Buatlah ringkasan proses produksi bahan kimia yang melibatkan reaksi kesetimbangan
termasuk metode optimasi yang dilakukan, antara lain: industri pembuatan asam sulfat, asam nitrat,
ammoniak, urea, syn-gas, kapur (CaCO3) dan etanol dari reaksi etena dengan air.
b) Asam sulfida yang terjadi kemudian diserap dan dihilangkan dengan mengalirkannya
melalui oksida dari logam seng sehingga terbentuk senyawa Seng Sulfida (ZnS) dan uap
air.
g) Untuk dapat menghasilkan amonia sebagai produk akhir, hidrogen yang sudah dihasilkan
kemudian direaksikan dengan nitrogen yang berasal dari udara bebas menghasilkan
amonia cair. Tahapan ini dikenal dengan loop sintesis amonia yang juga dikenal dengan
proses Haber-Bosch.
a) Sintesis di Reactor
Mereaksikan NH3 cair dan CO2 gas membentuk Ammonium Carbamat
(NH2COONH4) diikuti dehidrasi Ammonium Carbamat menjadi Urea (NH2CONH2).
Reaksinya : Pembentukan Ammonium Carbamat dan Dehidrasi Ammonium Carbamat
b) Stripper
Produk Reaktor (Urea cair, CO2, Ammonium Carbamat, dan kelebihan NH3)
dimasukkan ke dalam Stripper, untuk melepaskan gas-gas yang terlarut. Selanjutnya produk
dialirkan ke Dekomposer sehingga Amonium Karbamat terurai menjadi CO2 dan NH3 yang
kemudian akan diserap dalam Absorber. Reaksi yang terjadi
Urea yang keluar dari Dekomposer dialirkan ke dalam Concentrator untuk dipekatkan
menjadi slurry. Setelah itu slurry dialirkan ke dalam Prilling Tower sehingga diperoleh Urea
dalam bentuk butiran.
c) Decomposer
Memisahkan Ammonium Carbamat dan excess NH3 dari larutan Urea dengan
pemanasan dan penurunan tekanan. Reaksinya :
d) Absorber
Menyerap gas NH3 dan CO2 dari Decomposer dalam air dan larutan Carbamat untuk
dikembalikan ke reaktor. Reaksinya :
e) Concentrator
Memekatkan larutan Urea sampai 99,7% dengan Vacuum Evaporator.
f) Prilling
Membentuk butiran Urea (Urea Prill) dengan jalan di-spray-kan dari atas menara Prilling
kemudian didinginkan dan dipadatkan dengan alat Fluidizing Cooler.
Dari persamaan kesetimbangan, dapat dilihat bahwa konversi bahan baku untuk
ethanol disukai oleh suhu rendah, tekanan tinggi dan konsentrasi uap tinggi. Untuk
mencapai laju reaksi diterima, suhu 500 K digunakan dengan adanya katalis.
Meningkatkan tekanan mendorong reaksi ke sisi produk, tetapi juga menyebabkan
polimerisasi etena.Dalam prakteknya, proses ini umumnya dioperasikan di bawah
tekanan 60-70 atm.
Konversi etena lebih tinggi dapat diperoleh dengan menggunakan air berlebih (steam).
Tapi pada tekanan tinggi katalis mengambil air, aktivitas turun dan larut. Rasio mol air: etena
sekitar 0,6: 1 yang biasa digunakan. Perawatan teratur dilaksanakan untuk meminimalkan emisi
etanol dari pabrik, bersama-sama dengan sejumlah kecil oleh-produk yang dihasilkan, terutama
etanal (asetaldehida) dan dietil eter. Pekerjaan yang cukup sedang dilakukan untuk meningkatkan
katalis sehingga suhu tungku dapat dikurangi. Ini berarti bahwa lebih sedikit bahan bakar akan
digunakan untuk memanaskan tungku, dan posisi kesetimbangan akan ‘bergeser’ untuk
mendukung produk. Dengan kondisi di atas, konversi sekitar 5% per lulus diperoleh. Untuk
mendapatkan hasil 95% tercapai, eten yang tidak bereaksi dipisahkan dari produk cair dan daur
ulang. Produk tersebut mengandung proporsi yang tinggi air dan suling untuk menghasilkan 95%
(b / b) larutan etanol.
7. Industry Pembuatan Syn-Gas
Gas sintesis (synthetic gas / syngas) merupakan gas yang diperoleh dari suatu
proses, misalnya dari proses penyulingan minyak bumi atau dari proses gasifikasi batubara.
Gas sintesis yang diperoleh merupakan bahan antara atau intermediate material pada
pembuatan ammonia dan karbondioksida merupakan hasil sampingnya yang digunakan
dalam proses pembutan pupuk. Gas sintesis terdiri dari beberapa senyawa kimia, yakni
Hidrogen (H2) 56,4%, Nitrogen (N2) 33,1%, Metana (CH4) 7,1%, Uap air (H2O) 1,7%,
Karbon monoksida (CO) 1,3% dan Karbon dioksida (CO2) 0,4% (Subekti, 2005) dalam Sirait
dan Erika (2005). Pembuatan gas sintesis dapat juga berasal dari gas alam.
Proses pembuatan gas sintesis terdiri dari: proses steam reforming, oksidasi parsial, CO2
reforming
1. Steam reforming
Gas alam sekarang menjadi bahan baku dominan dengan steam reforming sebagai
metode dasar yang digunakan industri dalam pembuatan gas sintesis (dan hidrogen).
Steam reforming merupakan reaksi endotermis antara gas alam (metana) dengan
steam menghasilkan hidrogen dan karbon monoksida, yang disebut juga gas sintesis
(syngas).
CH4 + H2O CO + 3H2 H298 = +206 kJmol-1
Secara tipikal, reaksi ini berlangsung pada suhu antara 700 dan 850C, tekanan
antara 3 dan 25 bar, dan menggunakan katalis berbasis Ni. Karena steam reforming
gas alam memiliki rasio H2/CO tinggi (stoikhiometri H2/CO = 3), maka reaksi ini bisa
dikatakan ideal untuk mendapatkan aliran gas hidrogen dengan kemurnian tinggi dari
produk syngas .
Steam reforming, yaitu reaksi antara gas alam (metana) dengan steam yang
bersifat sangat endotermis (206 kJ/mol), menghasilkan karbon monoksida (CO) dan
hidrogenatau sebutan lain water gas(H2).
CH4 + H2O CO + 3H2 H298 = +206 kJmol-1
Selanjutnya, dalam meningkatkan konsentrasi H2 dalam campuran produk, steam
ditambahkan sehingga terjadi reaksi water gas shift/WGS (2) (en.wikipedia.org).
Dalam industri, penyesuaian rasio H2/CO berdasarkan reaksi WGS.
CO + H2O CO2 + H2 H298 = -41 kJmol-1
Kelemahan reaksi steam reforming ini, ialah adanya penggabungan reaksi WGS
sebagai penyesuaian rasio H2/CO akan menambah banyak biaya dan proses
keseluruhan menjadi lebih mahal. Selain itu, agar konversi metana lebih besar
membutuhkan lebih banyak panas/energi. Panas/energi yang tersedia berasal dari
pembakaran feedstock gas alam yang baru masuk ( 25%) atau dari pembakaran gas
buang (purge gas) (Barelli et al., 2008; Ogden, 1999)(dalam Fidalgo & Menéndez,
2013). Oleh karena itu, terdapat pengurangan jumlah CO2 yang besar, antara 0,35
hingga 0,42 m3 CO2 per m3 H2 terproduksi, disebabkan oleh baik reaksi maupun
kebutuhan panas/energi.
Secara umum, proses steam reforming dapat digambarkan dalam blok diagram
berikut :
CO2
Salam Pendidikan