, hlm.241.
83
Syaiful Sagala, Ibid, hlm.241.
84
Syaiful Sagala, Ibid, hlm.241.
57
85
Syaiful Sagala, Op.Cit, hlm.241.
86
Syaiful Sagala, Ibid, hlm.251
58
sekolah.87
pendidikan.88
maupun sekolah , yaitu apa saja kebutuhan sekolah, dan apa saja
sekolah.89
yaitu koordinator dan fasilitator. Oleh karena itu fungsi dewan sekolah
87
Syaiful Sagala, Op. Cit, hlm.251.
88
Syaiful Sagala, Ibid, hlm.251
89
Syaiful Sagala, Ibid, hlm.251.
59
peserta didik yang mandiri dan berbudaya. Lembaga terkait lainnya jaringan
bahwa tugas dan fungsi Dewan Sekolah / komite sekolah antara lain (1)
Jadi tugas dan fungsi Dewan Sekolah / komite sekolah antara lain (1)
90
Syaiful Sagala, Op. Cit, hlm. 245.
91
Syaiful Sagala, Ibid, hlm. 245.
60
pada tingkat satuan pendidikan atau sekolah sebagai wadah bagi masyarakat
diinginkan, dan hal lain yang relevan dengan fungsi tugas masing- masing.
tenaga kependidikan.92
92
Syaiful Sagala,Op. Cit, hlm. 246
93
Syaiful Sagala, Ibid , hlm. 247.
62
D. Penelitian Terdahulu
sekolah, komite sekolah dan kompetensi guru secara bersama – sama terhadap
kepala sekolah secara bersama – sama terhadap kinerja guru di SMA Negeri 7
Purworejo.
kinerja guru merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Oleh karena itu, kinerja guru perlu mendapat perhatian dan
dukungan yang serius dari berbagai pihak, khususnya komponen sumber daya
sekolah.
63
kinerja guru yang berimplikasi kepada meningkatnya hasil belajar peserta didik.
perbedaan antara penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dengan
atas meneliti tentang pengaruh kepala sekolah dan kompetensi guru terhadap
dalam kepemimpinan yang diterapkan kurang fokus pada salah satu gaya
64
mendorong gairah kerja, dan produktifitas kerja bawahan yang tinggi, agar
pimpinan, dan situasi yang ada. Jadi pada masing - masing gaya
tesis ini akan lebih menekankan pada bentuk Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Mengajar Guru.
94
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
Alfabeta, Bandung, 2007, hlm. 91
65
organisasinya.96
satuan pendidikan.97
95
Saefullah, Op. Cit, hlm. 258.
96
Baharudin & Umiarso, Op . Cit, hlm.305
97
Syaiful Sagala, Op. Cit, hlm. 240
66
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau juga salah, dia
akan ditolak jika salah dan akan diterima jika ada fakta-fakta yang
motivasi yang baik dalam mengajar akan menunjukkan hasil yang baik
pula. Dengan kata lain, bahwa seorang guru yang mengajar akan dapat
98
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,
Jakarta, 2006, halm. 58
67
2015.
2015.